Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Hanifah Astrid E.
Nimas Ayu Suri P.
Pratiwi Prasetya P.
Irene Yunita P.
Bobbi Juni Saputra
G99131041
G99131057
G99131064
G99131043
G99131024
Pembimbing :
Dr. Reviono, dr. Sp.P (K)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura merupakan akumulasi cairan dalam rongga
pleura
dan
merupakan
masalah
umum
dalam
medis.
peningkatan
permeabilitas
membran
pleura,
indikator
dari
suatu
proses
penyakit
yang
ektraparu
efusi
pleura
memerlukan
pengetahuan
insidens
dan
penyebab
utama
diikuti
oleh
tuberkulosis,
efusi
tuberkulosis
transudatif
(TB)
sedangkan
merupakan
penyebab
keganasan
dan
tersering
efusi
Karakteristik
melibatkan
efusi
hemitoraks
transudatif
kanan
dan
adalah
bersifat
bilateral,
tidak
masif
menduduki
peringkat
terbanyak di bangsal.
penyebab
utama
ke
tiga
Di Indonesia
efusi
pleura,
dari
10
penyakit
tubekulosis merupkan
disusul
oleh
keganasan.
sehingga diharapkan
muda
mampu
menegakkan
diagnosis
dan
memberikan
BAB II
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal masuk
Tanggal pemeriksaan
No. CM
: Tn. S
: 64 tahun
: Laki-Laki
: Islam
: Tukang Bangunan
: Jumantono Karanganyar
: 4 Februari 2015
: 4 Februari 2015
: 01289196
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Sesak Nafas
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merupakan rujukan dari BKPM Pati. Pasien datang dengan keluhan
sesak sejak 4 bulan SMRS, sesak dirasakan tambah memberat namun tidak
dipengaruhi oleh aktivitas dan cuaca. Pasien juga mengeluh batuk sejak 4
bulan terakhir. Batuk berdahak dengan dahak warna putih, darah (-). Batuk
tidak bertambah berat. Pasien juga mengeluh punggung kanan dan kaki kanan
nyeri yang dirasakan terus-menerus. Demam (-), mual (-), muntah (-), sumersumer (-). BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien juga mengeluh penurunan
berat badan dari 56kg menjadi 50kg dalam 1 bulan terakhir.
1. Riwayat mondok
:
a. Bulan desember 2014, pasien dirawat di RS Sari Asih 8 hari (ada
cairan di paru, dilakukan pungsi 2 kali, keluar cairan yang pertama
2000 cc, yang kedua 1500 cc
b. Bulan Januari 2015 mondok di BKPM Pati 3 hari dilakukan pungsi 2
2.
3.
4.
5.
6.
7.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
E. Riwayat Sosial-ekonomi
III.
1. Riwayat merokok
tahun terakhir.
2. Riwayat alkohol
: disangkal
PEMERIKSAAN FISIK :
A. Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
B. Kesadaran
: Compos mentis
C. Vital sign
:
1. Tensi
: 130/80 mmHg
2. Nadi
: 104 x/menit
3. Respirasi
: 28 x/menit
4. Suhu
: 36,50C
5. Saturasi
: 98%
D. Kepala
1.
2.
3.
4.
meningkat
E. Thorax
Inspeksi :
clavicula sinistra.
Palpasi :
Pulsasi parasternal (-)
Pulsasi epigastrica (-)
Perkusi :
Batas kanan atas SIC 2 LSD
Batas kiri atas SIC 2 LPSS
Batas kanan bawah SIC 4 LSD
Batas kiri bawah SIC 5 LAA
Auskultasi : Bunyi Jantung I-II intensitas normal,
reguler, bising (-)
a. Pulmo :
Anterior
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi
a. C
o
r
b. Abdomen
c. Ekstremitas :
Akral Dingin
-
IV.
Oedema
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan 4 Februari 2015
Laboratorium darah
Darahrutin
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Golongan darah
Kimia Klinik
GDS
SGOT
SGPT
Albumin
Ureum
Elektrolit
Natrium darah
Kalium darah
Chlorida darah
Serologi
HbSAg
4 Februari 2015
8.5 gr/dl
27 %
13.6 x 103 /ul
302 x 103 / ul
3.18 x 106 /ul
AB
151
25 u/L
15 u/L
2,7 g/dl
0,7 mg/dl
135 mmol/L
3,3 mmol/L
104 mmol/L
Negatif
Cor
Trakhea di tengah
Sistema tulang baik
Kesimpulan
: Efusi pleura bilateral (kanan lebih berat,
V.
ASSESMENT
Efusi Pleura dextra et causa Keganasan Primer di Paru DD metastasis di
Paru
VI.
VII.
VIII.
PLANNING
1. Sitologi Cairan Pleura
2. Sitologi Sputum
3. CT-Scan Thoraks dengan kontras
4. Bronkoskopi
5. USG Abdomen
TERAPI
1. O2 k/p
2. Diet TKTP 1700 kkal + ekstra putih telur
3. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
4. Asam mefenamat 3 x 500 mg
5. KSR 2 x 1
6. NAC 3 x 200mg
7. Transfusi PRC
Evaluasi WSD
Telah dilakukan WSD dan dikeluarkan cairan : 1500 ml warna
serohemoragik, dihentikan/diklem
Evaluasi WSD :
1. Produksi cairan selang terisi penuh
2. Emfisema subkutis (-)
3. Bubble (-)
4. Undulasi (-)
IX.
Prognosis
1. Ad functionam
2. Ad vitam
3. Ad sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal
Keluhan/KU/VS
KU : tampak sakit
sedang, cm
05/02/15
VS :
HR=86x/menit,
RR=26x/menit,
TD=110/70mmHg
T=36,80C
Pemeriksaan / Diagnosis
Pulmo:
Inspeksi :
Pengembangan dada ka < ki
Palpasi :
Fremitus raba ka < ki
Perkusi :
redup SIC I /sonor
Auskultasi :
SDV (-)/SDV (+), Wheezing (-/-)
Ronki basah kasar (-/-)
Terapi
Terapi:
O2 k/p
Diet TKTP 1700 kkal + ekstra
putih telur
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Asam mefenamat 3 x 500 mg
KSR 2 x 1
NAC 3 x 200mg
Dx:
Efusi Pleura dextra et causa
Plan:
Koreksi DR3
Terapi:
KU : tampak sakit
sedang, cm
VS :
HR=107x/menit,
RR=26x/menit,
TD=120/80 mmHg
T=36,80C
Pulmo:
Inspeksi :
Pengembangan dada ka < ki
Palpasi :
Fremitus raba ka < ki
Perkusi :
redup SIC I /sonor
Auskultasi :
SDV (-)/SDV (+), Wheezing (-/-)
Ronki basah kasar (-/-)
Dx:
Efusi Pleura dextra et causa
Keganasan Primer di Paru DD
O2 k/p
Diet TKTP 1700 kkal + ekstra
putih telur
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Asam mefenamat 3 x 500 mg
KSR 2 x 1
NAC 3 x 200mg
metastasis di Paru
KU : tampak sakit
sedang, cm
07/02/15
VS :
HR=98x/menit,
RR=24x/menit,
TD=120/80 mmHg
T=36,80C
Pulmo :
Inspeksi :
Pengembangan dada ka < ki
Palpasi :
Fremitus raba ka < ki
Perkusi :
redup SIC I /sonor
Auskultasi :
SDV (-)/SDV (+), Wheezing (-/-)
Ronki basah kasar (-/-)
Dx:
Efusi Pleura dextra et causa
Keganasan Primer di Paru DD
metastasis di Paru
KU : tampak sakit
sedang, cm
08/02/15
VS :
HR=88x/menit,
RR=24x/menit,
TD=120/80 mmHg
T=36,80C
Pulmo :
Inspeksi :
Pengembangan dada ka < ki
Palpasi :
Fremitus raba ka < ki
Perkusi :
redup SIC I /sonor
Auskultasi :
SDV (-)/SDV (+), Wheezing (-/-)
Ronki basah kasar (-/-)
Dx:
Efusi Pleura dextra et causa
Keganasan Primer di Paru DD
metastasis di Paru
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Terapi:
O2 k/p
Diet TKTP 1700 kkal + ekstra
putih telur
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Asam mefenamat 3 x 500 mg
KSR 2 x 1
NAC 3 x 200mg
Plan:
Cek hasil sitologi sputum +
sitologi ACP
Cek DR3 Post Transfusi
Evakuasi cairan 1500 cc
Terapi:
O2 k/p
Diet TKTP 1700 kkal + ekstra
putih telur
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Asam mefenamat 3 x 500 mg
KSR 2 x 1
NAC 3 x 200mg
Evaluasi WSD :
Cairan 1000 cc
Buble (-)
Undulasi (-)
A. Definisi
Efusi pleura adalah akumulasi abnormal cairan dalam
rongga pleura yang dihasilkan dari produksi cairan yang
berlebihan atau penurunan penyerapan (Rubins, 2012)
B. Etiologi
Ruang pleura yang normal mengandung sekitar 1 ml
cairan, mewakili keseimbangan antara tekanan
hidrostatik
(misalnya,
hipoalbuminemia, sirosis)
3. Peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan vaskuler
(misalnya, trauma, keganasan, peradangan, infeksi, infark
paru, obat hipersensitivitas, uremia, pankreatitis).
4. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler dalam sirkulasi
sistemik
dan
/atau
paru
(misalnya,
gagal
jantung
dan
kimia
cairan
ketidakseimbangan
pleura.
dalam
Transudat
tekanan
onkotik
hasil
dan
dari
tekanan
Emboli paru
Arthritis Reumatik
Efusi jinak yang disebabkan oleh
asbestos
Pankreatitis
Sindrom infark miokard
Penyakit autoimun
Post operasi bypass arteri koronaria
Abses hepatic
Uremia
Chylothoraks
Infeksi lainnya
Pengaruh obat
Transudat
Gagal jantung kiri
Sirosis hati
Hipoalbumin
Peritonial Dialisis
Sindrom nefrotik
Emboli paru
Hipotiroid
Stenosis mitral
Perikarditis
Sindrom meig
Urinothoraks
Obstruksi
vena
superior
kava
Radioterapi
Ruptur esophageal
(McGrath
dan
Anderson,
2011)
D. Penyebab dan Patofisiologi Efusi Pleura
Normalnya cairan pleura masuk ke dalam rongga pleura
dari
dinding
dada
(pleura
parietalis)
dan
mengalir
ke
arah
daerah
bertekanan
osmotik
tinggi.
ke
dinding
dada,
akan
tetapi
karena
tekanan
Mekanismenya
adalah
karena
berpindahnya
tapi
kadang-kadang
bisa
hemoragik.
Kadang
rongga abdomen
timbulnya
efusi
pleura.
Penyebab
lain:
pleura
dan
paru-paru
meningkat.
Tekanan
paling
subpleural
fokus
umum
dari
caseous
tuberkulosis
efusi
ke
pleura.
dalam
menjadi
Pecahnya
rongga
pleura
menghasilkan
reaksi
hipersensitivitas
yang
sebagai
penyakit
akut
sama
dengan
Cairan pleura
mesotelial (Yataco
kembali
dengan
torakosentesis berkali-kali.
Efusi bersifat eksudat,
transudat.
Warna
efusi
cepat walaupun
tapi
bisa
sebagian
dilakukan
kecil
sero-santokrom
bisa
ataupun
tumor
akan
meningkatkan
pembuluh
darah
vena
dan
getah
bening,
adanya
cairan
metastasis
dapat
mengakibatkan
dari
pleura
via
rongga
diafragma.
E. Manifestasi Klinis
Gejala tergantung pada jumlah cairan dan penyebab
yang mendasari. Banyak pasien tidak memiliki gejala pada
sangat
penting
dalam
mendiagnosis
efusi
pleura.
dada
memungkinkan
pencitraan
yang
mendasari
(pocketed)
pada
fisura
6. Jika jumlah cairan pleura < 300 mL, cairan ini belum
menimbulkan gejala pada pemeriksaan fisik.
7. Jika jumlah cairan pleura telah mencapai 500 mL, baru
dapat
ditemukan
gejala
berupa
gerak
dada
yang
akumulasi
cairan.
Fremitus
taktil
juga
terbatas
sedangkan
sela
iga
melebar
dan
tampak
hanya
berupa
penumpulan
sinus
bila
cairan
pleura
sedikit,
atau
cairan
yang
pada
menunjukkan
sisi kanan
adanya
efusi
(McGrath dan
Anderson 2011).
putih
>
20.000/mL,
keadaan ini
menunjukan
atau
karsinoma
pankreas
PCR
Tumor marker
Diagnosis
Kilothoraks
Hemothoraks jika kadar
hematokrit > 50%
Pankreatitis atau ruptur
esofagus
Gagal
jantung
jika
meningkat
Urinothoraks jika kadar
kreatinin cairan > kadar
kreatinin serum
Tuberkulosis atau infeksi
streptococcus
pneumoniae
Karsinoma mamae
Karsinoma Paru
Ovariaum, endometrium
dan kanker payudara
4. Pemeriksaan bakteriologi
Biasanya cairan pleura steril, tapi kadang-kadang
dapat
mengandung
mikroorsganisme,
apalagi
bila
klebsiela,
rongga
pleura
dengan
cara
pungsi
pleura
atau
K. Penatalaksanaan
1. Aspirasi cairan pleura dilakukan untuk mengurangi rasa
tidak enak atau discomfort dan sesak napas. Dianjurkan
melakukan aspirasi sedikit demi sedikit. Cairan yang
dikeluarkan antara 500-1000 cc. bila pengambilan terlalu
banyak dan cepat dapat menyebabkan edema paru.
2. Lebih sering dilakukan pleurodesis pada proses keganasan
atau pada efusi pleura yang sering kambuh. Dengan
menggunakan 500 mg serbuk tetrasiklin yang dilarutkan
didalam 50 cc garam faali. Penderita digoyang-goyangkan
supaya rata, kemudian cairan dikeluarkan setelah diklem
selama 24 jam atau diberi serbuk sodium atau talk. Nyeri
yang terjadi karena pemeberian obat di atas dapat diatasi
dengan analgetika.
3. Pemberian steroid
ditambahkan
dengan
OAT
dapat
cairan
berulang
dengan
tujuan
paru
berupa
kilus
yang
terjadi
karena
dari
80
disebabkan
persen
oleh
pasien
gagal
dengan
jantung
efusi
kongestif
pleura
memiliki
Pleurodesis
Pleurodesis
adalah
penyatuan
pleura
viseralis
dengan
cepat),
menghindari
torakosintesis
berulang,
berkaitan
serta
dengan
menghindari
efusi
pleura
morbiditas
atau
yang
pneumotoraks
berulang
insufisiensi
(trapped
lung,
respirasi,
atelektasis,
tension
pneumonia,
pneumothoraks).
Efusi
paru
yang
tidak
paru
seperti
pneumonia
(Mukty
et
al.,
1994).
penyebabnya, stadium
hidup
rata-rata
bulan
dan
berarti
BAB IV
DISKUSI
Pasien merupakan rujukan dari BKPM Pati. Pasien datang dengan keluhan
sesak sejak 4 bulan SMRS, sesak dirasakan tambah memberat namun tidak
dipengaruhi oleh aktivitas dan cuaca. Pasien juga mengeluh batuk sejak 4
bulan terakhir. Batuk berdahak dengan dahak warna putih, darah (-). Batuk
tidak bertambah berat. Pasien juga mengeluh punggung kanan dan kaki kanan
nyeri yang dirasakan terus-menerus. Demam (-), mual (-), muntah (-), sumersumer (-). BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien juga mengeluh penurunan
berat badan dari 56kg menjadi 50kg dalam 1 bulan terakhir.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah dan tampak
sakit sedang, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 104x/menit, respiration rate
28x/menit, suhu 36,5 C, saturasi 98%. Untuk pemeriksaan paru
pengembangan dinding dada kanan < kiri, fremitus raba kanan < kiri, perkusi
pada paru kanan terdengar redup pada SIC I sedangkan pada paru kiri sonor,
pada auskultasi pada paru kanan suara dasar vesikuler (-) sedangkan pada paru
kiri suara dasar vesikuler (+), RBK (-/-), Wheezing (-/-).
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 4 Februari 2015 didapatkan
penurunan hemoglobin 8.5 gr/dl, penurunan hematokrit 27 %, penurunan
anthal eritrosit 3.18 x 106 /ul, peningkatan anthal leukosit 13.6 x 103 /ul,
penurunan SGOT 25 u/L, penurunan albumin 2,7 g/dl sedangkan anthal
trombosit, SGPT, natrium darah, kalium darah, chloride darah dalam batas
normal. Pada pemeriksaan radiologi foto thorax PA lateral tanggal 4 Februari
2015 didapatkan hasil efusi pleura bilateral (kanan lebih berat, kemungkinan
adanya masa belum dapat disingkirkan.
Pada anamnesis didapatkan sesak nafas. Sesak nafas
timbul karena terkumpulnya cairan pada rongga pleura yang
menekan parenkim paru. Pasien juga mengalami penurunan
berat badan dari 56 kg mejadi 50 kg. Selain itu, pasien juga
mengalami batuk selama 4 bulan terakhir. Oleh karena itu
kemungkinan penyakit kronis seperti Tuberculosis belum
dapat disingkirkan.
Sedangkan pada pemeriksaan fisik thorax didapatkan
pengembangan dada kanan lebih tertinggal dari pada dada
kiri. Menandakan adanya kelainan pada dada kanan. Dapat
pula terjadi kelainan pada kedua paru namun sisi kanan lebih
parah dari pada sisi kiri. Pada palpasi didapatkan fremitus
raba kanan lebih menurun dari pada sisi kiri. Fremitus raba
menendakan getaran yang dialirkan melalui dada yang
kemudian ditangkap oleh kedua tangan. Apabila fremitus raba
menurun menandakan adanya gangguan dalam penghantaran
getaran
dalam
rongga
dada.
Gangguan
pengahantaran
atau
cairan
dalam
rongga
dada
bagian
kanan.
hipoalbuminemia
juga
akan
mengakibatkan
terjadinya
rongga
pleura
dengan
cara
pungsi
pleura
atau
untuk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi
dan
memperbaiki
keadaan
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff H. dan Mukty A., 2009. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru.
Surabaya: Airlangga University Press. Pp. 143-154.
Amin Z., dan Masna I. A. K., 2007. Indikasi dan Prosedur
Pleurodesis.
Majalah
Kedokteran
Indononesia.
Volume:
Diakses
dari
1994. Pedoman