You are on page 1of 50

ANALISA DARAH LENGKAP

Dosen : Dra. Refdanita, M.Si, Apt


Disusun Oleh : Ayu Syuhada ( 11330048)

Darah
cairan yang terdapat pada makhluk hidup yang
berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti
oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh,
pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan
lain sebagainya

Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia :

1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh


2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh
tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh
tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat
ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel
darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.

Pemeriksaan Darah Lengkap


Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter
pemeriksaan, yaitu :
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit (platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet Disribution Width (PDW)
10. Red Cell Distribution Width (RDW)

Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel
darah merah yang berfungsi sebagai media
transport oksigen dari paru paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru paru.
Kandungan zat besi yang terdapat dalam
hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang
menentukan banyaknya jumlah sel darah merah
dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam
persent (%).
Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar
40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar
36,1% - 44,3%.

Leukosit (White Blood Cell / WBC)

Leukosit merupakan komponen darah yang


berperanan dalam memerangi infeksi yang
disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses
metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000
sel/ul darah

Trombosit
Trombosit merupakan bagian dari sel darah
yang berfungsi membantu dalam proses
pembekuan darah dan menjaga integritas
vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi
trombosit antara lain giant platelet (trombosit
besar) dan platelet clumping (trombosit
bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000
- 400.000 sel/ul darah.

Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)


Eritrosit atau sel darah merah merupakan
komponen darah yang paling banyak, dan
berfungsi sebagai pengangkut / pembawa
oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke
seluruh tubuh dan membawa kardondioksida
dari seluruh tubuh ke paru-paru.
Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta
- 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita
berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah

Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)


Biasanya digunakan untuk membantu
mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi
di mana ada terlalu sedikit sel darah merah).
Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume
Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata
sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan
femtoliter (fl)

Laju Endap Darah


Laju
Endap
Darah
atau
Erithrocyte
Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan
sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum
membeku, dengan satuan mm/jam.

Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)


Hitung jenis leukosit digunakan untuk
mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat lima jenis leukosit, yang masingmasingnya memiliki fungsi yang khusus dalam
melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil,
limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil

Platelet Disribution Width (PDW)


PDW merupakan koefisien variasi ukuran
trombosit.
Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada sickle
cell disease dan trombositosis,
sedangkan kadar PDW yang rendah dapat
menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran
yang kecil

Pemeriksaan Kimia Darah


Alat yang dapat digunakan untuk pemeriksaan
kimia darah yaitu Reflotron Check
Sistem dengan menggunakan reaksi kimia
kering
reagen stick sesuai dgn yg diinginkan

Pemeriksaan kimia darah meliputi :

Glukosa
Cholesterol Total, Trigliserida, HDL, LDL
Small dense-LDL
Ureum (BUN), Kreatinin
Asam Urat
SGOT, SGPT
Billirubin
Protein Total
Albumin
Globulin
Cholenesterase (CHE)
Alkali Fosfatase (ALP) Gamma-GT
Protein Elektrophoresis (SPF)

Pemeriksaan Hemoglobin

Ada beberapa metode atau cara untuk


menetapkan nilai Hb, diantaranya :
Cara Tallquist
Cara Sahli
Cara Cu Sulfat
Cara fotoelektrik kolorimeter, terdiri dari 3 cara,
yaitu :
Cara Cyanmethemoglobin
Cara oksihemoglobin
Cara alkali hematin

Cara automatik (misalnya Cell Dyn)

Metode Tallquist
Prinsip pemeriksaan metode ini adalah dengan
membandingkan darah asli dengan suatu skala
warna yang bergradasi mulai dari warna merah
muda sampai war na merah (mulai 10 100 %).
Ada 10 gradasi warna dan setiap tahapan berbeda
10 %. Pada bagian tengah 0skala warna,
terdapatlubang, untuk memudahkan dalam
membandingkan warna. Cara Tallquist kini sudah
ditinggalkan karena tingkat kesalahannya
mencapai 30 50 %

Metode Cu Sulfat
Metode ini digunakan untuk penetapan kadar hemoglobin
terkait untuk mendapatkan donor yang cocok dan sehat
Prinsip metode ini adalah tes kuanlitatif berdasarkan berat
jenis.
Alat dan Bahan
1. Larutan kerja CuSO4 (Cu-Sulfat) dengan berat jenis 1,053
2. Kasa steril dan lancet steril sekali pakai
3. Tabung kapiler yang berisi bepari (75 mm x 1 mm)
4. Wadah dengan larutan natrium hipoklorit 1 % untuk
membuang lancet tajam, tabung kapiler, dan bahan biologis
yang berbahaya
5. Coplin jar dengan penutupnya

Cara kerja
1. Sebanyak 30 ml larutan Cu-Sulfat ditempatkan dalam botol
yang bersih, dan kering. Tabungnya selalu ditutup dengan
penutupnya jika tidak digunakan larutan kerja diperbarui
setelah setiap 25 tes.
2. Ujung jari dibersihkan secara menyeluruh dan dibiarkan
kering
3. Jari ditusuk dengan lancet steril sekali pakai (lihat
pembahasan pada bagian koleksi darah kapiler)
4. Biarkan satu tetes darah jatuh dengan ketinggian sekitar 1
cm diatas permukaan larutan Cu-Sulfat ke dalam tabung
5. Penurunan diamati selama 15 detik

Metode Sahli
Prinsip metode Sahli merupakan satu cara penetapan
hemoglobin secara visual.
Peralatan dan Reagen
1. Dua tabung standar warna
2. Tabung pengencet panjang 12 cm, bergaris mulai angka 2
(dibagian bawah) sampai dengan 22 (dibagian atas)
3. Pipet Hb, dengan pipet karet panjang 12,5 cm terdapat
angka 20
4. Pipet HCl
5. Botol berisi HCLl0,1 N
6. Batang pengaduk (dari bahan gelas)
7. Larutan HCl 0,1 N
8. Aquades

Metode Fotoeletrik kolorimeter


mendapatkan hasil kadar Hb dengan lebih teliti
dibandingkan cara visual kesalahannya hanya
berkisar 2 %.
Penetapan kadar Hb dengan fotoelektrik kolorimeter
ini memiliki banyak cara, antara lain cara
cyanmethemoglobin (HiCN), cara oksihemoglobin
(HbO2), serta cara alkali hematin.

Metode cyanmethemoglobin
Prinsip nya; darah diencerkan dalam larutan kalium sianida dan
kalium ferri sianida.
Reagen. Pengencer adalah modifikasi reagen Drabkin :
0,20 g kalium ferri sianida (K3Fe [CN]6)
0,05 g kalium sianida (KCN)
0,14 g kalium dihidrogen fosfat (anhidrat) (KH2PO4)
Detergen Non ionik
Aquades 1000 mL
Alat
Spektrofotometer
Pipet 20 L (khusus pipet Hb) dan pipet 5 mL
Tisu dan tabung reaksi

Cara kerja
Kedalam tabung reaksi / botol kecil dimasukkan 5 mL larutan
Drabkin
Diisap darah kapiler 20 L denga pipet mikro atau pipet Sahli.
Kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet dihapus
dengan kain kasa kering / kertas tisu
Darah dalam pipet dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
larutan Drabkin
Pipet dibilas beberapa kali dengan larutan Drabkin tersebut
Campur larutan ini dengan cara menggoyang goyangkan tabung
secara perlahan lahan hingga menjadi homogen, dan biarkan
selama 3 menit
Baca dengan spektrometer pada panjang gelombang 540 nm sebagi
blanko digunakan larutan Drabkin
Kadar Hb ditentukan dengan perbandingan antara absorban
sampel ngan absorban standar.

Perhitungan
Kadar Hb =

x konsentrasi larutan standar x

Metode Oksihemoglobin
Metode HbO2 adalah metode yang paling sederhana dan paling cepat
untuk semua metode yang menggunakan fotometer
Peralatan dan pereaksi
Na-karbonat 0,1 % atau NH4OH 0,04 %
Pipet ukur 5 mL
Mikropipet 20 mikroliter
Tabung reaksi ukuran 75 x 10 mm
Spektrofotometer

Cara kerja
masukkan 20 mL darah kedalam tabung berisi 4 mL (0,4 mL/L
amonia; berat jenis 0,88) untuk menghasilkan pengenceran 201
kali
tutup dengan erat dan campur baik baik dengan cara
membolak balikan tabung beberapa kali. Larutan HbO2
kemudian siap untuk dicocokkan dengan standar dalam
spektrometer terhadap blanko pada panjang gelombang 540 nm
atau melalui fotometer dengan filter warna kuning hjau
jika absorbansi dari larutan melebihi 0,7 maka darah perlu
diencerkan lebih lanjut dengan volume air yang setara
kemudian dibaca lagi.

Perhitungan
Hb (g/L) =

X Konsentrasi standar X

Pemeriksaan Hematokrit
Peralatan
tabung kapiler hematokrit berukuran 75 mm,
berdiameter 1 mm.
Lampu spiritus / malam untuk menutup salah satu
ujung tabung hematokrit
Sentrifuga yang dapat memutar >16000 rpm
Skala pembaca mikrohematokrit.
Reagen : Heparin (melapisi lumen tabung kapiler)
Sampel :Darah vena / darah kapiler

Cara kerja
Tabung mikrohemtokrit diisi melalui kapiler dari sampel tusukan
atau sampel vena, tabung kapiler harus diisi minimal 5 cm
Bagian ujung yang tertutup dengan sejenis dempul untuk
keperluan tersebut
Tabung yang diisi sampel ditempatkan dialur radial
mikrohematokrit yang disentrifugasi, bagian ujung yang tertutup
berada jauh dari pusat
Sentrifugasi selama 5 menit pada 10000 12000 rpm sudah
memuaskan, kecuali bila hematokrit melebihi 50 %, makka
diperlukan sentrifugasi tambahan selama 5 menit untuk
memastikan plasma yang terperangkap oleh kolom eritrosit
sudah minimal.
Tabung kapiler tidak mempunyai skala, oleh karena itu
mengukur tinggi kolom eritrosit harus menggunakan skala
pembacaan hematokrit dengan ukuran milimeter dan
menggunakan lensa pembesar.

Pemeriksaan Leukosit
Prinsip
Spesimen yang mengandung elemen selular seperti leukosit dan
eritrosit, dicampur dengan larutan pengencer pada volume tertentu.
Larutan pengencer akan melisis eritrosit sehingga leukosit mudah
dihitung. Hitung leukosit secara manual sangat bermanfaaat pada kasus
jumlah leukosit sangat sedikit.
Spesimen
Darah vena dengan antikoagulan EDTA atau darah kapiler
Reagen dan alat
Larutan pengencer leukosit (Tiurk)
Pipet Thoma untuk leukosit dilengkapi aspirator
Bilik hitung Neubauer Improved dan kaca penutup
Kasa alkohol
Mikroskop konvensional

Cara kerja
Dengan pipet Thoma, isap darah sampai tanda 0,5
Selanjutnya dengan pipet tersebut, isap larutan Turk sampai tanda 11 (jangan
memipet dengan mulut), dalam hal ini akan menghasilkan pengenceran 1:20.
Lepaskan tabung aspitor, beri label, dan letakkan pipet pada pipette shaker (bila
ada) atau secara manual selama 5 10 menit untuk memastikan pencampuran
berlangsung baik danleukosit telah lisis sempurna
Bersihkan bilik hitung dan kaca penutup
Ambil pipet yang berisi spesimen yang telah tercampur. Buang 5 6 tetes pertama,
satu tetes berikutnya diletakkan pada bilik hitung. Jangan sampai terjadi gelembung
udara atau kelebihan spesimen dalam bilik hitung
Biarkan beberapa menit bilik hitung yang berisi spesimen agar leukosit mengendap.
Agar tidak kering, bilik hitung dimasukkanm kedalam cawan petri yang berisi kasa
basah dan ditutup
Letakkan bilik hitung pada mikroskop dan lakukan pembacaan dengan pembesaran
10 x. Leukosit dihitung pada 4 kotak besar disudut. Masing masing kotak tersebut
terbagi menjadi 16 kotak sedang
Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus kanan; kemudian turun ke bawah
dan dari kanan ke kiri; lalu turun lagi ke bawah dan mulai lagi dari kiri ke kanan.
Cara seperti ini dilakukan pada keempat bidang besar
Kadang kadang ada sel sel yang letaknya menyingung garis batas suatu bidang.
Sel sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas, harus dihitung
sebaliknya, sel sel yang menyinggung garis batas kanan atau bawah, tidak boleh
dihitung

Perhitungan
Total leukosit = leukosit yang ditentukan x faktor
pengenceran x faktor koreksi volume
Pengenceran yang terjadi dalam pipet adalah 20 x.
Faktor koreksi volume adalah 2,5 angka itu berasal
dari leukosit yang dihitung dalam 1 L dibagi volume
leukosit yang dihitung (pada bilik hitung) yaitu 0,4 L
Misalnya, ditemukan leukosit sejumlah 180 sel, maka
Jumlah leukosit 180 x 20 x 2,5 = 9000//mL
Atau
180 x 50 = 9000/mL

Pemeriksaan Trombosit

Bahan pemeriksaan
Bahan pemeriksaan adalah darah lengkap, yang dapat
diperoleh dari darah kapiler atau darah vena
Pemeriksaan hitung jumlah trombosit dalam
laboraturium dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung menggunakan metode
Rees Ecker, metode Brecher Cronkote, dan Cell Counter
Automatic Metode Rees Ecker. Darah diencerkan
dengan larutan BCB (brilliant cresyl blue), sehingga
trombosit akan terwarnai terang kebiruan.

Trombosit dihitung dengan bilik hitung dibawah


mikroskop, kemungkinan kesalahan metode Rees Ecker
adalah 16 25 %. Pada metode Brecher Cronkote darah
diencerkan dengan larutan amonium oksalat 1 % untuk
melisiskan sel darah merah, kemudian trombosit
dihitung pada bilik hitung menggunakan mikroskop fase
kontras. Kemungkinan kesalahan Brecher Cronkote
adalah 8 10 %. Pada metode cell counter automatic,
metode ini menggunakan prinsip flowsitometri

Hitung trombosit secara tidak langsung menggunakan metode


fonio an estimasi dilakukan dengan metode Barbara Brown.
Pada metode fonio, dilakukan dengan menggunakan darah
kapiler pada ujung jari yang dicampur dengan larutan
magnesium sulfat 14 %, kemudian dibuat SADT dan dilakukan
pewarnaan Giemsa. Jumlah trombosit dihitung dalam 1000
eritrosit, dan jumlah mutlak trombosit dapat diperhitungan
dari jumlah mutlak eritrosit. Cara ini lebih kasar dibandingkan
cara langsung.

Prinsip pemeriksaan
Darah kapiler yang mengalir bebas atau campuran darah vena
dengan antikoagulan ditambahkan ke pengencer spesifik pada
volume tertentu, larutan pengencer akan melisis eritrosit tetapi
menjaga leukosit dan trombosit tetap utuh. Darah yang
diencerkan dimasukkan ke bilik hitung. Sel dibiarkan selama
10 menit. Supaya mengendap sebelum trombosit dihitung.

Bahan
Darah vena dengan antikoagulan EDTA atau darah kapiler
Reagen
Amonium oksalat 11,45 g
Bufer fosfat soresen 1,0 g
Thimerosal 0,1 g
Aquades qs sampai 1000 mL

Alat
Pipet kapasitas 20 L
Hemasimeter dan kaca penutup
Mikroskop
Kapas alkohol
Hand counter
Cawan petri dengan kertas saring lembap

Cara kerja
Isaplah darah dengan pipet eritrosit sampai tanda 0,5 dan
encerkan dengan larutan pengencer sampai tanda 101
(pengenceran 200x). Mulai saat ini, trombosit harus selesai
dihitung dalam waktu 30 menit, agar tidak disintegrasi sel sel
trombosit
Kocoklah pipet tersebut 3 5 menit
Setelah pipet tersebut dikocok, buanglah 4 tetes pertama da
tetesan ke lima diisikan kedalam bilik hitung. Masukka bilik
hitung tersebut kedalam cawan petri yang telah disiapkan tadi.
Biarkan selama 15 menit, agar trombosit mengendap dan tidak
terjadi penguapan
Letakkan bilik hitung dibawah mikroskop dengan perbesaran
objektif 100 x kemudian perbesaran 40 x. Trombosit tampak
refraktif dan mengilat berwarna biru muda / nila, lebih kecil dari
eritrosit serta berbentuk bulat, lonjong atau tersebar bergerombol.

Perhitungan
Jumlah trombosit =

Misalnya, ditemukan trombosit sebanyak 230,


maka jumlah trombosit / mm3
=
230 x 1000 = 230.000/mm3 = 230 x 103/L

Pemeriksaan Eritrosit
Untuk penghitungan jumlah RBC dapat dipakai
cara manual dengan Kamar Hitung Improved
Neubauer setelah diencerkan dgn larutan
Hayem.

Pemeriksaan Indeks Eritrosit


1. M C V (Mean Cell Volume)
didapatkan dari : Hematocrite : jml eritrosit
Nilai Normal : 80 100 fl (dewasa)
76 86 fl ( anak < 1 th)
mikrositosis < 80 100 fl < makrositosis
2. M C H (Mean Cell Haemoglobine)
Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah.
Ditentukan dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan
jumlah eritrosit
Per mm3 darah pikogram
Nilai normal : 27 32 pg (dewasa)
23 31 pg ( anak )
Jika nilai kurang dari normal : hipokrom
3. M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )
Kadar rata-rata Hb : volume eritrosit.Kadar Hb/haematocrite

Pemeriksaan Laju Endap Darah ( LED )


1. Metode Westergen
Prinsip.
Sejumlah darah yang telah ditambah dengan NaCL
0,85 % dala perbandingan (4:1) apabila didiamkan
dalam tabung Westergen dalam posisi tegak lurus,
dengan adanya perbedaan berat jenis antara sel darah
dengan plasma, maka sel darah akan mengendap
Bahan.
Darah vena

Peralatan
Tabung Westergen adalah pipet lurus dengan
panjang 30 cm, diameter internal 2,55 mm, dan
memuat sekitar 1 mL. Rak Westergen juga
digunakan , yang diperlukan untuk meletakkan
tabung pada posisi vertikel
Reagen
larutan natrium sitrat 0,105 mol (kisaran 0,10
0,136) adalah antikoagulan yang digunakan
sebagai larutan pengencer

Prosedur
Sebanyak 2 mL darah ditambahkan ke 0,5 mL
natrium sitrat dan dicampur dengan cara bolak
balik
Pipet Westergen diisi sampai tanda 0 dan
ditempatkan vertikal di rak pada suhu kamar
tanpa getaran atau paparan sinar matahari
Setelah tepat 60 menit, jarak dari tanda 0 ke atas
kolom eritrosit dicatat dalam milimeter sebagai
nilai LED
Jika batas antara plasma dan sel darah merah
kolom adalah kabut yang diukur adalah
kepadatan yang jelas terlihat.

2. Metode Wintrobe
Bahan
Darah vena + antikoagulan
Alat
Tabung Wintrobe dan rak nya
Pipet pasteur
Pipet dan semprit
Kapas dan alkohol
Cara kerja
Ambil vena kurang lebih 2 cc atau secukupnya
Lepaskan jarum dan semprit dan darah dimasukkan kedalam botol yang
berisi antikoagulan, campur hingga homogen
Isi tabung Wintrobe dengan memakai pipet pasteur sampai garis tanda
nol. Lakukan secara hati hatim jangan sampai terjadi gelembung udara
Letakkan tabung berdiri vertikal pada rak nya dan catat waktunya
sesudah tabung itu diletakkan berdiri vertikal
Catat LED sesudah 1 jam, nyatakan dalam mm/jam

Pemeriksaan Jenis Sel Darah Putih


Menghitung dan mengelompokan WBC yg
tampak dihapusan darah dari 100 200 sel
Berperan dalam diagnosa penyakit
Normal ada 6 jenis WBC matur : Eo / Ba / Neu
stab / Neu seg / Limfosit / Mo

Metode Pemeriksaan Darah Lengkap


Metode

: Automatic Analyzer (fotometer)

Peralatan : Cell DYN Emeral, Cell DYN 3200, ABX


Pentra XL 180, Roller mixer, dan tabung vacutainer
Sampel

: Darah EDTA

Prinsip
: Sampel darah dicampur antikoagulan EDTA
kemudian dilakukan perhitungan jumlah sel-sel darah,
kadar hemoglobin, nilai hematokrit, indeks eritrosit,
hitung jenis leukosit dengan alat Pentra XL 80, Cell DYN
Emerald an Call DYN 3200

Prosedur :Pemeriksaan Darah Lengkap (DL) dengan


menggunakan alat Cell DYN Emerald.
Sampel dihomogenkan selama 5-10 menit dengan roller
mixer.
Klik Ikon New Sampel, kemudian klik next sampel,
kemudian ketik nama pasien dan tempat dirawat. Klik OK.
Tutup tabung sampel dibuka dan kemudian tabung
diletakkan dibawah jarum sampel (sampling nozzle)
sampai ujung jarum menyentuh dasar tabung.
Tombol counting ditekan, sehingga jarum sampel akan
menyedot sampel sampai jarum sampel akan tertarik
kedalam instrument dan sampel secara otomatis akan
diproses oleh alat ini. Ditunggu sampai hasil diprint
otomatis oleh alat

Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap


Ukuran

satuan Nilai rujukan

Eritrosit

Juta/ 4,0 5,0 (P)


4,5 5,5 (L)

Hemoglobin g/dL

12,0 14,0 (P)


13,0 16,0 (L)

hematokrit

40 50 (P)
45 55 (L)

Hitung jenis

Satuan

Nilai rujukan

Basofil

0,0 1,0

Eosinofil

1,0 3,0

Batang

2,0 6,0

Segmen

50,0 70,0

Limfosit

20,0 40,0

Monosit

2,0 8,0

Laju endap

Mm/jam

< 15 (P)

darah

< 10 (P)

Leukosit

5,0 10,0

MCH/HER

Pg

27 - 31

MCHC/KHER

g/dL

32 - 36

MCV/ VER

Fl

80 - 96

Trombosit

150 400

Contoh-contoh kelainan dan penyakit pada darah


Trombosis
Trombosis adalah terbentuknya masa pengumpulan
darah pada manusia/binatang hidup.
Sel Lupus Erythematosus
Pada lupus erythematosus disseminate atau systemic
lupus erythematosus (SLE) didapat suatu factor (Faktor
LE) dalam fraks gammaglobulin yang berpengaruh
terhadap leukosit yang telah rusak. Leukosit itu berubah
menjadi benda homogen dan bulat yang kemudian
difagositosis oleh sebuah leukosit normal.
Thalasemia
Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik
dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan
secara autosomal yang paling banyak dijumpai di
Indonesia dan Italia

TERIMA KASIH

You might also like