You are on page 1of 32

ATRESIA

ESOFAGUS
Dosen Pengampu:Easy Royhanati.Ssi.T

Disusun oleh:
1.
2.

Clara oktaviana ( 0702010)


Muji haryani
( 0702060)

STIKES KARYA HUSADA SEMARANG


D111 KEBIDANAN

2008
BAB I
A. ATRESIA SOFAGUS
Atresia esophagus adalah kelainan congenital dimana
segmen atas esophagus berakhir dalam pounch buntu.
Sebagian hasil dari pelipatan mudigah ke arah
sefalokaudal dan lateral, Sebagian dari rongga kantong
kantung kuning telur yang dilapisi endoderm bergabung
ke dalam mudigah membentuk usus primitive.
Perkembanganusus primitive dan turunnya di bagi
menjadi empat bagian yaitu:
1. Usus feringeal
2. Usus depan
3. Usus tengah
4. Usus belakang
Sumber:
(www.Google.com;Ksuheimi.blogspot.com/2008/07/atres
ia)
(Dasar-dasar keperawatan maternitas,Persisi Mary
hamiton).

Gambar Mudigah pada kehamilan


sekitar 25 hari yang memperlihatkan
hubungan pernafasan dengan
jantung,lambung dan hati.

Sumber: ( Embriologi Kedokteran


Langman)
BAB II
A.DEFINISI
Atresia esophagus adalah
Esofagus(Kerongkongan) Yang tidak terbentuk
secara sempurna. Pada atresia Esofagus ,
Kerongkongan menyempit atau buntu,
Sedang 1/4 1/3 kasus lainnya Esofagus
bagian bawah behubungan dengan trachea
setinggi faring ( Disebut sebagai Atrsia
Esofagus dengan Fistula).
Atresia Esofagus termasuk kelompok
kelainan congenital yang terdiri dari
gangguan kontuinitas esofagus dengan atau
tanpa hubungan persisten dengan trachea.
Atresia Esofagus merupakan sering
disertai kelainan bawaan, Biasanya kelainan
jantung, Kelainan Gastrointestinal( Atresia
duodeni, Atresia Ani),Kelainan tulang

(Hemevertebrata). Akibat Atresia saliva akan


terkumpul di ujung bagian yang buntu yang
akan menglir keluar / atau masuk kedalam
trachea ( Bila terdapat Fistula ). Lebih bahaya
melalui fistula Trakhea Esofagus , Cairan
lambung mengalir ke dalam paru.
Sumber:
(www.google.com;Ksuheimi.blogspot.com/200
8/2007/atresia).
(Hassan , Dr.Rusepno dan Staff Pengajar IKA
FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Infomedia:
Jakarta).

B. ETIOLOGI
Sampai saat ini belum di ketahui zat
teratogen apa yang bias menyebabkan
terjadinya kelainan atresia esophagus, hanya
di laporkan angka rekuren sekitar 2% jika
salah satu dari saudara kandung yang
terkena.Atresia Esofagus lebih berhungan
dengan sindroma trisomi 21,13 dan 18
dengan dugaan penyebab genetic.

Namun pada saat ini, teori tentang


terjadinya Atresia Esofagus menurut sebagian
besar para ahli tidak lagi berhubungan
dengan kelainan genetic. Perdebatan tentang
proses embriopatologi masih terus berlanjut,
Dan hanya sedikit yang diketahui.
Kelainan atresia esophagus di karenakan oleh:
1.
Gangguan perkembangan jaringan
pemisah antara trakea dan esophagus
yang di bentuk selama minggu ke empat
dan ke enem kehidupan di dalam rahim.
2.
Caiaran yang di telan oleh fetus dan
tidak dapat masuk saluran cerna amnion
di dalam uterus sehingga ibu biasanya
menderita hidramnion.
Sumber: (Ilmu bedah,Sjamsuhidajat dkk).
Angka keselamatan Atresia Esofagus
sangat berhubungan langsung terutama
dengan berat badan lahir dan kelainan
jantung , Angka keselamatan bisa
mendekati 100%, Sementara jika
ditemukan adanya salah satu factor
resiko mengurangi angka keselamatan

hingga 80% dan bisa hingga 30-50% bila


ada 2% factor resiko.
Sumber :
(www.google.com;Ksuhemi.Blogspot.com/
2008/07/atresia).
(Ilmu Bedah , Sjamsuhidajat dkk).

C. EPIDEMIOLOGI
Atresia esophagus pertama kali di
temukan oleh Hiscprung seorang ahli anak
dari canpenhagen pada abad 17 tepatnya
pad tahun 1862 dengan adanya lebih
kurang 14 kasus atresia
esophagus,Kelainan ini sudah diduga
sebagai salah satu malformasidari traktus
Gastrointestinal.
Pada tahan 1941 seorang ahli bedah
camero height dri Michigan telah berhasil
melakukan operasipada atresia esophagus
dan sejak itu pulalah bahea atresia

esophagus sudah termasuk kelainan


congenital yang bisa diperbaiki.
Sumber: ( Sadler, T. Sistem
penernaan.Embriologi Kedokteran
Langmen.Penerbit Buku Kedokteran
EGC.Bab 11 hal 243-248.2000).

D. KLASIFIKASI
Klasfikasi asli oleh Vogt than 1912
masih di gunakan sampai saat ini.Bahkan
para ilmuan lain seperti Gross 1953 dan
Cluth 1976 menerbitkan Atlas Atresia
Esofagus yang terdiri dari 10 tipe.
Hal ini terlihat leih mudah untuk
menggambarkan kelainan anatomi
dibandingkan member label yang sulit
untuk dikenali.
Atresia Esofagus dengan
fistulatrakeosophageal distal(86% Vot
III.Gross C).
Merupakan gambaran yang sering
pada proksimal esophagus , terjadi
dilatsi dan penebalan dinding otot

berujung pada media mediastrum


superior setinggi vertebra thoracal
III/IV.Esofagus Distal (fistel), yang
mana tipis dan sempit,memasuki
dinding posteriortrakhea setinggi
carina atau 1-2 cm diatasnya. Jarak
antara esofagus proksimal yang buntu
dan fistula tracheooesofageal distal
bervariasi mulai dari bagian yang
overlaphingga yang berjarak jauh.
Atresia Esofagus terisolasi tanpa
fistula (7%,Vogg 11,Gross A)
Esofagus distal dan prosimal benarbenar berakhir tanpa hubungan
dengan sekmen esophagus
prosimal ,Dilatasi dan dinding menebal
dan biasanya berakhir setinggi media
stenum posteror sekitar vertebra
tarakalis
II.Esofagus distal pendek dan berakhir
pada jarak yang berbeda di atas
diagfragma.

Fistula Trakeoesofagus tanpa atresia


(4%,Gross E)
Terdapat hubungan sperti fistula
antara esophagus yang secara
anatomi cukup intak dengan
trakea.Traktus yang seperti fistula ini
bisa sangat tipis atau sempit dengan
diameter 3-5 mm dan umumnya
berlokasi pada daerah servikal paling
bawah.Biasanya Single pernah
ditemukan 2 bahkan 3 Fistula.
Atresia Esofagus dengan Fistula
Trakeoesofagus Prosimal (2%.Vogt
111,Gross B).
Fistula bukan pada ujung distal
esophagus tapi berlokasi 1-2 cm
diatas ujung dinding depan
esophagus.
Atresi Esofagus dengan
Fistulatrakeosfagus Distal dan Prosimal
(<1% Vogt 111A,Gross D)

Pada kebanyakan bayi ,kelainan ini


sering terlewati ( misdiagnosa) dan
diterapi sebagai atresia proksimal dan
fistula distal.Sebagai akibatnya infeksi
saluran pernafasan berulang
pemeriksaan yang dilakukan
memperlihatkan dapat dilakukan dan
dapat diperbaiki secara keseluruhan.
Sumber: (Hasan. dr.Rusepno, dkk
1985. ILMU KESEHATAN
ANAK.Jakarta:Infomedia

Gambar berbagai jenis Atresia


Esofagus atau Fistula
Trakheoesofagealis.
Sumber:
(EMBRIOLOGI KEDOKTERAN LANGMAN)

D. MANIFESTASI KLINIK &


DIAGNOSA
Daiagnosa dari atresia esophagus /
fistula trakheoesofagus bis ditegakkan
sebelum bayi lahir. Salah satu tanda
awal dari atresia esofagus diketahui
dari pemeriksaan USG pnenatal yaitu
polihidramnion, dimana terdapat
jumlah cairan amnion yang sangat
banyak. Tanda ini bukanlah diagnose
pasti jika ditemukuan harus difikirkan
kemungkinan Atresia Esofagus.
Cairan Amnion secara normal
mengalami proses sirkulasi dengan
cara ditelan, dikeluarkan melalui urine.
Pada Afresia Esofagus cairan amnion
yang ditelan dikeluarkan kembali
karena menumpuknya cairan pada
kantong esofagus sehingga
meningkatkan jumlah cairan amnion.

Diagnosa cairan Afresia Esofagus


dicurigai pada masa prenatal dengan
penemuan gelembung perut (buble
stomach) yang kecil atau tidak ada
pada USG stelah kehamilan 18minggu.
Secara keseluruhan sensifitas dari
USG sekitar 42%. Polihidramnion
sendiri merupakan indikasi yang
lemah dari atresia esofagus. Metode
yang tersedia untuk miningkatkan
angka diagnostic prenatal termasuk
pemeriksan ultra sould pada leher
janin untuk menggambarkan Ujung
Buntu.
Atresia esofagus dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1)
. Tipe A dan C
Pada tipe ini terjadi refluks ludah
dan minuman dari esofagus yang
buntu kedalam jalan nifas.
2)
. Tipe B dan D
Ludah dan minuman langsung
masuk kejalan nafas melalui fistel
proksimal.
3)
. Tipe C dan D

Terjadi refluks cairan lambung


kejalan nafas.
4)
. Tipe E
Mirip pada tipe D.
Bayi baru lahir harus dicurigai
menderita atresia / fistula trakheo
esofagus sebaiknya dilakukan
pemerikasaan rontgen. Gambarannya
berupa dilatasasi dari katong esofagos,
karena adanya penumpukan cairan
anmion saat prenatal. Selama
perkembangan janin membesaknya
esofagus menyebabkan terjadinya
fistula. Adanya udara pada lambung
memastikan adanya fistula sedangkan
adanya gas pada usus besar
menyingkirkan adanya atresia
duodenum.
Sumber:
(WWW.INDONESIA.COM/+/12798)
(Www.Google.com;Ksuhemi.blogspot.C
om/2008/07/atresia).

(Ilmu Bedah , Sjamsuhidajat dkk).

E. PATOLOGI
Atresia esofagus diuraikan dengan
farmasi esofagus yang tidak lengkap.
Ini sering dihubungkan dengan fistula
diantara trachea dan esofagus. Banyak
variasi anatomi atresia esofagus
dengan atau tanpa fitsel trakeo
esofagus telah digambarkan.
Kantong esofagus proksimal sering
hipertropi dan dilatasi akibat usaha janin
menelan cairan amnion, otot pada
kantong esofagus juga bisa menekan
trakea, dan penekanan ini berperan
terhadapterjadinya trakeomalasia.
Kelainan bentuk kedua (8%) yang sering
ditemukan adalah atresia tanpa fistula
trakheoesofagus, keadaan ini dikaitkan
dengan
gangguan perkembangan distal
esofagus sehingga proses

pembedahan akan lebih sulit. Kelainan


ketiga (4%) yaitu fistula tipe A
terdapatnya fistula trakheoesofagus
tanpa adanya atresia esofagus.
Keadaan ini sulit terdiagnosa secara
klinis. Jika fistulanya panjang dan oblik
maka gejalanya lebih minimal dan bisa
tidak diketahui secara cepat.
Sumber :
(Hasan, Rusepno, dkk. 1985. ILMU
KESEHATAN ANAK.Jakarta:Fakultas
kedokteran UI)
(Www.Google.com;Ksuhemi.blogspot.C
om/2008/07/atresia).

F. Kelaian Konginetal lain


yang berhubungan
dengan
atresi esofagus
Lebih dari 10 % bayi dengan
Atresia Esofagus mempunyai satu atau
lebih kelainan tambahan.
Seperti:

a.
Kardiovaskular 29%
b.
Kelaian Anerektal 14%
c.Genitourinaria 14%
d.
Gastrointestinal13%
e.
Vetebra/ Sketal 10%
f. Respiratorius 6%
g.
Genetik 4%
h.
Dll 11%
Sumber:
(www.Google.com;Ksuhemi.blogs
pot.com/2008/07/atresia).
(Embriologi Kedokteran Lagman).

G. PENATALAKSANAAN
Sekali diagnose atresia Esofagus
dibuat, persiapan harus dibuat koneksi
pembedahan:
a.
Orafaring dibersihkan, dan
frenc tube dipasang untuk suction
kontinus dari kantong atas

esofagus, kepala bayi harus


elevasi.
b.
Cairan intravena (10%
dextrose) dapat diberikan.
c. O2 digunakan sebagai kebutuhan
untuk pemeliharaan saturasi O2
normal.
d.
Endotrakeal intubasi harus
dilakukan pada janin dengan
kegagalan respirasi.
e.
Jika terjadi infeksi pulmonal
antibiotik spekrum (ampicilin +
gentamiegn) harus diberikan.
f. Bayi harus dipindahkan kesenter
tresier yang memiliki Nicu.
g.
Sebelum pembedahan bayi
harus dievaluasi untuk mengetahui
abnormal congenital yang lain.
h.
Radiografi dada harus
dievaluasi secara hati-hati untuk
mengetahui abromalitas sketal
i. Echokor diagram dan USG ginjal
biasanya juga dibutuhkan.
Gastrotomi untuk dekompresi lambung
digunakan pada pasien dengan pnemonia

signifikan atau atelektalis untuk


mencegah refluk isis lambung melewati
festal dan menuju trachea. Bayi yang
sehat tanpa komplikasi pulmonal atau
anumoli mayor yang lain biasanya
menjalani perbaikan primer pada
beberapa hari kehidupan, rata-rata
harapan hidup pada janin, kelompok ini
hamper 100%.
Pembedahan ditunda untuk bayi
dengan berat badan lahir rendah,
pneumonia atau anomali mayor yang lain.
Bayi prematur dengan BBLR dan bayi
dengan malformasi mayor suction kantong
atau sampai mereka dapat dioperasi.
Rata-rata harapan hidup keluarga ini
antara 80-90% anomali shantung,
khususnya merupakan penyebab
kematian pada kasus yang lebih kompleks.
Adapun tindakan selanjutnya yang bisa
dilakukan dalam pelaksanaan atresia
esofagus.
A.Propektif

Sekalin diagnose Atresia Esofagus


ditegakkan,Bayi harus dipindahkan dari
tempat bersalin ke sentral bedah anak/
NICU.Kateter section terutama tipe lugmen
ganda diletakkan pada lumen esofagus
bagian atas untuk mensuction secret dan
mencegah asirasi selama pemindahan.Bayi
detempatkan pada incubator sambil dimonitor
vital signnya.
Semua bayi dengan Atresia Esofagus
harus dilakukan echocardiogram sebelum
pembedahan ECHO akan menentukan
kelainan struktur jantung atau pembuluh
darah besar dan biasanya menunjukkan sisi
kanan lengkungan aorta yang terjadi pada 2,5
% kasus.
B.SELEKSI NON Terapi ( Tidak terapi )
Bayi dengan potter syndrome ( Agnesis
renal bilateral). Dan Trisomi 18 mempunyai
angka kematian yang tinggi, Maka pilihan
terapinya non active.Begitu juga dengan bayi
dengan kelainan jantung mayor yang sama
sekali tidak bisa diperbaiki atau dengan

perdarahan intraventikular yang hanya harus


dipertimbangkan penatalaksanaanya non
operatif.
C.Ligalasi segera fistula Trakheo
Esofagus Distal
Pada umumnya,Tindakan operasi pada
Atresia Esofagus bukanlah kasus
Emergency.Kecuali bayi preterm dengan
syndrome distress pernafasan berat yang
memerlukan dukungan ventilator.
Sejak tahun 1984, Telah dianjurkan ligalasi
transpleura emergensi pada fistula trachea
esofagus sebagai prosedur pilihan pada bayi
dengan beberapa macam masalah ternyata
ada peningkatan yang cukuo dramatis pada
pernafasannya sehingga perbaikan pada
atresianya dapat diproses. Pada kebanyakan
kasus fistula dapat meningkatkan status
pernafasan.Torakotomi merupakan
penyelesaian yang ditunda pada distress
pernafasan agar dioperasi kembali dalam 8-10
hari untuk membagi fistula dan memperbaiki

Atresiapenundaan yang lama setelah ligalasi


dilakukan terlebih dahulu.
d. Pendekatan Operatif
Dapat dilakukan:
1.
Penyambungan end to end anastomosi
dilakukan pada bayi dengan analisa gas
darah yang normal,Berat badan di atas >
1200 gram tidak ada kelainan congenital
lain.
2.
Perbaikan berupa torakotomi dengan
menutup fistula trakheoesofagus.
3.
Esofagogram dilakukan setelah 7-10
hari setelah operasi.
4.
Prediksi keberhasilan operasi sangat
tergantung pda keadaan berat badan
bayi.
Sumber: (www.INDONESIA.Com/+/12798)
(www.Google.com;Ksuheimi.blogspot.com/2
008/07/atresia).

e.Perawatan Post Operatif

Segera setelah opersi pasien


dirawat di NICU dengan perawatan
sebagai berikut:
Monitor pernafasan,suhu
tubuh,fungsi jantung dan ginjal.
Oksigen perlu diberikan dan
ventilator pernafasan dapat diberi
jika dibutuhkan.
Analgetik diberikan jika dibutuhkan
Pemerikasaan darah dan urin
dilakukan guna mengevaluasi
keadan janin secara keseluruhan
Pemeriksaan scaning dilakukan
untuk mengevaluasi fungsi
esofagus
Bayi diberikan makanan melalui
tabe yang terpasang langsung ke
lambung (Gastromitomi) atau
cukup dengan pemberian melalui
intravena sampai bayi sudah bisa
menelan makanan sendiri.

Sekret dihisap melalui tenggorokan


dengan selang nasogastrik.
Perawatan rumah sakit lebih kurang 2
minggu atau lebih,Tergantung pada
terjadinya komplikasi yang bisa timbul
pada kondisi ini.Pemeriksaan esofagografi
dilakukan pada bulan ke 2,ke 6,Setahun
setelah opersi untuk monitor untuk fungsi
esofagus.
Sumber:
(www.Google.Com;medicastrore.com/cyb
ermed/detail).
(www.Geoogle.com;Ksuhemi.blospot.com/
2008/07/atresia).

H. KOMPLIKASI
Komlikasi-komlikasi yang bisa timbul
stelah operasi perbaikan pada atresia
esofagus dan fistula trachea esofagus
adalah sbb:
a.
Dismotilitas Esofagus.
Terjadi karena kelemahan otot dinding
esofagus
b.
Gastroesofagus Refluk.
terjadi pada saat kana-kanak atau
dewasa sesaat setelah operasi.Dimana
asam lambung naik atau refluk ke
esofagus.dapat diperbaiki dengan obat
atau pembedahan.
c.
Trakheo Esofagus Fistula
Berulang
Pembedahan
berulang
adalah terapi untuk keadaan seperti
ini.

d.
Disfagia atau Kesulitan Menelan
Yaitu
tertahannya
pada
tempat
esofagus yang diperbaiki.Keadaan ini
dapat diatasi dengan menelan air
untuk tertelannya makanan dan
mencegah terjadinya ulkus.
e.Kesulitan bernafas dngan tersedak
Komplikasi ini berhubungan dengan
proses menelan makanan.
f.Batuk Kronis
Batuk merupakan gejala yang umum
setelah operasi perbaikan Atresia
Esofagus karena hal ini disebabkan
kelemahan dari trachea.
g.
Meningkatnya
Pernafasan

Infeksi

Saluran

Dengan mencegah kontak dengan


orang
yng
menderita
flu
dan
meningkatkan daya tahan tubuh

dengan mengkonsumsi vitamin dan


suplemen.
Sumber:
(www.google.com;www.
medicastrore.com/cybermed/detail)
(www.Google.com;Ksuhemi.blogspot.com/
2008/07/atresia

BAB III
KESIMPULAN
Atresia Esofagus adalah kelainan
congenital dari traktus digestivus yang
sudah dapat dideteksi pada sebelum
kelahiran (Prenatal).Penangan yang
komperhensif dapat memperbaiki angka
harapan hiduppenderita Atresia Esofagus
dan Pronosa dari Atresi Esofagus adalah

tergantung pada banyaknya kelainan


congenital lain dan komlikasi yang dapat
didapatkan oleh bayi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Hassan.dr. Rusepno, dkk.1985.Ilmu
Kesehatan Anak.Jakarta: Infomedia
Ilmu Bedah, Sjamsuhidajat dkk
Langmans Madical Embroilogi
Dasar-dasar Keperawatan
Maternitas,Persisi Mary Hamiton.
www.INDONESIA.Com/+/12798/

WWW.Google.com;Ksuheni.blogspot.co
m/2008/07/Atresia.
www.Goole.com;www.medicastrore.co
m/cybermed/detail.

DAFTAR ISI
Halaman judul

i
Kata pengantar
...ii
Daftar pustaka

iii
BAB I PENDAHULUAN
.1

A. Atresia Esofagus
2
BAB II ISI

A. Definisi

B. Etiologi

C. Epidemiologi

D. Klasifikasi

..
E. Manifestasi Klinik dan Diagnosa

F. Patologi

.
G. Kelaian Konginetal lain yang
berhubungan Atresia Esofagus


.
H. Penatalaksanaan
.
I. Komplikasai

.
BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

You might also like