You are on page 1of 28

ASUHAN KEPERAWATAN

GAGAL JANTUNG

Ns.Tina Agustari, S.Kep, cwcca

Tujuan
1. Menyebutkan pengertian gagal
jantung
2. Menjelaskan patofisiologi gagal
jantung
3. Menguraikan manifestasi klinis gagal
jantung
4. Menjelaskan evaluasi diagnostik gagal
jantung
5. Menjelaskan terapi medis gagal
jantung
6. Memaparkan asuhan keperawatan
gagal jantung

Pengertian
Gagal Jantung adalah suatu sindroma
klinik yang didasari oleh adanya
abnormalitas struktur jantung atau fungsi
jantung
yang
mengakibatkan
ketidakmampuan
jantung
untuk
memompakan darah ke seluruh jaringan
tubuh.

New York Heart Association (NYHA)


Kelas I : Tidak ada pembatasan aktivitas,

Aktivitas tidak menimbulkan sesak nafas, rasa


capek, atau berdebar-debar.
Kelas II : Ada pembatasan ringan aktivitas. Saat
istirahat tidak ada keluhan, akan tetapi aktivitas
sehari-hari dapat menimbulkan rasa capek,
berdebar atau sesak nafas
Kelas III: Pembatasan yang jelas dari aktivitas
fisik. Saat istirahat tidak ada keluhan, namun
aktivitas sehari-hari yang ringan sekalipun sudah
menimbulkan keluhan.

Kelas IV: Tidak mampu melakukan sesuatu

aktivitas fisik tanpa perasaan tidak nyaman.


Simptom gagal jantung sudah ada, bahkan saat
istirahat sekalipun, dan akan meningkat setiap
aktivitas yang ringan
sekalipun.

EPIDEMIOLOGI
Problem kesehatan terutama di negara maju.

Semakin bertambah umur, semakin tinggi


kemungkinan mengalami gagal jantung.
Di USA setiap tahunnya lebih dari 1 juta orang
dengan kematian 50.000 orang.
Eropa diperkirakan 10 juta orang menderita gagal
jantung
Prognosa :
- 50% penderita GJ meninggal pada 4 tahun
pertama
- Lebih dari 50% GJ berat meninggal dalam tahun
pertama

ETIOLOGI (1)
Abnormalitas

fungsi jantung pada GJ dapat


terjadi pada fase systole atau pada fase diastole.
GJ sistolik timbul sebagai akibat berkurangnya
kontraktilitas sistolik miokard, stroke volume
berkurang,
cardiac
output
berkurang,
pengosongan LV tidak adekuat, terjadi dilatasi
jantung, bahkan dapat terjadi peninggian tekanan
distolik ventrikel.

ETIOLOGI (2)
GJ Diastolik
Pada dasarnya diakibatkan oleh gangguan
relaksasi dan pengisian LV.
Bisa bersifat sementara seperti pada ischemia
Dinding jantung biasanya jadi kaku, menebal dan
lain-lainnya.

PATOFISIOLOGI
Berdasarkan (onset) GJ dapat dibagi menjadi :
1. Gagal Jantung Akut (GJA/AHF)
2. Gagal Jantung Kronik (GJK/CHF)
GJA masih dibagi menjadi 2 :
3. GJA Acute de novo, dimana sebelumnya
tidak terdeteksi adanya kelainan jantung
(GJA ec.acute infarc)
2. Acute on chronic heart failure/ eksaserbasi
akut dari GJK.

Patofisiologi
Gagal Jantung :
- Stroke volume
- Cardiac output
- Tekanan after load
- Volume dan tekanan di LV
- Tekanan pengisian LV

MEKANISME ADAPTASI GAGAL


JANTUNG

Sistem Saraf Adrenergik


GJ * Stimulasi saraf simpatis Kadar epineprine
meningkat
kontraktilitas meningkat (GJA)
* Rangsangan saraf simpatis yang lama
meningkatkan
resistensi perifer meningkat -- After load
meningkat (GJK)

MEKANISME ADAPTASI GAGAL JANTUNG

Cardiac out put berkurang


* Peningkatan Angiotensin II Vasokontriksi
* Peningkatan Aldosterone retensi air dan
garam

Manifestasi Klinis
Gagal jantung kanan
Tekanan di RV meninggi, diteruskan ke atrium
kanan dan venacava

JVP meninggi
hepatomegali
edema perifer

Manifestasi Klinis
Gagal Jantung Kiri
Dimana LV overload tekanan dalam atrium kiri
meningkat seterusnya vena pulmonalis timbul
kongesti paru

sesak nafas
dyspnea
orthopnea

Manifestasi Klinis
Gagal Jantung Kongestive (CHF) kombinasi
gagal jantung kiri & gagal jantung kanan
Diagnosis CHF berdasarkan :
I.
Simptom dari GJ, saat istirahat atau saat
beraktivitas.
II.
Disfungsi jantung sistolik/ diastolik dari
Echokardiografi
III. Respons yang baik terhadap terapi CHF
Cat : Kriteria I dan II harus ada

Evaluasi Diagnostik
1. Elektrokardiografi
- Dapat mendeteksi etiologi GJ
2. Thorax Foto
- Sangat perlu untuk diagnosis initial dari
GJ
- Deteksi kardiomegali dan kongesti paru

Evaluasi Diagnostik
3. Pemeriksaan Laboratorium
- darah lengkap, urinalisa, fungsi ginjal, gula
darah, dan enzim jantung.
4. Echokardiografi
-

Gold standart untuk evaluasi disfungsi LV,


diatolik dan sistolik

- Mendeteksi seberapa beratnya disfungsi


ventrikel kiri ( ejection fraction).

Terapi medis
I. Prevention a primary objective
a. Mencegah dan mengontrol supaya tidak
masuk ke dalam disfungsi LV atau GJ
b. Mencegah progesi menjadi GJ, apabila
disfungsi LV sudah diketahui
II. Memelihara dan meningkatkan kualitas hidup
III.Memperbaiki kelangsungan hidup (improved
survival)

Terapi medis
a.Timbulnya disfungsi LV atau GJ mungkin

bisa ditunda atau dicegah, misalnya


pengobatan hipertensi dengan, atau PJK
b. Merupakan primary objective.
c. Sekali dideteksi adanya disfungsi LV
sesama faktor yang mendasarinya
(underliying disease)

Manajemen Non Farmakologis


Edukasi pasien dan keluarga
Monitor berat badan
Kurangi konsumsi garam
Mengurangi asupan cairan 1,5 2 liter
perhari
Hindari alkohol
Bila ada obesitas, BB harus dikuruskan,
hati-hati terhadap malnutrisi
Hindari Merokok

Manajemen Non Farmakologis


Saat bepergian hindari udara yang terlalu dingin

dan panas
Sexsual activity perlu konseling
Penjelasan mengenai obat-obatan misalnya
diuretik, bisa disesuaikan sendiri oleh pasien
Obat-obat yang harus hati-hati yaitu obat-obat
yang dapat mengganggu fungsi jantung

Terapi Farmakologis
II. Diuretiks

III. Beta Blockers


V. Digitalis
VI. NITRAT (cedocard, dll)
VII. Anti Thrombotik (Aspirin/ terutama
bila ada AF (Atrial Fibrilasi)

Mechanical Devices dan Operasi


VIII. Mechanical Devices
- Pemasangan Intra Ventrikuler
Cardiac Devices,
- Cardio Verter Mengatasi aritmia

IX.

Operasi
-

Transplantasi Jantung
- CABG / PTCA
- Koreksi Valvuler

Diagnosa Keperawatan (NANDA)


Intoleransi aktivitas
Curah jantung menurun
Kelelahan (Fatique)
Kelebihan volume cairan
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Intoleransi aktivitas
Kaji repon emosi, soaial, dan spiritual
Evaluasi motivasi dan keinginan pasien u

meningkatkan aktifitas
Tentukan penyebab keletihan
Pantau respon kardiorespiratori terhadap
aktivitas
Pantao asupan nutrisi untuk memastikan
keadekuatan energi
Kolaborasi dalam pemberian terapi
farmakologis
Hindari aktifitas yang berlebihan
Ciptakan suasana lingkunyan yang nyaman
Bantu aktivitas harian

Curah jantung menurun


Kaji TTV
Pantau adanya kelebihan cairan seperti

edema,
Pantau intake output
Ajarkan penggunaan, dosis, frekuensi, dan
efek samping dari terapi pengobatan
Berikan informasi dalam penurunan stres
Kolaborasi dalam pemberian obat penurun TD
atur posisi sesuai dengan kebutuhan
Observasipemberian cairan intravna
Pertahankan aktifitas yang dibutuhkan
Hilangkan stresor lingkungan

Keletihan
Pantau adanya keletihan fisik
Pantau respon kardiorespirasi terhadap

aktifitas
Pantau asupan nutrisi
Ajarkan pengaturan aktifitas pada pasien
Kolaborasi dalam pemberian terapi
Bantu pasien dalam mengidentifikasi
tindakan yang dapat meningkatkan keletihan.
Dukung pembatsan interaksi sosial
Bantu dalam pemenuhan aktifitas harian

You might also like