You are on page 1of 5

TUGAS KEPERAWATAN DASAR

TRADISI KESEHATAN DI INDONESIA


Disusun Oleh :
Mustika Suci Susilastuti
22020114140123
A.14 1

Tradisi Kesehatan di Indonesia


1. Kerokan
Masyarakat di daerah Jawa

masih akrab

dengan istilah kerokan. Kerokan sendiri sudah


dikenal sejak zaman nenek moyang dan
termasuk

kearifan

lokal Indonesia. Meskipun sudah ada pengobatan

modern, orang Jawa masih menggunakan tradisi kerokan untuk


menyembuhkan masuk angin. Kerokan di Jawa dilakukan dengan
menggunakan uang logam yang digerakkan terus menerus di kulit sampai
berwarna merah dan menggunakan minyak
untuk melicinkannya. Minyak yang
digunakan bisa berupa minyak klentki
(minyak

goreng),

minyak

tanah

ataupun minyak kayu putih.


Selama ini beberapa orang beranggapan bahwa kerokan bisa merusak kulit,
menyebabkan pori pori kulit membesar sampai pecahnya pembuluh darah . Hasil
pemerikasaan laboratorium patologi anatomi UNS menunjukkan bahwa anggapan bahwa
kerokan bisa merusak kulit dan lain sebagainya adalah anggapan yang salah. Efek dari
kerokan hanya menyebabkan pembuluh darahnya melebar. Ketika pembuluh darah
seorang melebar maka aliran darah menjadi lancer dan pasokan oksigen terpenuhi.

Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa akan terjadi
peningkatan kadar endorphin dan penurunan kadar prostaglandin pada orang-orang yang
dikerok. Endorfin merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitary yang ada di
bawah otak. Hormon

endorfin membuat seseorang merasa senang maka dari itu

peningkatan kadar endorphin membuat mereka yang dikerok merasa nyaman, rasa sakit
hilang, dan bersemangat lagi untuk melakukan aktivitas. Sedangkan prostaglandin
merupakan senyawa asam lemak yang berfungsi antara lain mengatur sekresi asam
lambung, menstimulasi kontraksi rahim serta menyebabkan nyeri otot. Dengan terjadinya
penurunan kadar prostaglandin maka membuat nyeri otot penderita masuk angin yang
telah dikerok menjadi berkurang.
2. Nginang

Tradisi nginang merupakan kebiasaan para sesepuh di


daerah Jawa dan
Bali
zaman

tetapi,

di

sekarang

kebiasaan ini sudah


mulai ditinggalkan.
Nginang dilakukan
dengan

cara

mengunyah bahan
alami seperti sirih,
serbuk kapur, biji
pinang/jambe dan gambir. Nginang pada umumnya membuat gigi
menjadi merah tetapi, tergantung dengan bagaimana cara
menginang dengan bersih.
Nginang baik untuk kesehatan karena bahan yang digunakan untuk menginang
berasal dari bahan-bahan alami serta bahan tersebut mengandung zat-zat yang dapat
membuat gigi menjadi utuh dan kuat. Daun sirih yang digunakan untuk menginang
mengandung minyak betlephenol, dan chavicol yang memiliki daya membunuh kuman,
antioksidan dan fungisida/anti jamur, juga bersifat menahan pendarahan maka dari itu

akan membuat gigi orang yang menginang menjadi kuat. Hal ini terbukti dengan
banyaknya sesepuh zaman dahulu mempunyai gigi yang kuat dan tidak keropos.
Meskipun demikian tradisi nginang dapat mengakibatkan penyakit periodontal
bahkan kanker mulut. Penyebab penyakit ini ialah karang gigi akibat staganasi saliva
pengunyah sirih karena adanya kapur Ca(OH) 2. Kapur yang digunakan dalam nginang
sebenarnya mengandung zat kitin yang bermanfaat bagi kesehatan karang gigi. Akan
tetapi kapur yang digunakan untuk menginang biasanya berbentuk serbuk dan hal inilah
yang menyebabkan rusaknya periodontal secara mekanis.
3. Tradisi menurunkan panas menggunakan bawang merah
Menurunkan panas menggunakan bawang
merah merupakan kebiasaan yang dilakukan para
ibu ketika anak-anaknya demam. Hal ini
dilakukan dengan cara memarut bawang merah
dan mencampurkan sedikit minyak kayu putih ke
dalam parutan itu

kemudian membalurkan

bawang merah ke seluruh tubuh.


Bawang

merah

sendiri

kaya

akan

kandungan zat gizi, terutama kandungan vitamin C-nya. Selain vitamin C, bawang merah
atau dalam bahasa latinnya adalah Alium Cepa juga mengandung protein, fosfor kalsium,
besi, vitamin B, saponin, peptida, minyak atsiri dan sikloaliin. Dari berbagai macam zat
yang terkandung dalam bawang merah, zat sikloaliin lah yang bekerja untuk
mempengaruhi penurunan suhu badan. Maka dari itu tradisi ini baik digunakan dan tidak
berbahaya bagi kesehatan

4. Tradisi bedong bayi

Tradisi

bedong

bayi

sejak

lama

berlangsung
Indonesia.Tradisi

ini

sudah
di

biasanya

dikaitkan dengan mitos bahwa bayi


yang tidak digedong sewaktu kecil
maka ketika dewasa kakinya akan
bengkok seperti huruf X atau O.
Ternyata hal ini tidaklah tepat karena
sesungguhnya

kaki

yang

bengkok

membentuk X atau O merupakan


kelainan bawaan sejak lahir dan kaki
tersebut tidak dapat lurus meskipun bayi sudah dibedong semenjak kecil. Ditinjau dari
segi kesehatan membedong bayi mempunyai beberapa manfaat, diantaranya :
1. Membuat bayi menjadi nyaman
Bedong membuat bayi seperti berada dalam rahim ibunya maka dari itu bayi akan
merasa lebih nyaman.
2. Mengatur suhu tubuh
Bayi yang dibedong akan merasa lebih hangat karena tubuhnya ditutupi oleh
selubung kain
5. Tradisi menggosok gigi dengan batu bata merah
Masyarakat baduy dalam ialah masyarakat yang masih mempertahankan adat
istiadat dan tradisi nenek moyang. Hal ini ditunjukkan dengan cara mereka menggosok
gigi. Masyarakat baduy dalam menggunakan batu bata merah untuk menjaga kesehatan
gigi mereka meskipun sudah ada pasta gigi. Mereka menumbuk dan menghaluskan batu
bata merah sampai menjadi bubuk dan kemudian menggosokkannya ke gigi.
Setelah diteliti oleh para pakar ternyata kebiasaan ini tidak mempunyai efek
negatif tetapi justru mempunyai efek positif. Kebiaasaan ini mampu menyembuhkan
karang gigi yang notabenenya karang gigi mampu memicu penyakit jantung.
Sumber :
http://bloggergaulcuy.blogspot.com/2013/03/budaya-kerokan-saat-masuk-angin.html
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2013/10/31/nginang-masih-adakah-tradisipenguat-gigi-ini-603930.html
http://herbal.tanijogonegoro.com/2013/10/bawang-merah.html

http://www.dietrendahkalori.com/kesehatan-anak/bedong-dan-gurita/
http://fikrismea.blogspot.com/2014/04/cara-menghilangkan-karang-gigi-dengan.html

You might also like