Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Ni Putu Diah Natalia D
01.208.5731
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
NIM
Fakultas
Universitas
Tingkat
Bagian
Judul
Pembimbing
I. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien
Umur
Jenis kelamin
Agama
Suku
Alamat
: An. A
: 4 tahun
: Laki-laki
: Islam
: Jawa
: Tanubayan 5/9 bintoro, Demak
Nama ayah
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
: Tn. A
: 33 tahun
: karyawan PT. Saniharto Enggalhardjo
: Sarjana
Nama ibu
: Ny. N
Umur
: 28 tahun
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Pendidikan
: SMA
Bangsal
: Dahlia
No. CM
: 03.46.82
Masuk Ruang Bangsal: 20 Agustus 2013 jam 12.30
: mata kuning
Perkembangan
- Anak mulai tersenyum spontan umur 1 bulan
BCG
: 1x, ibu lupa umur berapa
Polio
: 4x, umur 0, selanjutnya ibu lupa
DPT
: 3x, ibu lupa umur berapa
Campak
: 1x, umur 9 bulan
Kesan : Riwayat imunisasi dasar lengkap ada bukti KMS.
Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai karyawan PT. Saniharto Enggalhardjo.
Menanggung 1 istri dan 1 orang anak. Ibu pasien adalah seorang ibu
rumah tangga. Biaya pengobatan ditanggung Jamsostek.
Kesan : sosial ekonomi cukup
Data Keluarga
5
Ayah
1
Ibu
1
33 tahun
Sehat
28 tahun
Sehat
Perkawinan
Umur
Keadaan
2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 20 Agustus 2013, pukul 12.30 WIB
di ruang bangsal dahlia kelas II. Anak laki-laki usia 4 tahun, berat badan
16 kg, panjang badan 106 cm.
keadaan umum
: Composmentis,ikterik,lemah
Tanda vital
Nadi
Pernapasan
Suhu
Status gizi
BB: 16 kg
TB: 106 cm
Pemeriksaan status gizi ( Z score ) :
WAZ = BB median = 16- 16,4= - 0,2 ( berat badan normal )
SD
1,90
HAZ = TB median = 106 101,7 = 1,02 ( normal )
SD
4,20
WHZ = BB median = 17 23,0 = -0,9( Normal )
SD
12,2
Kesan status gizi: normal
Status Generalis
Kepala
Mesocephal, rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut.
Mata
pupil bulat, isokor, 3 mm, refleks cahaya (+/+) normal, kornea
jernih, sklera ikterik (+/+), konjungtiva anemis (-/-)
Hidung
bentuk normal, napas cuping hidung (-/-), sekret (+/+)
Telinga
bentuk normal, bila dilipat cepat membalik, discharge (-/-)
Mulut
6
Genitalia
Laki-laki, ambigous (-)
Anorektal
Anus (+)
Ekstremitas
Superior
Inferior
Deformitas
- /-
- /-
Akral dingin
- /-
- /-
Akral sianosis
- /-
- /7
Ikterik
-/-
Capillary refill
< 2 detik
3.
-/< 2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Aspek
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
SGOT
SGPT
Bilirubin
Direk
Indirek
Total
Widal
TYO
TYH
Hasil Lab
(tanggal 20/08/13)
11,8 gr%
35
10.300 u/l
402.000 u/l
220 u/l
107 u/l
0,9
0,1
1,0
1/100
1/200
i. Data Anamnesis
a. Mata tampak kuning
b. Nyeri perut kanan atas
c. BAK berwarna seperti air teh
d. Badan panas
e. Muntah
f. Ayah pasien pernah yang menderita penyakit kuning
ii. Data Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: tampak lemah, tampak ikterik
b. Mata: sklera ikterik (+/+)
c. Hepatomegali
d. Nyeri tekan epigastrium
8
V. DIAGNOSIS
1. Hepatitis A
2. Status gizi baik
VI. TERAPI
Medikamentosa
- Inf. RL 18 tpm
- Inj. Cefotaxim 3x400 mg
- Inj. Ondan 3 x Ampul (bila muntah)
- P.O. PCT 3x1 cth
Curcuma syr 3x1 cth
Diet nasi lembek
VII. PROGRAM
Evaluasi keadaan umum dan tanda vital
Program cek DR, SGOT dan SGPT, IgG, IgM, Anti HAV.
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
IX. USUL
9
X. EDUKASI
o Istirahat yang cukup
o Mengurangi kebiasaan jajan dan makan di luar rumah
o
o
o
o
o
o
XI. FOLLOW UP
20 Agustus 2013
Demam (-)
Mata kuning(+)
Nyeri perut (+)
BAK seperti air teh
Mual (+) Muntah (-)
Batuk (+)
Pilek (+)
21 agustus 2013
Demam (-)
Mata kuning (+)
Nyeri perut (-)
BAK seperti air the (-)
Mual (-) Muntah (-)
Batuk (+)
Pilek (+)
TTV
T: 36,20C
N: 110 x/menit
RR: 24 x/menit
PF
Keluhan
T: 36,80C
N: 72 x/menit
RR: 21 x/menit
22 agustus 2013
Panas (-)
Mata kuning (+)
Nyeri perut (-)
BAK seperti air teh
(-)
Mual (-) Muntah (-)
Batuk (+)
Pilek (+)
T: 36,40C
N: 120 x/menit
RR: 24 x/menit
23 agustus 2013
Panas (-)
Mata kuning (+)
Nyeri perut (+)
BAK seperti air teh
(-)
Mual (-) Muntah (-)
Batuk (+)
Pilek (-)
T: 36,20C
N: 107 x/menit
RR: 20 x/menit
10
PP
Hb: 11,8
Leukosit : 10.300
Trombosit : 402.000
Ht : 35
SGOT: 220
SGPT: 107
Bilirubin direct :0,9
Bilirubin indirect : 0,1
Bilirubin total : 1,0
Widal TYO : 1/100
Widal TYH : 1/200
HbsAg(-)
Diagnosis
Terapi
Keluhan
Hepatitis A dalam
perbaikan
ISPA
Inf. RL 18 tpm
Inf. RL 18 tpm
Inf. RL 18 tpm
(makro)
(makro)
(makro)
Inj. Cefotaxim 3x400 Inj. Cefotaxim 3x400
Inj. Cefotaxim 3x400
mg
mg
mg
Inj. Ondancetron 3x
Inj. Ondancetron 3x
Inj. Ondancetron 3x
amp
amp
amp
Paracetamol syrup 3x1 Paracetamol syrup 3x1 Paracetamol syrup
cth (prn)
cth (prn)
3x1 cth (prn)
Curcuma syr 3x1 C
Curcuma syr 3x1 C
Curcuma syr 3x1 C
Ambroxol 3 x cth
Ambroxol 3 x cth
Urdafalk 2x200 mg
Urdafalk 2x200 mg
24 agustus 2013
Demam (-)
Mata kuning(+)
Nyeri perut (-)
BAK seperti air teh(-)
Mual (-) Muntah (-)
Batuk (+)
Pilek (-)
Suspek Hepatits A
ISPA
25 agustus 2013
Demam (-)
Mata kuning (+)
Nyeri perut (-)
BAK seperti air teh(-)
Mual (-) Muntah (-)
Batuk (+)
Pilek (-)
11
26 agustus 2013
Demam (-)
Mata kuning (+)
Nyeri perut (-)
BAK seperti air teh
(-)
Mual (-) Muntah (-)
Batuk (+)
Pilek (-)
Hepatitis A dalam
perbaikan
Inf. RL 18 tpm
(makro)
Inj. Cefotaxim
3x400 mg
Inj. Ondancetron
3x amp
Paracetamol syrup
3x1 cth (prn)
Curcuma syr 3x1 C
Ambroxol 3 x
cth
Urdafalk 2x200 mg
TTV
PF
T: 36,80C
N: 102 x/menit
RR: 26 x/menit
Ku: CM, lemah,
ikterik
Mata: sklera ikterik +/
+
Abd: hepatomegali
T: 36,20C
N: 107 x/menit
RR: 26 x/menit
Ku: CM, lemah
Mata: sklera ikterik +/
+
Abd: hepatomegali
T: 36,40C
N: 100 x/menit
RR: 24 x/menit
Ku: CM, baik
Mata: sklera ikterik
-/Abd: hepatomegali
Hepatits A dalam
perbaikan
Inf. RL 18 tpm
(makro)
Inj. Cefotaxim 3x400
mg
Inj. Ondancetron 3x
amp
Paracetamol syrup
3x1 cth (prn)
Curcuma syr 3x1 C
Ambroxol 3 x cth
Urdafalk 2x200 mg
SGOT: 41
SGPT: 78
Hepatitis A dalam
perbaikan
Inf. RL 18 tpm
(makro)
Inj. Cefotaxim 3x400
mg
Inj. Ondancetron 3x
amp
Paracetamol syrup
3x1 cth (prn)
Curcuma syr 3x1 C
Ambroxol 3 x cth
Urdafalk 2x200 mg
PP
Diangnosis
Terapi
Hepatitis A dalam
perbaikan
Inf. RL 18 tpm
(makro)
Inj. Cefotaxim 3x400
mg
Inj. Ondancetron 3x
amp
Paracetamol syrup
3x1 cth (prn)
Curcuma syr 3x1 C
Ambroxol 3 x cth
Urdafalk 2x200 mg
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HEPATITIS A
A. Definisi
Hepatitis adalah proses peradangan difus jaringan hepar yang disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh toksin obat-obatan maupun bahan kimia.
Dikatakan akut apabila inflamasi hepar yang berlangsung selama kurang
dari 6 bulan, dan kronis apabila hepatitis yang tetap bertahan selama lebih
dari 6 bulan. Keadaan kronis pada anak-anak lebih sukar dirumuskan
karena perjalanan penyakitnya lebih ringan daripada orang dewasa.(1)
Hepatitis A adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus HAV
B. Epidemiologi
Karakteristik epidemiologi infeksi terbagi atas (2)
a. Variasi musim dan geografi
Didaerah dengan 4 musim, infeksi VHA terjadi secara epidemic
musimanyang puncaknyabiasanya terjadi pada akhir musim semi dan
awal musim dingin. Di daerah tropis, puncak insidenyang pernah
dilaporkan cenderung untuk terjadi selama musim hujan dan pola
epidemiksiklikberulang setiap 5-10 tahun sekali.
b. Usia insiden
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi VHA tetapi
di banyak Negara EropaUtara dan Amerika Utara ternyata sebagian kasus
terjadi pada orang dewasa. Disini,higienitaslingkungan juga sangat
berpengarus terhadap terpaparnya seseorang dengan VHA, sehinggalebih
dari 75 % anak dari berbagai Negara di benua Asia, Afrika, India,
beberapa Negaramediterania dan Afrika Selatan menunjukan sudah
memiliki antibody anti-HAV pada usia 5tahun.
c. Kelompok resiko tinggi
13
C. Etiologi
Secara umum agen penyebab hepatitis virus terbagi dalam dua grup yaitu
hepatitis dengan transmisi secara enterik dan transmisi melalui darah.
Agen penyebab hepatitis A (HAV) inidapat bertransmisi secara enterik
dengan virus tanpa selubung, tahan terhadap cairan empedu,ditemukan
ditinja, tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik, dan tidak terjadi
viremiayang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal.
AV digolongkan dalam picornavirus, subklasifikasi sebagai hepatovirus
dengan diameter27-28 nm bentuk kubus simetrik. Terdapat RNA untai
tunggal linier: 7,5 kb. Pada manusiaterdiri atas satu serotipe, tiga atau
lebih genotipe. Mengandung lokasi netralisasiimunodominan tunggal,
mengandung tiga atau empat polipeptida virion di kapsomer,replikasinya
di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi, tidak terdapat bukti nyata adanya
infeksidi usus. Virus ini juga menyebar pada primata non manusia dan
galur sel manusia.(3)
14
E. Gejala klinis
Pada fase akut hepatitis A umumnya 90% asimtomatik atau bentuk ringan
dan hanya sekitar 1% yang timbul ikterus. Pada anak seringkali
asimtomatik dan anikterik.(5)
Perjalanan klinik hepatitis virus akut dapat dibedakan dalam 4 stadium:
(2)
a. Masa tunas
Lama viremia pada hepatitis A 2-4 minggu
b. Fase pre-ikterik
Keluhan umumnya tidak spesifik, dapat berlangsung 2-7 hari
c. Fase ikterik
15
Fase ini pada awalnya disadari oleh penderita, biasanya setelah demam
turun penderita menyadari bahwa urinenya berwarna kuning pekat seperti
air teh, ataupun tanda disadari orang lain yang melihat sklera dan kulitnya
berwarna kekuning-kuningan. Pada fase ini kuningnya akan meningkat,
menetap, kemudian menurun secara perlahan-lahan, hal ini bisa
berlangsung 10-14 hari.
d. Fase penyembuhan
Dimulai dengan menghilangnya gejala diatas, ikterik mulai menghilang,
penderita merasa segar kembali walau mungkin merasa cepat lelah.
Umumnya masa penyembuhan sempurna secara klinis dan biokimia
memerlukan waktu sekitar 6 bulan.
Gejala
Kuning
40-80
68-94
Lelah/ lemah
52-91
42-90
37-68
52-58
32-73
Demam
28-73
Sakit kepala
26-73
11-40
Nyeri otot
15-52
Diare
16-25
Rasa
tidak
ditenggorokan
nyaman
0-20
F. Diagnosis (2)
1. Anamnesis: gejala prodormal, riwayat kontak
2. Pemeriksaa fisik
-
Ikterik
16
Hepatomegali
3. Pemeriksaan penunjang
-tes fungsi hati (bilirubin, SGOT, SGPT, GGT, fosfarase alkali
- tes serologi anti-HAV
H. Penatalaksanaan
Pada dasarnya pentalaksanaan infeksi virus hepatitis A sama dengan
hepatitis lainnya yaitu bersifat suportif, tidak ada yang spesifik.(2)
1. Tirah baring
Terutama pada fase awal dari penyakitnya
2. Diet
Makanan tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak untuk pasien
dengan anorexia dana nausea
3. Simptomatik
Pemberian obat-obatan terutama untuk mengurangi keluhan
Misalnya tablet antipiretik parcetamol untuk demam, sakit kepala, nyeri
otot, nyeri sendi
Food suplement
4. Perawatan di rumah sakit
Terutama pada pasien dengan sakit berat, muntah yang terus menerus
sehingga memerlukan pemberian cairan parenteral.(6)
17
DAFTAR PUSTAKA
18