You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian menunjukkan bahwa, 50% kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainankelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Salah
satu kondisi bayi tersebut adalah hipotermi, karena hipotermi akan
menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya dapat terjadi kerusakan otak.
Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam
penanganan neonatal sehingga neonatus harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauterin kekehidupan ekstrauterin agar

dapat bertahan

dengan baik.
Periode neonatal merupakan yang paling kritis dalam fase
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Proses adaptasi fisiologis yang
dilakukan bayi baru lahir perlu diketahui dengan baik oleh tenaga
kesehatan khususnya bidan, yang selalu memberikan pelayanan kesehatan.
Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 menunjukan bahwa Angka Kematian Bayi di Yogyakarta
mempunyai angka yang relatif tinggi, yaitu sebesar 25 per 1.000 kelahiran
hidup (target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2015). Apabila melihat angka hasil SDKI 2012 tersebut, maka masalah
kematian bayi merupakan hal yang serius yang harus diupayakan
penurunannya agar target MDGs dapat dicapai (Profil kesehatan
Yogyakarta tahun 2012).
Angka kematian bayi pada tahun 2013 sebanyak 9,38/1.000
kelahiran hidup sejumlah 126 kasus, mengalami peningkatan dibanding
tahun 2012 sebanyak 8,6/1.000 kelahiran hidup sejumlah 116 kasus.
Penyebab kematian bayi terbesar adalah karena asfiksia yaitu sebanyak 29
kasus, sedangkan sebanyak 18 kasus disebabkan oleh BBLR.(Profil
kesehatan Bantul tahun 2014)
1

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau Low Birth Weigh Infant
(LBWI) adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram. Berdasarkan kongres European Perinatal Medicine II di London
(1970), menurut masa kehamilannya dapat dikategorikan menjadi tiga,
yaitu bayi kurang bulan yaitu bayi dengan masa kahamilan kurang dari 37
minggu, bayi cukup bulan yaitu bayi dengan masa kehamilan mulai 37
minggu sampai dengan 42 minggu, bayi lebih bulan yaitu bayi dengan
masa kehamilan lebih dari 42 minggu.(Wafi Nur Muslihatun,2010)
Mengetahui hal tersebut, penyusun melakukan studi kasus melalui
pendekatan asuhan kebidanan dengan manajemen SOAP pada bayi Ny.
H umur 0 hari dalam masa stabilitas dengan BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah di Rumah Sakit Panembahan Senopati, Bantul.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir By. Ny. H umur 0
hari dalam masa stabilitas dengan BBLR?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan Bayi Berat Lahir Rendah yang benar.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif pada By. Ny. H umur 0
hari dalam masa stabilitas dengan BBLR.
b. Melakukan pengkajian data objektif pada By. Ny. H umur 0
hari dalam masa stabilitas dengan BBLR.
c. Melakukan analisa pada By. Ny. H umur 0 hari dalam masa
stabilitas dengan BBLR.
d. Melakukan penatalaksanaan pada By. Ny. H umur 0 hari
dalam masa stabilitas dengan BBLR.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian BBLR

Menurut

WHO

(1961)

mengganti

istilah

bayi

prematur dengan bayi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR),


karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan prematur.
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gram tanpa memperhatikan umur kehamilan.
BBLR merupakan salah satu faktor resiko yang dapat
menyebabkan
perinatal.
gangguan

Bayi

kematian
berat

mental

bayi

lahir

dan

fisik

khususnya

rendah
pada

pada

dapat

masa

mengalami

tumbuh

kembang

selanjutnya, sehingga membutuhkan perawatan khusus.


Menurut
Proverawati
dan
Ismawati
(2010)
mengelompokan BBLR menjadi 2, yaitu :
1. Menurut harapan hidupnya
a. Berat bayi lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500
2500 gram.
b. Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat
lahir 1000 1500 gram.
c. Berat bayi lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat
lahir kurang dari 1000 gram.
2. Menurut masa gestasinya
a. Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari
37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat
badan

untuk

masa

gestasi

atau

biasa

disebut

neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan


b.

(NKB SMK).
Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauteri dan merupakan bayi kecil untuk masa
kehamilannya (KMK)

B. Faktor Faktor Penyebab BBLR


1. Faktor ibu

a. Penyakit
1) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia,
perdarahan

antepartum,

preeklamsi

eklamsi, infeksi kandung kemih.


2) Menderita penyakit seperti

malaria,

berat,
infeksi

menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH,


penyakit jantung.
3) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
b. Ibu
1) Kehamilan pada usia < 20 tahun atau > 35 tahun.
2) Jarak kehamilan yang terlalu dekat atau pendek (<
1 tahun).
3) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
c. Keadaan sosial ekonomi
1) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi
rendah. Hal ini dikarenakan keadaan gizi dan
pengawasan antenatal yang kurang.
2) Aktivitas fisik yang berlebihan.
3) Perkawinan yang tidak sah
2. Faktor janin
Faktor janin meliputi: kelainan kromosom, infeksi
janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat
janin, dan kehamilan kembar.
3. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan

oleh

hidramnion,

plasenta previa, solusio plasenta, sindrom tranfusi bayi


kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain tempat
tinggal

tinggi,

terkena

radiasi,

serta

terpapar

zat

beracun.
C. Diagnosa dan Gejala Klinik
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat
abortus, partus prematurus dan lahir mati.

b. Pembesaram uterus

tidak

sesuai

dengan

tunya

kehamilan.
c. Pergerakan janin pertama (quickening) terjadi lebih
lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
d. trasparan
e. Sering dijumpai kehamilan dengan olihidramnion,
hidramnion, hiperemesis gravidarum dan perdarahan
antepartum.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan

retardasi

pertumbuhan

intrauteri.

Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan.


Tanda tanda bayi ini adalah tengkorak kapala keras,
gerak bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit, kulit
tipis, kering, belipat lipat dan mudah diangkat.
Abdomen cekung atau rata, jaringan lemak bawah
kulit sedikit, tali pusat tipis, lembek dan berwarna
kahijauan.
b. Bayi prematur yang lahir sebelum 37 minggu verniks
kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit,
tulang

tengkorak

lunak

mudah

bergerak,

muka

seperti boneka (doll like), abdomen buncit, tali


pusat tebal dan segar, menangais lemah, tonus otot
hipotonik, kulit tipis, merah dan trasparan.
c. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan organ
organ dalam tubuhnya oleh karena itu bayi sangat
peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma
kelahiran, hipotermi dan sebagainya. Pada bayi kecil
untuk masa kehamilan (small for date).

D. Penanganan
Penanganan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) menurut
Sarwono (2006) antara lain:
1. Mempertahankan suhu dengan ketat
5

BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu


tubuhnya harus dipertahanan dengan ketat
2. Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentang dengan infeksi, perhatikan prinsip
prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan
sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi atau ASI
Reflek menelan BBLR belum sempurna, oleh karena itu
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau
nutrisi bayi dan erat kaitanya dengan daya tahan tubuh,
oleh

sebab

itu

penimbangan

berat

badan

harus

dilakukan dengan ketat.


Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir adalah 120
150 ml/kg/hari atau 100 120 cal/kg/hari. Pemberian
dilakukan

bertahap

sesuai

kemampuan

bayi

untuk

sesegera mungkin mecukupi kebutuhan cairan atau kalori.

KRITERIA
KATEGORI

Berat lahir bayi < 2500 gram


Bayi berat lahir
Bayi berat lahir
sangat rendah

rendah (BBLR)

(BBLSR)
PENILAIAN

Berat lahir < 1500

Berat lahir 1500

gram

2500 gram

PENANGANAN
PUSKESMAS 1. Keringkan secepatnya dengan handuk hangat
2. Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang
kering dan hangat. Pertahankan tetap hangat
3. Berikan lingkungan yang hangat dengan cara

kontak kulit ke kulit dan atau selimuti BBLSR


dengan kain hangat
4. Beri lampu 60 watt, dengan jarak minimal 60 cm
5.
6.
7.
1.

dari bayi
Kepala bayi ditutup topi
Beri oksigen
Tali pusat dalam keadaan bersih
Beri ASI bila dapat 1. Beri ASI,
menelan.
dapat

Bila

tidak

menelan

bila

tidak

dapat menghisap, bisa


menelan

tetesi

langsung rujuk
langsung dari puting
2. Rujuk
ke
rumah 2. Bila
tidak
dapat
sakit

menelan,

langsung

rujuk
Rumah Sakit

1. Sama dengan diatas


2. Bila tidak dapat menelan pasang sonde/ OGT
3. Bila tidak mungkin, infus Dekstrose 10% +
Bicarbonas Natricus 1,5% = 4 : 1
Hari I : 60 cc/kg/hari
Hari II: 70 cc/kg/hari
4. Antibiotika
5. Bila tidak dapat menghisap puting susu atau
tidak dapat menelan langsung atau sesak, biru,
tanda

tanda

hipotermi

berat,

terangkan

kemungkinan akan meninggal.

E. Permasalahan pada BBLR


BBLR memerlukan perawatan

khusus

karena

mempunyai permasalahan yang banyak sekali pada siatem


tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang belum stabil,
diantaranya adalah
1. Ketidakstabilan suhu tubuh
Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu
lngkungan 36oC 37oC dan segera setelah lahir bayi
dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih
rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada
kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi
7

karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan


kesanggupan

menambah

produksi

panas

sangat

terbatas karena pertumbuhan otot otot belum cukup


memadai, ketidakmampuan untuk menggigil, sedikitnya
lemak subkutan, lemak coklat yang tidak memadai,
belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh,
rasio

luas

permukaan

tubuh

relatif

lebih

besar

dibandingkan berat badan sehingga mudah kehilangan


panas.
2. Gangguan pernafasan
Akibat dari defisiensi paru, toraks yang lunak dan
otot respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi
periodik apneu. Disamping itu lemahnya reflek batuk,
hisap,

dan

menelan

dapat

mengakibatkan

resiko

terjadinya aspirasi.
3. Imaturitas imunilogi
Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer
IgG maternal melalui plasenta selama trimester ketiga
kehamilan karena pemindahan subtansi kekebalan dari
ibu

kejanin

terjadi

pada

minggu

terakhir

masa

kehamilan. Akibatnya, fogositosis dan pembentukan


antibodi menjadi terganggu. Selain itu kulit dan selaput
lendir membran tidak memiliki perlindungan seperti
bayi cukup bulan sehingga bayi mudah menderita
infeksi.
4. Masalah gastrointestinal dan nutrisi
Lemahnya reflek menghisap

dan

menelan,

motilitas usus yang menurun, lambatnya pengosongan


lambung, absorbsi vitamin yang larut dalam lemak
berkurang, defisiensi enzim laktase pada jonjot usus,
menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat

besi

dalam

tubuh,

meningkatnya

resiko

NEC

(Necrotizing Enterocolitis). Hal ini menyebabkan nutrisi


tidak adekuat dan penurunan berat badan bayi.
5. Imaturitas hati
Adanya gangguan konjugasi dan ekstraksi
bilirubin
defisiensi

menyebabkan
vitamin

timbulnya
sehingga

hiperbilirubin,
mudah

terjadi

perdarahan. Kurangnya enzim glukoronil transferase


sehingga konjugasi bilirubin direk belum sempurna dan
kadar albumin darah yang berperan dalam transportasi
bilirubin dari jaringan kehepar berkurang.
6. Hipoglikemi
Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung
dari kadar gula darah ibu karena terputusnya hubungan
plasenta

dan

janin

menyebabkan

terhentinya

pemberian glukosa. Bayi berat lahir rendah dapat


mempertahankan kadar gula darah selama 72 jam
pertama dalam kadar 40 mg/dl. Hal ini disebabkan
cadangan glikogen yang belum mencukupi. Keadaan
hipotermi juga dapat menyebabkan hipoglikemi karena
strea dingin akan direspon bayi dengan melepaskan
noreepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi paru.
Efektifitas ventilasi paru menurun sehingga kadar
oksigen

darah

metabolisme

berkurang.

glukosa

dan

Hal

ini

menghambat

menimbulkan

glikolisis

anaerob yang berakibat pada penghilangan glikogen


lebih banyak sehingga terjadi hipoglikemi. Nutrisi yang
tidaj adekuat dapat menyebabkan pemasukan kalori
yang rendah juga dapat memicu timbulnya hipoglikemi.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir By. Ny. H Umur 0 Hari dalam
Masa Stabilitas dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD
Panembahan Senopati Bantul

No Register

: 546966

Tanggal Masuk

: 31 Desember 2014

Jam

: 23.00 WIB

Ruang

: Teratai

A. PENGKAJIAN (Tanggal 1 Januari 2015 jam 08.00 WIB)


Identitas Bayi
Nama Bayi
: Bayi Ny. H
Jenis kelamin
: laki-laki
Umur
: 0 hari
Tanggal/Jam Lahir
: 31 Desember 2014 / 22.30 WIB
Berat Badan Lahir
: 2200 gr
Identitas Orang Tua
Nama Ibu
Umur
Agama
Pendidika
n
Pekerjaan
Alamat

: Ny. H
: 28 tahun
: SMA
: Islam
: IRT
: Hawungan II,
Selopamioro,

Nama Ayah
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Tn. D
: 31 tahun
: Islam
: SMA
: Swasta
: Hawungan II,
Selopamioro,

Imogiri, Bantul
Imogiri, Bantul
B. SUBJEKTIF (Tanggal 01 Januari 2015 jam 08.00 WIB)
1. Ny.H datang ke rumah sakit, rujukan dari BPS Purwati dengan kala 1
fase laten memanjang.
2. Bayi baru lahir dalam masa stabilitas membutuhkan perawatan khusus,
G1 P0 A0, ANC teratur 14 kali, tidak ada komplikasi atau penyulit selama
kehamilan, umur kehamilan 39 minggu 2 hari. Riwayat persalinan ini:
a. Lahir tanggal 31 Desember 2014

10

b. Bayi lahir secara spontan, ditolong bidan, tempat RSUD


Panembahan Senopati
c. Jenis kelamin laki laki, BB: 2200 gr
d. Komplikasi KPD 34 jam, air ketuban hijau.
3. Ibu dan keluarga tidak mempunyai atau menderita penyakit menurun
(DM, hipertensi, jantung, asma), menular (TBC, hepatitis, HIV).
C. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Sedang
Tanda-tanda vital
S: 36,5oC
R: 45 x/mnt N: 125 x/mnt
Pengukuran Antropometri (data dari rekam medis)
PB: 47 cm
LK: 29 cm
LD: 29 cm
LILA: 9 cm BB: 2200 gr
b. Apgar Score saat lahir (data dari rekam medis)
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Aspek yang dinilai


Pernafasan
Denyut Jantung
Reflek
Tonus otot
Warna Kulit
TOTAL >>>>>>>

1 menit
2
2
1
1
1
7

5 menit
2
2
2
1
2
9

10 menit
2
2
2
2
2
10

2. Pemeriksaan Fisik

11

Kepala
Rambut
Wajah
Mata

: Bentuk simetris, mesochepal, tidak hidrochepalus


: Bersih, tidak ada sisa lendir
: Simetris, tidak ada pembengkakan
: Simetris, reflek melihat normal, sklera putih tidak

Hidung
Mulut
Telinga
Leher

ikterik
: Tidak ada nafas cuping hidung
: Tidak ada palatoskisis dan labiopalatoskisis, tidak
sianosis
: Bentuknya simetris, tidak ada sekret dari lubang

Dada
Abdomen
Ekstremitas
Genetalia
Anus
Reflek

telinga
: Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid maupun
vena jugularis
: Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada
: Tidak ada masa
: Simetris, jari-jari tangan dan kaki lengkap
: Skrotum sudah turun
: Tidak atresia ani
: Moro positif, rooting positif, sucking positif, grasping
positif, tonic neck positif

D. ANALISA
Bayi Ny. H umur 0 hari spontan, laki laki cukup bulan kecil masa
kehamilan dalam masa stabilitas dengan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
E. PENATALAKSANAAN
Tanggal/Jam
1 Januari 2015
/08.10 WIB

Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu tentang keadaan umum bayi dan
tanda-tanda vital bayi, Ku : Sedang, tanda-tanda
vital : S: 36,5oC R: 45 x/mnt N: 125 x/mnt BB:

08.12 WIB
08.15 WIB

2200gr.
2. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya
saat ini, Ibu mengerti dengan kondisi bayinya.
3. Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi agar
12

saluran
08.16 WIB
08.17 WIB

nafas

terbuka,

Kepala

bayi

telah

diposisikan sesuai kebutuhan


4. Menjaga kehangatan bayi, Bayi telah dibedong
dan diselimuti kemudian ditempatkan di tempat
tidur yang disinari lampu.
5. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk

08.20 WIB

pemeriksaan

lebih

lanjut,

Kolaborasi

telah

dilakukan yaitu melakukan pemeriksaan GDS,


08.23 WIB

menganjurkan KMC, dan ASI eksklusif.


6. Memantau GDS (Gula Darah Sewaktu) pada bayi
Cek GDS (Gula Darah Sewaktu) sudah dilakukan

08.25 WIB

dengan hasil normal yaitu 96 gr/dl, 86 gr/dl.


7. Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk
melakukan metode Kangoroo Moother Care

08.30 WIB

(KMC) pada bayinya setelah keadaan bayi stabil,


ibu mengerti dan bersedia akan melakukan

08.32 WIB
08.35 WIB
08.38 WIB
08.40 WIB

metode kangguru pada bayinya.


8. Memberi KIE pada ibu tentang ASI eksklusif, Ibu
mengerti dengan penjelasan dari petugas tenaga
kesehatan.
9. Memantau intake dan eliminasi serta mengganti
popok jika basah, Intake dan eliminasi telah
dicatat dalam lembar observasi bayi.
10. Mengajarkan ibu tentang teknik menyusui yang

12.00 WIB

benar, Ibu bersedia serta dapat melakukannya.


11. Mengajarkan ibu cara memerah ASI yang benar,
Ibu bersedia serta dapat melakukannya.
12. Menjelaskan pada ibu cara penyimpanan ASI, Ibu
mengerti

dengan

penjelasan

dari

petugas

kesehatan.
13. Memberi KIE tentang cara perawatan pada bayi,
Ibu mengerti penjelasan dari petugas tenaga
kesehatan.
14. Memantau GDS (Gula Darah Sewaktu) pada bayi
kembali, Cek GDS (Gula Darah Sewaktu) sudah
13

dilakukan dengan hasil normal yaitu 86 gr/dl.

LEMBAR CATATAN PERKEMBANGAN


Tanggal / Jam
2 Januari 2015 /
15.00 WIB
15.03 WIB

Catatan Perkembangan
S : Bayi Ny. H umur 1 hari, lahir spontan dari ibu G 1 P0 A0
UK 39 minggu 2 hari KPD 34 jam Air Ketuban Hijau
O : KU: baik, R: 46x/mnt, S: 36,5oC, N: 109x/mnt, BB: 2200
gr, menangis kuat, gerak aktif, tidak ada sekret mata, tidak
ada nafas cuping hidung, tidak ada retraksi dada, akral tidak
kebiruan.
A : Bayi Ny. H umur 1 hari spontan laki laki cukup bulan

15.05 WIB

kecil masa kahamilan dengan BBLR


P:
1. Memberitahu ibu tentang keadaan bayi S: 36,5OC, RR:

15.06 WIB

46x/menit, N: 109x/menit, BB: 2200gr bahwa bayi


dalam keadaan baik, Ibu mengerti dengan kondisi
bayinya
2. Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi agar saluran
nafas terbuka. Kepala bayi telah diposisikan sesuai

15.10 WIB

kebutuhan
3. Menjaga kehangatan bayi, Bayi telah dibedong dan
diselimuti kemudian ditempatkan di tempat tidur yang

15.12 WIB

disinari lampu. Bayi terlihat nyaman


4. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
untuk pemeriksaan lebih lanjut, Kolaborasi telah
dilakukan yaitu melanjutkan terapi sebelumnya
5. Memantau GDS (Gula Darah Sewaktu) pada bayi, Cek

15.15 WIB

GDS (Gula Darah Sewaktu) sudah dilakukan dengan


hasil yaitu 60 gr/dl
6. Memantau intake dan eliminasi serta mengganti popok

15.18 WIB

jika basah, Intake dan eliminasi telah dicatat dalam


lembar observasi bayi

14

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan metode Kangoroo


Mather Care (KMC) pada bayinya, ibu mengerti dan
bersedia akan melakukan metode kangguru pada

15.20 WIB

bayinya.

15.22 WIB

3 Januari 2015/
09.00 WIB
09.02 WIB

S : Bayi Ny. H umur 2 hari, lahir spontan dari ibu G 1 P0 A0


UK 39 minggu 2 hari KPD 34 jam Air Ketuban Hijau
O : KU: baik, R: 53x/mnt, S: 37,1oC, N: 134x/mnt, BB: 2100
gr, menangis kuat, gerak aktif, tidak ada sekret mata, tidak
ada nafas cuping hidung, tidak ada retraksi dada, akral tidak
kebiruan.
A : Bayi Ny. H umur 2 hari spontan laki laki cukup bulan

09.05 WIB

kecil masa kahamilan dengan BBLR


P:
1. Memberitahu ibu tentang keadaan bayi S: 37,1OC, RR:

09.06 WIB

53x/menit, N: 134x/menit BB: 2100gr, berat badan bayi


menurun 100gr hal ini adalah hal yang wajar, Ibu
mengerti dengan kondisi bayinya
2. Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi agar saluran
nafas terbuka, Kepala bayi telah diposisikan sesuai

09.10 WIB

kebutuhan
3. Menjaga kehangatan bayi, Bayi telah dibedong dan
diselimuti kemudian ditempatkan di tempat tidur yang

15

09.12 WIB

disinari lampu, Bayi telah dijaga kehangatannya


4. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak,
Kolaborasi telah dilakukan yaitu memantau GDS bayi,
KMC dan ASI esklusif.
5. Menganjurkan ibu lebih banyak memberikan ASI pada

09.14 WIB

bayi, ibu mengerti dan beersedia melakukan


6. Memantau intake dan eliminasi serta mengganti popok
jika basah, Intake dan eliminasi telah dicatat dalam
09.17 WIB

lembar observasi bayi


7. Menganjurkan ibu untuk melakukan metode Kangoroo
Mather Care (KMC) pada bayinya, ibu mengerti dan

09.20 WIB

bersedia akan melakukan metode kangguru pada


bayinya.

09.23 WIB

4 Januari 2015/
09.00 WIB
09.02 WIB

S : Bayi Ny. H umur 3 hari, lahir spontan dari ibu G 1 P0 A0


UK 39 minggu 2hari KPD 34 jam Air Ketuban Hijau
O : KU: baik, R: 46x/mnt, S: 36,5oC, N: 126x/mnt, BB: 2100
gr, menangis kuat, gerak aktif, tidak ada sekret mata, tidak
ada nafas cuping hidung, tidak ada retraksi dada, akral tidak
kebiruan.
A : Bayi Ny. H umur 3 hari spontan laki laki cukup bulan

09.05 WIB

kecil masa kahamilan dengan BBLR


P:
1. Memberitahu ibu tentang keadaan bayi S: 36,5OC, RR:

09.07 WIB

46x/menit, N: 126x/menit, BB: 2100gr, Ibu mengerti


dengan kondisi bayinya dan ibu merasa senang.
2. Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi agar saluran

16

nafas terbuka, Kepala bayi telah diposisikan sesuai


09.10 WIB

kebutuhan
3. Menjaga kehangatan bayi, Bayi telah dibedong dan
diselimuti kemudian ditempatkan di tempat tidur yang
disinari lampu, Bayi telah dijaga kehangatannya.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak

09.12 WIB

untuk pemeriksaan lebih lanjut, Kolaborasi telah


dilakukan yaitu melanjutkan terapi sebalumnya.
5. Melakukan pemeriksaan GDS (Gula Darah Sewaktu)
pada bayi, telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil 88

09.15 WIB

gr/dl.
6. Memantau intake dan eliminasi serta mengganti popok
jika basah, Intake dan eliminasi telah dicatat dalam

09.17 WIB

lembar observasi bayi


7. Menganjurkan ibu untuk melakukan metode Kangoroo
Mather Care (KMC) pada bayinya, ibu mengerti dan
bersedia akan melakukan metode kangguru pada

09.20 WIB

bayinya.

09.22 WIB
5 Januari 2015/
08.15 WIB
08.17 WIB

S : Bayi Ny. H umur 4 hari, lahir spontan dari ibu G 1 P0 A0


UK 39 minggu 2hari KPD 34 jam Air Ketuban Hijau
O : KU: baik, R: 44x/mnt, S: 36,5oC, N: 127x/mnt, BB: 2200
gr, menangis kuat, gerak aktif, tidak ada sekret mata, tidak
ada nafas cuping hidung, tidak ada retraksi dada, akral tidak
kebiruan.
A : Bayi Ny. H umur 4 hari spontan laki laki cukup bulan

08.20 WIB

kecil masa kahamilan dengan BBLR


P:
1. Memberitahu ibu keadaan bayi S: 36,5OC, RR:
44x/menit, N: 127x/menit, BB: 2200gr, Ibu mengerti
17

08.22 WIB

dengan kondisi bayinya dan merasa senang.


2. Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi agar saluran
nafas terbuka, Kepala bayi telah diposisikan sesuai

08.25 WIB

kebutuhan
3. Menjaga kehangatan bayi, Bayi telah dibedong dan
diselimuti kemudian ditempatkan di tempat tidur yang
disinari lampu, Bayi telah dijaga kehangatanya
4. Memantau intake dan eliminasi serta mengganti popok

08.27 WIB

jika basah, Intake dan eliminasi telah dicatat dalam


lembar observasi bayi
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan metode Kangoroo

08.29 WIB

Mather Care (KMC) pada bayinya, ibu mengerti dan


bersedia akan melakukan metode kangguru pada
bayinya.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak

08.30 WIB

untuk pemeriksaan lebih lanjut, Kolaborasi telah


dilakukan dan dokter telah mengizinkan bayi pulang.
7. Menjelaskan pada ibu bahwa bayinya dalam keadaan
baik dan diizinkan untuk pulang hari ini, Ibu merasa
senang bayinya sudah dapat pulang.
8. Memberikan KIE tentang perawatan bayi dirumah, ibu

08.33 WIB

09.35 WIB

mengerti dengan penjelasan.


9. Menganjurkan ibu untuk mempertahankan ASI esklusif,
ibu bersedia melakukan.
10. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan Kangoroo
Mother Care (KMC) di rumah, ibu bersedia melakukan.
11. Menganjurkan bapak untuk membuat box bayi hangat
yang dilengkapi dengan lampu untuk bayi, bapak

09.40 WIB

bersedia melakukan
12. Menganjurkan untuk melakukan kontrol bayi pada hari
kamis, 8 Januari 2015 di poliklinik tumbang dan

09.44 WIB

memberikan surat keterangan lahir, ibu bersedia


melakukan.
13. Jam 14.00 WIB administrasi selasai, bayi dibawa

09.47 WIB

pulang oleh keluarga.

18

09.50 WIB

10.00 WIB

14.00 WIB

BAB IV
PEMBAHASAN

BBLR merupakan salah satu faktor resiko yang dapat


menyebabkan
perinatal.
gangguan

Bayi

kematian
berat

mental

dan

bayi
lahir
fisik

khususnya
rendah
pada

pada

dapat
tumbuh

masa

mengalami
kembang

selanjutnya, sehingga membutuhkan perawatan khusus.


Pada umumnya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir dengan bayi berat lahir rendah, tenaga
kesehatan tentunya melakukan asuhan tersebut dengan
menyeluruh, dalam pelaksanaan dilahan sebagian besar
tindakan dan pemeriksaan sudah sesuai dengan teori.
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan bayi berat
lahir rendah adalah sebagai berikut:
1. Secara teori
a. Selalu menjaga kehangatan bayi dengan mengganti
kain yang basah dan memberikan topi.

19

b. Memberi lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm


dari bayi
c. Melakukan kontak kulit kekulit bayi dengan ibu atau
KMC
d. Memberikan oksigen
e. Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih
f. Memasang sonde atau OGT bila bayi tidak dapat
menelan
g. Memasang infus dekstrose 10 % + bicarbonas natricus
1,5 % = 4:1
h. Memberikan antibiotika
2. Secara praktik di lahan
a. Selalu menjaga kehangatan bayi dengan mengganti
kain yang basah dan memberikan topi.
b. Memberi lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm
dari bayi
c. Melakukan kontak kulit kekulit bayi dengan ibu atau
KMC
d. Memberikan oksigen
e. Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih
f. Tidak memasang sonde atau OGT karena

reflek

menghisap dan menelan bayi baik


g. Tidak memasang infus dekstrose 10 % + bicarbonas
natricus 1,5 % = 4:1 karena kebutuhan bayi sudah
tercukupi dengan ASI
h. Tidak memberikan antibiotika
Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan bayi berat lahir rendah antara teori dan praktik
lahan tidak ada kesenjangan, semua dilakukan sesuai
dengan teori.

20

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dalam pemeriksaan asuhan kebidanan ini mahasiswa
dapat:
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada By. Ny.
H umur 0 hari dalam masa stabilitas dengan BBLR.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada By. Ny.
H umur 0 hari dalam masa stabilitas dengan BBLR.
c. Mahasiswa mampu melakukan analisa pada By. Ny. H umur 0 hari
dalam masa stabilitas dengan BBLR.
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan pada By. Ny. H
umur 0 hari dalam masa stabilitas dengan BBLR.
B. Saran
1. Rumah sakit
21

Penyusun menyarankan kepada rumah sakit untuk


dapat

mempertahankan

dan

meningkatkan

asuhan

kebidanan pada bayi baru lahir khususnya bayi dengan


BBLR.
2. Institusi
Penyusun berharap makalah asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan BBLR. dapat menjadi tambahan
referensi pustaka.
3. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat melakukan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR lebih
komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Muslihatun, Wafi Nur, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.


Yogyakarta : Fitramaya
Sarwono, 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sofian, Amru, 2011. Sinopis Obstetri jilid I. Pekanbaru : EGC
http : //repository.usu,ac.id / bitsream. Diakses tanggal 9 Januari
2015 jam 21.00 wib
www. gizikia.depkes.go.id. diakses tanggal 9 Januari 2015 jam
21.05 wib
www. whoindonesia.healthrepository.org.
Januari 2015 jam 21.10 wib

diakses

tanggal

22

You might also like