Professional Documents
Culture Documents
Helmi
Ita
Septi
Elik
Latar Belakang
Etiologi
Perubahan
Faktor Predisposisi
1.Infeksi
kurangnya Hb yang berfungsi mengikat
O2 mengakibatkan pengadaan O2 tidak
memadai ke rahim dan janin sehingga
pada akhirnya akan meningkatkan curah
jantung.
2. Anemia
Infeksi juga dapat memicu timbulnya
stres fungsi jantung
3. Peningkatan ukuran (bulk) badan akan
meningkatkan beban jantung dan
anemia, denga peningkatan dari curah
jantung kompensatoir, juga merupakan
predisposisi timbulnya gagal jantung.
Manifestasi Klinik
Gejala Subyektif dari pasien :
1.Keletihan atau kesulitan bernapas
meningkat atau keduanya meningkat
saat melakukan aktifitas yang biasa
dilakukan.
2. Merasa tercekik (smoothering)
3. Sering batuk
4. Palpitasi : merasa bahwa jantungnya
betrdebar dengan keras.
5. Wajah, kaki, tungkai, jari-jari membengkak
( misalnya : cincin tidak lagi bisa masuk )
Gejala Objektif :
1. Nadi lemah dan cepat ( 100 kali per menit)
2. Edema di seluruh tubuh dan progresif.
3. Krekels (Rales) pada dasar paru setelah dua
kali inspirasi dan ekshalasi.
4. Orthopnea, dispnea meningkat.
5. Pernapasan yang cepat ( 25 kali per menit)
6. Batuk lembab dan kering.
7. Keletihan meningkat.
8. Sianosis pada bibir dan dasar kuku
Pemeriksaan Penunjang
terjadi keguguran.
Persalinan prematuritas atau berat
badan lahir rendah.
kematian perinatal yang makin
meningkat.
pertumbuhan dan perkembangan
janin mengalami hambatan
intelegensia atau fisik.
Prognosis
(1) Bagi ibu
Prognosis bergantung pada beratnya penyakit
yang diderita, umur dan penyulit-penyulit lain.
Pengawasan pengobatan, pimpinan persalinan
dan kerjasama dengan penderita serta kepatuhan
dalam mentaati larangan ikut menentukan
prognosis.
(2) Bagi bayi
Bila penyakit jantung tidak terlalu berat, tidak
begitu mempengaruhi kematian perinatal.
Namun pada penyakit yang berat, prognosis akan
buruk karena akan terjadi gawat janin.
Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan
klasifikasinya, yaitu:
Kelas I.
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
Kelas II.
Umumnya tidak perlu pengobatan tambahan,
hanya harus menghindari aktifitas yang berlebih,
terutama kehamilan 28-32 minggu. Pasien dirawat
bila ada perburukan.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan
sampai cukup bulan dan melahirkan pervaginam,
namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus
tidur malam cukup, 8-10 jam, istirahat tirah baring
minimal setengah jam setelah makan, diet rendah
garam, tinggi protein, membatasi masuknya
cairan (75 ml/jam), dan membatasi kegiatan.
Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
a.Data Subjektif :
Keletihan atau sulit bernafas.
Smoothering
Sering Batuk
b. Data Objektif:
Nadi lemah dan cepat (>100 kali/menit)
Edema seluruh tubuh dan progresif
Krekels(Rales)
Ortopnea, dispnea meningkat
Pernapasan Cepat (>25 kali/menit)
Batuk lembab dan kering]
Keletihan meningkat
Sianosis pada bibir dan kaku
Diagnosa
keperawatan
1.Perubahan Perfusi Jaringan berhubungan dengan
Kriteria Evaluasi
Intervensi Keperawatan
Ukur masukan dan keluaran, catat keseimbangan
positif (pemasukan melebihi pengeluaran). Timbang
berat badan tiap hari, dan catat peningkatan berat
badan 0,5 kg/hari
Awasi TD, CVP, catat adanya distensi vena
Awasi disaritmia. Auskultasi bunyi jantung, catat
terjadinya irama Gallop S3/S4
Kaji derajat perifer / edema dependen
Ukur lingkar abdomen
Dorong untuk tirah baring jika didapat edema
Berikan perawatan mulut sesering mungkin
Awasi albumin serum dan elektrolit, khususnya
natrium dan kalium
Kolaborasi
Awasi seri foto dada
.Batasi natrium dan cairan sesuai indikasi
Berikan obat-obatan seperti inotropik positif
Kriteria Evaluasi
Klien mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi pada
jaringan ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal
dan bebas gejala distress pernapasan
Klien berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas
kemampuan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kaji status pernapasan dengan sering, catat peningkatan
frekuensi, upaya pernapasan atau perubahan pola napas
Auskultasi jalan napas, catat krekels, mengi
Auskultasi irama dan frekuensi jantung
Kaji adanya sianosis
Observasi kecenderungan tidur, apatis, tidak perhatian,
gelisah, bingung, somnolen
Berikan periode istirahat yang cukup dan atur lingkungan
agar tenang / tidak menggangu pasien
Kriteria Evaluasi
Klien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan
cara sehat yang sesuai.
Klien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat
yang dapat diatasi
Klien menyatakan masalah tentang efek penyakit pada
pola hidup, posisi dalam keluarga
Klien menunjukkan strategi koping efektif atau
ketrampilan pemecahan masalah
Intervensi keperawatan:
Kaji pemahaman tentang patologi/ komplikasi mengenai
kehamilan. Tinjau riwayat, insiden, komplikasi, dsb.
Diskusikan perlunya pemantauan yang sering, misalnya
setiap 2 minggu selama 20 minggu pertama, lalu setiap
minggu setelah kelahiran
Berikan informasi dengan tepat mengenai diet,
istirahat/tidur, latihan, dan relaksasi.
Kriteria Evaluasi
Klien berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan,
memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri
Klien mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang
dapt diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelamahan
dan kelelahan dan tanda vital dalam rentang normal
INTERVENSI KEPERAWATAN:
Kaji adanya pengembangan gejala-gejala
subyektif/obyektif
Kaji tanda-tanda / gejala-gejala dengan klien dan orang
terdekat
Bantu klien dalam menyusun kembali rutinitas setiap
hari untuk menurunkan aktivitas fisik
Identifikasi kebutuhan terhadap bantuan rumah tangga
dan adanya sumber-sumber yang tersedia
Kriteria Evaluasi
Berpartisipasi dalam proses belajar
Mengasumsi tanggung jawab untuk belajar, mencari informasi
dan
menanyakan pertanyaan
Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan
pengobatan
Berpartisipasi dalam program pengobatan
Melakukan perubahan pola hidup
Intervensi Keperawatan
Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan perlunya
mencegah serangan jantung yang berulang
Dorong untuk menghindari faktor atau situasi sebagai
pencetus dari beban jantung yang semakin berat
Bantu klien/orang terdekat untuk mengidentifikasi
sumber fisik dan stres emosi dan diskusikan cara yang
dapat mereka hindari.