You are on page 1of 4

Komentar terhadap artikel di atas.

Indonesia merupakan negara hukum yang tentu memiliki kewajiban untuk menjamin akhak asasi manusia dari setiap warga negaranya. Apalagi Indonesia merupakan sebuah negara
berkembang yang sedang terus-menerus melakukan pembenahan diri dalam segala aspek bidak
kehidupan, baik itu ekonomi, sosial, budaya politik dan hukumnya. Dalam upaya pembenahan
sistem hukum yang ada di Indonesia kita dapat menelisik lebih dalam kepada aspek pemberian
perlindungan kepada saksi dan korban khususnya dalam kasus pelanggaran HAM berat,
mengingat Indonesia merupakan negara demokrasi pancasila yang tentu sudah sewajibnya
memberikan jaminan dan perlindungan kepada para masyarakatnya yang menjadi saksi maupun
korban dalam kasus pelanggaran HAM berat.
Salah satu contoh kasus pelanggaran HAM berat yang pernah terjadi di Indonesia adalah
seperti yang disebutkan dalam artiel yaitu Peristiwa Semanggi I dan II. Dalam peristiwa tersebut
telah menelan banyak korban khususnya mahasiswa dan masyarakat umum. Belum lagi dari
peristiwa pelanggaran HAM berat yang terjadi sekitar tahun 90an tersebut telah menyisakan
kasus yang belum diusust secara tuntas yaitu mengenai hilangnya 13 mahasiswa yang menjadi
korban Peristiwa Semanggi I dan II. Keresahan yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut telah
banyak mengusik hati warga dan menggerakkan LSM-LSM untuk turut meminta perlindungan
dan pengusustan secara tuntas terhadap kasus tersebut. Sebagai negara hukum hal ini yang
seharusnya bisa ditangani oleh pihak yang berwajib.
Mengenai pemberian perlindungan saksi dan korban dari pelanggaran kasus HAM berat
memang sudah seharusnya menjadi perhatian pihak yang berwajib. Meskipun secara yuridis di
Indonesia belum ada diklasifikasikan sebagai suatu kasus pelanggaran HAM yang berat namun
sudah seharusnya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) memberikan
perhatiannya dan dalam banyak laporannya juga menyebutkan ada banyak kasus yang terjadi di
Indonesia merupakan kategori pelanggaran HAM yang berat. Jika untuk kategori perbuatan
pelanggaran HAM yang berat sudah jelas tentu harus juga memiliki aturan yuridis yang
mengatur mengenai perlindungan saksi dan korban terhadap pelanggaran HAM yang berat.
Untuk di Indonesia sendiri kita telah memiliki aturan tersebut walaupun masih mengatur secara
umum, yaitu Undang-Undang No 13 Tahun 2006 tentang Lembaga Perlindungan Saksi dan
Korban.

Undang-undang tersebut dapat dijadikan dasar hukum dalam pemberian perlindungan


saksi dan korban akibat pelanggaran HAM yang berat. Seperti yang tertera dalam artikel
KOMNAS HAM pun harus tetap bekerja sama dengan Kejaksaan Agung untuk dapat
menuntaskan kasus penculikan dan hilangnya 13 mahasiswa pada waktu peristiwa tersebut.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS) sebagai NGO (non
Government Organization) turut mendesak percepatan penyelesaian pelanggaran HAM berat
terutama berkenaan dengan sinergitas antara Komnas HAM dengan Kejaksaan Agung dalam
menyelesaikan berkas penyelidikan hingga dilimpahkan ke Pengadilan HAM. Hal ini menjadi
sesuatu yang harus didukung oleh masyarakat ataupun oleh pers dalam rangka memberi rasa
keadilan dan kepastian hukum bagi para saksi dan korban.
Tidak cukup dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2002, Presiden
harus berkomitmen dan serius dalam penanganan serta penyelesaian sejumlah kasus pelanggaran
HAM berat. Presiden sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan memiliki otoritas
tertinggi, membawahi sejumlah Lembaga Negara seperti Komnas HAM, Kejaksaan Agung RI,
Mahkamah Agung RI, Badan Intelejen Nasional serta TNI/POLRI seharusnya mampu
menyelesaikan pelanggaran HAM berat jika mau bersungguh-sungguh. Tidak cukup hanya
menyebutkan komitmen maupun kesungguhan dalam bentuk pidato-pidato kenegaraan, lebih
dari itu harus diwujudkan mulai dari perencanaan dengan membuat skala prioritas dan penentuan
sejumlah kasus dalam waktu tertentu.
Misalkan kasus yang diduga melibatkan Kivlan Zein dan Prabowo Subianto seperti yang
tercantum dalam artikel di atas harus dituntaskan dan diselesaikan dengan cara yang tepat.
Karena bagaimanapun juga sebagai negara hukum Indonesia harus mampu memberikan prioritas
kepada keamanan dan keselamatan warga negaranya. Sehingga memang sangat penting
diperlukan adanya perlindungan terhadap saksi dan korban kasus pelanggaran HAM yang berat
sehingga cita-cita bangsa sebaga negara yang tertib, aman, adil dan makmur pun dapat tercapai.

TUGAS HUKUM ACARA PERADILAN HAM

KOMENTAR TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN


KORBAN DALAM PELANGGARAN HAM BERAT

NAMA

: AYU ISTRI PURNAMA SARI DEWI

NIM

: 1103005045

KELAS

:A

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR

2014

You might also like