You are on page 1of 25

Segi kimiawi hormon

Secara kimiawi hormon dapat dibagi dalam tiga tipe yaitu:


1. Hormon steroid; sebagian besar tipe ini berasal dari kolesterol. contoh hormon ini
adalah hormon korteks adrenal seperti kortisol dan aldosteron, hormon ovarium
yaitu estrogen dan progesteron, hormon terstis yaitu testosteron dan hormon
plasenta (estrogen dan progesteron).
2. Derivat asam amino tirosin; contoh dari hormon jenis ini DIH Tiroksin,
triodotironin, epineprin, dan norepineprin.
3. Protein atau peptida; pada dasarnya semua hormon endokrin yang penting dapat
merupakan derivat protein, peptida atau derivat dari keduanya. semua hormon
protein dibentuk oleh retikulum endoplasma granular dari sel-sel kelenjar. protein
pertama yang dibentuk merupakan molekul besar yang disebut preprohormon.
Preprohormon di pecah menjadi prohormon. prohormon diangkut dalam vesikel
pengangkut retikulum endoplasma menuju badan golgi. Prohormon dipecah menjadi
hormon protein aktif bentuk akhir. hormon dipedatkan dan disimpan dalam vesikel
sekretorik atau granula sekretorik. hormon akan tetap disimpan sampai dengan ada
sinyal, hormon lain aau sinyal kimiawi atau fisik setempat.
Penyimpanan dan sekresi Hormon
Semua hormon protein dibentuk oleh retikulum endoplasma granular dari sel-sel
kelenjar. Protein pertama yang dibentuk merupakan molekul besar yang disebut
preprohormon. Protein selanjutnya di pecah menjadi prohormon. Prohormon diangkut dalam
vesikel pengangkut retikulum endoplasma menuju badan golgi dan dipecah menjadi hormon
protein aktif bentuk akhir. Hormon dipadatkan dan disimpan dalam vesikel sekretorik atau
granula sekretorik. Hormon akan tetap disimpan sampai dengan ada sinyal spesifik misalnya
sinyal syaraf, hormon lain atau sinyal kimiawi atau fisik setempat.
Kelompok hormon yang berasal dari tirosin dibentuk oleh kerja enzim dalam ruang
sitoplasma sel glandular. Pada hormon medula adrenal yaitu epinefrin dan norepinefrin
keduanya akan diabsorpsi kedalam vesikel yang telah terbentuk sebelumnya dan akan
disimpan sampai saatnya disekresikan. Hormon tiroksin dan triiodotironin sebaliknya,
dibentuk pertama kali sebagi bagian dari molekul protein besar yang disebut dengan
tiroglobulin dan bentuk inilah yang disimpan dalam folikel besar di dalam kelenjar tiroid.
Sewaktu hormon tiroid ini akan disekresikan maka sistem enzim yang spesifik yang terdapat
didalam sel glandular tiroid akan ememcah kolekul tiroglobulin itu sehingga memungkinkan
hormon tiroid dapat dilepaskan ke dalam darah.
Hormon steroid yang dibentuk didalam korteks adrenal, ovarium atau testis akan
disimpan dalam jumlah sedikit di sel glandular tetapi sejumlah besar sel prekursor terutama
kolesterol dan berbagai bahan perantara terdapat di dalam sel. Dengan rangsangan yang
sesuai enzim yang terdapat didalam sel ini dalam beberap menit akan menyebabkan

perubahan kimiawi yang dibutuhkan bagi hormon akhir yang kemudian akan segera diikuti
dengan sekresi hormon tersebut.
Hormon di sintesa dari material-material yang ada dalam sel dan disekresikan kedalam
ruang ekstraseluler dan memasuki pembuluh darah melalui kapiler-kapiler yang melalui
kelenjar tersebut. Hormon yang merupakan steroid larut dalam lemak dan kelarutannya dalam
air yang ada dalam plasma sangat buruk sehingga harus ditransportasi dalam darah yang
dikombinasi dengan Plasma globular protein. Hormon yang merupakan protein mudah larut
dalam air sehingga dapat bersirkulasi dengan bebas didalam sistem sirkulasi. Beberapa
hormon dari protein ada yang memerlukan protein pembawa untuk sampai ke sel target.
Sistem kontrol umpan balik dalam sekresi hormon.
Meskipun hormon selalu ada di dalam sistem endokrin tetapi tidak di sekresikan terus
menerus. Pengaturan sekresi hormon ini di kontrol oleh sistem umpan balik. Pada sebagian
besar pengaturan hormon biasanya menggunakan mekanisme umpan balik negatif sebagai
berikut:
1. kelenjar endokrin memiliki kecenderungan alami
berlebihan hormonnya.
2. Oleh karena kecenderungan ini hormon akan
pengaturannya pada organ target.
3. Organ target kemudian akan melakukan fungsinya
4. tapi bila terlalu banyak fungsi yang terjadi, biasanya
akan menjadi umpan balik bagi kelenjar endokrin
mengurangni kecepatan sekresinya.

untuk mensekresikan secara


semakin menggunakan efek

beberapa faktor dari fubgsi itu


sehingga kelenjar mengurangi

Hormon disekresi oleh kelenjar endokrin ,Hormon disekresi sbg efek


mekanisme Hormon disekresi sbg efek mekanisme umpan balik negatif terhadap
perubahan dalam darah .Hipotalamus mensekresi hormon releasing (meningkatkan) dan
inhibiting (penghambat)ke HIPOFISE untuk mengeluarkan hormon untuk mengeluarkan
hormon yang diperlukan ke kelenjar endokrin atau korgan target.
Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin merupakan sistem yang mencakup aktivitas beberapa kelenjar yang
mengatur dan mengendalikan aktivitas struktur tubuh, baik sel, jaringan, maupun organ.
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus sehingga sekrit
langsung bermuara ke dalam pembuluh darah (disebut kelenjar buntu).
Sekrit kelenjar endokrin adalah hormon yang berfungsi mengatur proses homeostatis,
reproduksi, metabolisme dan tingkah laku pada tubuh makhluk hidup.
Hormon endokrin memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah
yang sangat sedikit.
2. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target.

3. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.


4. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
5. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Beberapa macam kelenjar endokrin adalah sebagai berikut:
1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis terletak pada dasar
otak besar. Kelenjar pituitari merupakan kelenjar utama yang
menghasilkan bermacam-macam hormon dan mengatur kegiatan
kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar pituitari (hipofisis)
disebut kelenjar pengendali (master of gland).
Kelenjar pituitari (hipofisis) dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu bagian anterior, bagian tengah dan bagian posterior.
Pituitari/Hipofisis bagian anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar pituitari/hipofisis bagian anterior dan fungsinya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
No Hormon yang Dihasilkan
Fungsi
1 Somatotrophic
HormoneMengendalikan pertumbuhan tubuh, kelebihan
(STH)
atau
hormonhormon ini mengakibatkan pertumbuhan raksasa,
pertumbuhan
sedangkan kekurangan hormon ini mengakibatkan
kekerdilan.
2 Thyroid
StimulatingMengendalikan kegiatan kelenjar tiroid untuk
Hormone (TSH) atau hormonmenghasilkan hormon tiroksin.
perangsang tiroid
3 Adrenocorticotrophic
Mengendalikan kegiatan kelenjar adrenal dalam
Hormone (ACTH)
menghasilkan glukokortikoid.
4 Follicle Stimulating Hormone
Wanita: mengatur perkembangan ovarium (pemasak
(FSH)
atau
hormonfolikel)
perangsang pembentukPria:
folikel
mengatur perkembangan testis dan spermatogenesis.
5 Lutenizing Hormone (LH)
Wanita: mempengaruhi ovulasi dan membentuk
korpus luteum.
Pria: mengatur sekresi dari hormon testosterone
dan aldosteron pada testis.
6 Hormon prolaktin (PRL)
Mempengaruhipertumbuhankelenjar air susu.
7 Melanocyte
StimulatingMenyintesis melamin (pigmen warna).
Hormon (MSH)
8 Antidiuretic Hormon (ADH) Mencegah urin terlalu banyak.
Pituitari/Hipofisis bagian posterior
Kelenjar pituitary bagian belakang (posterior) menghasilkan dua jenis hormon, yaitu:
Hormon antidiuretik (ADH) berfungsi mengatur kadar air dalam tubuh melalui
pembentukan urin dan mencegah pengeluaran urin yang terlalu banyak.
Hormon oksitosin berfungsi untuk kontraksi otot dalam proses kelahiran.
Pituitari/Hipofisis bagian intermediet

Kelenjar pituitari bagian tengah (intermediat) menghasilkan Melanosit Stimulating Hormon


(MSH) yang berfungsi untuk menaikkan pigmentasi kulit (warna kulit). Hormon pituitary
bagian intermediate ini juga banyak di jumpai pada beberapa jenis hewan.
PEMBAGIAN HORMON HIPOFISIS
Secara fisiologis, kelenjar hipofisis dibagi dalam 3 bagian, yaitu :
1. HIPOFISIS ANTERIOR, juga dikenal sebagai ADENOHIPOFISE
Hipofisis anterior memproduksi hormon tropik dibawah kendali regulasi hipotalamus
melalui perantaraan sinyal neuroendokrin yang berjalan melalui sirkulasi disekitar
infundibulum. Terdapat 5 buah jenis sel dalam hipofisis anterior yang terkait dengan
produksi hormon tropik yaitu :
- Gonadotrophs
Menghasilkan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH).
- Somatotrophs
Hormon ini berfungsi untuk menghasilkan Growth Hormone.
- Laktotrophs atau mamotrophs
Fungsinya untuk menghasilkan hormon prolaktin.
- Kortikotrophs
Untuk menghasilkan hormon adrenocorticotropik (ACTH).
- Tirotrophs
Menghasilkan Thyroid Stimulating Hormone (TSH).
Sekresi hipofisis anterior diatur oleh hormon yang dinamakan releasing dan
inhibitory hormones hipotalamus yang disekresi dalam hipotalamus sendiri dan kemudian
dihantarkan ke hipofisis anterior melalui pembuluh darah kecil yang dinamakan pembuluh
portal hipotalamik-hipofisial.
2. HIPOFISIS POSTERIOR, juga dikenal sebagai NEUROHIPOFISE
Sekresi hipofisis posterior diatur oleh serabut saraf yang berasal dari hipotalamus
dan berakhir pada hipofisis posterior. Hipofisis posterior terdiri atas sel-sel seperti sel glia
yang dinamakan pituisit. Akan tetapi, pituisit tidak menyekresi hormon, mereka bekerja
sebagai struktur penyokong untuk serabut saraf terminal yang jumlahnya banyak dan
ujung-ujung saraf terminal dari traktus saraf yang berasal dari nuclei supraopticus dan
paraventrikularis hipotalamus. Traktus-traktus ini berjalan ke neurohipofise melalui
infundibulum hipotalami. Pada keadaan yang dibutuhkan, maka hipotalamus akan
memerintahkan hipofisis posterior untuk menyekresikan hormon-hormon, yaitu :
1. Hormon Antidiuretik (ADH)
2. Hormon Oksitosin
Kedua hormon ini merupakan polipeptida kecil, masing-masing mengandung 9 asam amino.
Mereka identik satu sama lain kecuali untuk dua asam amino.
3. LOBUS INTERMEDIATE
Lobus intermedia merupakan daerah kecil diantara hipofisis anterior dan
posterior yang relative avaskular, yang pada manusia hampir tidak ada

sedangkan pada beberapa jenis binatang ukurannya jauh lebih besar dan lebih
berfungsi. Lobus intermedia mengeluarkan beberapa melanocyt-stimulating
hormon (MSH) yang mengatur warna kulit dengan mengontrol penyebaran
granula berpigmen melanin. Pada manusia, sekresi MSH sangat sedikit dan
belum diketahui fungsinya. Pada hewan yang melakukan kamuflase
memindahkan granula hitam atau coklat keluar atau masuk dari bagian perifer sel
pigmen yang disebut melanofor. Granula tersebut terdiri atas melanin yang
disintesis dari dopa dan dopakuinon. Perpindahan granula-granula ini
dipengaruhi oleh berbagai hormon dan neurotransmitter, meliputi - dan -MSH,
melanin concentrating hormon (hormon pemekat melanin), melatonin, dan
katekolamin. Melanosit mengandung reseptor melanotropin-1 yakni salah satu
dari jenis reseptor melanotropin yang telah berhasil diklon. Pada manusia sekresi
hormon MSH dilakukan oleh lobus anterior.
Lobus intermedia dibentuk di embrio dari paruh dorsal kantung Rathke, suatu
evaginasi atap faring, tetapi pada dewasa melekat erat ke lobus posterior. Lobus
ini dipisahkan dari lobus anterior oleh sisa-sisa kantung Rathke, residual cleft.
3.

HORMON HIPOFISIS ANTERIOR


1. Growth Hormone (GH) atau Somatotropic Hormone (STH)
Somatotropin atau GH merupakan hormon polipeptida yang berasal
dari protein berupa 191 rantai asam amino yang disintesis, disimpan
dan dilepaskan oleh sel somatotroph di dalam sayap anterior kelenjar pituari.
Somatotropin disingkat GH untuk hewan dan rhGH untuk manusia karena
faktor DNA rekombinan.
Somatotropin berperan dalam mengendalikan pertumbuhan tulang, otot dan
organ serta memengaruhi kecepatan pertumbuhan tubuh dengan memberikan
stimulasi kepada hati untuk mensekresi hormon somatomedin, sebuah hormon
perkembangan yang memberikan stimulasi lebih lanjut terhadap sel untuk
berkembangbiak.
GH mempunyai efek metabolik, yaitu :
-

Protein sintesis lebih, dengan cara :


a) Transport asam amino melalui membran sel ke dalam sel meningkat.
b) Ribosom dalam sel meningkat lebih aktif.
c) Pembentukan RNA dalam nucleus lebih.
d) Katabolisme protein dan asam amino berkurang.

Penggunaan karbohidrat berkurang


a) GH menyebabkan berkurangnya penggunaan glukosa untuk energi
sehingga mempunyai efek diabetogenik.

Mobilisasi lemak berlebih


a) Jaringan lemak terjadi pelepasan asam lemak berkurang menimbulkan
asetil Ko-A berkurang untuk energi sehingga timbul ketosis.
b) Perlu diketahui bahwa GH disekresi dalam jumlah yang sama/hamper
sama waktu masa anak-anak.

c) Sekresi GH naik turun dalam beberapa menit sehubungan dengan nutrisi


dan stress antara lain : kelaparan, hipoglikemia, exercise, trauma, dll.
Kekurangan

: mengakibatkan kekerdilan (dwarfism).

Gambaran utamanya yaitu perawakan yang pendek karena


retardasi pertumbuhan tulang. Gambaran penunjang antara
lain : gangguan pertumbuhan otot akibat penurunan sintesis
protein otot, mobilisasi lemak sub kutis yang minim.
Kelebihan

mengakibatkan gigantisme pada anak-anak


mengakibatkan akromegali pada orang dewasa.

dan

Ket : gigantisme
gigantisme - akromegali

2. Kelenjar Epifise

Kelenjar Epifise atau kelenjar pienalis adalah salah satu kelenjar endokrin yang belum
terlalu diketahui hormon apa yang dihasilkan dan fungsinya. Kelenjar epifise terletak pada
otak bagian atas tepatnya didalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti sebuah cemara
terletak dekat korpus.
Sedikit diketahui bahwa kelenjar epifise menghasilkan sekresi internal dalam
membantu pankreas dan kelenjar kelamin.
3. Kelenjar Timus
Kelenjar
timus
merupakan
kelenjar
yang
bertanggungjawab dalam pertumbuhan manusia. Kelenjar timus
bahkan sangat berpengaruh pada saat usia pertumbuhan. Kelenjar
timus berfungsi untuk pertumbuhan. Bila kekurangan kelenjar

timus akan menderita kretinisme (kekerdilan) dan bila kelebihan menimbulkan gigantisme
(raksasa).
Kelenjar timus terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, dan di dalam
torak kira-kira setinggi bifurkasi trakea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus.
Kelenjar timus hanya dijumpai pada anak dibawah 18 tahun.
Karakteristik Kelenjar Timus:
Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.
Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
Kelenjar timus berperan dalam sistem pertahanan tubuh dengan menghasilkan
hormone Thymosin, Thymic humoral factor, Thymic factor dan Thymopoietin.
Fungsi kelenjar timus adalah:
Mengaktifkan pertumbuhan badan
Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin
Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.
4. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak di bagian bawah leher, terdiri atas dua


lobus, yang dihubungkan oleh ismus yang menutupi cincin trakea 2
dan 3. Kapsul fibrosa menggantungkan kelenjar ini pada facia
pratrakea sehingga pada setiap gerakan menelanselalu diikuti
dengan gerakan terangkatnya kelenjar ke arah cranial, yang
merupakan cirri khas kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh
membakar energi, membuat protein dan mengatur sensitivitas tubuh
terhadap hormon lainnya.
Kelenjar tiroid atau biasa disebut dengan kelenjar gondok mempunyai bentuk mirip
kupu-kupu yang menempel pada bagain depan batang tenggorok (trachea). Kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan
suhu tubuh.
Pembesaran kelanjar tiroid disebut goiter atau struma. Pembesaran ini dapat
disebabkan oleh kebanyakan produksi hormon atau kekurangan iodium sehingga kelenjar
tiroid harus bekerja keras membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan
metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Produksi hormon yang
berlebih dapat menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (morbus basedowi), dengan gejala
jantung berdebar, banyak keringat dan berat badan turun serta mata menonjol seperti ikan
koki.
Kelenjar tiroid memepertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar
optimal sehingga berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi O 2 pada sebagian
besar sel ditubuh , mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, sekaligus penting untuk
pertumbuhan dan pematangan normal. Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi
ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik,berkurangnya daya

tahan terhadap dingin, serta pada anak-anak timbul retardasi mental dan kecebolan.
Sebaliknya,
sekresi
tiroid
yang
berlebihan
menyebabkan
badan
menjadi
kurus,gelisah,takikardia,tremor, dan kelebihan pembentukan panas. Fungsi tiroid diatur oleh
hormon perangsang tiroid (TSH=thyroid stimulating hormone=tirotropin ) dari hipofisis
anterior
Anatomi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di leher, di depan trakea. Terdiri dari dua lobus, yaitu kiri
dan kanan dan dihubungkan oleh suatu jembatan jaringan yang disebut ismus tiroid.
Kelenjar tiroid merupakan kumpulan dari ratusan bahkan ribuan follikel seperti bola dan
hormon tiroid disimpan didalamnya. Follikel tersususn atas lapisan tunggal dari sel epitel
kuboid. Kelenjar tiroid terdiri dari dua jenis sel yaitu sel folikular dan sel parafollikular.Sel
follikular merupakan sel utama, ukuran sel parafollikular lebih besar dari sel folikuller. Setiap
follikel sferis dikelilingi oleh satu lapisan sel dan diisi oleh bahan proteinaseosa berwarna
merah muda yang disebut koloid. Saat kelenjar tidak aktif, koloid berjumlah banyak, folikel
berukuran besar dan sel-sel yang membatasinya tipis. Bila kelenjar aktif, folikel menjadi
kecil, sel-selnya kuboid atau kolumnar, dan tepi folikel mengalami lekukan-lekukan dan
membentuk banyak lakuna reabsorpsi kecil. Tiroid merupakan salah satu organ tubuh
dengan aliran darah tertinggi per gram jaringannya.
Hormon Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin, triiodotironin dan kalsitonin/
tirokalsitonin. Kelenjar tiroid adalah satu-satunya kelenjar yang mampu menyimpan
sekresinya diluar sel utamanya dan disimpan dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk asli
dari hormonnya yang disekresikan ke pembuluh darah. Bahan kimia yang disimpan akan
dipecah terlebih dahulu oleh suatu enzim sebelum dilepaskn ke pembuluh darah. Karena
banyaknya pembuluh darah yang melalui folikel maka hormon tiroid dapat dengan mudah
keluar ke kapiler .
a. Tiroksin dan Triiodotironin
Molekul tiroksin memiliki 4 atom yodium sehingga sering disebut tetraiodotironin
atau T4. Molekul triiodotironin memiliki 3 ataom yodium sehingga disebut T3. T3 dan T4
berperan dalam meningkatkan metabolisme tubuh , meningkatkan sensitivitas sistem
kardiovaskular terhadap aktivitas simpatis dan homeostasis otot skeletal.
b. Kalsitonin
Sel parafollikuler (disebut juga sel C) menghasilkan kalsitonin. Kalsitonin berperan
dalam menurunkan kadar kalsium darah. Kalsitonin bekerja langsung ng pada osteoklas
untuk mengurangi efektivitasnya dalam reabsorpsi kalsium juga memberikan dampak
meningkatnya pergerakan kalsium dari darah ke tulang.Kalsitonin bekerja hanya dalam waktu
pendek. Untuk pengaturan jangka panjang diatur oleh hormon paratiroid. Cara kerja
kalsitonin lebih dirangsang secara langsung oleh kadar kalisium darah daripada diatur oleh
pusat yang lebih tinggi dengan mekanisme umpan balik dari hipotalamus-hipofisis.
Kalsitonin juga menurunkan kadar posfat dalam darah.
Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid

a. Kimia
Hormon utama yang disekresi oleh tiroid adalah tiroksin dan triiodotironin.
Triiodotironin dibentuk di jaringan perifer melalui deiodinasi tiroksin triiodotironin lebih
aktif daripada tiroksin.
b. Tiroglobulin
T4 dan T3 di disintesis di dalam koloid melalui iodinasi dan kondensasi molekulmolekul tirosin yang terikat pada linkage peptida dalam tiroglobulin.Tiroglobulin dibentuk
oleh sel tiroid dan dikeluarkan ke dalam koloid oleh eksositosis granula yang juga
mengandung peroksidase tiroid. Sel tiroid memiliki fungsi untuk membentuk tiroglobulin dan
mengeluarkannya ke dalam koloid, mengeluarkan hormon tiroid tiroid dari tiroglobulin dan
menyekresikannya ke dalam sirkulasi.
Tiroglobulin masuk ke dalam darah serta koloid. Konsentrasi tiroglobulin serum
normal pada manusia adalah sekitar 6ng/ml, kadar ini meningkat pada hipertiroidisme dan
beberapa bentuk kanker tiroid.
c. Metabolisme Iodium
Iodium adalah bahan dasar yang penting untuk sintesis hormon tiroid. Iodium yang
dimakan diubah menjadi iodida dan diabsorpsi. Masukan iodium harian minimum yang
adapat mempertahankan fungsi tiroid normal adalah 150g pada orang dewasa. Organ utama
yang mengambil I adalahtiroid, yang menggunakannya untuk membuat hormon tiroid, dan
ginjal yang mengekskresikannya ke dalam urin. Sekitar 120 g/h masuk kedalam tiroid pada
tingkat sintesis dan sekresi hormon tiroid yang normal.
d. Pengambilan Iodida
Kelenjar tiroid mengkonsentrasikan iodida dengan mentranspor aktif iodida dari
sirkulasi kedalam koloid iodide trapping mechanism. Sel tiroid mempunya potensial
membran istirahat -50mV. Iodida dipompa kedalam sel pada dasarnya melawan gradien
listrik ini,lalu berdifusi mengikuti gradien listrik ke dalam koloid. Di dalam kelenjar ,iodida
dengan cepat mengalami oksidasi dan terikat pada tirosin. Iodida penting untuk fungsi tiroid
normal, tetapi baik difesiensi maupun kelebihan iodida menghambat fungsi tiroid.
e. Sintesis Hormon Tiroid
Di dalam kelenjar tiroid, iodida mengalami oksidasi menjadi iodium. Enzim yang
berperan dalam oksidasi dan pengikatan iodida adalah tiroid peroksidase, dengan hidrogen
peroksida sebagai penerima elektron. Monoiodotirosin (MIT) kemudian mengalami iodinasi
untuk membentuk diidotirosin (DIT). Dua moleku DIT kemudian mengalami suatu
kondensasi oksidatif membentuk T4 dengan pengeluaran rantai sisi alanin dari molekul yang
membentuk cincin luar.Tiroid peroksidase mungkin berperan dalam penggabungan serta
iodinasi. T3 mungkin dibentuk melalui kondensasi MIT dengan DIT.
f. Sekresi
Kelenjar tiroid manusia mengsekresi sekitar 80 g (103nmol) T 4, 4g (7nmol) T3 ,
namun MIT dan DIT tidak disekresikan. Tirosin yang beriodium mangalami deiodinasi oleh
enzim mikrosom iodotirosin deiodinase. Iodium yang dibebaskan oleh deiodinasi MIT dan
DIT digunakan kembali oleh kelenjar dan secara normal menyediakan iodium sebnyak dua

kali lipat untuk sinesis hormon dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh pompa iodium.
Pada penderita yang tidak memiliki iodotirosin deiodinase secara konginental,MIT dan DIT
dapat dijumpai di dalam urin dan terdapat gejala defisiensi iodium.
Transpor dan Metabolisme Hormon Tiroid
a. Pengikatan Protein

T4 dan T3 dalam jumlah besar terikat pada protein plasma. Fungsi pengikatan protein
adalah untuk mempertahankan cadangan hormon yang siap dibebaskan dalam jumlah besar .
Selain itu,paling tidak untuk triidotironin, pengikatan hormon mencegah ambilan berlebihan
oleh sel-sel pertama yang dijumpai dan meningkatkan distribusi jaringan yang merata.
b. Kapasitas dan Afinitas Protein Plasma terhadap Hormon Tiroid
Protein protein plasma yang mengikat hormon tiroid adalah albumin. Albumin
memiliki kapasitas terbesar untuk mengikat T4. Dalam jumlah kecil, T4 terikat pada transiterin
dan albumin. Namun, afinitas protein terhadap T4 dalam sirkulasi terikat pada TBG
(thyroxine-binding globulin) . Secara normal, 99,98% T4 dalam plasma terikat, kadar T4 bebas
hanya sekitar 2 ng/dL. Hanya terdapat sedikit T4 dalam urin.
T3 tidak terlalu terikat, dari 0,15mg/dL yang secara normal terdapat dalam plasma,
0,2% berada dalam keadaan bebas. Sisa 99,8% terikat pada protein, 46% pada TBG dan
sebagian besar sisanya pada albumin,dengan pengikatan pada transtiretin sangat sedikit.
c. Fluktuasi dalam Pengikatan
Bila terjadi peningkatan konsentrasi protein-protein pengikat tiroid dalam plasma
yang mendadak dan menetap, hormon tiroid bebas menurun. Namun, perubahan ini
sementara karena penurunan konsentrasi hormon tiroid bebas dalam sirkulasi akan
merangsang sekresi TSH, yang pada gilirannya akan menyebabkan peningkatan pembentukan
hormon tiroid bebas. Akhirnya akan tercapai keseimbangan baru dimana kuantitas total
hormon tiroid meningkat tetapi konsentrasi hormon bebas, kecepatan metabolisme dan
sekresi TSH normal. Perubahan serupa sengan arah sebaliknya juga terjadi apabila
konsentrasi protein pengikat tiroid menurun.
d. Metabolisme Hormon Tiroid
T4 dan T3 mengalami deiodinasi di hati, ginjal,dan banyak jaringan lain. Hanya sekitar
13% T3 dalam darah disekresi oleh kelenjar tiroid dan 87% dibentuk melalui deiodinasi T 4. Di
hati, T4 dan T3 menglami konjunggasi dan membentuk sulfat serta glukuronida. Konjugat
konjugat ini masuk ke dalam empedu lalu ke usus. Konjugat tiroid mengalami hidrolisis, dan
sebagian diserap kembali (sirkulasi enterohipatik), tetapi sebagian diekskresikan melalui
feces. Selain itu, sebagian T4 dan T3 berpindah langsung dari sirkulasi ke lumen usus. Iodida
yang hlang melalui jalan ini berjumlah sekitar 4% dari jumlah iodida total yang hilang per
hari.
Efek Hormon Tiroid
Beberapa efek dari hormon tiroid pada tubuh disebabkan oleh stimulus konsumsi O 2
(efek kalorigenik). Hormon tiroid juga memengaruhi tumbuh kemabang, mengatur
metabolisme lemak, dan meningkatkan penyerapan karbohidrat dari usus. Hormon-hormon

ini juga meningkatkan disosiasi oksigen dari hemoglobin dengan meningkatkan


difosfogliserat (DPG) sel darah merah.

2,3-

a. Efek Kalorigenik
T4 dan T3 meningkatkan konsumsi O2 hampir pada semua jaringan yang
metabolismenya aktif, kecuali pada jaringan otak orang dewasa, testis, uterus, kelenjar limfe,
limpa, dan hipofisis anterior. T4 sebenarnya menekan konsumsi O2 hipofisis anterior,
mungkin karena T4 menghambat sekresi TSH.
Beberapa efek kalorigenik hormon tiroid disebabkan oleh metabolisme asam lemak
yang dimobilisasi oleh hormon hormon ini. Di samping itu, hormon tiroid meningkatkan
aktivitas Na+ , K+ ,ATPase yang terikat pada membran di banyak jaringan.
b. Efek Sekunder Kalorigenesis
Pada orang dewasa taraf metabolisme ditingkatkan oleh T4 dan T3, yang menyebabkan
ekskresi nitrogen meningkat, bila asupan makanan tidak meningkat, protein endogen dan
simpanan lemak akan diuraikan sehingga berat badan menurun.
Hormon tiroid dosis tinggi menyebabkan pembentukan panas tambahan yang
berakibat pada peningkatan ringan suhu tubuh , yang akan mengaktifkan mekanisme
pengeluaran panas . Tahanan tepi menurun karena terjadi vasodilitas kulit, tetapi curah
jantung meningkat karena kombinasi efek hormon tiroid dan katekolamin pada jantung, jadi
tekanan nadi dan frekuensi jentung meningkat serta waktu sirkulasi memendek.
c. Efek pada Sistem Saraf
Hormon tiroid memiliki efek kuat pada perkembangan otak. Bagian SSP yang apaling
dipengaruhi adalah korteks serebri dan basal ganglia. Di samping itu, kokhlea juga
dipengaruhi. Akibatnya, defisiensi hormon tiroid yang terjadi selama masa perkembangan
akan menyebabkan retardasi mental, kelakuan motorik , dan multisme ketulian. Selain itu,
hormon tiroid juga menimbulkan efek pada refleks.Waktu reaksi refleks regang menjadi lebih
singkat pada hipertiroidisme dan memanjang pada hipotiroidisme.
d. Hubungan dengan Katekolamin
Kerja Hormon tiroid berhubungan sangat erat dengan katekolamin noreepinefrin dan
epinefrin. Epinefrin meningkatkan taraf metabolisme, merangsang sistem saraf, dan
menimbulkan efek kardiovaskuler atau serupa dengan yang disebabkan oleh hormon tiroid,
meskipun durasinya singkat. Norepinefrin secara umum mempunyai efek yang serupa.
e. Efek pada Metabolisme Karbohidrat
Hormon tiroid meningkatkan taraf penyerapan karbohidrat dari saluran cerna, suatu
efek yang mungkin tidak bergantung pada efek kalorigeniknya. Dengan demikian, pada
hipertiroidisme, kadar glukosa plasma meningkat cepat setelah makan makanan yang
mengandung karbohidrat , kadang kadang melebihi ambang ginjal. Namun, kadar ini turun
kembali dengan cepat.
f. Efek pada Pertumbuhan

Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan pematangan tulang yang normal. Pada
anak hipotiroid , pertumbuhan tulang melambat dan penutupan epifis tertunda. Tanpa adanya
hormon tiroid,sekresi hormon pertumbuhan juga terhambat,dan hormon tiroid memperkuat
efek hormon pertumbuhan pada jaringan.
Hubungan Klinis
a. Kretinisme
Anak yang hipotiroid sejak lahir atau sebelumnya, disebut kretin. Anak-anak ini
bertubuh cebol (dwarf) dan mengalami retardasi mental, perut membesar, serta lidah besar
dan menonjol. Di seluruh dunia, hipotiroidisme kongenital merupakan salah satu penyebab
terbanyak dari retardasi mental yang dapat dicegah. Penyebab hipotiroidisme konginental
adalah difisiensi iodium maternal, disgenesis tiroid fetal,kelainan bawaan sintesis hormon
tiroid, antibodi antitiroid yang menembus plasenta, dan hipotiroidisme
hipofisis
(hipopituitari) fetal.
Bila ibu juga menderita hipotiroid, seperti pada kasus difesiensi iodium, difesiensi
mental menjadi lebih parah dan kurang responsif terhadap pengobatan setelah lahir. Di
samping itu, mungkin juga terjadi multisme tuli dan kekakuan. Peningkatan penggunaan
garam iodium dewasa ini telah mengurangi kejadian defisiensi iodium maternal.
b. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme (tirotoksikosis) ditandai oleh kegelisahan, penurunan berat badan,
hiperfragia, intoleransi panas, peningkatan tekanan denyut, tremor halus bila jari diluruskan ,
kulit hangat dan lembut,dan berkeringat . Penyebab tersering adalah penyakit grave (gondok
eksoflatmik). Pada penyakit garve, tiroid membesar difus dan sering terjadi penonjolan bola
mata yang disebut eksoftalmos. Penyakit grave adalah suatu penyakit autoimun ketika
antibodi yang terbentuk terhadap TSH beredar dalam sirkulasi darah, mengaktifkan reseptor
tersebut dan menyebabkan kelenjar tiroid hoperaktif.
c. Defisiensi Iodium
Bila masukan iodium dalam makanan turun dibawah 10g/hari, sintesis hormon tiroid
tidak memadai , dan sekresi hormon menurun. Akibat peningkatan sekresi TSH,
terjadi hipertrofi tiroid, menimbulkan suatu gondok difesiensi iodium yang dapat
berukuran sangat besar.
5. Kelenjar Paratiroid

Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini


menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur
kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan
hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala kadar kapur
dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari
tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan
kesemutan.
Kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya
dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Secara normal

ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar
tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dandua di kutub inferior.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal
ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak
mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakitini tulang mudah sekali
patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.
Kelenjar Paratiroid atau kelenjar anak gondok menempel pada kelenjartiroid (kelenjar
gondok). Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang berfungs imengatur kandungan
fosfor dan kalsium dalamdarah. Kekurangan hormon paratiroi dmenyebabkan tetani dengan
gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan
membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukartidur, dan kesemutan.
Kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya
dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Secara normal
ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar
tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferior.
Sintesis dan Metabolisme Hormon Paratiroid (PTH)
Hormon paratiroid (PTH) manusia adalah suatu polipeptida linear dengan
beratmolekul 9500 yang mengandung 84 residu asam amino. Strukturnya sangat miripdengan
PTH sapi dan babi. PTH disintesis sebagai bagian dari suatu molekul yanglebih besar yang
mengandung 115 residu asam amino (prapo-PTH). Setelah prapo-PTH masuk ke dalam
retikulum endoplasma, maka leader sequence yangterdiri dari 25 residu asam amino
dikeluarkan dari terminal N untuk membentuk polipeptida pro-PTH yang terdiri dari 90
asam amino. Enam residu asam aminolainnya juga dikeluarkan dari terminal N pro-PTH di
apparatus Golgi, dan produk sekretorik utama chief cells adalah polipeptida PTH yang terdiri
dari 84 asamamino.
Kadar normal PTH utuh dalam plasma adalah 10-55 pg/mL. Waktu paruh PTH kurang
dari 20 menit, dan polipeptida yang disekresikan ini cepat diuraikan olehsel-sel Kupffer di
hati menjadi 2 polipeptida, sebuah fragmen terminal C yangtidak aktif secara biologis dengan
berat molekul 2500.
Efek Hormon Paratiroid
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan
memobilisasi Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma,
PTHmeningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh
penurunanreabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTH juga meningkatkan reabsorpsi Ca 2+
ditubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme karena
terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi yang melebihi efek reabsorpsi. PTH juga
meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yangsecara
fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek initampaknya
disebabkan hanya akibat stimulasi pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol.

Kontrol dari Hormon Paratiroid


Sekresi dari hormon paratiroid tergantung dari suatu negative feed-back mechanism
yang diatur oleh kadar ion kalsium dalam plasma. Juga ada hormonlain yang ikut mengatur
kadar kalsium dalam serum yaitu calcitonin atauthyrocalcitonin. Hormon ini diproduksi oleh
kelenjar tiroid.
Beberapa observasi menunjukan bahwa ada hubungan antara paratiroid dengan
kelenjar-kelenjar endokrin lain. Umpamanya pernah didapat hiperplasia kelenjar paratiroid
pada akromegali, sindrom Cushing, dan penyakit Addison. Hipofisektomi (pada binatang)
menyebabkan involutiodari kelenjar-kelenjar paratiroid, sedangkan pemberian hormon
pertumbuhan (GH), adrenokortikotropin (ACTH), ekstrak lobus anterior hipofisis dan
steroid-steroid adrenalmengakibatkan hiperplasia dari kelenjar-kelenjar paratiroid. Tetapi
mungkin pula bahwa perubahan kelenjar-kelenjar paratiroid adalah sekunder akibat
perubahan kadar fosfat dalam serum yang disebabkan oleh hormon-hormon tersebut.
Hiperplasia dari kelenjar-kelenjar paratiroid terdapat dalam keadaan-keadaan dimana
ada tendens dari ion kalsium untuk menurun, umpamanya pada penyakit Rachitis (atau
Osteomalacia), kehamilan, hilangnya kalsium dalam darah dan insufisiensi ginjal yang
disertai retensi fosfor.
Anatomi dan Perkembangan
Kelenjar paratiroid berkembang dari evaginasiendoderma pada sisi lateral usus depan
yang sidebut kantung pharyngeal atau kantung visceral.
Pada manusia terdapat dua pasang kelenjar paratiroid,kelenjar inferior berkembang
dari
kantung pharyngeal III
dan
kelenjar
superior
berkembang
dari
kantung pharyngeal IV.
Kelenjar paratiroid selanjutnya memisahkan diri daripharynx dan menempatkan diri
dalam jaringan kelenjar tiroid pada aspek dorsal atau dorsomedial dari lobuslateral
kelenjar tiroid.
Kelenjar paratiroid pada manusia dewasa berukurankecil ( 0,25 inch, berat 1,6 g),
berbentuk ovoid, danberwarna merah kecoklatan.
Warna dapat bervariasi menurut kandungan lemak dalam jaringan parenkimnya.
Lemak pada jaringan parenkimpada saat pubertas dan orang lebih tua dapat mencapai
60-70% dari volume sel dalam kelenjar.
Masing-masing kelenjar paratiroid tertanam dalam jaringankelenjar tiroid dikelilingi
oleh kapsul jaringan ikat yangmemisahkannya dari kelenjar tiroid.
Septa dari setiap kapsul meluas ke dalam kelenjar danmembaginya menjadi lobula.
Di dalam lobus terdapat dua tipe sel yaitu Chief cell dan oxyphil cell.
Chief cell tertata dalam kolom atao korda danmenunjukkan aktivitas siklis terkait
dengan sekresihormon paratiroid yaitu parathyroid hormone (PTH).
Chief cell yang sedang tidak aktif memiliki banyakglikogen dalam sitoplasmanya dan
memperlihatkanretikulum endoplasma yang menyebar.
Chief cell yang sedang aktif memiliki aparatus golgi yangmembesar dan aggregasi
retikulum endoplasmikgranuler yang sangat jelas.

Oxyphil cell memiliki sedikit retikulum endoplasma dansedikit aparatus golgi. Jumlah
sel ini meningkat seiringdengan meningkatnya usia.

Fungsi kelenjar paratiroid


Mengatur metabilisme fosfor
Memelihara kosentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
Mempercepat absorsi kalsium di intestine
Jika kalsium berkurang, hormone paratiroid menstimulasi reabsorsi tulang sehingga
menambah kalsium dalam darah.
Menstimulasi dan mentransportasi kalsium dan fosfat melalui membran sel.
Memacu osteoclasts, memacu pergantianmineral dan pelepasan Ca2+ dari tulang.
Fungsi calcitriol secara umum
komplemen atau meningkatkan kerja PTH, tetapi
fungsi utamanya adalah meningkatkan absorpsi Ca2+ dan PO43 oleh saluran
pencernaan.
Komponen yang berperan dalam homeostasis kalsium :

PTH
Calcitonin
Vitamin D

Regulasi Hormonal pada Kesetimbangan Kalsium


Kelenjar Paratiroid

PTH

Ginjal

Reabsorbsi Ca

Tulang

Pelepasan Ca

Kadar Ca meningkat

Sal. Pencernaan

Absorbsi Ca

6. Kelenjar Adrenal

Definisi Kelenjar Adrenal


Kelenjar adrenal atau kelenjar anak ginjal
(kelenjar supra renal) terletak di atas ginjal
bagian kiri dan kanan. Bagian luar dari kelenjar
adrenal berwarna kekuningan yang menghasilkan
kortisol yang disebut korteks dan bagian medula
yang menghasilkan adrenalin atau epinefrin dan
non adrenalin atau nor eprinefrin.
Kelenjar adrenal beratnya kira-kira 4
gram. Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian
yang berbeda, yaitu: Pada setiap ginjal terdapat
satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua
bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian
tengah (medula). Medula Adrenal yang berada di
pusat, bagian ini kira-kira 20% dari keseluruhan kelenjar adrenal, berkaitan dengan sistem
saraf simpatis, bertugas untuk mensekresi hormon epinefrin dan norepinefrin. Korteks
Adrenal, bagian ini berada di luar dan berfungsi untuk mensekresi hormon kortikosteroid dan
androgen.
. Bagian Kelenjar Adrenal
Kelenjar supraneralis jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan
kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Fungsi kelenjar suprarenalis
terdiri dari : Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam, mengatur atau
mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein, serta mempengaruhi aktifitas
jaringan limfoid.
Kelenjar suprarenalis ini terbagi atas 2 bagian, yaitu :
1. Medula Adrenal
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari system saraf otonom. Stimulasi
serabut saraf simpatik pra ganglion yang berjalan langsung ke dalam sel-sel pada medulla
adrenal aka menyebabkan pelepasan hormon katekolamin yaitu epinephrine dan
norepinephrine. Katekolamin mengatur lintasan metabolic untuk meningkatkan katabolisme
bahan bakar yang tersimpan sehingga kebutuhan kalori dari sumber-sumber endogen
terpenuhi.

Efek utama pelepasan epinephrine terlihat ketika seseorang dalam persiapan untuk
memenuhi suatu tantangan (respon Fight or Fligh). Katekolamin juga menyebabkan
pelepasan asam-asam lemak bebas, meningkatkan kecepatan metabolic basal (BMR) dan
menaikkan kadar glukosa darah.
2. Korteks Adrenal
Korteks adrenal tersusun dari 3 zona yaitu:
a. Zona glomerulosa,
Zona Glomerulosa terdapat tepat di bawah simpai, terdiri atas sel polihedral kecil
berkelompok membentuk bulatan, berinti gelap dengan sitoplasma basofilik. Zona
glomerulosa pada manusia tidak begitu berkembang. Dan merupakan penghasil hormon
mineralokortikoid.
Zona ini secara eksklusif memproduksi mineralokortikoid, terutama aldosteron.
Efek aldosteron adalah meningkatkan jumlah natrium dan menurunkan jumlah kalium
dalam cairan ekstraseluler, selama proses pembentukan urine.
Efek berlebihnya kadar aldosteron:
a.
Menyebabkan hipokalemia, yaitu keadaan menurunnya konsentrasi
kalium dalam plasma darah sampai di bawah nilai normal.
b.
Penderita mengalami kelemahan otot yang berat.
Efek rendahnya kadar aldosteron:
c. Konsentrasi ion kalium dalam cairan ekstraseluler meningkat sampai jauh di atas
nilai normal.
d. Peningkatan 60 100% dari nilai normal menyebabkan keracunan jantung.
Peningkatan di atas itu, menyebabkan gagal jantung.
Hormon Mineralokortikoid
Hormon ini pada dasarnya bekerja pada tubulus renal dan epitelgastro intestinal
untuk meningkatkan absorpsi ion natrium dalam proses pertukaran untuk mengeksresikan ion
kalium atau hydrogen. Sekresi aldesteron hanya sedikit dipengaruhi ACTH. Hormon ini
terutama disekresikan sebagai respon terhadap adanya angiotensin II dalam aliran darah.
Kenaikan kadar aldesteron menyebabkan peningkatan reabsorpsi natrium oleh ginjal
dan traktus gastro intestinal yang cederung memulihkan tekanan darah untuk kembali normal.
Pelepasan aldesteron juga ditingkatkan oleh hiperglikemia. Aldesteron merupakan hormon
primer untuk mengatuk keseimbangan natrim jangka panjang.
b. Zona fasikulata
Zona fasikulata merupakan sel yang lebih tebal, terdiri atas sel polihedral besar
dengan sitoplasma basofilik. Selnya tersusun berderet lurus setebal 2 sel, dengan sinusoid
venosa bertingkap yang jalannya berjajar dan diantara deretan itu. Sel-sel mengandung
banyak tetes lipid, fosfolipid, asam lemak, lemak dan kolesterol. Sel ini juga banyak
mengandung vitamin C dan mensekresikan kortikosteroid. Dan merupakan penghasil hormon
glukokortikoid.
Hormon Glukokortikoid
Hormon ini memiliki pengaruh yang penting terhadap metabolisme glukosa ;
peningkatan hidrokortison akan meningkatan kadar glukosa darah. Glukokortikoid

disekresikan dari korteks adrenal sebagai reaksi terhadap pelepasan ACTH dari lobus anterior
hipofisis. Penurunan sekresi ACTH akan mengurangi pelepasan glukokortikoid dari korteks
adrenal.
Glukokortikoid sering digunakan untuk menghambat respon inflamasi pada cedera
jaringan dan menekan manifestasi alergi. Efek samping glukokortikoid mencakup
kemungkinan timbulnya diabetes militus, osteoporosis, ulkus peptikum, peningkatan
pemecahan protein yang mengakibatkan atrofi otot serta kesembuhan luka yang buruk dan
redistribusi lemak tubuh. Dalam keadaan berlebih glukokortikoid merupakan katabolisme
protein, memecah protei menjadi karbohidrat dan menyebabkan keseimbangan nitrogen
negatif.
Peran kortisol:
a. Mengontrol metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
b. Membantu menolak efek destruktif dari stres mental dan fisik.
Kortisol yang berlebih menyebabkan timbulnya sindrom Cushin yang ditandai oleh:
a. Meningkatkan kadar glukosa darah (hiperglikemia), menurunnya protein, dan
meningkatnya timbunan lemak.
b. Glukosa tercampur dalam urine (glukosuria), mirip dengan DM sehingga disebut
Diabetes Adrenal.
c. Sebagian glukosa diendapkan sebagai lemak tubuh di atas bahu dan wajah,
sehingga disebut punuk kerbau (buffalo hump) dan muka bulan (moon face).
c. Zona Retikularis
Lapisan ini terdiri atas deretan sel bulat bercabang cabang berkesinambungan. Sel
ini juga mengandung vitamin C. Sel-selnya penghasil hormon kelamin (progesteron ,
estrogen & androgen). Zona ini menghasilkan hormon seks adrenal (androgen
dan estrogen) yang identik dengan yang dihasilkan gonad. Namun
androgen dan estrogen adrenal ini tidak cukup kuat untuk menimbulkan
efek maskulinitas dan feminitas.

Beberapa kelainan terkait dengan meningkatnya androgen adrenal.


a. Maskulinitas pada wanita dewasa, tanda-tanda:
1)
Hirsutisme yaitu mengalami pola pertumbuhan rambut tubuh
pria.
2)
Suara berat
3)
Otot lengan dan tungkai berkembang
4)
Payudara mengecil
5)
Menstruasi mungkin terhenti
b. Pseudohermafroditisme pada bayi perempuan yang ditandai dengan pertumbuhan
genetalia eksternal pria.
c. Pubertas prekoks pada anak laki-laki pra-pubertas.
1)
Sekresi androgen adrenal tidak disertai dengan pembentukan
sperma atau aktivitas gonad karena testis masih berada dalam status prapubertas non-fungsional.
2)
Gejala pubertas prekoks, antara lain:

Suara menjadi berat


Tumbuh jenggot
Penis membesar

Hormon yang dihasilakan kelenjar adrenal


Pada korteks menghasilkan hormon deoksikortison dan kortison dengan fungsi
mempengaruhi penyerapan. Apabila kekurangan menyebabkan penyakit adison.
Pada medulla menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin) dengan fungsi mengubah
glikogen menjadi glukosa, menaikkan gula darah dan mempercepat kerja jantung.
Hormone adrenalin bekerja antagonis dengan hormone insulin dalam mengatur gula
dalam darah agar tetap normal.
Hubungan Kelenjar Adrenal dengan Emosi
Kelenjar adrenal, khususnya hormon yang dihasilkannya (efinefrin dan norefinefrin)
mempunyai hubungan kerja dengan sistem emosi manusia. Stimulus yang mencekam
menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks
adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek
terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan
norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara
mensekresikan hormone steroid (Campbell, 1952 : 146).
7. Kelenjar Pankreas

Morfologi
Pancreas adalah organ pipih yang terletak di belakang dan sedikit dibawah kambung
abdomen. Organ ini memiliki dua fungsi, fungsi endokrin dan fungsi eksokrin.
- Fungsi eksokrin : berfungsi sebagai sel asinar pancreas, memproduksi cairan pancreas

yang disekresi melalui duktus pancreas kedalam usus halus.


- Fungsi endokrin : dapat ditemukan dalam pulau-pulau langerhans, yaitu kumpulan

kecil sel yag tersebar di seluruh organ. Ada 4 jenis sel penghasil hormone yang
terdapat dalam pulau tersebut.
Kelenjar pankreas termasuk golongan kelenjar endokrin. Ada beberapa kelompok sel
pada pankreas yang dikenal sebagai pulau langerhans. Bagian ini berfungsi sebagai kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormone insulin berfungsi mengatur
konsentrasi glukosa dalam darah. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit
diabetes yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Selain
menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glucagons yang bekerja antagonis
dengan hormon insulin.
Secara anatomis, kelenjar pancreas terletak retroperitoneal melintang di abdomen
bagian atas dengan panjang 25 cm, dan berat 120 gram, yang terdiri dari caput, leher,
corpus, cauda, dan procuncinatus (bag caput yg menonjol ke bawah).
Pankreas dipersarafi oleh saraf-saraf simpatis dari cabang-cabang nervus vagus. Jika
terjadi nyeri pada pancreas akan menyebar ke paramedia kanan dan menyebar ke epigastrik
serta ke seluruh abdomen kiri.

Secara Mikroskopis, ada 2 fungsi pankreas, yaitu berfungsi sebagai kelenjar eksokrin
dan endokrin. Pankreas berfungsi sebagai kelenjar eksokrin sama seperti kelenjar ludah.
Sedangkan fungsi kelenjar endorinnya dapat dibagi menjadi 3 sel utama, yaitu:
cell (Sel Alpa)
Fungsi dari sel adalah:
Memproduksi glukagon
Meningkatkan glukagon
Menurunkan kadar glukosa
Hyperglycemic factor
Sel bulat dengan dinding tipis
cell (Sel Beta)
Fungsi dari sel adalah:
Memproduksi insulin
Hypoglycemic factor
Bertentangan dengan sel
Menurunkan glukagon
Meningkatkan glukosa
cell (Sel gamma)
Fungsi dari cell belum diketahui secara
pasti.
Ketiga macam sel ini terdapat di pulau-pulau langerhans yang berjumlah sekitar 200
rb 2 juta sel. Bagian corpus dan cauda memiliki pulau langerhans lebih banyak dibanding
caput.
Efek fisiologis Glukagon
Glukagon merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas
fisiologisnya meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon melakukan hal ini dengan
mempercepat konversi dari glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam amino,
gliserol, danasam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis). Kemudian hati mengeluarkan
glukosa ke dalam darah, dan kadar gula darah meningkat. Sekresi dari glukagon secara
langsung dikontrol oleh kadar gula darah melalui sistem feed-back negative. Ketika kadar
gula darah menurun sampai di bawah normal, sensor-sensor kimia dalam sel-sel alfa dari
pulau Langerhans merangsang sel-sel untuk mensekresikan glukagon. Ketika gula darah
meningkat tidak lama lagi sel-sel akan dirangsang dan produksinya diperlambat. Jika untuk
beberapa alasan perlengkapan regulasi diri gagal dan sel-sel alfa mensekresikan glukagon
secara berkelanjutan, hiperglikemia (kadar guladarah yang tinggi) bisa terjadi. Olahraga dan
konsumsi makanan yang mengandung protein bisa meningkatkan kadar asam amino darah
juga menyebabkan peningkatan sekresi glukagon.
Sekresi glukagon dihambat olehGHIH (somatostatin). Glukagon kehilangan aktivitas
biologiknya apabila diperfusi melewati hati atau pabila diinkubasi dengan ekstrak hati, ginjal
atau otot Glukagon juga di inaktifkan oleh inkubasi dengan darah. Indikasinya ialah bahwa
glukagon dihancurkan oleh sistem enzim yang sama dengan sistem yang menghancurkan
insulin dan protein-protein lain.

Efek Fisiologis Insulin


Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam amino yang
dihubungkan oleh jembatan disulfida. Terdapat perbedaan kecil dalam komposisi asam amino
molekul dari satu spesies ke spesies lain. Perbedaan ini biasanya tidak cukup besar untuk
dapat mempengaruhi aktivitas biologi suatu insulin pada spesies heterolog tetapi cukup besar
untuk menyebabkan insulin bersifat antigenik. Insulin dibentuk di retikulum endoplasma sel
B. Insulin kemudian dipindahkan ke aparatus golgi, tempat ia mengalami pengemasan dalam
granula-granula berlapis membran. Granula-granula ini bergerak ke dinding sel melaluisuatu
proses yang melibatkan mikrotubulus dan membran granula berfusi dengan membran sel,
mengeluarkan insulin ke eksterior melalui eksositosis. Insulin kemudian melintasi lamina
basalis sel B serta kapiler dan endotel kapiler yang berpori mencapai aliran darah. Waktu
paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia adalah sekitar 5 menit.
Insulin berikatan dengan reseptor insulin lalu mengalami internalisasi. Insulin dirusak
dalam endosom yang terbentuk melalui proses endositosis. Enzim utama yang berperan
adalah insulin protease, suatu enzim di membran sel yangmengalami internalisasi bersama
insulin.
Efek insulin pada berbagai jaringan:
1.Jaringan Adiposa
Meningkatkan masuknya glukosa, Meningkatkan sintesis asam lemak, Meningkatkan sintesis
gliserol fospat, Meningkatkan pengendapan trigliserida, Mengaktifkan lipoprotein lipase,
Menghambat lipase peka hormone ,Meningkatkan ambilan K+2.
2. Otot
Meningkatkan masuknya glukosa, Meningkatkan sintesis glikogen, Meningkatkan
ambilan asam amino, Meningkatkan sintesis protein di ribosom, Menurunkan katabolisme
protein, Menurunkan pelepasanasam-asam amino glukoneogenik, Meningkatkan ambilan
keton, Meningkatkan ambilan K+
3.Hati
Menurunkan ketogenesis, Meningkatkan sintesis protein, Meningkatkan sintesis
lemak, Menurunkan pengeluaran glukosa akibat penurunan glukoneogenesis dan peningkatan
sintesis glukosa.
Pada orang normal, pankreas mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan jumlah
insulin yang dihasilkan dengan intake karbohidrat, tetapi pada penderita diabetes fungsi
pengaturan ini hilang sama sekali.
Hormone yang secara tidak langsung memengaruhi sekresi insulin.
a. Hormon pertumbuhan, ACTH dan hormone Gastrointestinal, seperti gastrin, sekretin,
dan koleksitokinin, semuanya menstimulus sekresi insulin.

b. Somastostatin, diproduksi oleh sel-sel delta pancreas dan hipotalamus, ,menghambat


sekresi insulin dan glucagon serta menghalangi absorpsi intestinal terhadap glukosa.
8. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin (kelenjar gonad) adalah kelenjar endokrin yang memproduksi dan
mengeluarkan steroid yangmengatur pembangunan tubuh dan mengendalikan karakteristik
seksual sekunder. Gonad adalah organ yang memproduksi sel kelamin. Pada pria, gonadnya
adalah testes, dan pada wanita gonadnya adalah ovarium. Secara umum, kelanjar kelamin (kelenjar
gonad) pada laki-laki dan perempuan sangat berbeda baik dari segi struktur fisiologis,
kandungan dan jumlah hormon yang dikandungnya.
Kelenjar kelamin (kelenjar gonad) terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi
dan tampak jelas pada minggu kelima. Diferensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron
fetal terlihat jelas pada minggu ketujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad
terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH)
akibat penurunan inhibisisteroid.
Kelenjar Kelamin (Kelenjar Gonad) wanita
Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad wanita adalah sebagai berikut:
1. Estrogen dihasilkan oleh folikel graaf. Fungsinya merangsang pertumbuhan cirri-ciri
kelamin sekunder pada wanita.
2. Progesterone dihasilkan oleh korpus luteum, perkembangan, dan pertumbuhan
kelenjar air susu.
Kelenjar gonad wanita dihasilkan dari ovarium. Ovarium berbentuk memanjang,
terletak dibawah atau disamping gelembung gas yang terkadang berjumlah sepasang.
Ovarium bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaran cheovaria. Ukuran
dan perkembangannya dalam tubuh manusia bervariasi sesuai dengan tingkat
kematangannya. Warnanya pun berbeda-beda.Sebagian besar berwarna keputih-putihan pada
waktu lebih muda dan berubah menjadi kekuning-kuningan pada waktu matang. Seperti
halnya testes, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi.
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai
organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiapbulannya pada masa ovulasi
untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi
perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta
mempertahankan proses laktasi. Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein
korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.
Kelenjar Kelamin (Kelenjar Gonad) laki-laki
Kelenjar kelamin pria, menghasilkan hormon testosterone yang dihasilkan dari testis
(gonad jantan) yang berfungsi merangsang pertumbuhan cirri-ciri kelamin sekunder pada pria
danperilakuseksual.
Laki-laki mempunyai sepasang testis yang terdapat dalam skrotum. Testis (gonad jantan)
berbentuk memanjang dan menggantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaraan
mesorkium. Pada Chonduricthyes testis yang satu lebih besar dari testis yang lain. Testis
tersusun dari folikel-folikel tempat spermatozoa berkembang. Ukuran gonad dapat mencapai

12% atau lebih dari bobot tubuhnya. Kebanyakan testis berwarna dan halus pada sikuroisea
testisnya tegak.
Testis terdiri atas ribuan saluran (tubulus) sperma. Dinding tubuh tubulus spermater
tersebut dilapisi oleh sel gersmital primitif yang mengalami kekhususan disebut
spermatogonium. Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4 x3 x 2,5 cm, dengan volume 15
25 ml berbentuk avoid. Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang
melekat pada testis. Di luar tunika albuginea terdapat tunika vagainalis yang terdiri atas
lapisan viseralis dan parietalis serta tunika dortos.
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi.
Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron
diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis, sedangkan FSH diperlukan untuk
memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai efek menurunkan
konsentrasi testosteron melalui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar
testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai
organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus. Efektestosteron pada fetus merangsang
diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria.
Pada masa pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks
sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital,
distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat
agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang pertumbuhandan penutupan epifise
tulang.
Proses Pembentukan Kelenjar Kelamin (Kelenjar Gonad)
Proses pembentukan gonad pada laki-laki
Di dalam testis terdapat banyak tubulus yang berisi cyste-cyste seminiferous yangdikelilingi
oleh sel-sel cretoli. Kemudian, cyste ini akan berdiferensiasi menjadi spermatogonium yang
selanjutnya akan mengalami proses spermatogenesis menjadispermatozoa. Menurut Herper dan
Prugirin (1982) dalam Rustidja (1998) menyatakan terdapat dua hal yang berkaitan dengan
diferensiasi kelamin yaitu:
Jenis kelamin terbentuk pada standia akhir perkembangan larva yaitu pada sekitar
3sampai 4 minggu setelah menetas.
Jenis kelamin larva setelah penetasan kondisinya sangat labil sehingga dapat
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.
Proses pembentukan gonad pada wanita
Gonad pada wanita (ovarium) merupakan semacam kantong dan mempunyai lamella
yang mengandung sel-sel fold yang berdiferensiasi menjadi ougonium. Selanjutnya
ougoniumakan mengalami proses ovogenesis menjadi ovum yang dibungkus folikel dan
folikel ini terletak di dalam lamella yang mempengaruhi ruang ovarium.
Menurut Rustidja (2000), pertumbuhan ousit dalam ovarium dapat di bagi menjadi dua tahap,
yaitu:
Tahap pertumbuhan primer (privitell ogenesis) yang ditandai dengan peningkatan
ukuran.
Tahap pertumbuhan sekunder(oxogenenous vitellegenesis) yang ditandai dengan
terjadinya pembentukan visikel padabagian parifer sitoplasma dan meluas ke arah inti
sel. Oasit berkembang mulai terjadiakumulasi protein kuning telur dari alam

(endogenous vitellogenesis) dan mengaturdengan derivate kuning telur hasil sintensa


dari hasil laxogenous vetellogenesis yang dibawah melalui aliran darah.
9. Kelenjar Lambung

Kelenjar
lambung
menghasilkan
beberapa enzim, seperti pepsin, rennin dan
HCL atau asam klorida. Pepsinogen yang
diaktifkan asam lambung merupakan cikal
bakal enzim pepsin. Keluarnya asam lambung
dipengaruhi oleh gerak reflex yang timbul
ketika masuknya makanan ke dalam lambung.
Asam lambung juga dipengaruhi hormone
gastrin yang keluar melalui dinding-dinding
lambung.
Kandungan Getah Lambung (Asam klorida
(HCl))
Kelenjar getah lambung berfungsi:
Sebagai desinfektan,mengasamkan makanan dan mengubah pepsinogen menjadi
pepsin.
Rennin, merupakan enzim yang berfungsi mengendapkan kasein (protein susu) dari
air susu.
Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi polipeptida.
Lipase, berfungsi untuk mencerna lemak.
Lambung menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi merangsang pengeluaran
getah lambung.
10. Kelenjar Usus

Kelenjar pada usus halus menghasilkan


enzimenterokinase, enzim erepsin (peptidase),
enzimmaltase, enzim sukrase, enzim laktase dan
enzimnuklease serta lipase. Pengeluaran enzimenzim in idipengaruhi oleh hormon enterokrinin
yang
dihasilkanoleh
duodenum.
Kandungan Kelenjar usus
Enzim yang Dihasilkan Kelenjar Usus adalah:
Peptidase, berfungsi mengubah peptide
menjadi asam amino
Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa.
Maltase, berfungsi mengubah maltose menjadi glukosa d. Laktase, berfungsi
mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
Usus halus menghasilkan hormon sekretin dan kolesistokinin yang berfungsi
merangsang pengeluaran getah pankreas dan cairan empedu (getah empedu).

You might also like