Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaian senjata api sebagai alat yang
dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka dokter sebagai orang yang
melakukan pemeriksaan khususnya atas diri korban, perlu secara hati-hati cermat dan teliti di
dalam menafsirkan hasil yang didapatnya, oleh karena pemakaian senjata api untuk maksud
membunuh atau melukai membawa implikasi yang luas, tidak jarang menimbulkan keresahan
dan kesulitan tersendiri bagi mereka yang terlibat.
Untuk dapat menjelaskan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa maka dokter harus menjelaskan
berbagai hal, diantaranya : apakah luka tersebut memang luka tembak, yang mana luka tembak
masuk dan yang mana yang keluar, jenis senjata yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan,
perkiraan posisi korban sewaktu ditembak, berapa kali korban ditembak dan luka tembak mana
yang menyebabkan kematian. Interpretasi yang benar mengenai luka tembak oleh para ahli
patologi tidak hanya memberikan informasi berharga yang dapat menunjang pelaksanaan hukum
selama investigasi, tetapi juga penting untuk penentuan akhir jenis kematian.
Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat kejahatan yang paling umum di Amerika
Serikat. Luka tembak paling umum dijumpai sebagai penyebab kematian adalah akibat
pembunuhan dan di beberapa daerah bagiannya adalah akibat bunuh diri. Di Amerika Serikat
pertahunnya diperkirakan terdapat sekitar 70.000 jiwa korban luka tembak dengan kasus
kematian sekitar 30.000 jiwa. Biaya medis, legal, dan emosional akibat kejahatan tersebut
menjadi suatu beban berat bagi rumah sakit, sistem peradilan, keluarga, dan masyarakat pada
umumnya. Evaluasi mengenai luka tersebut memerlukan latihan khusus dan keahlian baik oleh
seorang dokter yang menangani bagian kegawatdaruratan korban luka tembak maupun para ahli
patologi dan forensik.
Didalam dunia kriminal senjata api yang biasa dipergunakan adalah senjata genggam yang
beralur, sedangkan senjata api dengan laras panjang dan senjata yang biasa dipakai untuk berburu
yang larasnya tidak beralur jarang dipakai untuk maksud-maksud kriminal.
2. Laras panjang
Kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0.36; 0.38; dan 0.45
Dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu
adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kiri bila dilihat dari basis
anak peluru.
Dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu
adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kanan bila dilihat dari
bagian basis anak peluru.
Dalam memberikan pendapat atau kesimpulan dalam visum et repertum tidak dibenarkan
menggunakan istilah pistol atau revolver, oleh karena perkataan pistol itu mengandung
pengertian bahwa senjatanya termasuk otomatis atau semi otomatis, sedangkan revolver
berarti anak peluru berada dalam silinder yang akan memutar bila tembakan dilepaskan.
Dan oleh karena dokter tidak melihat peristiwa penembakannya, maka yang hanya
disampaikan adalah, misalnya: senjata api kaliber 0,38 dengan alur ke kiri.
2. Amunisi
Peluru mengandung Pb dan sebagian metal dengan dikelilingi nikel, detonator berisi
barium,bismuth merkuri. Secara garis besar shotgun dan senapan sama karena
terbentuknya jumlah besar gas yang panas bertekanan tinggi.
1. Amunisi senjata dengan putaran rotasi peluru dibagi dalam dua kategori yaitu
centerfire atau rimfire tergantung lokasi primernya.
2. Selongsong peluru biasanya terbuat dari kuningan, meskipun ada yang terbuat
dari aluminium dan baja.
Pada amunisi komersial, kaliber dan nama pabrik pembuatnya dicap pada
dasar peluru.
Pada amunisi militer, nama pabrik dan tahun pembuatan amunisinya (baik
berbentuk tulisan maupun kode) dicap pada dasar peluru.
2. Mesiu
Mesiu yang digunakan dalam selongsong peluru adalah mesiu tidak mengandung asap,
campuran dari nitrocellulose, dimana nitroglycerin bisa ditambahkan ataupun tidak
ditambahkan. Wujud mesiu di Amerika Serikat umumnya :
1. Disk (flake atau serpihan) atau bola dalam pistol dan senapan tabur
2. Silindrikal atau mesiu bola pada senapan laras panjang
3. Anak peluru (bullet)
Bullet merupakan bagian dari peluru yang lepas dari moncongnya ketika senjata
ditembakkan.
1. Oleh karena velositasnya yang tinggi, pusat penembak anak peluru senjata harus
terbungkus metal baik secara penuh ataupun sebagian.
Matanya terbuat dari timah tetapi untuk peluru-peluru militer bisa dari
leburan baja atau gabungan keduanya.
6. Saat ini amunisi pistol umunya menggunakan peluru semi-jacket, iasanya dengan
rancangan pucuk yang kosong, baik disengaja untuk dipasang pada revolver
maupun pistol otomatis.
7. Amunisi .22 Short dan Senapan Laras Panjang (long rifle) dipasang dengan anak
peluru timah; amunisi Magnum .22 beramunisi jacket metal penuh atau semijacket.
8. Konfigurasi pelurunya pun bervariasi
2. Hampir semua badan senapan tabur dibuat dengan sekam plastik dan kepala kuningan
dengan pucuk yang mengatup.
Pellet yang digunakan untuk berburu burung atau binatangbinatang kecil disebut birdshot. Diameter pellet atau butir-butir
peluru tabur birdshot bervariasi.
3. Sementara, umumnya muatan untuk senapan tabur mengandung birdshot atau buckshot,
tetapi ada juga yang bermuatan gotri senapan
1. Peluru gotri senapan tabur sungguh-sungguh adalah misil timah yang besar
2. Serangkaian tulang siku dan alur pilin terdapat di sepanjang permukaan peluru
gotri American Foster maupun Brenneke.
3. Berat peluru gotri ini berkisar antara kira-kira 350 sampai 490 grain (kesatuan
berat di Inggris) tergantung ukuran.
4. Peluru gotri sabot punya konfigurasi jam pasir dan terbungkus dalam dua buah
plastik.
TEORI LUKA
1. Keparahan luka tembak ditentukan oleh dua faktor:
2. Sekali peluru menembus tubuh, pilin yang diakibatkan oleh alur pilin tidak
memadai untuk mengkompensasi bertambahnya kepadatan jaringan.
Kalau peluru terus meluncur, maka akan terjadi putaran balik 180
dan meluncur dengan gerakan mundur.
pada jaringan tergantung pada absorpsi energi kinetiknya, yang juga akan
menghamburkan panas, suara serta gangguan mekanik yang lainya.
Untuk menjamin transfer energi ke suatu jaringan, beberapa peluru dimodifikasi akan
berhenti atau menurun kecepatanya sesampainya di tubuh. Anak peluru yang lunak
didesain akan segera menjadi pecahan kecil saat ditembakkan. Peluru dumdum banyak
digunakan pada muncung roket yang mempunyai ruang udara pada ujungnya
diperuntukkan agar pada saat benturan akan terjadi pengurangan kecepatan dan terjadi
transfer energi yang besar dan kerusakan jaringan yamg hebat. Ledakan peluru ini juga
pernah digunakan saat usaha pembunuhan presiden Reagen. Lintasan peluru juga dapat
menilai besar dan kecepatan dari energi yang diberikan pada suatu target.
Jumlah dari energi kinetik yang terdapat pada proyektil sesuai dari masa dan kecepatan.
Industri militer modern telah mengambil banyak manfaat untuk pengembangan senjata
dengan dasar masa yang rendah dengan kecepatan yang tinggi sehingga menghasilkan
energi kinetic yang maksimum untuk kerusakan jaringan.Rata-rata kecepatan peluru
berkisar 340m/s, dimana banyak digunakan pada panah, senapan angin, serta revolver.
Dari system mekanik ini akan mengakibatkan daya dorong peluru ke suatu jaringan
sehingga terjadi laserasi, kerusakan sekunder terjadi kalau adanya rupture pembuluh
darah atau struktur lainnya dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter
peluru.Jika kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan dari peluru yang menembus
jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang mengkompresi jika terjadi pada jaringan
seperti otak, hati ataupun otot akan mengakibatkan kerusakan dengan adanya zona-zona
disekitar luka.
Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk rongga
disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan diameter
rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat setelah
peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan konsistensi yang padat
tingkat kerusakan lebih tinggi daripada yang berongga. Efek luka juga berhubungan
dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder
seperti infark atau infeksi.
9. Lokasi luka
10. Ukuran dan bentuk defek
11. Lingkaran abrasi
12. Lipatan kulit yang utuh dan robek
13. Bubuk hitam sisa tembakan, jika ada
14. Tato, jika ada
15. Bagian yang ditembus/dilewati
16. Titik hitam atau tanda penyembuhan akibat bedah pengeluaran benda asing dan
susunannya
Penatalaksanaan luka, termasuk debridement, penjahitan, pengguntingan rambut,
pembalutan, drainase, dan operasi perluasan luka.
Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat. Meskipun
demikian, tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat penanganan gawat
darurat dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah akibat perlakuan orangorang yang mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan kepada pihak yang bertanggung
jawab untuk menerimanya. Di lain pihak, tubuh mungkin sudah dibersihkan, bahkan
sudah disiapkan untuk penguburan, luka sudah ditutup dengan lilin atau material lain.
Penting untuk mengetahui siapa dan apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban,
untuk mengetahui gambaran luka
Jarak Tembakan
Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakan dalam keilmuan
forensik untuk memperkirakan jarak target dari tembakan dilepaskan. Perkiraan tersebut
memiliki kepentingan sebagai berikut : untuk membuktikan atau menyangkal tuntutan;
untuk menyatakan atau menyingkirkan kemungkinan bunuh diri; membantu menilai ciri
alami luka akibat kecelakaan. Meski kisaran jarak tembak tidak dapat dinilai dengan
ketajaman absolut, luka tembak dapat diklasifikasikan sebagai luka tembak jarak dekat,
sedang, dan jauh. Seperti yang tertera pada tabel 1. Perlu dicatat bahwa ciri-ciri yang
terdapat pada tabel tersebut disebabkan oleh senapan dan pistol, termasuk juga revolver
dan pistol otomatis.
Arah Tembakan
Penggunaan senjata tanpa alur, luka tembak dekat akan memperoleh informasi tentang
sudut tembakan karena adanya ilmu ukur, serta ada tidaknya kelim jelaga. Luka tembak
yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler serta perubahan warna pada kulit, jika
sudut penembakan olique akan mengakibatkan luka tembak berbentuk ellips, panjang
luka dihubungkan dengan pengurangan sudut tembak. Senapan akan memproduksi lebih
sedikit kotoran, kecuali jika jarak dekat. Petunjuk ini berguna untuk pembanding dengan
shotgun. Luka tembak yang disebabkan shotgun dengan sudut oblique akan membentuk
luka seperti anak tangga. Jaringan juga berperan serta dalam perubahan gambaran luka
karena adanya kontraksi otot. Petunjuk lain yang penting untuk menginterpretasikan,
yaitu:
17. Jika peluru mengenai lapisan keras tulang atau organ, dimana akan dialihkan arah
keluarnya dan lintasan peluru yang terbentuk.
18. Posisi tubuh korban secepatnya dinilai.
Telah dikatakan bahwa, pada saat penembakan ada pada sudut yang benar dari
permukaan tubuh, bentuk dari luka akan simetrris dan lingkaran. Tembakan senjata api
dengan Sallow Cone akan melewati setiap bagian tubuh tapi pada bagian permukaan
tangensial tubuh. Posisi yang paling sering ditemukan kemungkinan pada samping dada,
dibawah axilla.Jika lengan dinaikkan tidak akan ikut terkena, sebaliknya akan terlihat
luka pada dinding dada, dan bagian sisi dalam lengan atas. Daerah lainnya adalah bagian
samping wajah, dimana jika terkena tembakan, bagian wajah tersebut akan terkoyak dan
kemungkinan telinga akan ikut terkoyak.
Pada dada meskipun penetrasi tembakan minimal kerusakan berat pada pleura dan paru
dapat terjadi, dan kematian dapat terjadi karena Hematothorak dengan atau tanpa luka
laserasi atau memar pada paru. Ketika bagian kepala terkena, menghancurkan tulang
tengkorak atau wajah dan dapat terjadi kerusakan intracranial, meskipun peluru logam
tidak menembus kranium. Senapan juga dapat menyebabkan luka tangensial.
melakukan penetrasi pada kulit dengan membentuk sudut, maka hal ini akan
menghasilkan abrasi tepi yang eksentris, yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu
area. Area yang tebal dari abrasi tepi yang eksentris mengindikasikan arah datangnya
peluru. Sebagai tambahan, semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil sudut peluru pada saat
mengenai kulit.
Luka masuk yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin memiliki sobekan pada tepi
luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya terjadi ketika peluru kehilangan putaran oleh
karena menembak di dalam laras senjata. Bahkan dalam perjalananya dengan terpilin,
peluru bergerak secara terhuyung ketika menabrak kulit sehingga sering memberikan
gambaran bentuk D pada luka. Luka masuk yang tidak khas dapat disebabkan oleh
senjata yang tidak berfungsi baik atau oleh karena amunisi yang rusak, tetapi lebih sering
dihasilkan dari peluru jenis Ricochets atau peluru yang mengenai benda lain terlebih
dulu, seperti jendela yang bergerak otomatis, sebelum mengena tubuh. Kecepatan peluru
teredam setelah mengena media perantara, hal ini yang menyebabkan terbentuknya abrasi
tepi yang tidak khas pada luka tembak masuk, ketika peluru mengena kulit. Jenis lain dari
luka masuk yang tidak khas terjadi ketika mulut senjata api mengalami kontak langsung
dengan kulit di atas permukaan tulang, seperti pada tulang tengkorak atau sternum.
Ketika senjata ditembakkan, maka hal ini akan menghentikan gas secara langsung dari
mulut senjata ke dalam luka di sekitar peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam
jaringan subkutan, dimana gas tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar
luka tembak masuk menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari
bagian tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau penampakan seperti
bintang.Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu:
19. Luka tembak masuk jarak jauh
Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru.
20. Luka tembak masuk jarak dekat.
Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir
mesin yang tidak habis terbakar.
21. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit. Dibentuk
oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran yaitu tubuh
korban, maka pada tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan
perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras
senjata api tersebut.
Luka Tembak Keluar
Ketika luka tembak mengenai tubuh, dapat menghasilkan luka tembak keluar. Ketika
senjata caliber kecil mengenai tubuh, energi sisa pada tiap peluru biasanya tidak cukup
untuk menembus. Luka pada ekstremitas, leher dan kepala akan mudah untuk dilalui.
Jarak juga dapat mempengaruhi efek luka tembak keluar.
Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan luka tembak keluar.
Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak masuk. Bentuknya tidak sirkular
melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike), seperti bintang, iregular, atau berjarak
(gaping). Bentuk luka tembak keluar tidak dapat di prediksi. Latar belakang variasi
bentuknya adalah sebagai berikut:
22. 1. Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari tempatnya masuk.
23. Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh sehingga
memberi bentuk iregular saat keluar.
24. Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam 1 kesatuan
melainkan dalam potongan-potongan kecil. Jika memiliki jaket, maka jaket dapat
terpisah komplit atau sebagian.
25. Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat fragmen
tulang tersebut ikut terlontar keluar bersama anak peluru.
26. Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur anatomi
apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit berhubungan dengan
bentuk anak peluru yang menyebabkannya.
Luka tembak keluar akan meghasilkan gambaran acak atau tdak teratur, tergantung pada
struktur anatominya serta tulang dan jaringan, khasnya bergerigi,laserasi yang tidak
teratur dengan sisi luar yang membuka dan kemungkinan fraktur komunitf. Luka tembak
pada dada dan perut selalu sulit keluar karena adanya hambatan yang cukup besar. Tidak
adanya penahan pada kulit akan menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada saat
keluar. Dalam beberapa keadaan dimana kulit memiliki penahan, maka bentuk luka
tembak sirkular atau mendekati mendekati sirkular yang disekelilingnya dibatasi oleh
abrasi.
Teka-teki ilmiah forensik klasik membedakan luka tembak masuk dan luka tembak
keluar. Luka tembak masuk dan luka tembak keluar sulit dibedakan apabila pada luka
tembak luar terdapat penahan kulit, pada luka tembak masuk terdapat pakaian yang
menghalangi residu lain, senjata yang digunakan kaliber kecil (kaliber 22), dan tulang
tidak langsung berada di bawah kulit.
Luka tembak luar bentuk shored umumnya ditemukan pada pemakaian pakaian, pada
posisi bagian tubuh tertentu seperti pakaian yang sangat ketat, bagian ikat pinggang dari
celana panjang, celana pendek, atau celana dalam, bra, kerah baju, dan dasi. Luka jenis
sama juga terjadi karena bagian tangan menahan tempat keluar anak peluru kemudian
posisi pasien tiduran, duduk, atau menempel pada objek yang keras. Tidak semua anak
peluru dapat keluar dari tubuh. Terdapat banyak tulang dan jaringan padat yang dapat
menghalangi lewatnya peluru. Peluru jarang dapat dihentikan oleh tulang, terutama
tulang-tulang yang tipis seperti skapula dan ileum atau bagian tipis dari tenglorak.
Kebanyakan anak peluru masuk ke dalam tubuh dan menghabiskan energi kinetiknya di
kulit. Kulit adalah penghalang kedua yang paling menghalangi lewatnya anak peluru.
Anak peluru yang mengenai lokasi yang tidak biasa dapat menyebabkan luka dan
kematian tetapi luka tembak masuk akan sangat sulit untuk ditemukan. Contohnya
telinga, cuping hidung, mulut, ketiak, vagina, dan rektum.
menimbulkan luka lecet pada kulit antara ibu jari dan jari telunjuk. Luka
lecet ini dinamakan schot hand.
Pada tembakan tempel di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit,
dapat dicari antara kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara
tulang kepala dengan selaput otak keras (tabula interna).
2.
gumpalan lebih kecil dari bentuk serpihan sehingga daerah berkelim tato
pada gumpalan lebih halus.
Luas area tato menunjukkan jarak tembak. Makin besar jarak tersebut,
makin besar area, namun semakin halus. Metode pengukuran luas yang
umum dipakai adalah dengan mengukur dua koordinat, potongan
longitudinal dan transversal. Untuk kemudian dibuat luka percobaan,
dengan menggunakan senjata yang sama, amunisis yang sama, kondisi
lingkungan yang sama dengan hasil luka terlihat yang sama persis dengan
korban, dapat di ukur jarak tembak.
Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot dan
outshoot, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis, untuk
mencari adanya pigmen mesiu, jelaga, minyak senjata atau adanya serat
pakaian yang ikut masuk kedalam luka.
2. Luka Tembak Keluar (Luka Tembus)
Luka tembak keluar ini ialah bahwa setelah peluru membuat luka tembak masuk
dan saluran luka tembakan maka akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi dari
sebelah dalam dan kulit terdorong ke luar. Kalau batas kekenyalan kulit
dilampaui, maka kulit dari dalam menjadi robek dan akhirnya timbul suatu lubang
luka baru lagi, dan luka baru inilah yang dinamakan luka tembak keluar.
Jika sebuah peluru setelah membuat lubang luka tembakan masuk dan mengenai
tulang (benda keras), maka bentuk dari pada peluru tadi menjadi berubah. Tulangtulang yang kena peluru tadi akan menjadi patah pecah atau kadang-kadang
remuk. Akibatnya waktu peluru menembus terus dan membuat lubang luka
tembak keluar, tidak hanya peluru yang berubah bentuknya, tapi juga diikuti oleh
pecahan-pecahan tulang tadi oleh karena ikut terlempar karena dorongan dari
peluru. Tulang-tulang inipun kadang-kadang mempunyai kekuatan menembus
juga. Kejadian inilah yang mengakibatkan luka tembakan keluar yang besar dan
lebar, sedangkan bentuknya tidak tertentu. Sering kali besar luka tembak keluar
berlipat ganda dari pada besarnya luka tembakan masuk. Misalnya saja luka
tembakan masuk beserta contusio ring sebesar kira-kira 8 mm dan luka tembakan
keluar sebesar uang logam. Berdasarkan ukurannya maka ada beberapa
kemungkinan, yaitu:
1.
Bila luka tembak keluar ukurannya lebih besar dari luka tembak
masuk, maka biasanya sebelum keluar anak peluru telah mengenai tulang
hingga berpecahan dan beberapa serpihannya ikut keluar. Serpihan tulang
ini bisa menjadi peluru baru yang membuat luka keluar menjadi lebih
lebar.
2.
tato, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 60 cm, dan seterusnya. Bila
hanya ada kelim lecet, cara pengutaraannya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan sifat lukanya luka tembak tersebut merupakan luka tembak jarak jauh, ini
mengandung arti:
1. Memang korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti diluar jangkauan atau jarak
tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar.
2. Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi antara korban
dengan moncong senjata ada penghalang; seperti bantal dan lain sebagainya.
Bila ada kelim api, berarti korban ditembak dari jarak yang sangat dekat sekali, yaitu
maksimal 15 cm (Idris, 1997). Menurut hadikusumo (1998), luka tembak tempel
bentuknya seperti bintang, dengan gambaran bundaran laras senjata api dengan tambahan
gambaran vizierkorrel (pejera, foresight) akibat panasnya mulut laras. Bila larasnya
menempel pada kulit, gas peluru ikut masuk ke dalam luka, dan berusaha menjebol
keluar lagi lewat jaringan disekitar luka. Sementara luka tembak jarak dekat ada sisa
mesiu yang menempel pada daerah sekitar luka. Gambaran mesiu ini tergantung jenis
senjata dan panjang laras. Mesiu hitam lebih jauh jangkauannya dari pada mesiu tanpa
asap. Sedangkan luka tembak jarak jauh, luka bersih dengan cincin kontusio, pada arah
tembakan tegak lurus permukaan sasaran bentuk cincin kontusionya konsentris dan
bundar.
Pemeriksaan Kimiawi
Pada black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat,
sulfis, sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat. ,Pada smokeles gun
powder dapat ditemukan nitrit dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang
modern, unsur kimia yang dapat ditemukan ialah timah, barium, antimon,
dan merkuri.Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan dari
peluru sendiri dapat di temukan ialah timah, antimon, nikel, tembaga,
bismut perak dan thalium. Pemeriksaan atas unsur-unsur tersebut dapat
dilakukan terhadap pakaian, didalam atau di sekitar luka. Pada pelaku
Foto rontgen dapat menyatakan ada peluru yang mungkin tidak berhubungan
dengan penembakan yang sedang diselidiki. Yang kedua, kaliber dari peluru tidak
dapat ditentukan dengan tepat dengan menggunakan foto rontgen. Adanya distorsi
dengan menggunakan foto rontgen besar dan tergantung jarak peluru dari film X
ray. Sangat sulit memperkirakan kaliber yang tepat dari peluru berdasarkan
penampilan peluru di foto rontgen. Pemeriksaan radiografi yang lain kadangkadang digunakan pada pemeriksaan luka tembak. Ini terdiri dari soft X-rays yang
terkadang dinamakan grenz rays.
Pemeriksaan secara radiologik dengan sinar-X ini pada umumnya untuk
memudahkan dalam mengetahui letak peluru dalam tubuh korban, demikian pula
bila ada partikel-partikel yang tertinggal. Pada tandem bullet injury dapat
ditemukan dua peluru walaupun luka tembak masuknya hanya satu. Bila pada
tubuh korban tampak banyak pellet tersebar, maka dapat dipastikan bahwa korban
ditembak dengan senjata jenis shoot gun , yang tidak beralur, dimana dalam
satu peluru terdiri dari berpuluh pellet. Bila pada tubuh korban tampak satu
peluru, maka korban ditembak oleh senjata jenis rifle.
Pada keadaan dimana tubuh korban telah membusuk lanjut atau telah rusak
sedemikian rupa, sehingga pemeriksaan sulit, maka dengan pemeriksaan radiologi
ini akan dengan mudah menentukan kasusnya, yaitu dengan ditemukannya anak
peluru pada foto rongent (Idris, 1997). Pramono (1996) menyatakan luka tembak
masuk dilukis dalam keadaan asli atau dibuat foto. Pada luka tembak jarak dekat
dibuat percobaan parafin, yang kegunaannya untuk menentukan sisa mesiu pada
tangan penembak atau sisa-sisa mesiu sekitar luka tembak untuk jarak dekat.
2. Pemeriksaan baju pada korban luka tembak
Pemeriksaan korban luka tembak tidak lengkap tanpa pemeriksaan defek
baju yang dibuat oleh peluru. Beberapa cara pemeriksaannya:
1. 1. Idealnya baju korban harus dilepaskan tanpa merusak baju
tersebut.
2. 2. Untuk mengidentifikasi korban, dapat dicari barang-barang yang
ada di saku.
3. 3. Baju harus dilepaskan dari korban, tapi jika hal ini dapat
merusak maka dilakukan manipulasi sehingga luka dapat dilihat.
4. 4. Korban yang meninggal, sekarat, dan potensial untuk resusitasi
kardiopulmonologi dirawat oleh petugas medis. Berkaitan dengan
hal ini, baju koraban harus dipotong atau dirobek.
Pemeriksaan baju pada korban dapat dilakukan dengan menggunakan tehnik yang
berbeda. Ini meliputi:
5. Dengan mata telanjang
6. Dengan menggunakan gelas
7. Dengan mikroskop binokular
8. Dengan fotografi inframerah