You are on page 1of 24

ANALISA BATUBARA

Parameter Kualitas Batubara

Total Moisture
Proximate
Ultimate Analysis
Total Sulfur
Calorific Value
HGI
Ash Fusion Temperature
Ash Analysis

Total Moisture

Air bebas (lengas bebas /free moisture), adalah air yang


akan menguap apabila batubara diangin-anginkan (temp.
kamar 25 0 C) sampai beratnya konstan
Air lembab (lengas bawaan/ inherent misture), yaitu air
yang akan hilang apabila sample berukuran 0.250 mm
dipanaskan pada temperatur 110 0 C sampai beratnya
konstan
Air total (lengas total/ total moiture) = lengas bebas +
lengas bawaan

Tinggi Rendahnya Total Moisture akan


tergantung pada :
Peringkat Batubara
Size Distribusi
Kondisi Pada saat Sampling

Peringkat Batubara
Semakin tinggi peringkat suatu batubara
semakin kecil porositas batubara tersebut
atau semakin padat batubara tersebut.
Dengan demikian akan semakin kecil juga
moisture yang dapat diserap atau ditampung
dalam pori batubara tersebut.
Hal ini menyebabkan semakin kecil
kandungan moisturenya khususnya inherent
moisturenya.

POROSITAS
BATUBARA
Porositas
internal Lower
Rank Coal

Inherent Moisture
Tinggi

Porositas
internal High
Rank Coal

Inherent Moisture
Rendah

Size Distribusi
Semakin kecil ukuran partikel batubara, maka
semakin besar luas permukaanya.
Hal ini menyebabkan akan semakin tinggi
surface moisturenya. Pada nilai inherent
moisture tetap, maka TM-nya akan naik yang
dikarenakan naiknya surface moisture.

Kondisi Sampling
Total Moisture dapat dipengaruhi oleh
kondisi pada saat batubara tersebut di
Sampling.
Yang termasuk dalam kondisi sampling
adalah :
Kondisi batubara pada saat disampling
Size distribusi sample batubara yang
diambil terlalu besar atau terlalu kecil.
Cuaca pada saat pengambilan sample.

Perhitungan Total moisture


menggunakan rumus :
TM (AR) = FM + IM(1-FM/100)

GRUP SUBSTANSI BATUBARA


Proximate

Moistur
e
Mineral
Matter

Ultimate

Moistur
e
Mineral
Matter

Maceral

Moistur
e
Mineral
Matter

Hydrogen

Volatile
Matter

Nitrogen

Vitrinite

Sulfur

Liptinite

Fixed
Carbon

Carbon

Oxygen

Inertinite

Proximate Analysis
1. Inherent Moisture
. moisture yang terkandung dalam
batubara setelah batubara tersebut
dikering udarakan.
. Moisture yang terdaat didalam poripori batubara yang terbentuk pada
saat pembentukan batubara.

ISO
STANDARD
Sample

PREPARASI
SAMPLES
ASTM
STANDARD
Sample

Air drying

Air drying

30oC, 6 jam

Sampai konstan

Milling to
0.212mm

Milling to
0.250mm

Analisa
Laboratorium

Analisa
Laboratorium

Penentuan Inherent moisture


Sample Batubara di preparasi, dan digerus sampai ukuran 0.212mm atau 0.250
mm,

105 o C
1 Gram sample
ditimbang

Mad =

M2 - M3
M1

X 100

Mad = Air dried Moisture


M1 = Mass of Original sample
M2 = Mass of dish, lid, and sample before heating
M3 = Mass of dish, lid, and sample after heating

Heated in oven at 105-110


deg C 1h

Pengaruh air terhadap Pemanfaatan dan preparasi


batubara, antara lain :

1. Pembakaran
Kandungan moisture yang terlalu tinggi dalam proses pembakaran dapat
menyebabkan dalam terbuangnya sebagian energy untuk menguapkan air
tersebut baik yang terjadi dalam tungku maupun yang terjadi selama
penggerusan.Hilangnya energy ini diperkirakan 0,3 MJ/Kg air atau 0,12%
dari calorific value untuk setiap penguapan 1% air.
2. Kokas
batubara dengan kandungan moisture rendah lebih disukai dalam proses
pembuatan kokas. Setiap 1% free moisture proses akan bertambah lama
selama 15 45 menit. hal ini karena adanya penguapan air sehingga
mengurangi tingkat pemanasan.
Inherent moisture dapat dipergunakan sebagai alat ukur swelling power
dan rank suatu batubara. Batubara yang mempunyai swelling yang tinggi
biasanya mempunyai inherent moisture antara 1,5%-2,5% batubara yang
mempunyai swelling rendah atau tidak mempunyai swelling sama sekali
mempunyai inherent moisture >4%.

3. Preparasi
Semakin tinggi free moisturesuatu
batubara semakin rendah daya gerus
grinding mill yang
menggerusnya.Dalam tube ball mill
setiap kenaikan 1% free moisture
daya gerusnya menurun 2,5%.

2. Volatile Matter ( VM )
Zat yang mudah menguap
Terdiri dari campuran gas senyawa organik yang bertitik
didih rendah yang akan mencair menghasilkan materia
berbentuk oil dan tar
Kebanyakan material yang terdapat didalam zat terbang
adalah hasil pelepasan ikatan kimia di dalam batubara
selama proses pemanasan. Terdiri dari gas-gas mudah
terbakar seperti hidrogen, karbon monoksida, metan, uap
tar dan uap air.
Kadar Volatile Matter dalam batubara ditentukan oleh
peringkat batubara.

Zat terbang ditentukan dengan cara menghitung


kehilangan berat hasil dari pemanasan batubara
dibawah kondisi terkendali. Kehilangan berat
dikoreksi terhadap air
Sample dengan berat 1 gram ditempatkan
dalam crusible platinum, dimasukan kedalam
furnace, dipanaskan pada suhu 950+20oC.
Nyala api yang terlihat menunjukan terjadinya
pembakaran zat terbang. Nyala api akan
menghilang pada waktu kira-kira 7 menit, saat
analisa dianggap selesai.

Pengujian Volatile Matter

900oC

VMad = (M2 / M1) x 100 - Mad


VMad = Volatile Matter in the analysis samples
M1 = Weight of Sample (grams)
M2 = Loss of weight (grams)
Mad = Moisture in the analysis samples

3. Kadar abu

residu anorganik yang terjadi setelah batubara


dibakar
Batubara sebenarnya tidak mengandung abu,
melainkan mengandung mineral matter.
Abu terbentuk dari sisa pembakaran minerlmineral yang terdapat dibatubara. Semakin
banyak kandungan mineral didalam batubara,
maka kandungan abu akan semakin tinggi.
Kadar abu ditentukan dengan menimbang sisa
pembakaran batubara
1-2 gram sample batubara diletakan didalam
crusible terbuka dan dipanaskan didalam tungku
dengan suhu maximum 815oC dan dialirkan
udara kedalam tungku.

Penentuan kadar Abu

815oC

Aad = M2 / M1 x 100
Aad = Ash in the analysis samples
M2 = Weight of ash (grams)
M1= Weight of samples (grams)

4. Karbon tertambat

Dapat dihitung dengan rumus :


100 (% moisture + %ash + % VM)
Contoh soal :

Analisa Proximate juga dapat


diperkirakan dengan menggunakan
Thermo gravimetric Analyzer (TGA )

You might also like