You are on page 1of 16

Assalamualai

kum

FARMASI RAMAH LINGKUNGAN


KELOMPOK 2
1.Henda
2.Eri Widiawati
3.Lilis Handrayani
4.Naelatusifa
5.Nunung Nurjanah
6.Sandi Surya P
7.Ziehan Rizky

LATAR BELAKANG
Masalah Limbah farmasi merupakan salah satu
sumber pencemaran yang sangat potensial. Pada saat ini
masih sering kita jumpai limbah farmasi yang kurang
mendapatkan perhatian serius dari berbagai rumah sakit
maupun industri farmasi. Pengelolaan limbah yang
masih terpinggirkan dari pihak-pihak rumah sakit dan
industri farmasi tentunya berdampak buruk bagi
masyarakat maupun lingkungan.
Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik
dan benar demi menghindari resiko-resiko yang akan
terjadi. Sangat disayangkan bahwa pengetahuan
maupun pemahaman pihak-pihak terkait mengenai
peraturan dan persyaratan dalam pengelolaan limbah
farmasi masih dirasa minim sehingga sampai saat ini
masih banyak sekali rumah sakit atau industri farmasi
yang membuang air limbahnya ke saluran umum.

Pokok Bahasan

LIMBAH
Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada
skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan
sebagainya. Di antara berbagai jenis limbah ini ada
yang bersifat beracun atau berbahaya yang dikenal
sebagai Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Limbah B3).

Limbah B3 ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu


kegiatan proses produksi yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3) karena sifat toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) Yang dapat
bmencemari lingkungan

Limbah Farmasi adalah limbah yang


mencakup produk farmasi yang sudah
kadaluwarsa, tidak digunakan, tumpah,
atau terkontaminasi sehingga harus
dibuang.

Contoh produk farmasi tersebut, antara lain:


1. Senyawa kimia dan produk botani yang digunakan
dalam pengobatan
2. Sediaan farmasi (tablet, kapsul, sirup, injeksi, salep,
krim, infus, dll)
3. Produk diagnostik in vitro dan in vivo
4. Produk biologi seperti vaksin dan sera.

Limbah padat
Contoh: debu atau serbuk obat dari sistem pengendalian debu (dust collector), obat rusak atau
kadaluarsa (tablet), bungkus obat, botol obat yang beresidu, aluminium foil, jarum suntik dan
bekas pembalut.
Adapun kegiatan produksi yang menyebabkan munculnya limbah padat tersebut diantaranya:
Kegagalan produksi, Debu bahan formulasi yang terkumpul dari dust collector dan vacuum
cleaner Bekas kemasan bahan baku dan kemasan yang rusak

Limbah Cair
Contoh: Bekas reagensia di laboratorium, bekas cucian peralatan produksi, tumpahan bahan, dan
sebagainya.
Adapun kegiatan produksi yang menyebabkan munculnya limbah cair tersebut diantaranya:
Pencucian mesin, alat-alat produksi, kemasan (botol), dan lain-lain. Sanitasi ruangan

Limbah Gas
Contoh: Debu selama proses produksi, uap lemari asam di Laboratorium, uap solvent proses film
coating, asam steam boiler, generator listrik dan incinerator.

Bahaya Limbah Farmasi


Limbah cair, seperti limbah farmasi, yang dihasilkan
umumnya banyak mengandung bakteri, virus,
senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat
membahayakan bagi kesehatan masyarakat sekitar.
Limbah medis kebanyakan sudah terkontaminasi
oleh bakteri, virus, racun dan bahan radioaktif yang
berbahaya bagi manusia dan makhluk lain di sekitar
lingkungannya dan dapat mengandung berbagai
jasad renik penyebab penyakit pada manusia
termasuk demam typoid, kolera, disentri dan
hepatitis.

Limbah jarum suntik


Limbah jarum suntik yang juga merupakan limbah medis B3 tidak boleh dianggap sepele
keberadaannya. Limbah jarum suntik yang berasal dari rumah sakit atau Puskesmas harus dimusnahkan
karena bila pengelolaan limbahnya tidak benar, jarum suntik dapat menularkan penyakit kepada pasien
lain, pengunjung RS, petugas kesehatan, maupun masyarakat umum. Yang lebih berbahaya lagi yaitu,
bila jarum suntik tersebut pernah digunakan oleh pengidap HIV/AIDS kemudian digunakan kembali oleh
orang yang tidak terkena HIV/AIDS, maka orang tersebut akan terkena infeksi HIV. Jarum suntik ini juga
merupakan salah satu rute masuknya HIV ke tubuh manusia.
Cara praktis untuk menghancurkan jarum suntik yaitu dengan menggunakan alat khusus berteknologi
sederhana yang bernama needle destroyer. Cara penggunaannya dengan memasukkan jarum suntik
bekas ke dalam lubang aluminium di dalam alat, maka mesin akan melelehkan jarum dan menjadi steril.

Limbah Obat
Obat palsu juga merupakan salah satu limbah medis atau limbah farmasi yang berasal dari obat-obat
yang tidak digunakan lagi oleh pasien atau masyarakat, obat-obat yang tidak dibutuhkan lagi oleh
institusi terkait, obat-obat yang dibuang karena kemasannya telah terkontaminasi,
Obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh pihak yang tidak berhak menurut undang-undang. Obat
tidak terdaftar, obat dengan zat aktif di bawah 80% , obat tanpa zat aktif sama sekali, serta obat
kadaluarsa yang dikemas kembali.
Minimnya pengetahuan masyarakat dalam membedakan antara obat asli dan palsu merupakan salah
satu faktor pemicu masih beredarnya obat palsu dan kadaluarsa. Selain itu, penawaran obat dengan
harga yang relatif murah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

Cara Masuknya Bahan Aktif Farmasi


ke Dalam Lingkungan
Melalui saluran air, setelah dieksresikan badan
melalui feses (tinja) atau urin

Melalui pembuangan sediaan farmasi yang


tidak digunakan (sisa, rusak, diganti) dan yang
telah kadaluarsa ke dalam toilet/jamban atau
melalui pembuangan sampah kota (TPS/TPA).

Pengelolaan Limbah Farmasi


Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Pemilihan teknologi pengelolaan
limbah farmasi dapat didasarkan pada:
Karakteristik limbah
Misalnya, kandungan senyawa organik (BOD dan
COD), bahan padat tersuspensi, derajat
degradabilitas, dan jumlah limbah yang dibuang
per harinya.
Mutu baku lingkungan
Misalnya dari tempat pembuangan limbahnya
dan mutu baku limbah yang berlaku.
Biaya operasional pengolahan
Lahan yang harus disediakan

Pengelolaan limbah farmasi merupakan


suatu kegiatan yang cukup banyak
antara lain
Penimbunan Limbah
(pemisahan dan
pengurangan)

Pembuangan Akhir

Penyimpanan (storage)

Pengolahan

Penampungan atau
Pengumpulan Limbah
Sebelum di Angkut

Pengangkutan

Sistem pengolahan limbah akan


diperiksa berkala oleh Kementrian
Lingkungan Hidup untuk diberikan
penilaian berupa :
Proper

Hitam: Harus dilakukan penegakan


hukum, karena ada indikasi kesengajaan terkait
kelalaian yang dapat membahayakan lingkungan.
Proper Merah: Dilakukan pembinaan, karena ada
kekurangan terkait pengelolaan limbah
Proper Biru: Pengolahan limbah cukup bagus tapi
masih ada kekurangan.
Proper Hijau: Pengolahan limbah disertai CSR.
Proper Emas: Pengolahan limbah sudah sangat
baik.

Dampak Negatif dan Dampak


Positif Dari Limbah Farmasi
Dampak Positif
Wujud nyata pembangunan di bidang kesehatan
untuk menyediakan obat sebagai sarana
meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat
Membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar
baik secara langsung maupun tidak langsung
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui
pajak
Meningkatkan roda ekonomi di daerah sekitar
lokasi industry

Dampak Negatif
Adanya pencemaran/limbah udara (gas)
Adanya pencemaran/limbah padat
Adanya pencemaran/limbah cair
Adanya kebisingan (limbah suara) dan
getaran

TERIMAKASIH

You might also like