You are on page 1of 24

REFLEKSI KASUS

SEORANG PEREMPUAN 39 TAHUN DENGAN NYERI PERUT

Disusun oleh:
Dina Setyaningsih

01.208.5634

Pembimbing:
dr. Zulfachmi Wahab, Sp.PD-Finasim

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG
RSUD DR. ADHYATMA TUGUREJO
SEMARANG
2012
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Presentasi Refleksi Kasus Ilmu Penyakit Dalam:


SEORANG PEREMPUAN 39 TAHUN DENGAN NYERI PERUT

Oleh :
Dina setyaningsih

01.208.5634

Pembimbing :

dr. Zulfachmi Wahab, Sp.PD-Finasim

DAFTAR MASALAH

No
1.
3.
4

Masalah aktif
Kolesistitis
Hipertensi grade 2
Kista ovarii

Tanggal
19-11-2012

Keterangan
Mual, muntah, Nyeri di sekitar Ulu hati

19-11-2012
19-11-2012

,murpy sign (+),


Tekanan darah 170/100
Nyeri perut bagian bawah hilang timbul
dandirasakan seperti ditusuk-tusuk, USG :
gambaran

masa

kistik

hipoecoic

ovarium sinistra

No
1.

Masalah inaktif
JAMKESMAS

Tanggal
19-10-2012

Keterangan
Pasien berobat menggunakan
JAMKESMAS

LAPORAN KASUS
STATUS PENDERITA

di

I.

ANAMNESIS

A. Identitas
Nama

: Ny. Dwi Wahyuni

Umur

: 39 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Pekerjaan

: buruh masak di warung makan

Alamat

: Kemantren RT04/04 Wonosari Ngaliyan


semarang

No. CM

: 22.92.58

Tanggal Masuk

: 13 November 2012

Tanggal pemeriksaan

: 19 November 2012

Ruang

: Dahlia

B. Keluhan Utama

Nyeri perut
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS tugurejo dengan keluhan sakit perut
yang dirasa sangat hebat. + 3 jam sebelum masuk rumah sakit, ketika
pasien sedang membantu saudaranya yang sedang menyelenggarakan hajat,
pasien mengeluh nyeri perut terutama di bagian perut bawah yang
yang dirasakan seperti menusuk tembus ke bagian belakang,serta
nyeri di ulu hati yang disertai mual dan muntah. Selain itu, Pasien juga
mengeluh pusing dan leher terasa kenceng. Nyeri perut ini dirasakan
pasien sudah sejak + 4 Minggu yang lalu. Rasa tidak nyaman diperut
bertambah parah setelah makan, dan dirasakan sedikit nyaman jika kaki
ditekuk. Nyeri perut juga dirasakan semakin hebat pada 2 hari
pertama haid. Pasien mengaku 4 bulan ini nyeri dirasakan semakin hebat
dibandingkan nyeri sebelumnya hingga mengganggu aktivitas seharihari. Pasien haid 2 kali dengan interval 2 minggu, lama haid 1 minggu,
berupa flek berwarna coklat kehitaman. + 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit, pasien dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri hebat di

perut sebelah kiri dan sesak nafas. Namun baru dirawat 3 hari pasien
pulang atas permintaan sendiri karena sudah merasa keadaannya sudah
membaik. Pasien mengatakan

BAB normal dan BAK lancar seperti

biasanya.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
-

Riwayat tekanan darah tinggi

: disangkal

Riwayat sakit gula

: disangkal

- Riwayat sakit jantung

: disangkal

- Riwayat sakit yang sama

:+ 2 minggu sebelumnya

pasien dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri perut


- Riwayat sakit asma

: Disangkal

- Riwayat alergi

: Disangkal
- Riwayat operasi

Disangkal
- Riwayat Maag
Disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga
-

Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini.


Riwayat tekanan darah tinggi
: Diakui
Riwayat sakit gula
: Disangkal
Riwayat asma
: Disangkal
Riwayat sakit jantung
: Disangkal

F. Riwayat Kebiasaan
-

Kebiasaan minum jamu

: Disangkal

Kebiasaan merokok

: Disangkal

Kebiasaan minum obat-obatan

: Disangkal

Kebiasaan minum-minuman suplemen

: Disangkal

Suka makan makanan asin dan bersantan : Diakui

G. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja di warung makan milik tetangganya sebagai tukang


masak. Saat ini, pasien berobat dengan biaya dari JAMKESMAS.
H. Riwayat Gizi
Sebelum sakit pasien mengaku makan teratur tiga kali sehari.
Namun sejak sakit nafsu makan menurun karena pasien mengaku setelah
makan nyeri perutnya bertambah hebat, sehingga makan hanya 2 kali
sehari dengan porsi yang sedikit.
I. Anamnesis Sistem

Keluhan utama

nyeri perut

Kepala :

Pusing (+), nggliyer (-), jejas

(-), leher kenceng (+)

Mata :

Penglihatan kabur (-), pandangan ganda (-),


pandangan berputar (-), berkunang-kunang (-).

Hidung

Pilek (-), mimisan (-), tersumbat (-)

Telinga

Pendengaran berkurang (-), berdenging (-),


keluar cairan (-), darah (-).

Mulut

Sariawan (-), luka pada sudut

bibir (-), bibir pecah-pecah (-), gusi berdarah


(-), mulut kering (-).

Tenggorokan

Sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-).

Sistem respirasi :
(-),

Sesak nafas (-), batuk

batuk darah (-), mengi (-), tidur

mendengkur (-)

Sistem kardiovaskuler

Sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada


(-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-)

Sistem gastrointestinal :

Mual

(+),

muntah (+), perut mules (-), diare (-), nyeri di


ulu hati (+), nafsu makan menurun (+), BB
turun (-)..

Sistem genitourinaria

Sering kencing (-), nyeri saat kencing (-),


keluar darah (-), berpasir (-), kencing nanah (-),
sulit memulai kencing (-), warna kencing
kuning jernih, anyang-anyangan (-), berwarna
seperti teh (-).

Ekstremitas: Atas :

Luka (-), kesemutan

(-), bengkak(-), sakit sendi (-), panas (-),


berkeringat (-),palmar eritema (-)
Bawah :

Luka (-), gemetar (-), ujung jari dingin (-),


kesemutan di kaki (-), sakit sendi (-), bengkak
(-)

Sistem neuropsikiatri :

Kejang

(-),

gelisah (-), kesemutan (-), mengigau (-), emosi


tidak stabil (-)

Sistem Integumentum :

Kulit

kuning

(-), pucat (-), gatal (-), bercak merah kehitaman


di bagian dada, punggung, tangan dan kaki (-)
II.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap pasien pada tanggal 19 november
2012
1. Keadaan Umum
Tampak kesakitan, kesadaran compos mentis,
2. Status Gizi
BB: 56 kg
TB: 155 cm
BMI= 23,30 kg/m2
Kesan: Normoweight
3. Tanda Vital
Tensi

: 170/100 mmHg

Nadi

:92 x/menit, irama reguler

Respirasi : 22 x/menit
Suhu

: 37,1 C (peraxiller)

4. Kulit
Ikterik (-), petekie (-) turgor cukup, hiperpigmentasi (-),kulit kering (-),
kulit hiperemis (-)
5. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah dicabut (-), luka (6. Wajah
Simetris, moon face (-)
7. Mata
Konjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-), mata cekung (-/-),
perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor

(3mm/3mm), reflek

cahaya (+/+) normal, arcus senilis (-/-), katarak (-/-)


8. Telinga
Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), gangguan fungsi
pendengaran (-/-)
9. Hidung
Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), fungsi pembau
baik
10. Mulut
Sianosis (-), bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa basah
(-) gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah tremor
(-), papil lidah atrofi (-) di bagian tepi
11. Leher
Simetris, deviasi trachea (-), KGB membesar (-),
tiroid membesar (-), nyeri tekan (-).
12. Thoraks
Normochest, simetris, retraksi supraternal (-), retraksi intercostalis (-),
spider nevi (-),sela iga melebar (-), pembesaran kelenjar getah bening
aksilla (-), rambut ketiak rontok (-)
Cor
Inspeksi

: Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus cordis kuat angkat di ICS V, 2 cm ke medial


linea midclavicularis sinistra.

Perkusi

: batas jantung

kiri bawah

: ICS V, 2 cm ke medial linea

midclavicularis sinistra
kiri atas

: ICS II linea sternalis sinistra

kanan atas

: ICS II linea sternalis dextra

pinggang jantung

: SIC III linea parasternalis sinistra

Kesan
Auskultasi

: konfigurasi jantung normal


:

BJ I-II reguler, bising (-), gallop (-)


Pulmo:
Depan
Inspeksi:
Statis

: normochest, simetris kanan kiri, retraksi (-)

Dinamis : simetris, retraksi (-),


pergerakan paru simetris
Palpasi:
Statis

: simetris, sela iga melebar, retraksi (-), tidak


ada yang tertinggal

Dinamis : Pengembangan paru simetris, tidak ada yang


tertinggal
Fremitus : fremitus kanan = kiri
Perkusi:
Kanan

: sonor

Kiri

: sonor

Auskultasi:
Kanan

: Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan


Wheezing (-), bagian apex ronki basah kasar
(-),ronki basah

Kiri

halus (-)

: Suara dasar vesikuler (+), suara

tambahan

wheezing (-), ronki basah kasar(-), ronki


basah halus(-)

Belakang:
Inspeksi:
Statis

: normochest, simetris kanan kiri, retraksi (-)

Dinamis : simetris, retraksi (-),


pergerakan paru simetris
Palpasi:
Statis

: simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-),


tidak ada yang tertinggal

Dinamis : Pengembangan paru simetris, tidak ada yang


tertinggal
Fremitus : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi:
Kanan

: sonor

Kiri

: sonor

Auskultasi:
Kanan

: Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan


Wheezing (-), bagian apex ronki basah kasar
(-),ronki basah

Kiri

halus ()

: Suara dasar vesikuler (+), suara

tambahan

wheezing (-), ronki basah kasar(-), ronki


basah halus(-)
13. Punggung
Kifosis (-), lordosis (-), skoliosisi (-), nyeri ketok costovertebra (-)
14. Abdomen
Inspeksi

: dinding perut sejajar dinding dada,


spider nevi (-), sikatriks (-), striae (-)

Auskultasi : peristaltik (+) normal, Bising usus (+) normal


Perkusi

: pekak beralih (-), pekak sisi (-), timpani di semua


kuadran abdomen

Palpasi

: supel, nyeri tekan epigastrik (+), hepar tidak teraba,


lien tidak teraba, nyeri perut bagian bawahseperti
ditusuk (+), turgor kembali cepat,

10

Murphy sign (+)


15. Genitourinaria
Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
16. Kelenjar getah bening inguinal
Tidak membesar
17. Ekstremitas
Akral dingin ektremitas atas (-/-) ektremitas bawah (-/-)
Oedem ektremitas atas (-/-) ektremitas bawah (-/-), ulkus (-/-)
III.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah Rutin (14 November 2012)

Pemeriksaan
Hasil
Lekosit
6.35
Eritrosit
4.09
Hemoglobin
12.40
Hematokrit
37.60
MCV
92.40
MCH
28.36
MCHC
32.00
Trombosit
180
RDW
12.10
Eosinofil absolute
0.42
Basofil absolute
0,02
Netrofil absolute
2.33
Limfosit absolute
3,15
Monosit absolute
0.63
Eosinofil
H 6.60
Basofil
0,30
Netrofil
L 36.70
Limfosit
H 49.60
Monosit
6.80
b. Kimia Klinik (serum)
Kalium
Natrium

3.5
140

c. EKG (14 November 2012)

11

Nilai Normal
3,8 11
3,8 - 5,2
11,7 15,5
35 47
80 100
26 34
32 36
150 440
11,5 14,5
0,045 0,44
0 0,2
1,8 8
0,9 - 5,2
0,16 1
24
02
50 70
25 40
28
3.5 - 5
135 - 145

Interpretasi : irama ; sinus rythme


HR : 73x/menit
Gel p normal dan diikuti qrs dan t
Interval PR 4kk
Segmen st isoelektrik
Kesan : normal Ekg

d. USG (19 November 2012)

12

Hepar : Ukuran normal, Tepi Tajam, Permukaan rata, nodul (-)


13

Vesika felea : Ukuran membesar, Dinding menebal, Batu (-)


Lien Dextra : ukuran normal, Parenkim normal , batu (-)
Lien Sinistra : ukuran normal, Parenkim normal , batu (-)
Vesika Urinaria : Dinding tidak menebal, batu (-)
Tampak massa hipoechoic, kistik tampak cairan bebas di ovarium sinistra +
7cm
Kesan : 1. Kolesistitis
2. Kista ovarii Sinistra

IV. DAFTAR ABNORMALITAS


Anamnesis
1.

Nyeri di ulu hati

2.

Mual

3.

Muntah

4.

Pusing

5.

Leher terasa kenceng

6.

nyeri perut hebat di perut bagian bawah seperti ditusuk

7.

Nyeri perut hilang timbul

8.

Nyeri perut hebat saat haid

9.

Nyeri perut hebat dan mengganggu aktivitas


10. haid 2 kali dengan interval 2 minggu, lama haid 1 minggu, berupa flek
berwarna coklat kehitaman.
Pemeriksaan Fisik
11. Tensi
: 170/100 mmHg
12. Nyeri tekan didaerah Epigastrium
13. Nyeri tekan dan Nyeri tekan lepas didaerah perut suprapubik
14. Murphy sign (+)
Pemeriksaan Penunjang
15. Eosinofil : H 6.60
16. Netrofil : L 36.70
17. Limfosit : H 49.60

14

18. USG kesan Kolesistitis


19. USG kesan kista ovarii Sinistra
1.

Abnormalitas 1,2,3,12,14,18 Kolesistitis

2.

Abnormalitas 4,5,11Hipertensi grade 2

3.

Abnormalitas 6,7,8,9,10,13,19Kista ovarii sinistra

V. DAFTAR MASALAH
1. Hipertensi grade 2
2. Kolesistitis
3. Kista ovarii sinistra
VI. Rencana Pemecahan Masalah
Problem I. Kolesistitis
A. Ass. Etiologi
- Faktor mekanik Meningkatnya Tek intra luminal dan peregangan
mengakibatkan tertekannya PD dan iskemia dari mukosa dinding,
-

dapat terjadi infark dan gangren


Faktor Kimiawi terlepasnya Lisolestitin (0leh karena aksi dari
fosfolipase pada lesitin dalam cairan empedu), Reabsorbsi dari garam

empedu, mediator inflamasi lain yg juga terlibat


- Infeksi Bakteri
B. Ass Penatalaksanaan
Non Farmakologi :
- Bed Rest
- Pemberian nutrisi Parenteral
- Diet rendah lemak
Farmakologi
- Injeksi Ketorolac 2 x 1 Amp
- Injeksi Cefotaxime 2 x 1 Amp
- Injeksi Ranitidin 2 x 1 Ampul
C.
-

Ass. Komplikasi
Empiema dan Hidrops kandung empedu
Gangren dan prforasi kandung empedu
Abses perikolesistik
15

Ip Dx :
-

Pemeriksaan darah rutin


Pemeriksaan Kimia darah
Keluhan Pasien
USG Abdomen

Ip. Tx:
Non Farmakologi :
- Bed Rest
- Pemberian nutrisi Parenteral
- Diet rendah lemak
Farmakologi
- Injeksi Ketorolac 2 x 1 Amp
- Injeksi Cefotaxime 2 x 1 Amp
- Injeksi Ranitidin 2 x 1 Ampul
Ip. Mx:
KU, Vital Sign
Evaluasi Keluhan Pasien
USG
Ip. Ex :
Penjelasan mengenai penyakitnya
Pola makan yang teratur, diet rendah Lemak
Psikologis
Problem II. Hipertensi grade II
A. Ass. Etiologi
Idiopatik
Diet tinggi garam
B. Ass faktor resiko
Riwayat hipertensi pada keluarga
Riwayat DM
Riwayat hiperlipidemia
Pola makan (konsumsi garam, lemak, kafein)
Kegemukan
Kurang latihan jasmani
Kebiasaan merokok
Konsumsi alcohol
stress
C. Ass. komplikasi
a. Gagal jantung kongestif, angina pectoris, infark miokard

16

b. Ensefalopati hipertensi
c. Gagal ginjal kronis
d. Retinopati hipertensi
e. Stroke
D. Ass. Penatalaksanaan
1. Terapi Non Farmakologis
a. Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih.
b. Meningkatkan aktifitas fisik.
c. Mengurangi asupan natrium.
d. Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol
2. Terapi Farmakologis

a. Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh


JNC VII yaitu :
diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron
antagonis, beta blocker, calcium chanel blocker atau calcium
antagonist, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI),
Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/
blocker (ARB).

Ip Dx :
- Pemeriksaan tekanan darah
- Cholesterol total, trigliserid, HDL, LDL
Ip Tx :

Kaptopril 3x25mg
Amlodipin 1x10 mg

IpMx :
- TTV : Suhu, Nadi , Tekanan Darah, RR
- Kondisi Umum
Ip Ex
-

Edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang diderita oleh


pasien

menurunkan asupan garam

17

meningkatkan asupan buah dan sayur serta menurunkan asupan


lemak

olahraga teratur

Problem III. Kista ovarii Sinistr


A. Ass. Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum sepenuhnya
dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan
dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik

ovarium-hipotalamus.
gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi.
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon

pada hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.


B. Ass. Faktor resiko
Keturunan
Menarche dini
Pola haid tidak teratur
Pola Makan (tinggi lemak )
Kegemukan
C. Ass. Komplikasi

torsi

Ruptur

Perdarahan

Keganansan

D. Ass penatalaksanaan
Prinsip penanganan kista ovarium bahwa tumor ovarium neoplastik
memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor
ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang
besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor
tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor
tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga
perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2 3 bulan, jika selama waktu
observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik
dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.

18

Ip Dx :

Keluhan pasien

USG

Konsul ke bagian obsgyn


Ip. Tx:
RL 20 tpm
Injeksi ketorolac Injeksi Ketorolac 2 x 1 Amp
Konsul ke bagian obsgyn
Ip. Mx:
KU, Vital Sign
Ip. Ex :

Penjelasan mengenai penyakitnya


VII. ALUR KETERKAITAN MASALAH
Nyeri perut

TD :170/100

Hipertensi
grade II
MK :
Nyeri perut
daerah
suprapubik
seperti ditusuk,
hilang timbul,
nyeri bertambah
saat 2 hari
pertama haid

Riwayat keluarga
hipertensi (+)
Faktor resiko :
riwayat haid
tidak teratur,

PF : nyeri tekan
daerah
suprapubik
MK :
Mual,Muntah,
,dan Nyeri pada
epigastrium
PF : Nyeri tekan
Pada Daerah
Epigastrium,
Murphy sign (+)

Faktor rsiko :
Sering konsumsi
makanan bersantan
dan makanan asin

PP : USG Abdomen

19

Hasil : kandung
empedu pada
pasien ini
Ukurannya
membesar,
Dinding menebal

Hasil : Tampak
massa hipoechoic,
kistik
tampak
cairan bebas di
ovarium sinistra +
7cm

Kista ovarii
sinistra

KOLESISTITIS

VIII. PROGRESS NOTE


1. Hipertensi grade II
o Follow up I (20 N0v 2012)
S: kepala pusing
O:
- Tensi
: 130/80 mmHg
- Nadi
: 80 x/menit, irama reguler,
- RR
: 20 x/menit
- Suhu
: 36,8 C (peraxiller)
A: perbaikan hipertensi grade II
P: paracetamol 3x500mg
o Follow up II (21 Nov 2012)
S: pusing sudah berkurang
O:
- Tensi
: 130/80 mmHg
- Nadi
: 76 x/menit, irama reguler,
- RR
: 20 x/menit
- Suhu
: 37 C (peraxiller)
A: perbaikan hipertensi grade II
P: Paracetamol 3 x 500 mg
2. Kolesistitis
o Follow up I (20 N0v 2012)
S: mual (+), nyeri di Ulu hati,
O: Nyeri tekan Epigastrium (+), Murpy sign (+)
20

Tensi
Nadi
RR
Suhu

: 130/80 mmHg
: 80 x/menit, irama reguler,
: 20 x/menit
: 36,8 C (peraxiller)

A: kolesistitis
P: Infus RL 20tpm
Injeksi Ketorolac 2 x 1 Amp
Injeksi Cefotaxime 2 x 1 Amp
Injeksi Ranitidin 2 x 1 Ampul
o Follow up II (21 Nov 2012)
S: mual (+),
O: Nyeri tekan Epigastrium (+), Murpy sign (+)
Tensi
: 130/80 mmHg
Nadi
: 76 x/menit, irama reguler,
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 37 C (peraxiller)
A: kolesistitis
P: Infus RL 20tpm
Injeksi Ketorolac 2 x 1 Amp
Injeksi Cefotaxime 2 x 1 Amp
Injeksi Ranitidin 2 x 1 Ampul
3. Kista ovarii
Follow up I (20 N0v 2012)
S: nyeri perut seperti ditusuk-tusuk bagian bawah, nyeri tekan
daerah umilicus dan suprapubic
O:
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, irama reguler,
RR
: 20 x/menit
Suhu : 36,8 C (peraxiller)
A: kista ovarii
P: infuse RL 20 tpm
Injeksi Ketorolac 2 x 1 Amp
Follow up II (21 Nov 2012)
S: nyeri perut bagian bawah hilang timbul, nyeri tekan daerah
suprapubic
O:
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 76 x/menit, irama reguler,
RR
: 20 x/menit
Suhu : 37 C (peraxiller)
A: kista ovarii

21

P: Infus RL 20tpm
Injeksi Ketorolac 2 x 1 Amp

IX. PEMBAHASAN
Pada pasien ini didapatkan daftar masalah antara lain Hipertensi grade II,
kolesistitis, dan kista Ovari sinistra
Diagnosis hipertensi didasarkan atas adanya peningkatan tekanan darah
pada pengukuran yang berulang-ulang. Tekanan darah pada pasien ini adalah
170/100 hal ini memenuhikriteria hipertensi grade II menurut JNC 7. Kriteria
hipertensi menurut JNC 7 adalah sebagai berikut :
Klasifikasi TD
Normal
prehipertensi
Hipertensi grade I
Hipertensi grade

Sistole (mmHg)
<120
120-139
140-159
>/= 160

dan
atau
atau
atau

II
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:
22

Diastole (mmHg)
<80
80-89
90-99
>/=100

1. Target tekanan darah yatiu <140/90 mmHg dan untuk individu berisiko tinggi
seperti diabetes melitus, gagal ginjal target tekanan darah adalah <130/80 mmHg.
2. Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler.
3. Menghambat laju penyakit ginjal.

Sedangkan pada hasil Ananmnesa ditemukan bahwa pasien sering


mengalami keluhan keluhan Mual, Muntah, dan nyeri ulu hati. Pada Hasil
pemeriksaan Fisik didapatkan Nyeri Tekna pada daerah epigastrium. Murphy
sign (+). Dan juga pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hasil bahwa
kandung empedu pada pasien ini ukurannya membesar, Dinding menebal
menandakan adanya suatu peradangan yang terjadi di kandung empedu.
Dari hasil usg juga didapatkan gambaran massa kistik hipoechoic,
tampak cairan bebas di ovarium sinistra +7cm. Berdasarkan anamnesis
diketahui bahwa terdapat keluhan nyeri saat haid terutama pada 2 hari pertama.+
4 bulan terakhir pasien merasakan nyeri yang dirasakan semakin hebat sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari. Usia pasien yang menderita kista pada kasus
ini adalah 39 tahun. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
kista ovarium paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20 50 tahun
dan jarang sekali pada masa prapubertas.
Sampai saat ini penyebab kista ovary belum diketahui dengan pasti.
Tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan
esterogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus. Beberapa
dari literature menyebutkan bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium
adalah gagalnya sel telur untuk berovulasi. Fungsi ovarium yang normal
tergantung dari sejumlah hormon, dan kegagalan pembentukan salah satu
hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak berfungsi
secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofosa dalam
jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal menyebabkan penimbunan
folikel yang berbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut
gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, sehingga
terbentuklah kita di dalam ovarium.

23

X. DAFTAR PUSTAKA
- Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
- Buku Internoid
- Buku ECG
- Buku kapita selekta kedokteran

24

You might also like