Professional Documents
Culture Documents
Istilah pengadukan dan pencampuran, yang sering dikacau balaukan itu sebenarnya tidaklah sinonim satu
sama lain. Pengadukan atau agitation menunjukkan gerakkan yang terinduksi menurut cara tertentu pada
suatu bahan didalam bejana, diman gerakan itu biasanya mempuyai semacam pola sirkulasi.
Pencampuran atau mixing, dilain pihak ialah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana
bahan yang satu menyebar kedalam bahan yang lain dan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu sebelumnya
terpisah dalam dua fase atau lebih.
Istilah pencampuran digunakan untuk berbagai ragam operasi dimana derajat homogenitas bahan yang
bercampur itu sangat berbeda-beda.
PENCAMPURAN
Pencampuran merupakan operasi yang jauh lebih sulit dikaji dan diuraikan dari pengadukan.
Pola aliran kecepatan fluida didalam bejana aduk sangat rumit ,namun cukup jelas dan dapat
direproduksi.Konsumsi dayanya pun dapat diukur dengan mudah.Seringkali kriteria mengenai
apa yang dinamakan pencampuran yang baik itu hanyalah visual saja,seperti dengan
menggunakan fenomena interferer untuk mengikuti proses pencampuran gas di dalam talang,atau
perubahan warna indikator asam basa untuk menentukan waktu yang diperlikan untuk
menentukan pencampuran zat cair. Kriteria lain yang digunakan ialah laju berkurangnya
fluktuasi mengenai pencampuran konsentrasi setelah suatu pencampur diinjeksikan ke dalam
aliran fluida,variasi analogi cuplikan kecil yang diambil secara rambang dari berbagai bagian
campuran itu,laju perpindahan zat terlarut dari satu fase zat cair ke dalam fase lain,dan dalam
campuran zat padat dan zat cair,keseragaman suspensi sebagaimana dapat diamati secara fisual.
Pencampuran zat cair yang mampu campur. Pencampuran zat cair yang mampu campur
(miscible)di dalam tangki merupakan proses yang berlangsung cepat dalam daerah turbulen. Impeller
akan menghasilkan arus kecepatan tinggi,dan fluida itu mungkin dapat bercampur baik didaerah sekitar
impeller karena adanya keturbulenan yang h54ebat. Pada waktu arus itu melambat karena membawa ikut
zat cair lain dan mengalir disepanjang dinding,terjadi juga pencampuran radial sedang pusaran-pusaran
besar pecah menjadi kecil,tetapi tidak banyak terjadi pencampuran pada arah aliran. Fluida itu akan
mengalami satu lingkaran penuh dan kembali ke pusat impeller,dimana terjadi lagipencampuran yang
hebat. Perhitungan yang didasarkan atas model ini menunjukkun bahwa pencampuran yang hampir
komplit ( 99 %) akan dapat dicapai apabila isi tangki disirkulasikan kira-kira 5 kali.
Da
Dt
q=0,92 n D3a
D2t H
5v
1
t T =5
q
4
0,92n D2a Dt
nt T
Da
Dt
D
(
( ) H )=konstan=4,3
t
Untuk tangki dan impeller tertentu,atau untuk berbagai sistem yang secara geometri serupa,waktu
pencampuran diperkirakan akan berubah secara terbalik dengan kecepatan pengaduk,sebagaimana telah
dibuktikan pula dengan percobaan.
faktor waktu campur dapat disusun kembali untuk menunjukkan bagaimana perbedaannya dari yang
diramalkan untuk reijin turbulen. Pers.
f t=
tT ( n D )
2 2/3
a
1 /6
1/2
Da
H 1 /2 D 3/t 2
=nt T
Da
Dt
Dt
H
1 /2
1 /6
( )( ) ( )
g
2
n Da
Pencampuran dengan jet. Dalam tangki penimbun yang besar-besar ,pencampuran kadang-kadang
dilakukan dengan menyemprotkan jet zat cair dari samping. Arus yang bergerak itu masih dapat terlihat
sampai agak jauh ,menunjukkan perilaku jet zat cair berpenampang bundar yang keluar dari nosel dan
mengalir dengan kecepatan tinggi ke dalam kolam fluida stagnan,yang fluidanya sama dengan fluida jet.
Kecepatan jet yang keluar dari nosel itu seragam lagi pula konstan, dan tetap demikian pada inti jet.
Tetapi inti jet ini makin kecil luas penampangnya bila posisinya semakin jauh dari nosel. Inti itu
dikelilingi oleh jet turbulen yang makin membesar , dimana kecepatan radial pun makin kecil bila
jaraknya semakin jauh dari garis pusat jet. Jet turbulen itu tetap intregitasnya sampai pada titik jauh
sesudah inti habis sama sekali , tetapi kecepatannya berangsur-angsur kurang.Persamaan yang berlaku
adalah
q e=
( 4,3XD 1) q
Dimana:
q e= volume zat cair yang terbawa-ikut per satuan waktu pada jarak x
Suspensi partikel zat padat. Suspensi partikel zat padat di dalam zat cair di buat untuk berbagai tujuan
umpamanya untuk membuat campuran yanng homogeen yang akan di umpamakan ke dalam unit
pengolah atau untuk melarutkan zat padat, untuk mempercepat reaksi kimia, atau untuk mempercepat
peembentukan kristal di dalam larutan lewat jenuh. Bila zat padat di suspensikandi dalam tangki yang di
aduk, ada beberapa cara untuk mendefinisikan kondisi susepensi itu. Proses yang berbeda akan
mememrlukan derajat susupensi yang berlainan pula, dan karena itu kita perlu meenggunakan definisi
yang tepat dan korelasi yang semestinya di dalam merancang atau dalam penerapan ke skala besar.
Derajat suspensi yang di berikan di bawah ini di susun dalam urutan keseragaman suspensi yang makin
baik dan pemasukan daya yang makin tinggi.
1.
2.
3.
4.
Pembesaran skala terap. Beberapa pangkajian tentang kondisi yang diperlukan untuk membuat
suspensi partikel sudah terdapat dalam literatur, tetapi datanya biasanya terdapat dalam
literratur, tetapi datanya biasanya terbatas pada tangki kecil, sedang metode yang terbaik untuk
pembesaran skala terap (scale-up) masih belum diketahui dengan jelas hasil dari beberapa
pengkajian disajikan pada gambar 9-20, dimana garis penuh adalah untuk ukuran tangki yang
sebenarnya digunakan dalam percobaan, sedang garis putus-putus adalah yang disarankan untuk
pembesaran skala terap.
Kecepatan kritis pengaduk diberikan oleh persamaan tanpa dimensi
0,1 0,2
nc D0,85
Dp g
a =Sv
0,45
B0,13
OPERASI DISPERSI
Dalam membuat suspensi zat padat, ukuran dan luas permukaaan partikel yang berseentuhan dengan zat
cair tidak berubah, deemikian pula volume total zat padat. Sebaliknya dalam oprasi dispersi(penyebaran)
gas dalam zat cair atau zat cair dalam zat cair, ukuran gelembung atau tetes, demikian pula luas antar
muka antara fase disepersi dan fase kontinu, selalu berubah, sesuai dengan kondisi dan derajat agitasi.
Konsumsi daya turbin pendispersi . Konsumsi daya impeller turbin yang digunakan untuk dispersi gas
lebih kecil dari turbin yang hanya mengaduk zat cair saja.Dalam merancang unit-unit besar,perubahan
pelesapan daya karena pemberian gas itu harus diperhitungkan. Sebab ,penggerak agitator yang dipilih
untuk meenangani momen puntir dalam sistem yang mengandung gas mungkin akan mendapat beban
terlalu berat jika kadang-kadang sistem itu dioperasikan tanpa aliran gas, dan untuk itu mungkin
diperlukan penngerak dengan kecepatan ganda.
Kapasitas impeler turbin dalam penanganan gas dan pembebanannya. Jika pemasukan gas ke dalam
yang di perleengkapi dengan pengaduk turbin berangsur-angsur di tingkatkan, akan tercapai suatu titik
dimana impeler itu banjir, artinya impeller itu di selunungi oleh gas sedemikian banyaknya sehingga tidak
dapat lagi beroperasi dengan efektif. Jika aliran gas itu agak di kurangi seedikit, agitator itu akan dapat
lagi mensirkulasikan zat cair dan meenyebarkan gas kembali; titik ini disebut titik redispersi(redispersion
point) .
Dispersi zat cair dalam zat cair. Suatu zat cair, misalnya beenzena, dapat di dispersikan di dalam zat
cair lain, misalnya air,yang tak-mampu-campur dengan zat cair yang pertama ,dengan bantuan berbagai
alat. Mengenai ukuran tetesan ini sudah banyak korelasi yang diusulkan , ada yang berdasarkan daya
persatuan volume, dan ada yang atas dasar kecepatan ujung impeller.
LAMBANG
A =
2
Luas silinder sapuan ujung daun impeller, ft
2
atau m
= faktor proporsionalitas
= kedalaman zat cair di dalam bejana
= lebar sekat, ft atau m
= rasio kecepatan tangensial zat cair pada ujung daun impeller
L
m
N
P
V
u
Pola aliran dalam bejana aduk. Jenis aliran didalam bejana yang sedang
diaduk bergantung jenis aliran di dalam bejana yang sedang di aduk
bergantung pada jenis impelr, karakteristik fluida ukuran, serta
perbandingan(proporsi) tangki,sekat,dan agitator.Kecepatan fluida dalam
setiap titik dalam tangki memnpunyai tiga komponen, dan pola aliran
keseluruhan di dalam tangki itu bergantung pada variasi dari ketiga
komponen itu dari satu lokasi ke lokasi lain. Komponen kecepatan yang
pertama ialah komponen radial yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap
poros impeller.Komponen kedua ialah komponen longitudinalyang bekerja
pada arah parallel dengan poros.Komponen ketiga ialah komponen
tangensial atau rotasional, yang bekerja pada arah singgung terahadap
lintasan lingkar di sekeliling poros.
Agitatir dayung dan turbin berdaun datar memberikan aliran radial yang baik
dalam bidang impeller itu dimana aliaran itu lalu membelah diri di dinding,
membentuk dua pola lingkar yang terpisah.Pada tangki berbentuk silinder
vertical, kedalaman zat cair harus sama dengan diameter tangk,atau sedikit
lebih besar dari itu
Tabung jujut
Aliran balik ke impeller, apapun jenis impeller itu , dating ke impeller dari
segala arah,karena itu tidak berpengaruh oleh sesuatu permukaan
padat.Aliran ke propeller ataupun yang dari propeller, umpamanya ,pada
dasarnya sama dengan aliran udara dari dan ke kipas yang beroperasi di
dalam suatu ruang. Tabung jujut pada propeller biasanya dipasang
mengelilingi impeller itu, sedangkan tabung jujut untuk turbin dipasang
persis di atas impeller. Perbandingan ukuran itu biasanya adalah :
Da 1 H
J
1
=
=1 =
Dt 3 Dt
Dt 12
E
W 1 L 1
=1
=
=
Da
Da 5 Da 4
Sekat biasanya ada 4 buah, jumlah daun impeller bekisar antara 4 sampai
16, tetapi biasanya 6 atau 8. Tetapi dalam situasi tertentu mungkin
diperlukan proporsi yang lain dari yang disebutkan diatas.
'
u2
=ku2=k Dn n
Karena
u2= Da n
14),ialah
q=V ' r 2 A p
Di sini sebagai Apdiambil luas silinder yang di buat dengan sapuan ujung
daun impeller, atau
A p= Da W
Dimana Da = diameter impeller
W= lebar daun impeller
V 'r2
NQ
q
n D a3
Dt
Da
( )
V'
Kecepatan
V ' 2 /u 2
P=n Da3 N Q
u2
. Jika rasio
(n Da )2
2 gc
n3 D a 5 2 2
NQ
gc
2
2 5
NQ
2
Ruas kiri pers. (9-11) dinamakan angka daya (power number), Np ,yang
didefiniskan oleh
N p
Pgc
3
n D a5
NQ
= 5,2. Hal ini sesuai dengan pengamatan, seperti akan kita tunjukkan
nanti.
Kolerasi daya.Untuk menaksir daya yang diperlukan untuk memutar
impeller pada kecepatan tertentu, diperlukan suatu kolerasi empirik
mengenai daya (angka daya). Jumlah dan susunan sekat serta jumlah daun
impeller perlu pula di tetapkan .variabel-variabel yang masuk kedalam
analisis ialah ukuran-ukuran penting tangki dan impeller, viskositas dan
densitas zat cair, kecepatan, dan karna hukum newton berlaku, tetapan
dimensional. Berbagai pengukuran linear itu dapat dikonversikan menjadi
rasio tanpa dimensi yang disebut faktor bentuk (shape factor). Diameter
impeller sangat cocok untuk digunakan sebagai basis pengukuran dan faktor
bentuk itu dihitung dengan membagi masing-masing ukuran lainnya dengan
Da
.
Bila faktor bentuk untuk sementara kita abaikan, dan zat cair itu kita
andaikan fluida Newton, maka daya P merupakan fungsi dari variabel
lainnya, yaitu
P= ( n , Da , g c , , g , )
Penerapan metode analisidimensi yang diuraikan dalam lampiran 4
menghasilkan :
n Da n2 Da
Pgc
=
,
, S1, S2 , Sn
g
n3 Da
n D a ( n D a ) D a u2 D a
=
Angka daya
Np
sebanding dengan gaya seret yang bekerja pada satu satuan luas impeller
dan tegangan inersia. Tegangan inersia, pada gilirannya berhubungan pula
dengan aliran momentum yang berkaitan dengan gerakan lindak fluida.
N Fr
Angka fraude
merupakan ukuran dari rasio tegangan inersia gaya
gravitasi pesatuan luas yang bekerja pada fluida itu.
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD FAUZAN
FAISAL ABDI
IQBAL HARIS MUNANDAR
M.AZRIANSYAH AZWAR
M.IQBAL
IQBAL ULUL AZMI
RIZQI MUNANDA
MUHAMMAD REZA
RAHMAD ADE FERNANDA
T.ARIFIANSYAH DETA
1232402002
1232402009
1232402023
1232402017
1232402008
1232402021
1232402010
1232402003
1232402001
1232402007