Professional Documents
Culture Documents
DALAM PENDIDIKAN
Makalah
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
yang diberikan oleh Drs. Amin Budiamin, M.Pd.
disusun oleh:
Ahmad Fatkhul Huda
1203566
Asep Zaenuri
1206003
Feridi
1206012
Husna Muttaqiyyah
1201758
Medy Heliansyah
1206013
1205799
Rendi Rahmat
1200441
1200257
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan
rahmat,
taufik,
dan
hidayah-Nya
sehingga
kami
dapat
Februari 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan Pembuatan.................................................................................... 2
1.4. Manfaat..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
2.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling...................................................... 4
2.1.1. Pengertian Bimbingan.................................................................... 4
2.1.2. Pengertian Konseling......................................................................7
2.2. Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling...................................8
2.3. Landasan Bimbingan dan Konseling...................................................... 14
2.4. Hubungan Bimbingan dan Konseling dengan Pendidikan..................... 29
2.5. Peranan dan Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan..........34
2.6. Urgensi Bimbingan dan Konseling.........................................................38
BAB III KESIMPULAN................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 43
ii
BAB I
PENDAHULUAN
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
1.4. Manfaat
a.
b.
c.
d.
e.
BAB II
PEMBAHASAN
individu
melalui
usahanya
sendiri
untuk
menemukan
dan
dan
Walquist
menyatakan
bimbingan
adalah
proses
yang
secara
maksimum
dalam
mengarahkan
manfaat
yang
hal
membuat
pilihan-pilihan,
penyesuaian
diri
dan
pemecahan
d.
serangkaian
pertemuan
langsung
dan
tatap
muka antara
guru
yang
dihadapinya
dan
mampu
mengarahkan
dirinya
untuk
b.
c.
d.
didirikannya suatu vocational bureau tahun 1908 oleh Frank Parsons yang utuk
selanjutnya dikenal sebagai Father of The Guedance Movement in American
Education. yang menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan
agar mereka dapat mengenal atau memahami berbagai perbuatan dan kelemahan
yang ada pada dirinya dengan tujuan agar dapat dipergunakan secara intelijensi
dengan memilih pekerjaan yang terbaik yang tepat bagi dirinya.
Menurut Arthur E. Trax and Robert D North, dalam bukunya yang berjudul
Techniques of Guidance, (1986), disebutkan beberapa kejadian penting yang
mewarnai sejarah bimbingan diantaranya:
a) Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Timbul
suatu
gerakan
kemanusiaan
yang
menitik
beratkan
pada
penyakit jiwa dan perhatian terhadap berbagai gejala, tingkat penyakit jiwa,
pengobatan, dan pencegahannya, karena ada suatu kesadaran bahwa penyakit ini
bisa diobati apabila ditemukan pada tingkat yang lebih dini. Gerakan ini
mendorong para pendidik untuk lebih peka terhadap masalah-masalah gangguan
kejiwaan, rasa tidak aman, dan kehilangan identitas diantara anak-anak muda.
d) Perubahan dalam masyarakat
Akibat dari perang dunia 1 dan 2, pengangguran, depresi, perkembangan
IPTEK, wajib belajar, mendorong beribu-ribu anak untuk masuk sekolah tanpa
mengetahui untuk apa mereka bersekolah. Perubahan masyarakat semacam ini
mendorong para pendidik untuk memperbaiki setiap anak sesuai dengan
kebutuhannya agar mereka dapat menyelesaikan pendidikannya dengan berhasil.
e)
kemampuan-kemampuan
dan
belajar
tentang
bimbingan
10
konvergensi. Dari pola pendidikan Taman Siswa tersebut telah nampak perhatian
dan
penghargaan
terhadap
potensi
seseorang
dan kemerdekaan
untuk
11
Perencanaan kegiatan
b)
Pelaksanaan kegiatan
c)
d)
e)
6)
Tindak lanjut
13
1.
Landasan Filosofis
Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: philos berarti
cinta, dan shopos berarti bijaksana. Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap
kebijaksanaan.
Landasan
filosofis
merupakan
landasan
yang
dapat
b.
Manusia
dapat
dihadapinya
belajar
apabila
mengatasi
dia
masalah-masalah
berusaha
yang
memanfaatkan
Manusia
berusaha
terus-menerus
memperkembangkan
dan
e.
14
f.
g.
h.
i.
Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam
suasana apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk
menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu.
15
c. Bekerja
Untuk memperoleh keuntungan ekonomis, psikologis dan sosial
yang kesemuanya itu akan menunjang kehidupan yang sehat bagi
diri sendiri dan orang lain.
d. Persahabatan
Persahabatan memberikan 3 keutamaan dalam hidup yaitu (1)
dukungan emosional (2) dukungan material, dan (3) dukungan
informasi.
e. Cinta
Penelitian flanagan 1978 (dalam Prayitno dan Erman Anti,
2004:144) menemukan bahwa pasangan hidup suami istri, anak dan
teman merupakan tiga pilar utama bagi keseluruhan pencipta
kebahagiaan manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Paparan tentang hakikat, tujuan dan tugas kehidupan manusia diatas
mempunyai implikasi kepada layanan bimbingan dan konseling.
2.
Landasan Religius
Dalam landasan religius Bimbingan dan Konseling diperlukan penekanan
16
Landasan Psikologis
Landasan
psikologis
merupakan
landasan
yang
dapat
memberikan
17
dan untuk
mengoptimalkan
dan
mewujudkannya
akhir
hayatnya,
diantaranya
meliputi
aspek
fisik
dan
18
19
Teori Pemrosesan Informasi; dan (3) Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini
mulai berkembang teori belajar alternatif konstruktivisme.
5) Kepribadian.
Abin Syamsuddin, 2003 (dalam artikel Akhmad Sudrajat, 2008)
mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang mencakup:
a.
b.
rangsangan-rangsangan
yang
datang
dari
lingkungan.
c.
d.
e.
f.
Upaya konselor dalam landasan ini adalah adanya perubahan tingkah laku
klien, baik dalam mengatasi masalahnya ataupun tujuan yang ingin dicapainya
dengan pemahaman tingkah laku yang jadi sasaran pelayanan memiliki latar
20
belakang yang berbeda. Konselor harus bisa memahami tingkah laku individu,
motif dan motifasi, pembawaan dan lingkungan, perkembangan individu, belajar,
balikan dan penguatan serta keprbadiannya.
4.
memberikan
pengaruh
yang
kuat
terhadap
sikap,
21
b.
d.
e.
f.
g.
pengarahan/pengganjaran/latihan
kepada
klien
22
konseling.
Bimbingan
dan
konseling
sebagai
ilmu
yang
dan
konseling
merupakan
ilmu
yang
bersifat
23
Landasan Pedagogis
Menurut Budi Santoso, 1992 (dalam Prayitno dan Erman Amti,
2004:180) pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang
universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi social.
Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari
tiga segi, (Prayitno dan Erman Amti 2004:181-186) yaitu:
1) Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Individu: Bimbingan
Merupakan Bentuk Upaya Pendidikan.
Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Seorang bagi
manusia hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan
budaya hanya melalui pendidikan. Tanpa pendidikan, bagi manusia yang
telah lahir itu tidak akan mampu memperkembangkan dimensi
keindividualannya, kesosialisasinya, kesosilaanya dan keberagamaanya.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
24
Bimbingan
dan
Konseling
disamping
memperkuat
25
Landasan Yuridis-Formal
Landasan yuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan
perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan
dan konseling, yang bersumber dari Undang-Undang Dasar, Undang
Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai aturan dan
pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan dan
konseling di Indonesia.
1) Kurikulum 1975. Tiga jenis layanan pada jalur pendidikan formal,
yaitu :
a.
b.
Layanan pembelajaran.
c.
pelaksanaan
program
bimbingan,
analisis
hasil
26
27
ini
yang
sedemikian
cepat
menimbulkan
lembaga
pendidikan
formal,
sekolah
termasuk
madrasah
28
pada
hakikatnya
merupakan
usaha
sadar
untuk
29
b.
c.
d.
Membantu
(membimbing)
setiap
siswa
dalam
mengatasi
keniscayaan bagi setiap calon guru dan guru untuk menguasai bimbingan dan
konseling.
4. Faktor psikologis
Dalam proses pendidikan
disekolah termasuk
madrasah,
siswa
30
31
32
pendidikan
yang
tercipta
tidak
hanya
akan
menciptakan
33
siswa untuk datang membuka diri tanpa waswas akan privacy-nya. Di sana
menjadi tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem dibantu untuk
diuraikan, sekaligus setiap kebanggaan diri diteguhkan. Bahkan orangtua
siswa dapat mengambil manfaat dari pelayanan bimbingan di sekolah, sejauh
mereka dapat ditolong untuk lebih mengerti akan anak mereka.
Dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang
didalamnya memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya
disusun dan dilaksanakannya program pengembangan diri yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan social,
belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus
dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka
kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan
bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan
diri
(self
actualization)
dan
pengembangan
kapasitasnya
(capacity
dan fasilitas
yang
dimiliki. Pendidikan
memang
menyangkut hal itu semua, namun lebih dari itu semuanya. Pendidikan
merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi
individu (siswa).
34
ini
merupakan
bidang
kegiatan
yang
menyangkut
35
kesempatan
untuk
mengembangkan
setiap
potensi
yang
36
mempersukar
hubungan
dengan
orang
lain,
atau
yang
bahwa
pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
37
adegan
mengajar
yang
layaknya
dilakukan
guru
sebagai
(UU No.
20/2003, pasal 1 ayat 6). Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi
antara tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak menghilangkan arti
bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks tugas,
ekspektasi kinerja, dan setting layanan spesifik yang mengandung keunikan
dan perbedaan.
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan
dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada
atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas,
namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta
didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai
tugas-tugas perkembangannya secara optimal (menyangkut aspek fisik,
emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
38
b)
c)
d)
b)
39
c)
d)
e)
f)
Menyesuaikan
diri
dengan
keadaan
dan
tuntutan
dari
lingkungannya.
g)
40
BAB III
KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai seperangkat program
pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok
untuk membantu peserta didik melaksanakan kehidupan sehari-hari secara
mandiri dan berkembang secara optimal, serta membantu peserta didik menguasai
masalah yang dialaminya.
Latar belakang yang mendorong lahirnya bimbingan dan konseling adalah
perkembangan dan perubahan masyarakat yang terjadi secara evolutif, diikuti
dengan perkembangan berbagai lembaga. Landasan Bimbingan dan Konseling
(BK) adalah fondasi di dalam penyelenggaraan proses bantuan atau proses
pelayanan konselor terhadap konseli.
Pelayanan bimbigan dan konseling diperlukan dalam dunia pendidikan
terutama dalam lingkup sekolah atau madrasah. Peran bimbingan dan konseling
dalam
meningkatkan
mutu
pendidikan
seperti
yang
telah
disebutkan
sebelumnya, tidak hanya terbatas pada bimbingan yang bersifat akademik tetapi
juga sosial, pribadi, intelektual dan pemberian nilai. Layanan bimbingan dan
konseling di Sekolah/Madrasah sangat dibutuhkan, karena banyaknya masalah
peserta didik di Sekolah/Madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan
pengarahan diri dalam memilih dan mengambil keputusan.
41
DAFTAR PUSTAKA
Badrujaman, Aip.2010.Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan
Konseling. Jakarta: Permata Puri Media.
Husni. (2011). Landasan Filosofis Bimbingan Dan Konseling. [Online].
Tersedia :
https://abdillahhusni.wordpress.com/2011/03/18/landasan-filosofis-bimbinga
n-dan-konseling/ [26 Februari 2015].
Fuzan. (2014). Landasan Ilmiah dan Teknologi di dalam Bimbingan dan
Konseling. [Online].Tersedia :
https://www.academia.edu/9643897/Landasan_Ilmiah_dan_Teknologi_di_da
lam_Bimbingan_dan_Konseling/ [26 Februari 2015].
Hendra.(2013). Landasan Bimbingan dan Konseling. [Online]. Tersedia :
http://www.hendraanisman.web.id/2013/11/landasan-bimbingan-dan-konseli
ng.html [26 Februari 2015].
Muawanah
Elfi
dan
Rifa
Hidayah.2009.
Bimbingan
Konseling
http://butterfly31girl.blogspot.com/2012/05/sejarah-perkembangan-bimbingan-da
n.html?m=1 [25 februari 2015]
http://cecepopandi.blogspot.com/2014/01/latar-belakang-pekembangan-bimbinga
n.html?m=1 [25 februari 2015]
https://laskarcharles.wordpress.com/2011/07/21/bimbingan-dan-konseling-dalampendidikan/ [26 Februari 2015]
http://dinafatma92.blogspot.com/2013/11/bimbingan-penyuluhan-bk.html
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34597334/bimbingan_konseli
ng.docx [26 Februari 2015].
42