Professional Documents
Culture Documents
sejumlah mata air panas. Beberapa mata air panas yang terkenal adalah mata air
panas Songgoriti, Padusan, Cangar, dan Kasinan. Beberapa di antara mata air panas
tersebut merupakan lokasi wisata pemandian air panas.
Gunung Arjuno dalam sudut pandang van Bemmelen
Skema profil sayatan kompleks Gunung Arjuno Welirang menurut van Bemmelen,
1937
Van Bemmelen membahas tentang Gunung Arjuno, Welirang, dan Penanggungan
dalam subbab The Andjasmoro Ardjuno Kelud Kawi Butak Complex. Dalam
kompleks tersebut disebutkan bahwa Gunung Arjuno dengan puncak tuanya, yaitu
Ringgit, adalah bagian tertua kedua dari kompleks setelah Gunung
Anjasmoro. Gunung api ini muncul di batas selatan dari geosinklin Jawa utara.
Geosinklin ini melewati ke dalam geantiklin Jawa selatan. Oleh karena itu, gunung
ini berada di sedimen laut berumur Neogen dan Kuarter tua dari geosinklin yang
semakin tebal ke arah utara. Bagian tertinggi dari Gunung Arjuno mengalami
pergeseran ke arah utara sehingga menyebabkan munculnya gaya kompresi yang
membentuk lipatan berupa antiklin Bangil Raci di kakinya. Gawir patahan ini
sebagian tersingkap di punggungan Alas. Aktivitas vulkanik membentuk Gunung
Arjuno ini. Bagian utara mengalami patahan sepanjang rekahan dan bergeser ke
bagian yang lebih dalam dari geosinklin di utara. Melalui rekahan ini aktivitas
vulkanik terus berlangsung dan membentuk kerucut baru, yaitu Arjuno Welirang,
yang saat ini sebagian dari tubuh gunung ini menutupi zona rekahan tersebut.
Di sebelah barat antiklin ini terbentuk gunung api muda yang berukuran kecil, yaitu
Gunung Penanggungan. Gunung ini diperkirakan terhubung dengan
patahan transverse yang membentuk perpanjangan lengan dari patahan Alas dan
membatasi antiklin Bangil di sebelah barat.
Gunung Penanggungan
Masih di kluster Gunung Arjuno Welirang, di sebelah utaranya berdiri menjulang
sebuah gunung yang lebih kecil, yaitu Gunung Penanggungan dengan ketinggian
puncaknya 1.653 meter. Secara administratif Gunung Penanggungan terletak di
perbatasan Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur
No Comments
Posted in Geologi
Yunani, paleo yang berarti purba, kata Latin clima yang berarti wilayah Bumi (atau
iklim), dan ology berarti cabang ilmu. Paleoklimatologis (orang yang ahli dalam
bidang paleoklimatologi) menggunakan artefak alam atau lingkungan proksi untuk
menyimpulkan kondisi iklim di masa lalu sebelum tercatat dalam sejarah. Catatan
menunjukkan bahwa selama beberapa juta tahun telah terjadi siklus glasiasi yang
terjadi setiap 100.000 tahun sekali.
Paleoklimatologis mengumpulkan berbagai bukti lingkungan dan proksi dari segala
macam sumber untuk memperkirakan kondisi iklim di masa lalu. Mereka
menggunakan informasi iklim di masa lalu itu untuk memprediksi perubahan iklim
di masa mendatang. Beberapa data iklim proksi tersebut antara lain:
Catatan Sejarah
Data sejarah yang tercatat dan ditemukan pada tulisan kuno petani dan dalam
catatan publik adalah sumber informasi pertama kondisi iklim dan cuaca di masa
lampau. Herodotus, sejarawan Yunani yang mengunjungi Mesir pada abad ke 5 SM
tertarik untuk meneliti banjir tahunan Sungai Nil. Dalam kunjungannya tersebut dia
mengembangkan beberapa penjelasan mengenai fenomena banjir ini. Hal
terpenting dari catatan Herodotus ini yaitu menyediakan catatan mengenai iklim di
wilayah Mesir beberapa ribu tahun lalu. Kelemahan dari catatan sejarah ini yaitu
sifatnya terbatas. Artinya, catatan sejarah belum mampu menguak iklim di masa
lalu yang lebih jauh sehingga susah digunakan dalam memprediksi kondisi iklim di
masa yang akan datang.
Lingkar Pohon
Lingkar pohon (tree ring) menandakan kondisi cuaca secara tahunan. Ketika lingkar
pohon dipelajari maka dapat diketahui kronologi iklim selama periode tertentu dari
pertumbuhan tanaman. Ilmuwan telah mengumpulkan data lebih dari 300 kronologi
lingkar pohon dari Amerika Utara, Eropa, Siberia, dan beberapa negara di belahan
Bumi selatan. Dengan menggunakan pengembangan dari metode statistik, ilmuwan
membandingkan temperatur purba yang ditunjukkan oleh lingkar pohon dengan
temperatur permukaan yang diukur oleh peralatan modern. Mereka mampu
menemukan adanya perubahan temperatur yang terjadi pada 1816 akibat erupsi
Gunung Tambora yang mnegakibatkan musim dingin berkepanjangan di Bumi.
Ilmuwan tidak hanya menghitung pertumbuhan lingkar tanaman tetapi juga
lebarnya, pola percabangannya, dan komposisi isotop kimianya. Secara normal
pohon menghasilkan satu lingkar pohon setiap tahunnya. Beberapa pohon diketahui
mampu tumbuh hingga puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan tahun sehingga
membantu ilmuwan dalam menguak kondisi iklim di masa lalu.
Fosil Serbuk Sari
Terumbu karang atau koral yang hidup di laut mengekstrak mineral dan oksigen dari
air laut yang kemudian menggabungkannya ke dalam struktur kerangka mereka.
Mineral utama pada terumbu karang adalah kalsium karbonat (CaCO 3). Mineral ini
bersifat stabil sehingga dapat digunakan dalam menentukan umur terumbu karang.
Perlu diketahui bahwa atom oksigen umumnya berupa 16O dengan 8 proton dan 8
neutron. Namun, ada dua macam oksigen berat, yaitu 17O dan 18O (keduanya
memiliki 8 proton dengan 9 dan 10 neutron secara berurutan). Isotop 18O menyusun
seiktar 8 dari 10.000 atom oksigen biasa (8 : 10.000). Rasio isotop ini juga berlaku
pada molekul air yang dijumpai pada umumnya (H 2O) yang dijumpai pada es glasial
sehingga dapat menentukan iklim purba. Atom hidrogen juga dijumpai pada tiga
isotop berbeda: 1H, 2H (deuterium), dan 3H (tritium). Perubahan persentase oksigen
ketika oksigen yang masuk bergabung dengan kalsium karbonat akan membentuk
terumbu karang. Oleh karena itu, ilmuwan mampu mengukur perbedaan komposisi
isotop sehingga temperatur permukaan air laut pada saat terumbu karang tumbuh
dapat ditentukan.
Inti Pengeboran Es
Pembentukan gua menyediakan data tentang pola cuaca dan iklim di masa lalu
dengan baik tetapi dalam periode yan terbatas. Speleotherm, yang meliputi
stalagmit, stalaktit, dan flowstone banyak ditemukan di dalam gua. Sebuah
penelitian di sebuah gua di kawasan Botswana, Afrika dengan cara mengambil
sampel speleotherm dan membandingkannya dengan isotop oksigen dan karbon
maka dapat diperoleh kesimpulan mengenai kondisi curah hujan, vegetasi, dan
faktor lain antara 20.000 hingga 30.000 tahun yang lalu.
Batuan
Batuan dan fosil yang tersimpan dalam batuan menyediakan bukti iklim di masa
lampau. Namun data mengenai temperatur secara global dan curah hujan yang
diperoleh terbatas. Geologis mampu memperkirakan sifat fisis dan kimia dari
ekosistem purba sehingga dapat menyimpulkan kondisi iklim pada saat itu.
No Comments
Posted in Geologi
Pasir hisap atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai quicksand adalah
sebuah fenomena alam yang menarik, yaitu tanah padat yang mengalami
pencairan oleh air sehingga tanah menjadi jenuh. Kata quick menunjukkan
mudahnya pasir bergerak apabila dalam kondisi semicair. Pasir hisap terbentuk
ketika pasir atau kerikil mengalami kontak dengan sumber air yang mengalir,
umumnya adalah aliran air bawah tanah atau mata air. Pasir hisap tidak selalu
berupa butiran pasir. Faktanya, butiran yang lebih halus dari pasir, seperti lempung
dan lanau, lebih mudah untuk dipindahkan oleh air sehingga pasir hisap lebih sering
terjadi pada sedimen dengan butiran yang halus. Ada juga fenomena pasir hisap
kering (dry quicksand) yang sebenarnya berpotensi lebih berbahaya. Pasir hisap
kering dapat terbentuk ketika butiran pasir yang kering membentuk struktur yang
butirannya bersifat sangat lepas. Pasir hisap banyak dijumpai di marsh, sungai,
anak sungai, danau, pantai, atau rawa rawa. Perlu diingat bahwa pasir hisap
hampir tidak pernah ditemukan dalam gurun. Gurun memang memiliki pasir dalam
jumlah yang melimpah. Akan tetapi pasir hisap tidak bisa terbentuk karena di gurun
tidak dijumpai air dalam jumlah besar.
Dalam kondisi normal butiran pasir yang berukuran sangat kecil atau material lain
akan saling bergesekan dengan gaya gesek yang cukup besar sehingga mampu
menopang beban yang berada di atasnya. Pada pasir yang kering dan butirannya
lepas, gaya gesek ini masih bekerja sehingga mencegah kaki untuk tenggelam lebih
dalam ketika menginjaknya. Hilangnya gaya gesek ini akan terjadi pada pasir hisap.
Aliran air akan bergerak di antara partikel pasir dan bertindak sebagai pelumas
yang menghilangkan gesekan. Akibatnya, butiran pasir akan tersuspensi pada air
dan pasir akan berubah wujud menjadi cair. Selama air tetap mengalir maka pasir
hisap akan tetap bertahan.
Untungnya, pasir hisap tidak berbahaya seperti yang digambarkan dalam film.
Sebagian besar pasir hisap hanya memiliki kedalaman beberapa inci sehingga tidak
mampu untuk menjebak seorang anak kecil sekalipun. Sangat jarang dijumpai pasir
hisap yang dalam seperti yang digambarkan dalam film. Bahaya akan terjadi ketika
seseorang yang sendirian terperangkap dalam pasir hisap. Dia akan mengalami
kelaparan dan kedinginan. Dalam dunia yang liar dia akan menjadi mangsa
binatang buas. Oleh karena itu, bukanlah ide yang bagus untuk pergi sendirian
terutama pada area yang diketahui terdapat pasir hisap. Satu hal yang perlu diingat
ketika kamu terperangkap dalam pasir hisap adalah jangan panik. Pasir hisap
memiliki densitas yang lebih besar daripada air. Tubuh manusia rata rata memiliki
densitas 1 gram/cm3 sedangkan densitas pasir hisap sekitar 2 gram/cm 3. Oleh
karena itu, orang akan lebih mudah untuk mengapung di pasir hisap daripada di air.
Lepaskan barang bawaan yang berat (misal tas) yang dirasakan berat sehingga
justru membuatmu terbenam dalam pasir hisap.
Pasir hisap juga dapat muncul akibat adanya gempa. Gempa bumi dapat mengubah
kepadatan tanah. Gaya yang menyebabkan tanah bergetar mampu meningkatkan
tekanan pada air tanah dangkal sehingga dapat mencairkan endapan pasir atau
yang disebut liquefaction. Sebagai contoh adalah liquefaction yang terjadi selama
terjadi gempa bumi di Niigata, Jepang, pada tahun 1964 sehingga mengakibatkan
sejumlah apartemen berada dalam posisi miring seperti kartu domino karena
fondasinya tidak mampu menopang berat bangunan di atasnya.
No Comments
Posted in Geologi
Apabila Anda berada di Kota Malang maka pandanglah ke arah Barat. Di horizon
barat tersebut akan tampak sebuah gunung yang memanjang dari arah selatan ke
utara. Gunung ini akan terlihat sebagai seorang putri (mulai dari ujung kepala
hingga ujung kaki) yang tengah terbaring tidur. Oleh karena itu masyarakat Malang
menjulukinya sebagai Gunung Putri Tidur.
Gunung Kawi Butak termasuk ke dalam gunung api yang berbentuk kerucut atau
stratovolcano. Gunung Kawi Butak berada di sebelah timur Gunung Kelud dan
Gunung Arjuno Welirang. Sebenarnya Gunung Kawi dan Gunung Butak adalah
sebuah kompleks gunung. Gunung Kawi sendiri memiliki puncak dengan elevasi
2.551 meter sedangkan Gunung Butak memiliki puncak tertinggi dalam kompleks
gunung ini, yaitu 2.868 meter.
Gunung Kawi (kiri) dan Gunung Butak (kanan) pada tahun 2000
Tipe letusan gunung ini adalah eksplosif. Namun kemungkinan gunung ini telah
tidak aktif lagi (extinct). Hal ini disebabkan tidak ada letusan yang tercatat dalam
sejarah. Selama kala Holosen belum ada erupsi yang diketahui. Apabila gunung api
ini pernah erupsi dalam kurun waktu 10.000 tahun terakhir maka informasi erupsi
tersebut dapat ditemukan pada database LaMEVE (Large Magnitude Explosive
Volcanic Eruptions), yang merupakan bagian dari Volcano Global Risk Identification
and Analysis Project (VOGRIPA).
Irisan membujur dari arah Barat ke Timur Gunung Butak, dataran Malang, dan
Gunung Semeru (Bemmelen)
No Comments
Posted in Geologi
putih menjadi merah saat bergerak dengan lambat melalui lembah, membawa
kematian ke semua makhluk hidup yang tidak bisa berpindah dari jalannya.
Lokasi Paricutin
beserta sabuk gunung api Trans Meksiko
akhir yang dicapai sekitar 1.391 kaki di atas permukaan tanah. Seperti sebagian
besar cinder cone, Paricutin dipercayai sebagai gunung api monogenetik yang
berarti setelah satu kali erupsi, dia tidak akan erupsi lagi. Erupsi baru pada gunung
api monogenetik akan muncul di tempat lainnya. Scoria atau cinder cone dapat
muncul secara tiba tiba dan membangun sebuah gunung besar berbentuk kerucut
dengan lereng yang curam. Mereka sering erupsi kurang dari satu dekade lalu
mengalami dorman dan tidak pernah erupsi lagi.
Volkanisme adalah bagian yang umum dalam bentang alam Meksiko. Paricutin
hanyalah gunung api termuda dari 1.400 gunung api yang ada di sabuk gunung api
Trans Meksiko dan Amerika Utara. Desa Paricutin terletak di jantung sabuk gunung
api Trans Meksiko, daerah sejauh 600 mil ( 900 km ) timur ke barat melintasi
Meksiko tengah selatan. Sabuk ini mencakup rangkaian Pegunungan Sierra
Nevada. Aktivitas gunung berapi selama jutaan tahun telah menciptakan dataran
tinggi berupa endapan batu sedalam 6.000 kaki. Tanahnya, karena berasal dari
vulkanik, mengandung berbagai unsur unsur yang mudah diserap tanaman. Hal ini
membuat tanah bersifat sangat subur. Tanah yang subur ini, dikombinasikan dengan
angin lembab yang berasal dari Samudra Pasifik, mengakibatkan sabuk tersebut
merupakan lahan pertanian yang paling produktif di Meksiko.
Saat ini Paricutin menyandang gelar sebagai salah satu tujuh keajaiban alam dunia.
Ini merupakan satu satunya gunung api di planet ini yang lahir pada era modern.
Erupsi dari gunung api adalah hal yang umum terjadi tetapi lahirnya sebuah gunung
api baru adalah kejadian yang sangat langka.
*)Petani itu bernama Dionisio Pulido, dan peristiwa itu terjadi tepatnya pada tanggal
20 Februari 1943.
No Comments
Posted in Geologi
Kristal, dalam ilmiah merupakan zat padat yang atom atom, molekul molekul,
dan ion ionnya tersusun secara berulang dengan pola teratur yang mengembang ke
semua arah tiga dimensi. Kata kristal berasal dari bahasa Yunani, krustallos, yang
memiliki arti yang sama, tetapi berdasarkan pemahaman kuno tentang kristal.
Awalnya kristal berarti beku oleh proses pembekuan, seperti es. Kata tersebut juga
sesekali disebutkan untuk beberapa jenis kuarsa, batu kristal. Hampir sebagian
besar logam yang dijumpai dalam kehidupan sehari hari adalah polikristal. Kristal
seringkali tumbuh secara simetri membentuk kristal kembar. Ilmu yang mempelajari
tentang kristal adalah Kristalografi.
Gemstone atau gem (dalam bahasa Indonesia disebut sebagai batu permata) yang
juga disebut sebagai batu mulia atau semimulia adalah bagian dari mineral yang
menarik. Apabila batu permata tersebut dipotong dan dipoles maka dapat
digunakan sebagai perhiasan. Namun, batuan tertentu, seperti lapis lazuli, dan
bahan organik yang tidak termasuk ke dalam mineral, yaitu amber dan jet, masih
digunakan untuk perhiasan. Oleh karena itu mereka masih digolongkan ke
dalam gemstone. Sebagian besar gemstone bersifat keras, tetapi
sebagian gemstone lainnya digunakan dalam perhiasan karena sifat kilap dan sifat
fisik lainnya. Kelangkaan adalah karakteristik lainnya yang memberikan nilai
pada gemstone.
Februari
Amethyst: stabilitas, keseimbangan, kekuatan batin, ketulusan, intuisi, dan motivasi
Maret
Aquamarine: keberanian, persahabatan, kreativitas, kesehatan, persepsi, dan
harapan
April
Diamond: keabadian, keberuntungan, perlindungan, kejernihan pikiran,
keseimbangan, dan kelimpahan
Mei
Green Emerald: kesetiaan, persahabatan, cinta, kesuksesan, kebahagiaan, dan
kebaikan
Juni
Pearl: kemurnian, kebahagiaan, kedamaian, kasih, dan kemurahan hati
Juli
Ruby: pengabdian, integritas, keberanian, keberhasilan, bangsawan, cinta,
antusiasme, dan kekuatan
Agustus
Peridot: kekuatan, pengaruh, kebenaran, kesetiaan, ketenaran, martabat, dan
perlindungan
September
Sapphire: ketulusan, keteguhan, wawasan, dan kebijaksanaan
Oktober
Opal: harapan, kepolosan, kebahagiaan, kesetiaan, imajinasi, dan keyakinan
November
Yellow Topaz: loyalitas, persahabatan, kekuatan, keseimbangan, kebijaksanaan, dan
ketenangan
Desember
Turquoise: kemakmuran, kebahagiaan, kesabaran, dan keberuntungan
Beberapa daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil batu permata yang
cukup terkenal.
Nb: Informasi di atas hanyalah hiburan. Percaya atau tidak pada birthstone ini tidak
akan mengurangi keindahan batu permata atau gemstone ini
No Comments
Posted in Geologi
Lokasi Yellowstone
No Comments
Posted in Geologi
dip and topography have been formalized into a series of statements, collectively
called the Rule of Vs, by which the direction of dip can be estimated directly from
the outcrop patterns. Wherever the trace of a plane crosses a valley, the resulting
pattern is characteristic of the attitude of the plane. There are several distinct types
of patterns.
2. Planes inclined upstream: As the attitude departs from the horizontal, with the
dip direction in the upstream direction, the pattern made by the traces of the
structural planes is progressively modified into a blunter V, still pointing upstream.
With steepening dip, the outcrop pattern is an increasingly subdued reflection of
topographic detail.
3. Vertical planes: In the special case of a 90 dip, the outcrop traces are straight
and parallel to the strike direction, regardless of topographic detail. There is no V at
all, and thus no control on the pattern by the topography.
4. Planes inclined downstream: There are two general cases and one special
boundary case.
(a) With dip greater than valley gradient, the pattern Vs downstream.
(b) If the dip angle and valley gradient are exactly equal, the outcrop trace will not
cross the valley axis, and there is no V . However, streams generally steepen
headward and a continuous planar structure will therefore cross somewhere
upstream.
(c) If the dip is less than the valley gradient, but still in a downstream direction, the
pattern will V upstream.
As stated, these rules assume that the strike direction is at a right angle to the
valley axis. The result is that the V patterns are approximately symmetrical. With
other strike directions, asymmetrical Vs are produced, but in essence the rule still
applies. In the limiting case when the valley and strike are parallel there is no V at
all.
There is a simple, easily remembered statement which summarizes all these
relation-ships: the V of the outcrop trace points in the direction in which the
formation underlies the stream.
Problem
In figure below the trace of the lower bounding plane of the inclined layer cuts the
topographic contours at points A, B and C with elevations
hA = hB = 620 m
and hC = 610 m. What are the dip and strike?
Solution:
1. Draw line AB connecting the two points of equal elevation. This is, by definition, a
line of strike.
2. Draw a perpendicular line from AB to point C . This is the true dip direction. The
true dip angle is measured in the vertical section containing this line.
3. Draw a line parallel to this dip direction as a horizontal FL. Extend the strike line
AB and draw a second strike line through C to intersect this FL.
4. These two points on FL represent the map locations of the line AB and the point C
.
5. At a vertical distance below the map point C of h= h A hC= 10 m plot the actual
outcrop point C using the map scale. The inclined line of dip can be drawn and the
dip angle measured. The dip angle can also be found from the map distance D from
the strike line AB to C and the vertical distance h using:
tan = h/D
Reference: Ragan, Donald M. 2009. Structural Geology An Introduction to Geometrical Techniques fourth edition. New York: Cambridge University
Press.
No Comments
Posted in Geologi
Sungai Brantas
12OCT
Sungai Brantas adalah sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan
Solo dengan panjang sekitar 320 kilometer. Sungai ini memegang peran sangat
penting bagi sebagian besar masyarakat Jawa Timur. Wilayah DAS Brantas
mencakup wilayah dengan luas 11.800 km2 yang mencakup daerah yang disebut
Sungai Porong
(diolah dari berbagai sumber)