Professional Documents
Culture Documents
bisnya,
gitu?!
Ya
nggak
ada
Kamu letakkan uang itu di mana? Coba ingat lagi! pinta ibunya.
Di dalam tas, Bu uang itu sepertinya diambil pencopetsoalnya
sepertinya tadi ada orang yang mencurigakan, Bu. Orang itu di
belakangku, Luna bercerita sambil terus menangis.
Kamu ingat ciri-ciri pencopetnya?
Orangnya berjaket kulit, bertopi, dan berkacamata hitam.
Selain itu? desak ibunya.
Tidak ingat, sahut Luna.
Ibunya menghela napas , lalu diam sejenak. Kemudian berkata, Ya
sudah, Ibu pinjami kamu uang tabungan Ibu dulu. Kamu tidak perlu
mengganti. Tetapi kamu tidak akan Ibu beri uang jajan. Cukup adil kan?
Iya Bu, jawab Luna, pasrah.
Baik, sekarang Ibu mau ambil uang dulu. Besok segera setorkan
uangnya, ujar Ibu. Luna hanya mengangguk, sambil menghapus air
matanya.
Keesokan harinya di sekolah, Luna mendatangi Lauren, bendahara
OSIS yang mengumpulka uang study tour seluruh siswa kelas XI.
Ren, aku mau setor uang pelunasan study tour. Masih kurang
delapan juta kan dari kelasku? tanya Luna.
Lho, bukannya kelasmu udah lunas? sahut Lauren.
Hah? Yang bener? Luna terkejut.
Iya, ini buktinya. Udah lunas kok. Ini tanda tanganmu kan?
Kemarin siang kamu setor, terus langsung tanda tangan. Kamu bilang kamu
ada les, jadinya buru-buru deh tanda tangannya, jelas Lauren, ini bukti
pembayarannya, di buku kasku.
Luna melihat tanda tangannya sendiri di buku kas itu, beserta
tanggal penyetoran uangnya. Seketika itu juga dia ingat.
Oh! serunya. Rasa malu, geli dan lega bercampur jadi satu.
Kenapa sih? tanya Lauren, penasaran dengan perubahan ekspresi
Luna. Luna menc eritakan semua yang dia alami sehubungan dengan uang
study tour itu.
Karya
: Nabela Nurma
Kelas/Nomor
Maharani