Professional Documents
Culture Documents
Asisten :
OKKEU ROCHMAYUDI
BAGUS YUKON .B
Oleh
Erfan Gumelar
240110060050
1.2Tujuan
Slip
Slip adalah suatu kondisi dimana traktor mengalami pergerakan perputaran
roda berulang – ulang pada satu titik lokasi dengan tingkat kelicinan tertentu. Slip
akan membuat traktor sukar untuk melaju, kemampuan laju berkurang, jarak tempuh
lebih sedikit, dan waktu pembajakan menjadi lebih lama.
Rumus Slip:
S0 − Sb
Slip =
Sb
Dimana :
S0 = Jarak tempuh teoritis traktor selama X putaran roda belakang ( m ).
Sb = Jarak tempuh aktual traktor selama X putaran roda belakang ( m ).
Skid
Skid adalah kondisi traktor bergerak dalam kondisi bergeser. Perputaran roda
terjadi yang kemudian diiringi dengan pergeseran keadaan traktor, atau kendaraan
lainnya dari kedudukannya semula.Dengan demikian traktor akan mengalami irama
pergerakan yang tidak stabil yang mengelok – elok saat ia berjalan walaupun
perputaran rodanya tinggi pada saat itu.
Overlapping
Overlapping menunjukan adanya ketumpang tindihan pengolahan tanah pada
lahan. Saat pembajakan kedua akan mengambil sedikit bagian alur pembajakan
sebelumnya yang kemudian secara otomatis akan menggerus alur pembajakan
pertama sekaligus menimbun sebagian areal pada alur pembajakan sebelumnya
tersebut.
Overlapping dilakukan untuk mengurangi luas areal lahan yang tidak terolah
pada lahan tersebut, walaupun sebenarnya akan mempengaruhi dan memperlama
waktu pembajakan yang terjadi.
Tekanan Vertikal
a. Beban terpusat / titik berdasarkan persamaan Boussinesq
Boussinesq ( 1885 ) memecahkan masalah distribusi tekanan dalam tanah karena
beban terpusat di atas permukaan tanah, dengan menganggap sebagai fungsi
tekanan yang sesuai. Anggapan – anggapan yang digunakan untuk
memecahkannya berdasarkan teori elastisitas sebagai berikut:
• Tanah merupakan medium elastis yang dalam hal ini modulus elastisitas
tanah tetap.
• Tanah dianggap homogen, yaitu semua bagian unsur atau element sama
dan mempunyai sifat- sifat sama pada setiap titik dalam arah yang sama.
• Massa tanah dianggap isotropis , yaitu memiliki sifat – sifat elastis sama
kesemua arah yang melalui setiap titik.
• Massa tanah dianggap semi – tak terbatas ( semi infinite ), yaitu
memanjang tak terbatas dalam semua arah kebawah atau permukaan
tanah.
3Qcosβ
Persamaannya : σ R =
2ππ 2
Draft tanah adalah besarnya gaya yang dibutuhkan oleh objek olah dalam
mengolah tanah pada arah dan kedalaman tertentu akibat adanya reaksi dari tahanan
geser dan penetrasi dari tanah tersebut
Unit draft adalah besarnya gaya yang dibutuhkan dalam pengolahan tanah per
luasan bidang olah tertentu pada lebar dan kedalaman olah tertentu . Dimana unit
draft tanah ini bisa disebut sebagai draft tanah per satuan penampang pengolahan
kerja tanah.
Adanya draft dan unit draft tanah ini diakibatkan oleh adanya aksi dan reaksi
dari tanah tersebut terhadap beban dan gaya yang diberikan oleh objek kerja pada
bidang tanah tersebut.
Bajak Soil Resistance
Aksi Berat
Reaksi
Draft tanah
Berdasarkan diatas , maka draft tanah adalah suatu komponen horizontal yang segaris
dengan arah pergerakan mesin terhadap tahanan tanah yang berlaku.
Kegunaan mengetahui draft dan unit draft tanah :
1. Dapat digunakan sebagai parameter penting dalam menentukan daya olah piranti
kerja ( bajak dan traktor ) pada lahan.
2. Dapat menentukan karakteristik tanah pada lahan olah.
3. Dapat digunakan dalam penentuan perancangan alat mesin pertanian terutama
yang berhubungan dengan pengolahan tanah.
4. Dapat digunakan untuk menentukan luasan bidang penampang pengolahan pada
bajak, dsb yang sesuai dengan kondisi lahan.
5. Mengetahui tingkat aerasi tanah.
6. Mengetahui daya gembur tanah.
Daya pembajakan = unit draft x luas penampang olah x kecepatan maju ( olah )
Atau
P = Ds x A x V
Dimana :
P = Daya ( Watt )
A = Luas Penampang Olah/ bajak ( m2 )
V = Kecepatan olah ( m/s )
Pengukuran Draft
a. Menggunakan Load cell sebagai transducer untuk mengukur gaya ( draft ) yang
terjadi.
b. Melakukan pembajakan langsung dilapangan.
c. Melakukan penelitian dilaboratorium dengan kondisi terkendali.
• Dengan menggunakan cone penetrometer ( untuk Ci )
• Cassagrande ( untuk mencari IP tanah ).
• Shears Strenght ( Untuk mencari Ss ; F’ ).
Pendugaan Draft
Draft penting untuk diketahui dalam hubungannya :
a. Pemilihan traktor untuk bajak tertentu.
b. Pemilihan bajak / implement untuk traktor tertentu.
Oleh karena itu, draft sebaiknya diketahui sebelum operasi mesin lapangan
dilaksanakan.
Tahanan Spesifik
80 F '
F=
75 .5 − IP
Ci 2 1
F '= +
600 Ci
Dimana :
2. Pengukuran
a. Mengukur lebar kerja implement diukur dari sisi ke sisi, dimulai dari sisi
terluar. Pada setiap kali putran traktor, memberi patok disetiap sisi olahan
tanah sebagai tanda, pengukuran slip dilakukan mengacu pada patok terluar.
b. Mengukur kecepatan maju dengan cara menghitung waktu yang dibutuhakan
untuk membajak sepanjang sisi panjang lahan. Dengan kecepatan maju rata-
rata adalah hasil bagi jarak dengan waktu tempuh.
c. Mengukur waktu untuk pemasangan implement, istirahat operator dan waktu
berbelok sebagai waktu hilang
d. Mengukur slip dengan melakukan pengukuran 5 kali putaran roda.
Memberikan patok sebagai tanda dimulainya dan berakhirnya putaran roda.
Penghitungan Waktu dan Lebar Areal Pembajakan Traktor
Pada Lahan
Akhir Pembajakan Traktor Dengan
Diawali Pengangkatan Bajak dari
lahan oleh kemudi Taktor Secara
Stop Stopwact Pada Hidrolik
Saat Bajak Dinaikan
dan traktor telah pada 0 :59 :1
ujung areal pembajakan
Hasil Pembajakan ke 1
Penghitungan Lebar
areal Pembajakan
aktual ke-1
LAHAN
0 :00 :1
Penghitungan Lebar
areal total Pembajakan
aktual
LAHAN
0 :00 :1
Awal Pembajakan Traktor Dengan
Diawali Penurunan Bajak dari Taktor
Ke lahan Secara Hidrolik
Start Stopwact Pada
Saat Bajak Diturunkan
dan pertama kali
membajak lahan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Te1 = 2 menit 26 detik
Te2 = 4 menit 5 detik
Te3 = 2 menit 3 detik
Te total = 8 menit 34 detik
Waktu total = 15 menit = 0,25 jam
Waktu hilang (Tn) = 0,1023 jam
Te
ET = x 100 %
(Te +Tn )
0,14277
= x 100 % = 57,108 %
(0,14277 + 0,1023 )
A
KLE =
(Te +Tn )
Vrata-rata = 0,1233 m
s
W x Vratio
KLT =
(Te + Tn )
0,8 x 10000 x 0,1233
= = 98,4 ha jam
10
Slip1 = 59 cm
Slip2 = 108 cm
Slip3 = 80 cm
Slip rata-rata = 82,32 cm = 0,823 m
Sb = 0,823 m
So = π x D x n
So = π x 1,2 m x 5 = 18,849 m
So − Sb
SLIP = x 100 %
So
18 ,849 −0,823
= 18 ,849
x 100 %
= 95,63 %
Overlap
Lebar teoritis = 0,8 m
Lebar efektif :
X1 = 70 cm Y1 = 53 cm Z1 = 61 cm
X2 = 75 cm Y2 = 85 cm Z2 = 70 cm
X rata Y rata Z rata
= 72,5 cm = 69 cm = 65,5 cm
2 2 2
53,75 + 69 + 65,5
Lebar efektif = = 0,6275 m
3
lebar teoritis − lebar efektif
Overlap = x 1000 %
lebar teoritis
0,8 − 0,6275
= 0,8
x 100 %
= 21,5625 %
IV.2. Pembahasan
Pada umumnya kapasitas lapang teoritis dan aktual memiliki perbedaan nilai
yang cukup signifikan. Dalam prakteknya kapasitas lapang secara aktual akan lebih
rendah dari kapasitas lapang teoritis ini disebabakan oleh beberapa faktor meliputi
1. Kondisi lahan
2. Kondisi dari traktor itu sendiri, apakah masih layak digunakan atau tidak.
Dari data yang kami dapat pada saat praktikum adalah kapitas lapang efektif
sebesar 0,096 ha/jam dan kapasitas lapang teoritis adalah sebesar 98,4 ha/jam.
Kapasitas lapang menunjukan seberapa besar luasan tanah yang dapat diolah oleh
traktor persatuan waktu tertentu. Ini berkaitan dengan lebarnya daerah pembajakan
oleh traktor, dan kecepatan traktor tersebut pada saat melakukan pengolahan tanah
Kapasitas lapang secara teoritis hanya membahas dan memperhitungkan
luasan areal perlamanya waktu pembajakan tanpa memperhitungkan gangguan-
gangguan yang ada dilapangan. Kapasitas lahan teoritis merupakan suatu kapasitas
lahan ideal traktor dalam melakukan pembajakan pada suatu areal tertentu, dengan
asumsi bahwa traktor dianggap berjalan dengan mulus tanpa hambatan dengan
kecepatan konstan dan jarak yang ditempuh berdasarkan keliling roda traksi ban
belakang traktor. Kapasitas ini memberikan gambaran seberapa besar kemampuan
optimum traktor dalam mengolah tanah yang sebenarnya dilapangan.
Pada saat praktikum kondisi lapangan tidak bersahabat. Kondisi tanahnya
memiliki kelembaban yang tinggi sehingga ban traktor tertutupi tanah sehingga alur
ban traktor tidak bisa menggigit tanah akibatnya traktor banyak sekali slip nya.
Praktikum kali ini mengalami hambatan dan hambatan itu dapat disebabkan oleh
beberapa faktor meliputi
1. Faktor Kelembaban Tanah Yang Tinggi
Kelembaban tanah yang tinggi membuat gerak traktor menjadi sulit, dan
traktor sangat sulit berjalan lurus selalu berkelok – kelok, juga menimbulkan slip
pada traktor serta ketidak seimbangan lainnya yang membuat arah pembajakan
menjadi lebih luas dan lebih pendek dari semestinya.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hanafiah, Kemas.2005.Dasar –Dasar Ilmu Tanah.Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada.
Bowles, J.E.,1984.Sifat - sifat Fisis dan Geoteknis Tanah.Alih bahasa Ir.Johan
Kelanaputra Hainim.Jakarta : Erlangga.
Braja M.Das.,1993.Mekanika Tanah Jilid 1 ( Prinsip – Prinsip Rekayasa Geo
Tehnis ).Jakarta : Erlangga.
Christiady Hardiyatmo, Hary.1992.Mekanika Tanah I.Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Djatmiko Soedarmo, G., 1985. Petunjuk Praktikum Mekanika Tanah., Universitas
Merdeka Malang.
Djatmiko Soedarmo, G dan S.J.Edi Purnomo.,1997.Mekanika Tanah 1., Yogyakarta :
Kanisius.
Hunt, Donnell.1983.Farm Power and Machinerry Management, eighht edition.Lowa
State University Press : Ames.
Sunggono. 1984. Mekanika Tanah. Bandung : Nova.