Professional Documents
Culture Documents
Penjelasan Umum
1. Bersumber dari ide atau gagasan kelompok mahasiswa
2. Isi PKM-GT menawarkan atau memberikan solusi yang
mengacu pada isu aktual yang ada di masyarakat
3. Isu yang memerlukan solusi hasil karya pikir yang cerdas, unik,
dan bermanfaat
4. Bersifat kreatif dan objektif, logis dan sistematis, serta
berdasarkan telaah pustaka atau fiksi-sains
b. Sistematika Proposal Kegiatan
Proposal PKM-GT ditulis menggunakan huruf Times New Roman font
ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi kecuali ringkasan satu spasi dan
ukuran kertas A-4, margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah
masing-masing 3 cm, serta mengikuti sistematika sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
Struktur
Ringkasan
5. Bagian Inti
Pendahuluan
Gagasan
Penjelasan
Halaman Sampul
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
Ringkasan (bukan abstrak) gagasan tertulis
disusun maksimum 1 halaman yang
mencerminkan isi keseluruhan gagasan, mulai
dari latar belakang, tujuan, landasan teori
yang mendukung, metoda penulisan,
pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi.
Berisi latar belakang yang mengungkap uraian
tentang alasan mengangkat gagasan menjadi
karya tulis (dilengkapi dengan data atau
informasi yang mendukung), dan tujuan dan
manfaat yang ingin dicapai.
Berisi uraikan tentang:
a. Kondisi kekinian pencetus gagasan
(diperoleh dari bahan bacaan,
wawancara, observasi, imajinasi yang
relevan);
b. Solusi yang pernah ditawarkan atau
diterapkan sebelumnya untuk
memperbaiki keadaan pencetus
gagasan;
c. Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus
gagasan dapat diperbaiki melalui
gagasan yang diajukan;
d. Pihak-pihak yang dipertimbangkan
dapat membantu
mengimplementasikan gagasan dan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
d. Penilaian PKM-GT
Penilaian artikel PKM-GT dilakukan dengan mempertimbangkan
kreativitas (rasionalitas, keunikan, dan manfaat) tulisan, kelayakan
implementasi dan dampak yang ditimbulkannya. Berdasarkan hasil
penilaian, artikel PKM-GT akan dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) ketegori
sebagai berikut.
1. Tidak lolos seleksi: bagi proposal yang nilainya lebih rendah dari batas
minimum untuk dinyatakan lolos seleksi. Batas nilai minimal ini sangat
tergantung dari mutu artikel PKM-GT yang dinilai secara keseluruhan.
2. Lolos seleksi tapi tidak diundang ke PIMNAS: bagi proposal yang
nilainya melebihi atau sama dengan batas minimal lolos seleksi akan
tetapi nilainya masih di bawah batas nilai minimal untuk diikutsertakan
ke PIMNAS. Proposal yang masuk kategori ini akan diberi insentif
sebesar Rp3.000.000,- (tiga juta rupiah).
3. Lolos seleksi dan diikutsertakan di PIMNAS: bagi proposal yang nilainya
lebih dari batas minimal nilai lolos seleksi dan nilai lolos ke PIMNAS.
Proposal yang masuk kategori ini disamping diikutsertakan ke PIMNAS
juga akan diberikan insentif sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah).
FORMAT
15%
GAGASAN
40%
Penilaian
PKM GT
KESIMPULAN
20%
SUMBER
INFORMASI
25%
JUDUL PROGRAM
Bidang Kegiatan:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh:
Wegit Triantoro
1106011581
Melly Meliyawati
1106009311
1206255854
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas/Institut/Politeknik
e. Alamat Rumah dan No. HP
f. Alamat e-mail
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan No. HP
Wegit Triantoro
NIM. 1106011581
Dosen Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
ii
Daftar Isi
iii
iv
Ringkasan
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
2. GAGASAN
Kondisi Kekinian
Solusi Terdahulu
3. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perkembangan Produksi, Luas Panen dan Produktivitas
Kedelai Indonesia
10
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Kedelai Indonesia (Sumber: Badan Pusat Statistik)
iv
RINGKASAN
Banyaknya komoditas impor yang masuk ke Indonesia dirasa sangat
meresahkan produksi dalam negeri. Terutama impor yang termasuk komoditas
pangan nasional. Tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia yang masih
bergantung pada komoditas sumber nabati ini sangat tinggi membuat produksi
kedelai sangat potensial. Namun, sayangnya jumlah produksi kedelai dalam
negeri belum mampu memenuhi permintaan dalam negeri karena
ketidakmampuan dalam pemenuhan permintaan pasar. Ketidakmampuan
produksi inilah yang sering ditutupi oleh impor dalam jumlah besar. Adanya
impor bukan solusi yang indah bagi semua pihak terutama bagi para petani
kedelai dalam negeri yang mulai ditinggalkan.
Beberapa tahun belakangan ini, produksi kedelai dalam negeri
cenderung tetap atau bahkan mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan oleh
adanya alih fungsi lahan. Sebagian alih lahan itu terjadi karena menganggap
bahwa menanam kedelai kini bukan lagi hal yang menguntungkan. Selain itu
kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi dirasa belum optimal dalam
menghasilkan produksi kedelai dalam negeri.
Dari permasalahan yang terjadi, muncul gagasan untuk memberikan
solusi melalui upaya meningkatkan produksi kedelai dalam negeri guna
mencapai ketahan pangan nasional. Mewujudkan swasembada kedelai dengan
dua solusi yaitu konversi lahan tembakau menjadi lahan kedelai dan tumpang
sari dengan peremajaan tanaman keras melalui pembuatan badan usaha
pertanian (BUP). Langkah jitu implementasi dari konversi lahan tembakau dan
tumpang sari diwujudkan dengan cara pendirian badan hukum oleh
pemerintah yang dinaungi oleh BUMN agar badan ini memiliki payung
hukum yang pasti guna menstimulus pemerintah yang memiliki tanggung
jawab penuh terhadap badan usaha pertanian ini.
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dikutip dari data Balitbang Kementrian Pertanian (Kementan)
mengenai Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai pada sekitaran
September lalu, bahwa total kebutuhan konsumsi kedelai terus meningkat dari
2,02 juta ton pada tahun 2003 menjadi 2,7 juta ton pada tahun 2005 dan
dieprkirakan 3,35 juta ton pada tahun
2. GAGASAN
Kondisi Kekinian
Kebutuhan konsumsi kedelai dalam negeri
Indonesia yang dahulu disebut dengan negara agraris pada tahun 2010
menduduki peringkat ke-12 pada produksi kedelai dunia kalah oleh USA, Brazil,
Canada, Uruguay, India. Produksi kedelai Indonesia yang rendah tersebut
berbanding terbalik degan tingkat kebutuhan konsumsi . Seperti dapat dilihat pada
Grafik 2 Perkembangan Produksi, Konsumsi dan Impor kedelai Indonesia dapat
dilihat bahwa konsumsi kedelai dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan
(Grafik 2). Dari sisi Produksi Indonesia pernah mengalami puncaknya pada tahun
1992. Pada saat itu Indonesia bisa mengekspor kedelainya ke berbagai negara di
dunia. Namun, setelah tahun 1992, tingkat produksi Indonesia menunjukkan
kecenderungan terus mengalami penurunan (Gambar 1). Besaran tingkat
konsumsi dan produksi memperlihatkan adanya gap antara tingkat konsumsi yang
tinggi dan tingkat produksi yang hanya mampu dicapai oleh produksi dalam
negeri yang cenderung rendah sehingga kekosongan tersebut diisi oleh impor.
Berdasarkan data dari deptan.go.id volume kedelai impor sampai dengan Juli
2013 mencapai 1,1 juta ton dari total kebutuhan konsumsi 2,5 juta ton per tahun.
Sumber: deptan.go.id
Gambar 1. Perkembangan Produksi, Luas
Panen&Produktivitas Kedelai
Sumber: deptan.go.id
Gambar 2 : Perkembangan Produksi,
Konsumsi dan Impor kedelai
Indonesia
Luas lahan
Produktivitas (ku/ha)
(ha)
Produksi
(ton)
2000
824484
12,34
1017634
2001
678848
12,18
826932
2002
544522
12,36
673056
2003
526796
12,75
671600
2004
565155
12,8
723483
2005
621541
13,01
808353
2006
580534
12,88
747611
2007
459116
12,91
592534
2008
590956
13,13
775710
2009
722791
13,48
974512
2010
660823
13,73
907031
2011
622254
13,68
851286
2012
567624
14,85
843153
2013
571564
14,82
847157
Solusi Terdahulu
Rendahnya produksi kedelai dalam negeri membuat pemerintah
mengambil langkah untuk mengatasinya. Kebijakan pengendalian jumlah
produksi kedelai dalam negeri dilakukan melalui dua cara yakni intensifikasi dan
ekstensifikasi lahan pertanian kedelai. Intensifikasi pertanian kedelai dilakukan
dilakukan dengan cara memberikan insentif kepada petani berupa subsidi benih
dan pupuk. Insentif yang diberikan pemerintah ini bertujuan agar lahan pertanian
yang ada menjadi lebih produktif agar menghasilkan hasil panen yang lebih
banyak. Sedangkan ekstensifikasi adalah upaya penambahan produksi dengan
membuka lahan baru. Ekstensifikasi dilakukan dalam upaya menambah jumlah
produksi kedelai dalam negeri. Namun, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
belum optimal.Menurut BPS, terjadi penyusutan pada lahan pertanian sebesar
12,6 ribu hektar di pulau Jawa, sedangkan secara nasional lahan pertanian
mengalami penyusutan sebesar 27 ribu hektar. Berbeda dengan tahun 2009,
menurut Badan Ketahanan Pangan Nasional telah terjadi alih fungsi lahan yang
mencapai 110 ribu hektar. Karena hal tersebut, hingga saat ini jumlah produksi
kedelai masih belum dapat memenuhi konsumsi dalam negeri sehingga perlu
adanya upaya ektsra untuk menambah jumlah produksi dalam negeri.
yakni sistem bercocok tanam dua jenis bibit tanaman dalam satu lahan tertentu
yang bisa dilakukan dalam waktu bersamaan ataupun berbeda. Sistem tanam
tumpang sari untuk jenis kedelai dan pasangannya cukup fleksibel dan mudah
diterapkan, karena jenis tanah yang dibutuhkan cukup mudah ditemukan dengan
tipe tanah kering dengan suhu rata-rata 25-28o C, sehingga lokasi pengelolaan
kedelai dengan sistem tumpang sari bisa dipasangkan dengan tanaman jenis
perkebunan seperti sawit, karet, kakao yang banyak tersebar di daerah pulau
sumatera dan tanaman jenis pangan seperti ubi, kayu, jagung. Selain fleksibilitas
dalam melakukan tumpang sari, ada beberapa manfaat dan kemudahaannya, di
antaranya adalah mencegah dan mengurangi pengangguran musim karena pada
beberapa jenis tanaman, tenaga kerja banyak dibutuhkan pada musim tanam dan
musim panen saja, Akibatnya banyak pengangguran di sela-sela musim tanam
dengan musim panen. Pada tumpangsari, tanaman yang diusahakan lebih
beragam. Perawatan yang dilakukan untuk setiap jenis tanaman kebanyakan juga
tidak dalam waktu yang sama. Selain itu tumpang sari dapat meningkatkan
produktivitas lahan. Secara kuantitas Tumpangsari memang menurunkan hasil
untuk masing-masing komoditas yang ditumpangsarikan karena adanya pengaruh
kompetisi, tetapi, berdasarkan nilai nisbah kesetaraan lahan (NKL), berkurangnya
hasil tiap-tiap komoditas masih berada di dalam kondisi yang menguntungkan.
Contoh tumpangsari yang mampu meningkatkan produktivitas lahan adalah
tumpangsari jagung dengan kedelai. Manfaat ekonomis yang di dapat dari
tumpang sari kedelai ini adalah peningkatan aktivitas ekonomi dari sektor basis
pertanian seperti daerah biereun di Provinsi Aceh, Jambi, jawa tengah dan jawa
timur, dan di daerah lainnya
Pada tahun 2007 pemerintah melalui Dirjen Perkebunan pernah
merencanakan program peningkatan produksi kedelai yang akan ditumpang
sarikan dengan menyediakan lahan panen seluas 760 ribu ha dengan proyeksi
peningkatan produktivitas 17,10 ku/ha. Program tersebut juga mendapat dukungan
penuh oleh PT. Perkebunan Nusantara. Namun hingga 2009 program tersebut
belum terlaksana karena tidak ada willing dari pemerintah untuk menginisiasi
program ini. Padahal dengan program tersebut, proyeksi yang diperkirakan dapat
mencapai tambahan produksi sebesar 1,3 juta ton. Untuk menghindari
kemungkinan di abaikannya program tumpang sari yang kami tawarkan kami
merekomendasikan untuk dibentuk satu badan hukum berupa Badan Usaha
Perkebunan (BUP) Kedelai yang di supervisi oleh PT.Perkebunan Nusantara.
Tujuannya adalah agar mendapat kejelasan secara hukum sehingga bisa menjadi
prioritas dalam program pemerintah yang dalam hal ini adalah PT.Perkebunan
Nusantara sebagai penanggung jawab. Selain itu, badan ini kami tempatkan di
Lahan yang belum pernah ditanami kedelai harus diberi rizhobium yang berasal
dari bintil akar kedelai atau dicampuri dengan tanah yang pernah ditanami
kedelai.
Kondisi Lahan
Kedelai merupakan jenis tanaman yang mudah ditanam karena
tidak memerlukan jenis media tanam dan perawatan yang khusus. Kedelai dapat
tumbuh pada jenis tanah dengan tata air dan tata udara tanah yang baik. Tanah
tersebut juga harus mengandung air dalam jumlah sedang. Kedelai dapat tumbuh
subur pada tanah pada ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut dengan curah
hujan optimal 100200 mm/bulan. Jenis media tanam yang cocok meliputi jenis
tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol, atau landosol selama tanah tersebut
mengandung unsur hara berupa (N, P2O5, K2O, Ca, Mg) yang cocok atau sesuai
adalah tinggi sampai sedang. Kondisi ini juga bisa didapat dari lahan tanaman
keras sehingga terdapat kesesuaian untuk dijadikan tumpang sari. Lahan yang
akan digunakan untuk tumpang sari memiliki sistem berpindah lokasi. Lokasi
yang digunakan adalah lahan tanaman keras yang sedang diremajakan yaitu
tanaman yang berusia 0 hingga 4 tahun.
Varietas Kedelai
Kedelai memiliki bermacam varietas; terdapat varietas yang mampu
beradaptasi di tanah sawah pada musim kemarau pertama atau kedua, dan ada
yang mampu beradaptasi di tanah tegal. Varietas kedelai yang unggul adalah
varietas yang mampu bertahan pada tiga kondisi tersebut. Dengan keunggulan
tersebut varietas yang mampu bertahan di tiga kondisi tersebut yang dijadikan
varietas kedelai untuk tumpang sari di lahan tanaman keras. Tanaman keras
adalah tanaman yang memiliki masa manfaat 20 tahun atau lebih, misal kelapa
sawit, karet, kakao.
Ditekankan kembali bahwa keuntungan dari solusi tumpang sari antara
kedelai dan tanaman keras bukan hanya terletak pada PT Perkebunan tetapi juga
pada BUP. PT Perkebunan tidak lagi harus mengeluarkan biaya untuk
pemeliharaan lahan yang tidak terpakai saat peremajaan tanah dan tanaman serta
pihak BUP juga mendapat keuntungan dari biaya sewa lahan yang nol rupiah.
Keuntungan yang paling utama adalah keuntungan dari kemandirian pangan atau
swasembada pangan untuk seluruh rakyat Indonesia.
3. KESIMPULAN
Perlunya diadakan suatu penelitian yang mampu mengidentifikasi
permasalahan mengenai ketersediaan kedelai dalam negeri yang lebih lanjut
tujuannya agar ketahan pangan nasional dapat lebih banyak disokong oleh kedelai
dalam negeri daripada harus mengimpor dengan jumlah yang besar. Melalui
metode analisis perbandingan usaha tani diupayakan tingkat produktivitas dalam
negeri meningkat, setelah sekian tahun produktivitas kedelai dalam negeri malah
mengalami penurunan diakibatkan lahan yang ada kini mulai tergantikan,
menganggap bahwa menanam kedelai kini bukan lagi hal yang menguntungkan.
Kemudian salah satu peralatan yang mungkin bisa menjadi solusi dari
permasalahan yang tadi adalah konversi lahan temabakau untuk dijadikan
komoditas kedelai. Pemilihan lahan tembakau dikarenakan dalam
perkembangannya tanaman tembakau justru mengambil jatah lahan tanaman
kedelai karena dianggap bahwa tanaman tembakau lebih menguntungkan daripada
kedelai. Hanya saja dampaknya penurunan produksi kedelai dalam negeri
berdampak terhadap terancamnya ketahanan pangan nasional. Sehingga studi
kelayakan yang berkebalikan dengan fenomena saat ini pun dibutuhkan agar dapat
mengembalikan luas lahan kedelai yang terjarah sebelumnya dan menjadi
penyebab utama rendahnya produksi kedelai dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2012. Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Tanaman
Kedelai. Diakses pada 16 Januari 2014. Tersedia di:
<http://pusdatin.setjen.deptan.go.id/ditjentp/files/PednisKed_2012.pdf>
Gomez A.A. and A.K. Gomez, 1983. Multiple Cropping in the Humid Tropics of
Asia. Canada: IDRC hlm 248.
Harsono, Budi. 2009. Sejarah Pembentukan Undang-Undang Agraria. Jakarta:
Djambatan hal 46.
J , Vandermeer. 1989. The Ecology on Intercropping. New York: Cambridge
University Press hlm 89.
Kusuma, Hendra. 2013. Permintaan Kedelai Vs Produksi Dalam Negeri. [Online]
Diakses pada 25 Oktober 2013. Tersedia di:
<http://economy.okezone.com/read/2013/09/11/320/864557/redirect.>
Soeprapto, Maria Farida Indrati. 2009. Ilmu Perundang-Undangan. Yogyakarta:
Kanisius hal 181.
Suastika et.al, I Wayan. Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut, Proyek
Penelitian pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Tanya, Bernard L. et.al. 2011. Teori Hukum: Strategi Lintas Generasi. Jakarta:
Genta hal.24.
Turmudi, Edhi. 2002. Kajian Pertumbuhan dan Hasil Tanaman dalam Sistem
Tumpangsari Jagung dengan Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai
Waktu Tanam. hlm. 89-96. Tersedia di:
<http://repository.unib.ac.id/258/1/89.PDF>
Zakiah. 2011, Dampak Impor Terhadap Produksi edelai Nasional. Diakses pada
22 Oktober 2013. Tersedia di:
<Jurnal.unsyah.ac.id/agriset/article/view/213>
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
1. Biodata Ketua Kelompok
A. Identitas Diri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
e-mail
No. Telepon/HP
Wegit Triantoro
Laki-laki
Teknik Industri
1106011581
Jakarta, 27 Juni 1993
wegit_ti2011@yahoo.com
089639500530
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun masuk-lulus
SD
SDN Curug 02
SMP
SMPN 103 Jaktim
1999-2005
2005-2008
SMA
SMAN 39 Jaktim
IPA
2008-2011
3
4
Institusi Pemberi
Penghargaan
Juara 3 kategori PKM KC Filter portabel DIKTI
untuk menghasilkan air baku saat musim
kemarau dan musim hujan
Juara 2 Poster PKM KC Filter portabel
DIKTI
untuk menghasilkan air baku saat musim
kemarau dan musim hujan
Best Essay Category on OKK (Orientasi DIKTI
Kehidupan Kampus) UI 2011
DIKTI
Berhasil mendapatkan dana hibah
DIKTI sebesar 50 juta rupiah bersama
dengan Prof. Dr. Ir. Bondan T. Sofyan
M.Si. The project has tittle Pengembangan
Depok Bersih dan Hijau Terpadu Berbasis
Komunitas: Kawasan Percontohan di
Kelurahan Rangkepan Jaya
Jenis Penghargaan
Tempat
Universitas
Mataram,
Lombok
Universitas
Mataram,
Lombok
Kampus
UI, Depok
Kampus
UI, Depok
12
SMAN 39
Jakarta
SMAN 39
Jakarta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
Depok, 22 September 2014
Pengusul,
Wegit Triantoro
NIM. 1106011581
2. Biodata Anggota Kelompok
2.1 Biodata Anggota Kelompok ke-1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
Laki-laki
3. Program Studi
Ilmu Ekonomi
4. NIM
1206255854
Lahir
6. e-mail
pyan.amin@gmail.com
7. No. Telepon/HP
081515553302
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
MI Sunan Drajat
MTs Amanatul
MAN Insan
Institusi
lamongan
Ummah Surabaya
Cendekia Serpong
Jurusan
IPA
Tahun
2000-2006
2007-2009
2009-2012
Nama
masuk-lulus
13
Nama Pertemuan
Intellectual
Dialogue of
Universitas Brawijaya
Economy XII
Malang
Konferensi
Internasional
Nastional University,
Pelajar Indonesia
Canberra. Australia
2014,
Ilmiah/Seminar
1.
2.
Level Education
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No.
JenisPenghargaan
InstitusiPemberiPenghargaan
Tempat
1.
FEUI
Depok
2.
Kemendiknas
Manado
Tangerang
Nasional
3.
4.
Selatan
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Universitas Brawijaya
Malang
Tangerang
6.
7.
Selatan
Dikti Kemendiknas
Mataram
FOSSEI Jabodetabek
Depok
Humanitarian Affair, UK
Manila,
PIMNAS XXVI
8.
9.
Filipina
14
Symposium.
10.
Canberra,
Australia
Australia
Indonesia 2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
Depok, 22 September 2014
Pengusul,
Nama Lengkap
Melly Meliyawati
2.
Jenis Kelamin
3.
Program Studi
Ilmu Ekonomi
4.
NIM
1106009311
5.
6.
7.
No. Telepon/HP
08562047208
meliyamelly5@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SD YAS 1
Bandung
SMP
SMP YAS Bandung
SMA
SMAN 5 Bandung
15
Jurusan
IPS
Tahun masuklulus
1999-2005
2005-2008
2008-2011
Judul Artikel
Ilmiah
Waktu dan
Tempat
Jenis Penghargaan
Juara 1 Provinsi Jabar Debat APBN
Institusi Pemberi
Penghargaan
Dirjen Pajak
tingkat SMA
2.
Dirjen Pajak
4.
Kwartir Daerah
Jabar
SMAN 5 Bandung
SMAN5
Bandung
BEM FEUI
FEUI
SMAN 5 Bandung
5.
TVRI
Bandung
Direktorat
Jendral
Pajak
Buper Kiara
Payung
2010
3.
Tempat
Melly Meliyawati
NIM. 1106009311
16
2. Jenis Kelamin
Laki-laki
3. Program Studi
Ilmu Ekonomi
4. NIDN
0022055705
6. e-mail
pribadi.abuniken@gmail.com
7. No. Telepon/HP
08121061072
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun masuk-lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No.
Nama Pertemuan
Judul Artikel
Ilmiah/Seminar
Ilmiah
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Penghargaan
Tempat
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan
dalam
pengajuan
program
kreativitas
mahasiswa-pengabdian
masyarakat.
Depok, 21 September 2014
Pembimbing,
17
Nama/NIM
Program Studi
Bidang Ilmu
Wegit Triantoro
Teknik Industri
Sistem
manufaktur,
proses
produksi,
aliran
material
Melly Meliyawati
Ilmu Ekonomi
Ekonomi
Ilmu Hukum
Hukum
Pidana
Alokasi
Uraian tugas
Waktu
12jam/minggu Mengurus
Peijininan, Analisis
data berkaitan
dengan alur
produksi.
Menyusun
mekanisme budi
daya. Menganalisis
data berdasarkan
pada analisis
biologi tanaman.
14jam/minggu Keskretariatan
dalam tim,
Menganalisis data
berdasarkan pada
analisis ekonomi.
12jam/minggu Mencari data yang
berhubungan
dengan kebijakan
pemerintah yang
mendukung sentra
tembakau dan
tumpang
sari(legalitas).
Menganalisis data
berdasarkan pada
analisis ekonomi
dan benefit secara
ekonomi untuk
penggunaan lahan
tembakau dan
tanaman keras.
Nama
: Wegit Triantoro
NIM
: 1106011581
Program Studi
: Teknik Industri
Fakultas
: Teknik
Yang menyatakan,
Wegit Triantoro
NIM. 1106011581