Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG
Katarak adalah kekeruhan lensa yang mengarah kepada penurunan
ketajaman visual dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien.
Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat
disebabkan oleh berbagai hal, biasanya akibat proses degenatif.
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan (WHO). Sekitar 17
juta orang di seluruh dunia terkena efek dari katarak, dengan teknik bedah
modern menghasilkan 100.000-200.000 kebutaan mata irreversible. Data
yang dipublikasikan menunjukkan bahwa 1,2% seluruh populasi afrika buta,
dengan penyebab katarak 36% dari seluruh kebutaan ini. Pada suatu survey
yang dilakukan di tiga distrik di dataran Punjab, jumlah seluruh insiden
katarak senilis sekitar 15,3% dari 1269 orang yang diperiksa. Katarak senilis
merupakan jenis katarak yang paling sering ditemukan dimana 90 % dari
seluruh kasus katarak adalah katarak senilis.
Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan protein,
perubahan proliferasi dan kerusakan kontinuitas serat serat lensa. Secara
umum udema lensa bervariasi sesuai stadium perkembangan katarak.
Katarak imatur (insupien) hanya sedikit opak. Katarak matur yang keruh
total mengalami sedikit edema. Apabila kandungan air maksimum dan
kapsul meregang, katarak disebut mengalami intumesensi (membengkak).
Pada katarak hipermatur relative mengalami dehidrasi dan kapsul mengkerut
akibat air keluar dari lensa dan meninggalkan kekeruhan.
Pengobatan pada katarak adalah tidakan pembedahan. Setelah
pembedahan, lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa
tanam intraocular. Dengan peningkatan pengetahuan mengenai katarak,
penatalaksanaan
sebelum,
selama,
dan
post
operasi,
diharapkan
I.2
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan katarak?
I.3
TUJUAN
Mengetahui etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan katarak.
I.4
MANFAAT
I.4.1
I.4.2
BAB II
STATUS PASIEN
2.1
2.2
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Umur
: 70 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Status
: Menikah
Suku Bangsa
: Jawa
Tanggal Periksa
: 3 Februari 2015
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Penglihatan mata kanan terasa kabur sejak 6 bulan
yang lalu.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli mata dengan keluhan penglihatan mata kanan
kabur untuk melihat jauh maupun dekat. Penglihatan dirasakan
menurun secara perlahan-lahan sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan pandangan menjadi silau dan berkabut. Pasien juga
melihat bayangan pelangi jika melihat lampu. Pasien tidak merasa
nyeri pada matanya dan tidak sakit kepala atau cekot-cekot. Pasien
juga tidak merasa matanya merah, gatal, keluar kotoran, atau keluar
air mata terus menerus.
Mata kiri pasien juga merasakan hal yang sama namun sudah
dioperasi pada tanggal 15 januari 2015. Pasien mengatakan saat ini
penglihatan mata kirinya sudah membaik, tidak ada keluhan mata
terasa mengganjal, cekot-cekot, mata merah, dan berair.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
: Disangkal
5. Riwayat Pengobatan
15 Januari 2015 lalu. Setelah operasi, pasien diberi obat tetes dengan
kemasan botol kecil berwarna kuning 6 kali sehari
2.3
STATUS GENERALIS
Kesadaran : compos mentis (GCS 456)
Vital sign : Tidak dilakukan
2.4
STATUS OFTALMOLOGIS
OD
Pemeriksaan
AV
OS
1/300
Tanpa koreksi
5/60
N/P
Orthophoria
Dengan koreksi
TIO
Kedudukan
Pergerakan
N/P
Orthophoria
Palpebra
-
Edema
Hiperemi
Trikiasis
Ptosis
Lagoftalmus
Xantelasma
Entropion
- Ektropion
Konjungtiva Bulbi
Injeksi
konjungtiva
-
Injeksi siliar
Sekret
Pendarahan sub
konjungtiva
Simblefaron
Pterigium
Kornea
Jernih
Warna
Cembung
Permukaan
Ulkus
Edema
Infiltrat
Sikatrik
Arkus senilis
jernih
Cembung
- Stafiloma
Bilik Mata Depan
Cukup
Kedalaman
Cukup
Hipopion
Hifema
Iris / pupil
Coklat
Warna iris
Coklat
Normal
Kripte iris
Normal
Bulat
Bentuk pupil
Sentral
Letak pupil
Sentral
2 mm
Ukuran pupil
2 mm
Reflek cahaya
Sinekia
Bulat
Lensa
Keruh merata
Warna
(padat)
Terdapat
pantulan cahaya
(IOL di sentral)
Iris shadow
Media refrakta
2.5
Vitreus
Fundus refleks
Papil N.II
Makula lutea
Retina
RESUME
Pasien datang ke poli mata dengan keluhan penglihatan mata kanan kabur
menurun secara
DIAGNOSIS
Working diagnosis
PENATALAKSANAAN
Planning Diagnosa:
Planning Therapy
Informed consent
KIE :
Menjelaskan pada penderita bahwa pandangan mata kanan
kabur disebabkan katarak pada lensa mata.
Menjelaskan tentang pentingnya operasi ekstraksi katarak,
persiapan, jenis tindakan, kelebihan dan kekurangan.
Menjelaskan tentang komplikasi yang akan terjadi bila tidak
dioperasi.
2.8
PROGNOSIS
Ad Vitam
: dubia ad bonam
Ad Functionam
: dubia ad bonam
Ad Sanationam
: dubia ad bonam
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
IDENTITAS
Pasien Tn. S, usia 70 tahun merupakan faktor penyebab timbulnya
ANAMNESA
Pasien datang ke poli mata dengan keluhan penglihatan mata kanan kabur
menurun secara
perlahan-lahan sejak 6 bulan yang lalu. Kekeruhan lensa pada pasien dengan
katarak mengakibatkan penurunan pengelihatan yang progresif atau berangsurangsur dan tanpa nyeri, serta tidak mengalami kemajuan dengan pin-hole.
Pasien juga mengeluhkan pandangan menjadi silau dan berkabut.
Penderita katarak sering kali mengeluhkan penglihatan yang silau, dimana tigkat
kesilauannya berbeda-beda mulai dari sensitifitas kontras yang menurun dengan
latar belakang yang terang hingga merasa silau di siang hari. Pandangan pasien
terasa berkabur karena lensa mengalami kekeruhan sehingga pasien seperti
melihat kabut pada pandangannya.
Pasien tidak merasa nyeri pada matanya dan tidak sakit kepala atau cekotcekot. Salah satu komplikasi katarak adalah lens-induced glaucoma. Hal ini terjadi
karena lensa dapat menyerap cukup banyak cairan sewaktu mengalami perubahanperubahan katarak sehingga ukurannya membesar secara bermakna. Lensa ini
kemudian dapat melanggar batas bilik mata depan, menimbulkan sumbatan pupil
dan pendesakan sudut, serta menyebabkan glaucoma sudut tertutup. Namun, pada
pasien ini komplikasi tersebut tidak terjadi sehingga tidak timbul keluhan nyeri
pada matanya dan tidak sakit kepala atau cekot-cekot. Selain itu tidak adanya
3.3
10
lebih baik. Hal ini juga sebagai evaluasi hasil operasi yang dilakukan pada mata
kiri sebelumnya.
Pada pasien katarak, penurunan visus disebabkan oleh kekeruhan pada
lensa, dimana lensa merupakan salah satu media refraksi.
Tekanan Intra Okuler dengan Tonometri Digital Palpasi (ODS): N/P
(normal/palpasi)
Pada pemeriksaan TIO dengan tonometri digital palpasi (ODS) didapatkan
N/P. Hal ini dapat mendukung untuk menyingkirkan diagnosa banding glaucoma.
Konjungtiva, kornea, bilik mata depan, iris, dan pupil (ODS): tidak
didapatkan suatu abnormalitas.
Pada pemeriksaan konjungtiva, kornea, bilik mata depan, iris, dan pupil
tidak didapatkan suatu abnormalitas, sehingga dapat menyingkirkan diagnosa
banding penurunan visus akibat keratitis, uveitis, dan glaucoma.
Pada pemeriksaan bilik mata depan, didapatkan kedalaman cukup, hal ini
dapat menyingkirkan diagnosa stadium katarak imatur dan hipermatur.
Lensa OD: keruh merata/padat (+), iris shadow test (-); lensa OS:
terdapat pantulan cahaya (IOL di sentral), irish shadow (-).
Pada pemeriksaan lensa OD didapatkan lensa keruh merata (padat). Lensa
yang keruh merata khas pada katarak matur. Sedangkan pada katarak insipien
terdapat kekeruhan ringan, pada katarak imatur terdapat kekeruhan pada sebagian
lensa, dan pada katarak hipermatur terdapat kekeruhan yang massif pada lensanya.
Selain itu didapatkan iris shadow test (-). Iris shadow test yang negatif bisa
didapatkan pada katarak senile stadium insipient dan matur, sedangkan pada
katarak imatur akan didapatkan iris shadow yang positif dan pada katarak
hipermatur akan didapatkan iris shadow yang pseudopositif.
Pada pemeriksaan lensa OS didapatkan pantulan cahaya. Hal ini
dikarenakan pada saat operasi diletakkan IOL pada mata kiri pasien.
Pada pemeriksaan funduskopi OD setelah ditetesi midriatil didapatkan
lensa keruh merata, tampak gelap di seluruh bagian lensa, Vitreus, Fundus refleks,
Papil N.II, makula lutea, dan retina tidak dievaluasi karena tertutup oleh
kekeruhan lensa yang sudah merata.
11
3.4
DIAGNOSA
Dasar Diagnosa
1. Identitas
2. Anamnesa
Mata kiri juga merasakan hal yang sama namun sudah dioperasi
3 minggu yang lalu: afakia, pseudofakia
3. Pemeriksaan Fisik
USULAN
1. Usulan Pemeriksaan
12
Pemeriksaan Keratometri
o Keratometri adalah pemeriksaan mata yang bertujuan untuk
mengukur radius kelengkungan kornea
2. Usulan terapi
Tobroson 6x 1 tetes OS
o Tobroson
yang
berisi
tobramycin
(antibiotic)
dan
Pro SICS
o Pada pasien ini dianjurkan untuk melakukan operasi SICS
dan pemasangan IOL. Teknik operasi Small Incision
Cataract Surgery (SICS)
13
3.6
Prognosis
Katarak senilis matur merupakan salah satu penyakit yang dapat sembuh
ketika sudah dioperasi.
Ad Vitam : dubia ad bonam
Secara Ad Vitam atau pengaruh penyakit terhadap kondisi yang
mengancam jiwa dikatakan Ad Bonam. Karena pada pasien tidak ditemukan
kemungkinan kondisi tersebut karena gangguan terbatas pada lensa.
Ad Functionam : dubia ad bonam
Secara Ad Functionam atau pengaruh penyakit terhadap gangguan fungsi
organ, dalam hal ini adalah mata, yang fungsi utamanya adalah sebagai organ
penglihatan, dikatakan Ad Bonam. Karena pada pasien pasien akan sembuh
apabila mau dioperasi dan mematuhi saran dokter.
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Secara Ad Sanationam atau adanya kemungkinan kekambuhan yang terus
berlanjut dan semakin berat, pada pasien dikatakan Ad Bonam. Karena dengan
operasi yang dilakukan serta dengan kepatuhan pasien, diharapkan
kemungkinan kekambuhan akan menurun serta penyakit tidak bertambah
berat.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosa OD
katarak senilis matur dan OS Pseudofakia.
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terjadi pada usia
lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun yang mengakibatkan gangguan
penglihatan dengan gejala karakteristik penebalan lensa secara perlahan
dan progresif.
Gejala yang dapat dikeluhkan pasien yaitu penurunan tajam
penglihatan secara berangsur-angsur tanpa rasa nyeri dan penglihatan
buram seperti berkabut. Kadang-kadang terdapat diplopia monokular,
silau, kelainan refraksi, sensitivitas penglihatan warna berkurang.
Tanda yang didapat ketika pemeriksaan yaitu penurunan visus,
kekeruhan lensa, adanya iris shadow, fundus yang keruh. Temuan klinis
bergantung pada stadium katarak.
5.2 SARAN
Pemberian KIE kepada masyarakat tentang katarak serta komplikasi
yang terjadi bila tidak ditangani dengan baik sehingga dapat menggangu
penglihatan
15
DAFTAR PUSTAKA
- Ilyas, Sidarta. 2009. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI press
- Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga. Jakarta : FKUI
press
- Khailullah, S.A. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak
Senilis.
Diakses
pada
tanggal
28
Januari
2012.
Available
at
http://www.alfinzone@gmail.com/patologi-pada-katarak1.pdf
- Mariannete J. 1999. Cataract and Lens Disoders. Clinical Guide to
Comprehensive Opthalmology. New York : Thieme Medical Publisher
- Ocompo, Vicente V. Senile Cataract. Diakses tanggal 21 Desember 2011.
Available at : http://www.emedicine.com/oph/TOPIC49.htm.
- Soekardi,
I.
dan
Fakoemulsifikasi.
Hutahuruk,
A.J.
Langkah-langkah
2004.
Transisi
Menguasai
Menuju
Tehnik
&
catacact.
Akses
21
Desember
2011.
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview
Available
at