You are on page 1of 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU

HAMIL DENGAN PENYAKIT


JANTUNG
Kelompok 1
Anggraini
Arini
Ayut

Helmi
Ita
Septi
Elik

Latar Belakang

Kehamilan yang disertai penyakit jantung


selalu saling mempengaruhi karena
kehamilan memberatkan penyaqkit jantung
dan penyakit jantung mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin

Penyakit jantung merupakan penyebab


keempat semua kematian ibu (angka
mortalitas maternal mencapai
37%mengalami infark miokard, mortalitas
perinatal 50% diantisipasi pada
dekompensasi jantung yang menetap

Tingginya mortalitas maternal terjadi karena


kurang pengetahuan masyarakat

Etiologi
Perubahan

Fisiologis pada wanita


hamil dengan jantung normal:

1.Hipervolemia: dimulai kehamilan 8


mg
puncak pada 28 -32 mg
kemudian menetap
2.Jantung dan diafragma terdorong
keatas karena pembesaran rahim

Saat yang berbahaya bagi


penderita penyakit jantung:

Pada kehamilan 32-36 minggu,


dimana volume darah mencapai puncaknya
(hipervolumnia/hipervolemia)

Pada kala II,


dimana wanita mengerahkan tenaga untuk
mengedan dan memerlukan kerja jantung yang
berat.

Pada pasca persalinan,


dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang
sudah lahir masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.

Pada masa nifas


karena ada kemungkinan infeksi

Faktor Predisposisi
1.Infeksi
kurangnya Hb yang berfungsi mengikat
O2 mengakibatkan pengadaan O2 tidak
memadai ke rahim dan janin sehingga
pada akhirnya akan meningkatkan curah
jantung.
2. Anemia
Infeksi juga dapat memicu timbulnya
stres fungsi jantung
3. Peningkatan ukuran (bulk) badan akan
meningkatkan beban jantung dan
anemia, denga peningkatan dari curah
jantung kompensatoir, juga merupakan
predisposisi timbulnya gagal jantung.

Klasifikasi berdasarkan Asosiasi Jantung New


York

Kelas 1 : Asimptomatik dengan tingkat aktifitas normal.


tanpa pembatasan kegiatan fisik
tanpa gejala pada kegiatan biasa
Kelas 2 : Simptomatik dengan aktfitas yang meningkat.
sedikit dibatasi kegiatan fisiknya
waktu istirahat tidak ada keluhan
kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala insufisiensi
jantung
gejalanya adalah lelah, palpitasi, sesak napas, dan
nyeri
dada
(angina pectoris)
Kelas 3 : Simptomatik dengan aktifitas yang biasa dilakukan.
kegiatan fisiknya sangat dibatasi
waktu istirahat tidak ada keluhan
sedikit kegiatan fisik menimbulkan keluhan
insufisiensi
jantung
Kelas 4 : Simptomatik saat beristirahat.
waktu istirahat dapat timbul keluhan insufisiensi
jantung,
apalagi kerja fisik yang tidak berat.

Manifestasi Klinik
Gejala Subyektif dari pasien :
1.Keletihan atau kesulitan bernapas
meningkat atau keduanya meningkat
saat melakukan aktifitas yang biasa
dilakukan.
2. Merasa tercekik (smoothering)
3. Sering batuk
4. Palpitasi : merasa bahwa jantungnya
betrdebar dengan keras.
5. Wajah, kaki, tungkai, jari-jari membengkak
( misalnya : cincin tidak lagi bisa masuk )

Manifestasi Klinik Contd

Gejala Objektif :
1. Nadi lemah dan cepat ( 100 kali per menit)
2. Edema di seluruh tubuh dan progresif.
3. Krekels (Rales) pada dasar paru setelah dua
kali inspirasi dan ekshalasi.
4. Orthopnea, dispnea meningkat.
5. Pernapasan yang cepat ( 25 kali per menit)
6. Batuk lembab dan kering.
7. Keletihan meningkat.
8. Sianosis pada bibir dan dasar kuku

Pemeriksaan Penunjang

Hitung sel darah putih


Hemoglobin (Hb) / Hematokrit (Ht)
Gas Darah Arteri Ibu (GDA)
Laju sedimentasi
Elektrokardiogram (EKG) ibu
Pencitraan Jantung radionukleida
Amniosentesis
Seri Ultrasonografi
Kriteria profil biofisik (BPP), tes nonstres (NST),
tes stres kontraksi (CST), Volume cairan Amniotik,
tonus jantung, gerakan janin (FM), Gerakan
pernapasan janin : menentukan kesejahteraan
janin

Penyulit kehamilan disertai


penyakit jantung
Puncak keadaan payah jantung dapat dijumpai pada
waktu :
1. Puncak hemodilusi darah minggu 28-32 minggu.
pada saat inpartu.
2. pada saat plasenta lahir, darah kembali ke
peredaran darah umum dalam jumlah besar untuk
membentuk ASI.
3. saat laktasi kekuatan jantung diperluakn untuk
membentuk ASI.
4. terjadi perdarahan post partum, sehingga diperlukan
kekuatan ekstra jantung untuk dapat melakukan
kompensasi.
5. mudah terjadi infeksi pospartum, yang memerlukan
kerja tambahan jantung.

Penyakit jantung dapat


mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim
dalam bentuk :
Dapat

terjadi keguguran.
Persalinan prematuritas atau berat
badan lahir rendah.
kematian perinatal yang makin
meningkat.
pertumbuhan dan perkembangan
janin mengalami hambatan
intelegensia atau fisik.

Prognosis
(1) Bagi ibu
Prognosis bergantung pada beratnya penyakit
yang diderita, umur dan penyulit-penyulit lain.
Pengawasan pengobatan, pimpinan persalinan
dan kerjasama dengan penderita serta kepatuhan
dalam mentaati larangan ikut menentukan
prognosis.
(2) Bagi bayi
Bila penyakit jantung tidak terlalu berat, tidak
begitu mempengaruhi kematian perinatal.
Namun pada penyakit yang berat, prognosis akan
buruk karena akan terjadi gawat janin.

Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan
klasifikasinya, yaitu:
Kelas I.
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
Kelas II.
Umumnya tidak perlu pengobatan tambahan,
hanya harus menghindari aktifitas yang berlebih,
terutama kehamilan 28-32 minggu. Pasien dirawat
bila ada perburukan.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan
sampai cukup bulan dan melahirkan pervaginam,
namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus
tidur malam cukup, 8-10 jam, istirahat tirah baring
minimal setengah jam setelah makan, diet rendah
garam, tinggi protein, membatasi masuknya
cairan (75 ml/jam), dan membatasi kegiatan.

Penatalaksanaan Medik Contd

Pada kala II anak dapat dilahirakn spontan bila tidak


ada gagal jantung dan ibu sedapatnya dilarang
meneran. Bila telah berlangsung 20 menit dan ibu
tidak dapat dilarang meneran, akhiri dengan
ekstrasi cunam atau vakum dengan segera.
Rawat pasien sampai hari ke 14, lakukan mobilisasi
bertahap dan pencegahan infeksi. Dapat dianjurkan
sterilisasi atau metode kontrasepsi lainnya bagi
pasien setelah keadaan stabil. Bila secara fisik
memungkinkan, pasien dapat menyusui.
Kelas III. Dirawat di rumah sakit selama hamil,
terutam usia kehamilan 28 minggu. Dapat diberikan
diuretik.
Kelas IV. Harus dirawat di rumah sakit.

Permasalahan yang Dihadapi


Dalam kehamilan dengan Penyakit
Jantung

peningkatan volume plasma akibat dari hemodilusi.


Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan curah
jantung
peningkatan beban jantung 2x lipat dari normal
kerja jantung pun ikut meningkat
nekrosis pada otot jantung
kemampuan memompa darah juga mengalami
penurunan
gangguan pada perfusi jaringan
oksigenasi ke jaringan juga mengalami penurunan
fetal injuri
gangguan oksigenasi pada plasenta
hipoksia
kesulitan bernafas

Permasalahan yang Dihadapi


Dalam kehamilan dengan Penyakit
Jantung Contd

Nekrosis juga dapat menimbulkan palpitasi yang


berakhir pada keadaan aritmia dan nyeri dada
Keadaan nyeri juga dapat menimbulkan ansietas
Palpitasi juga menyebabkan kemampuan
jantung untuk memompa darah menurun dan
kondisi ini juga bisa berakhir pada kesulitan
bernafas.
BAB II Pohon Masalah.rtf

Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN
a.Data Subjektif :
Keletihan atau sulit bernafas.
Smoothering
Sering Batuk
b. Data Objektif:
Nadi lemah dan cepat (>100 kali/menit)
Edema seluruh tubuh dan progresif
Krekels(Rales)
Ortopnea, dispnea meningkat
Pernapasan Cepat (>25 kali/menit)
Batuk lembab dan kering]
Keletihan meningkat
Sianosis pada bibir dan kaku

Diagnosa
keperawatan
1.Perubahan Perfusi Jaringan berhubungan dengan

penurunan Hb untuk pengiriman oksigen /nutrien ke


sel.
Kriteria evaluasi:

Tanda-tanda vital stabil.


Membran mukosa warna merah muda.
Pengisian kapiler baik.
Haluaran urine adekuat.
mental dalam
INTERVENSI KEPERAWATAN:
Awasi TTV
Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
Awasi upaya pernafasan; auskultasi bunyi nafas.
Selidiki adanya keluhan nyeri dada, palpitasi.
Kaji untuk respon melambat, mudah terangsang, agitasi,
gangguan memori, bingung.

Orientasikan klien berulang sesuai dengan


kebutuhan. Catat jadwal aktivitas klien untuk dirujuk.
Berikan cukup waktu untuk klien berpikir, komunikasi
dan aktivitas.
Catat keluhan ras dingin, pertahankan suhu
lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi.
Hindari penggunaan bantalan hangat atau botol air
panas. Ukur suhu mandi dengan termometer.
Kolaborasi: Awasi pemeriksaan laboratorium,
misalnya Hb/Ht dan jumlah SDM, GDA.
Berikan SDM darah lengkap, produk darah sesuai
indikasi. Awasi ketat untuk komplikasi transfusi.
Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Siapkan intervensi pembedahan sesuai indikasi.

2.Nyeri Akut berhubungan dengan Aritmia

Kriteria Evaluasi

Menyatakan/menunjukkan nyeri hilang.


Melaporkan episode serangan jantung yang menurun, baik
dalam frekuensi, durasi dan beratnya.
Intervensi keperawatan:
1. Anjurkan klien untuk memberi tahu perawat dengan cepat
bila terjadi nyeri dada.
2. Kaji atau catat respon klien terhadap obat.
3. Identifikasi faktor pencetus nyeri, bila ada: frekuensi,
durasi, intensitas dan lokasi nyeri
4. Observasi gejala yang berhubungan dengan dyspnea, mual
muntah, pusing, palpitasi, keinginan berkemih.
5. Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan
atau lengan (khususnya pada lengan kiri).

6. Letakkan klien dalam posisi istirahat total selama


episode nyeri.
7. Tinggikan kepala tempat tidur klien bila klien bernafas
pendek.
8. Pantau kecepatan/irama jantung
9. Pantau TTV tiap 5 menit selam serangan nyeri.
10. Berada di dekat klien selama klien mengalami nyeri
dan tampak cemas
11. Pertahankan lingkungan yang tenang, nyaman,
batasi pengunjung
12. Berikan makanan lembut. Biarkan klien beristirahat
selama 1 jam setelah makan.
Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi.

3.Perubahan Kelebihan cairan berhubungan dengan


penekanan uterus pada vena cava inferior,
gangguan mekanisme regulasi, kelebihan natrium /
masukan cairan.
Kriteria Evaluasi
Menunjukkan volume cairan stabil (adanya
keseimbangan pemasukan dengan pengeluaran
cairan)
Berat badan dalam rentang stabil.
Tanda vital dalam rentang normal.
Tidak adanya edema.

Intervensi Keperawatan
Ukur masukan dan keluaran, catat keseimbangan
positif (pemasukan melebihi pengeluaran). Timbang
berat badan tiap hari, dan catat peningkatan berat
badan 0,5 kg/hari
Awasi TD, CVP, catat adanya distensi vena
Awasi disaritmia. Auskultasi bunyi jantung, catat
terjadinya irama Gallop S3/S4
Kaji derajat perifer / edema dependen
Ukur lingkar abdomen
Dorong untuk tirah baring jika didapat edema
Berikan perawatan mulut sesering mungkin
Awasi albumin serum dan elektrolit, khususnya
natrium dan kalium
Kolaborasi
Awasi seri foto dada
.Batasi natrium dan cairan sesuai indikasi
Berikan obat-obatan seperti inotropik positif

4.Risiko tinggi gangguan pertukaran gas


berhubungan dengan oksigenasi jaringan
menurun

Kriteria Evaluasi
Klien mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi pada
jaringan ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal
dan bebas gejala distress pernapasan
Klien berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas
kemampuan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kaji status pernapasan dengan sering, catat peningkatan
frekuensi, upaya pernapasan atau perubahan pola napas
Auskultasi jalan napas, catat krekels, mengi
Auskultasi irama dan frekuensi jantung
Kaji adanya sianosis
Observasi kecenderungan tidur, apatis, tidak perhatian,
gelisah, bingung, somnolen
Berikan periode istirahat yang cukup dan atur lingkungan
agar tenang / tidak menggangu pasien

Dorong perubahan posisi sering


Anjurkan klien untuk batuk efektif, napas dalam
Pertahankan duduk di kursi/tirah baring dengan kepala
tempat tidur tinggi 20-30 , posisi semi fowler. Sokong
tangan dengan bantal
Kolaborasi
Kaji seri foto dada
Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri
Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Berikan obat sesuai indikasi contoh steroid, antibiotik,
brionkodilator dan ekspektoran

5.Ansietas / kecemasan berhubungan dengan


kurangnya pengetahuan dan informasi, kesalahan
interpretasi informasi.

Kriteria Evaluasi
Klien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan
cara sehat yang sesuai.
Klien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat
yang dapat diatasi
Klien menyatakan masalah tentang efek penyakit pada
pola hidup, posisi dalam keluarga
Klien menunjukkan strategi koping efektif atau
ketrampilan pemecahan masalah
Intervensi keperawatan:
Kaji pemahaman tentang patologi/ komplikasi mengenai
kehamilan. Tinjau riwayat, insiden, komplikasi, dsb.
Diskusikan perlunya pemantauan yang sering, misalnya
setiap 2 minggu selama 20 minggu pertama, lalu setiap
minggu setelah kelahiran
Berikan informasi dengan tepat mengenai diet,
istirahat/tidur, latihan, dan relaksasi.

Berikan informasi tentang gejala-gejala yang


mengindikasikan masalah jantung, seperti sesak
napas, batuk, palpitasi, penambahan berat badan
yang tidak biasanya (misal 1-2 kg dalam 2 hari),
edema, anoreksia
Tinjau ulang kebutuhan untuk menghindari infeksi.
Tinjau ulang efek samping obat (misalnya perdarahan).
Diskusikan pertimbangan khusus, seperti kebutuhan untuk
menghindari makanan tinggi vitamin K seperti sayuran
mentah dan berdaun hijau jika menggunakan antikoagulan
Kolaborasi
Libatkan tim perawatan kesehatan dalam penyuluhan /
perencanaan
Berikan informasi yang tepat untuk protokol perawatan
dalam situasi komunitas / RS serta di rumah.
Identifikasi kelompok pendukung untuk klien berisiko tinggi

6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan


adanya hipotensi

Kriteria Evaluasi
Klien berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan,
memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri
Klien mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang
dapt diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelamahan
dan kelelahan dan tanda vital dalam rentang normal
INTERVENSI KEPERAWATAN:
Kaji adanya pengembangan gejala-gejala
subyektif/obyektif
Kaji tanda-tanda / gejala-gejala dengan klien dan orang
terdekat
Bantu klien dalam menyusun kembali rutinitas setiap
hari untuk menurunkan aktivitas fisik
Identifikasi kebutuhan terhadap bantuan rumah tangga
dan adanya sumber-sumber yang tersedia

7. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar),


mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan.

Kriteria Evaluasi
Berpartisipasi dalam proses belajar
Mengasumsi tanggung jawab untuk belajar, mencari informasi
dan
menanyakan pertanyaan
Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan
pengobatan
Berpartisipasi dalam program pengobatan
Melakukan perubahan pola hidup
Intervensi Keperawatan
Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan perlunya
mencegah serangan jantung yang berulang
Dorong untuk menghindari faktor atau situasi sebagai
pencetus dari beban jantung yang semakin berat
Bantu klien/orang terdekat untuk mengidentifikasi
sumber fisik dan stres emosi dan diskusikan cara yang
dapat mereka hindari.

Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan


merokok, perubahan diet dan olahraga.
Dorong klien untuk mengikuti program yang sudah
ditentukan; pencegahan untuk menghindari kelelahan.
Diskusikan damapak penyakit jantung pada kehamilan
sesuai pola hidup yang diinginkan dan aktivitas, kerja
sampai pada aktivitas seksual dan hobi
Tunjukkan / dorong klien untuk memantau nadi sendiri
selama aktivitas, membuat jadwal aktivitas yang
mungkin dilakukan, hindari peregangan yang
berlebihan.
Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan
jantung mendadak, contohnya dengan menghentikan
aktivitas, pemberian obat bila perlu dan penggunaan
teknik relaksasi.
Kaji ulang obat-obat yang diberikan
Tekankan pentingnya pemeriksaan secara teratur pada
dokter
Memberikan informasi tertulis kepada keluarga tentang
jadwal pengobatan yang bisa dibawa pulang.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Kehamilan dengan penyakit jantung merupakan penyulit
kehamilan yang sangat kompleks, dimana angka kematian
yang terjadi sangat tinggi
Saran
1. Klien dengan penyakit jantung dalam kehamilan harus rajin
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan untuk
mendeteksi adanya keadaan abnormal lebih dini.
2. Klien disarankan memperbanyak istirahat untuk
mengurangi kebutuhan oksigen sehingga kerja jantung
untuk memompa darah bisa diturunkan.
3. Sebagai perawat disarankan untuk memberikan pendidikan
kesehatan yang tepat sehingga klien bisa mengerti dengan
kondisi penyakinya.
4. Perawat perlu menyiapkan psikologis ibu bila dalam suatu
kondisi janinnya harus dikeluarkan demi keselamatan ibu.

You might also like