Professional Documents
Culture Documents
NIM
: 03121003043
Kelompok / Hari
I.
JUDUL PERCOBAAN
II.
TUJUAN PERCOBAAN
Pembuatan Chitosan
bahwa produk alami berupa chitosan ini merupakan alternatif pengganti formalin
untuk pengawet bahan makanan (tahu, baso dll).
Disamping itu chitosan juga dapat digunakan untuk:
1. Penstabil pewarna makanan.
2. Pengolah limbah logam berat.
3. Kesehatan, seperti tumor, meningkatkan kekebalan tubuh, dan pengontrol
4.
5.
6.
7.
kolesterol.
Bioteknologi, seperti pemisah protein, kromatografi.
Pertanian, seperti bahan pelapis bibit, pupuk, pemulihan lahan.
Kosmetik, seperti pelembab, krim untuk wajah, tangan, badan, dan
Pulp dan kertas, seperti kertas foto.
Berdasarkan kedua sifat tersebut maka kitosan mempunyai sifat fisik khas
yaitu mudah dibentuk menjadi spons, larutan, gel, pasta, membran, dan serat.
yang sangat bermanfaat dalam aplikasinya.Kitosan banyak digunakan oleh
pelbagai industri antara lain industri farmasi, kesehatan, biokimia, bioteknologi,
pangan, pengolahan limbah, kosmetik, agroindustri, industri tekstil, industri
perkayuan, industri kertas dan industri elektronika.
Aplikasi khusus berdasarkan sifat yang dipunyainya antara lain untuk:
pengolahan limbah cair terutama bahan sebagai bersifat resin penukar ion untuk
minimalisasi logamlogam berat, mengoagulasi minyak/lemak, serta mengurani
kekeruhan: penstabil minyak, rasa dan lemak dalam produk industri pangan.
Khitin mempunyai rumus molekul C18H26N2O10 merupakan suatu zat padat yang
tak berbentuk (amorphous), tak larut dalam air, asam anorganik encer, alkali encer
dan pekat, alkohol, dan pelarut organik lainnya tetapi larut dalam asam-asam
mineral yang pekat.
Khitin kurang larut dibandingkan dengan selulosa dan merupakan Nglukosamin yang terdeasetilasi sedikit, sedangkan khitosan adalah khitin yang
terdeasetilasi sebanyak mungkin.Karakteristik fisik-kimia chitosan berwarna putih
dan berbentuk kristal, dapat larut dalam larutan asam organik tetapi tidak larut
dalam pelarut organik lainnya.
Pelarut chitosan yang baik adalah asam asetat. Chitosan sedikit mudah
larut dalam air dan mempunyai muatan positif yang kuat, yang dapat mengikat
muatan negatif dari senyawa lain serta mudah mengalami degradasi secara
biologis dan tidak beracun.Cara memakainya cukup dilarutkan dengan air dan
dicampur cuka. Ikan tinggal dicelup lalu dijemur. Selain mengawetkan ikan asin,
chitosan juga bisa dipakai untuk memperpanjang usia tahu, bakso, mie dan ikan
basah. Namun, khusus untuk ikan basah, ahli dari IPB ini belum menemukan
adonan yang pas. Pengawetan ikan segar menggunakan chitosan sejauh ini hanya
mampu bertahan 2 hari. Sedang formalin bisa sampai 3 hari.
Jenis udang air tawar yang satu ini (udang galah) memang memiliki
potensi yang cukup besar, sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat.
Terbukti dari permintaan udang galah baik dalam negeri maupun dari luar negeri
yang semakin meningkat. Udang galah adalah salah satu komoditas air tawar yang
cukup bagus masa depannya karena selain harga jualnya lebih tinggi dibanding
ikan air tawar lainnya juga dapat dipasarkan untuk kebutuhan dalam dan luar
negeri, hal ini ditandai dengan permintaan ekspor ke berbagai negara seperti
Jepang dan beberapa negara di Eropa. Dengan kata lain udang galah mempunyai
nilai ekonomis tinggi dan berpotensi memperoleh keuntungan jika dikembangkan.
3.2.1 Morfologi Udang Galah
Badan udang terdiri atas kepala dan dada yang disebut Cephalothorax,
badan (abdomen), serta ekor (uropoda). Udang galah mempunyai ciri khusus
dibandingkan dengan udang jenis lainnya, yakni kedua kakinya tumbuh
dominan.Cephalothorax dibungkus oleh kulit yang keras disebut carapace.
Pada bagian kepala terdapat penonjolan carapace yang bergerigi dan
disebut rostrum. Gigi terdapat pada rostrum dengan jumlah gigi pada rostrum atas
11-13 dan jumlah gigi pada rostrum bagian bawah 8-14. Udang galah mempunyai
sepasang mata yang bertangkai yang terletak pada pangkal rostrum, jenis matanya
temasuk jenis mata majemuk (facet).Udang galah jantan dan betina mempunyai
perbedaan yang mencolok sehingga mudah untuk diketahui.
Udang galah jantan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dapat mencapai ukuran yang lebih besar dibandingkan udang galah betina.
2. Pasangan kaki jalan udang jantan yang kedua tumbuh sangat besar dan
kuat.
3. Bagian perut lebih ramping.
4. Alat kelamin terletak pada baris pasangan kaki jalan kelima, dimana pada
pasangan kaki ini terlihat lebih rapat dan lunak.
5. Apendix masculina (petanda jantan) terletak pada pasanag kaki renang
kedua yang merupakan cabang ketiga dari kaki renang tersebut.
Adapun udang galah betina mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Filum
Kelas
Bangsa
Suku
Anak suku
Marga
g) Jenis
: Arthropoda
: Crustacea
: Decapoda
: Palaemonidae
: Palaemoninae
: Macrobrachium
: Macrobrachium rosenbergii
sungai hingga ke laut. Larva yang menetas dari telur paling lambat 3-5 hari harus
mendapat air payau.
Larva berkembang dan memerlukan metamorfosis hingga mencapai pasca
larva diperairan payau denan kadar garam berkisar antar 5-20%, setelah 45 hari
udang dapat hidup diperairan tawar, secara alami udang akan berupaya ke
perairan tawar.Daerah penyebaran udang galah adalah daerah Indo-Pasifik, yait
dari bagian timur Benua Afrika sampai Semenanjung Malaka, termasuk
Indonesia. Di Indonesia, udang galah terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa,
Bali, Nusa Tenggara, dan Irian.
3.2.3 Komposisi Kimia yang Terkandung dalam Kulit Udang Galah
Secara umum, kulit udang galah mempunyai tiga komponen besar yang
terdiri dari protein, mineral, dan chitin. Adapun komposisi kimia yang terkandung
dalam kulit udang galah pada tabel komposisi umum kulit udang :
Tabel 1. Komposisi Umum Kulit Udang
SENYAWA
PERSENTASE
Protein
53,74
Lemak
6,65
Chitin
Air
Abu
Mineral
14,61
17,28
7,72
V.
Grinding
2. Neraca analitis
3. Beker gelas
4. Pipet tetes
5. Spatula
6. Water Bath
7. Corong dan Kertas Saring
8. pHmeter
9. Oven
b. Bahan yang digunakan yaitu :
1.
Kulit udang
2.
HCl
3.
NaOH
4.
Aquadest
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pisahkan udang dan kulitnya kemudian cuci bersih dan keringkan.
2. Gerus sampai halus kulit udang yang telah dikeringkan tadi hingga menjadi
bubuk atau powder.
3. Timbang bubuk kulit udang sebanyak 5 gr, dicampur dengan 300 ml aqudest.
4.
5. Larutan tadi disaring dengan kertas saring, slurry kulit udang dimasukkan
dalam beker gelas kemudian dicuci serta disaring kembali.
6. Hasil saringan ini dicampur kembali dengan 300 aquadest,direbus selama 2
menit, kemudian saring kembali.
7. Hasil saringan ditetesi NaOH sebanyak 3 tetes, selanjutnya diukur pH dengan
menggunakan pH meter.
8. Langkah terakhir larutan disaring kembali dan dikeringkan.