You are on page 1of 11

Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamim, puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi
kami kesempatan dan memberi kami kemampuan untuk membuat makalah yang
berjudul Surah Asy-Syura Ayat 38 Tentang Bermusyawarah dan Beriman Kepada
Malaikat ini.
Tak lupa kami juga berterimakasih kepada guru pembimbing kami Ibu Ramaini
S.Ag yang telah membimbing kami dalam menjalani pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMA Negri 1 Tembilahan Hulu sehingga kami jadi bisa lebih mengerti tentang ajaran
agama islam
Dalam pembuatan makalah ini kami sangat yakin bahwasanya ada banyak sekali
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami harap mendapatkan keritik dan saran
ataupun pertanyaan agar kami bisa membuatnya menjadi lebih baik kedepannya.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua orang
Tembilahan

Kelompok 2

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Demokrasi merupakan suatu paham yang didalamnya mengandung asas-asas
musyawarah yang pernah dilakukan Rasulullah SAW semasa hidup beliau dan
diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Quranul-Karim. Indonesia juga merupakan
negara demokrasi, akan tetapi demokrasi di Indonesia adalah demokrasi pancasila
yang didasarkan pada sila-sila yang terdapat dalam pancasila tersebut.
Seperti halnya ajaran islam demokrasi juga menjunjung nilai persatuan dan
kesatuan, maka dari itu kita sebagai generasi bangsa indonesia haruslah tahu tentang
demokrasi. Dalam Al-Quran ada beberapa ayat yang menerangkan tentang demokrasi,
salah satunya yaitu QS Asy-Syuura: 38.

B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa arti dari QS asy-Syuura: 38?
2. Apa kandungan dari QS asy-Syuura : 38?
3. Bagaimana menerapkan perilaku hidup demokrasi seperti terkandung dalam QS n
QS Asy-Syuura: 38 dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana peran dan tugas malaikan yang berhubungan dengan manusia?
5. Bagaimana sifat dan perilaku orang yang beriman kepada malaikat?
6. Apa contoh perilaku beriman kepada malaikat yang patut ditiru?

Bab II

Pembahasan
A. Q.S. Asy-Syura : 38



()
Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka. (QS Asy Syura : 38)
1. Arti Perkata dan Tajwid
Kata

Arti
menerima (mematuhi)
seruan
Tuhannya
mendirikan
sholat,
sedangkan urusan

Kata

Arti
(diputuskan) dengan

musyawarah
antara meraka
dan sebagian dari
rizki yang kami berikan

mereka

kepada mereka
mereka menafkahkan

Penerapan Tajwid
Pada ayat di atas terdapat bacaan qolqolah yang artinya mengeper atau
memantul. Bacaan ini terjadi apabila ada huruf qolqolah ( , , , ,).
Qolqolah ada dua macam yaitu :
a. Qolqolah sughra adalah bunyi huruf qolqolah yang matinya asli.
b. Qolqolah kubra adalah bunyi huruf qolqolah yang matinya bukan asli, dia mati
karena dihentikan.
2. Tafsir Surah Asy-Syura Ayat 38 oleh Prof. Dr. Hamka
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
shalat (Pangkal ayat 38) pada bagian awal dari ayat ini Allah memberitahukan bahwa
orang yang beriman kepada Allah, mematuhi perintah allah dan menjauhi larangannya
akan mendapatkan rezeki dan anugrah oleh Allah. Karena sesungguhnya Allah
bertanya: Percayakah engkau kepadaku? Tentu kita jawab: Percaya! lalu Allah
bertanya lagi: Sudahkah engkau mematuhi seruanku? Apa jawab kita? Diantara
sekalian ajakan Allah itu, di ayat ini ditegaskan satu hal, yaitu: Dan mereka mendirikan
sembahyang. Sebab sembahyang itu ialah tanda pertama dan utama dari iman.
Sembahyang ialah masa berhubungan dengan tuhan sekurangnya lima kali sehari
semalam. Sembahyang memang berat mengerjakannya, kecuali bagi orang yang
hatinya memang khusyu. Meskipun seseorang itu baik dengan sesamanya manusia,
kalau dia tidak mendirikan sembahyang, terbuktilah hibungannya dengan Tuhan tidak
baik. Dan ditambah lagi oleh contoh teladan Nabi s.a.w., hendaklah sembahyang itu
berjamaan, dan hendaknya pula berjumat. Maka sejalan dengan menguatkan
hubungan dengan Tuhan, kamu rapatkan pula hubungan sesama manusia, khususnya

sesamamu yang beriman. Maka dataglah lanjutan ayat: Sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarat antara mereka sebab sudah jelas bahwa urusan itu
ada yang urusan pribadi dan ada urusan yang mengenai kepentingan bersama. Maka
yang mengenai bersama itu dimusyawaratkan bersama, supaya ringan sama dijinjing,
berat sama dipikul. Itu sebabnya maka ujung ayat dipatrikan dengan dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka (ujung ayat 38).
Sebab suatu musyawarat tentang urusan bersama tidak akan mendapat hasil yang
diharapkan kalau orang tidak mau menafkahkan sebagahian kepunyaan peribadinya
untuk kepentingan bersama.
3. Sifat-sifat Orang Beriman Berdasarkan Q.S. Asy-Syura Ayat 38
QS. Asy Syura 38 diatas menjelaskan sifat-sifat orang yang beriman yang akan
memasuki surga Yaitu :
a. Senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya
b. Disiplin dalam mengerjakan shalat yang hukumnya wajib
c. Selalu bermusyawarah, dalam hal-hal yang perlu dimusyawarahkan (urusan
dunia)
d. Menafkahkan sebagian rizki yang dikaruniakan Allah, untuk hal-hal yang diridhaiNya

Sikap dan Perilaku orang yang beriman


a. Menunjukkan sikap lemah lembut terhadap sesama manusia dan tidak
memaksakan kehendak
b. Menunjukkan kejujuran dalam mengemukakan pendapat dan menyampaikan
informasi
c. Ikhlas memberikan maaf atas kesalahan orang lain walaupun tanpa diminta
d. Menghormati atau menghargai pendapat dan saran orang lain meskipun merasa
dirinya benar
e. Mendahulukan cara musyawarah dalam mencari mufakat atau solusi
f. Mampu mengendalikan emosi di setiap keadaan, menjauhi sikap egois dan tidak
otoriter
Musyawarah termasuk salah satu sifat orang yang beriman, hal ini perlu
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim terutama dalam hal-hal yang
memang perlu dimusyawarahkan, misalnya : Hal yang sangat penting, sesuatu yang
ada hubungannya dengan orang banyak / masyarakat, pengambilan keputusan dan
lain-lain.
Dalam kehidupan bermasyarakat musyawarah sangat penting karena :
a.
Permasalahan yang sulit menjadi mudah karena dipecahkan oleh orang
banyak lebih-lebih kalau yang membahas orang yang ahli.
b.
Akan terjadi kesepahaman dalam bertindak.
c.
Menghindari prasangka yang negatif, terutama masalah yang ada
hubungannya dengan orang banyak
d.
Melatih diri menerima saran dan kritik dari orang lain
e.
Berlatih menghargai pendapat orang lain.
4. Perintah Allah yang terkandung dalam surah Asy-Syura Ayat 38
a. Setiap hari kita harus selalu berusaha semaksimal mungkin untuk senantiasa
menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
b. Sebagai seorang muslim kita harus menjalankan Shalat wajib sesuai ketentuan
syariat Islam dengan tertib.
c. Kita senantiasa mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam
menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi.
d. Kita juga harus menyisihkan sebagian harta kita bagi orang-orang yang tidak
mampu.

B. Iman Kepada Para Malaikat


1. Pengertian Malaikat
Menurut bahasa, kata Malaikat merupakan kata jamak yang berasal dari Arab
malak ( )yang berarti kekuatan, yang berasal dari kata mashdar al-alukah yang
berarti risalah atau misi, kemudian sang pembawa misi biasanya disebut dengan ArRasul.
Malaikat diciptakan oleh Allah terbuat dari cahaya (nuur), berdasarkan salah satu
hadist Muhammad, Malaikat telah diciptakan dari cahaya.
Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat
maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat
mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah
menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepadaNya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat,
hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.
Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak
maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan
Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan
rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim
2. Pengertian Iman Kepada Malaikat
Iman Kepada Malaikat yaitu meyakini tanpa ragu di dalam hati dan pikiran bahwa
selain menciptakan manusia Allah juga mneciptakan malaikat dari cahaya, dan bahwa
malaikat itu adalah makhluk yang paling taat dan tidak sekalipun berbuat maksiat.
Dalil:

Dan barang siapa yang kafir terhadap Allah, malaikat-malaikatNya , kitab-kitabNya, RasulrasulNya dan hari akhirat maka sungguh dia dalam kesesatan yang nyata. (AnNisa': 136)

Barang siapa menjadi musuh Allah dan malaikat-malaikatNya dan Rasul-rasulNya dan jibril
dan mikail maka Sungguh Allah musuh orang-orang kafir. ( AlBaqarah: 98)

3. Sifat-sifat Malaikat
1. Wujudnya halus tak nampak mata
2. Tidak laki-laki dan tidak perempuan dan tidak menikah. (lihat As-shafat:149-152)

Ar
tinya:
Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah): "Apakah
untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki, atau apakah
Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka
menyaksikan(nya)? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya
benar-benar mengatakan: "Allah beranak". Dan sesungguhnya mereka benar-benar
orang yang berdusta.
3. Memiliki ajnihah. Lihat Surat Fathir ayat 1.

Ar
tinya:
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya
apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
4. Hamba Allah yang mulia, tidak sekalipun menentang perintah Allah .( At Tahrim: 6)

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
5. Hukum beriman Kepada Malaikat
Sebagai umat islam beriman kepada malaikat hukumnya fardu ain. Adapun
perintah untuk beriman kepada malaiakat tersurah dalam firman Allah swt. di dalam
surat Al Baqarah ayat 285, dan hadis Nabi saw.

Artinya:
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan
mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami
ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".
Hadits Rasullullah:


Artinya: iman ialah engkau percaya kepada Allah Swt dan malaikatNya. [ H.R. Bukhari]
6. Kedudukan Manusia dan Malaikat Disisi Allah
Strata manusia lebih sempurna dan mulia di sisi Allah ketimbang malaikat. Firman
Allah swt. dalam QS AL-Isra ayat 70 :

Artinya:
dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka
dari darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami
lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakandengan kelebihan ang
sempurna. (QS Al-Isra 17 :70)
Oleh sebab itu Allah swt. mengangkat menusia menjadi khalifah/ wakil Allah (QS
2: 30).

Artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui".

Keterkaitan manusia dan malaikat terletak pada kedudukan dan tugasnya yang
berbeda, yaitu sebagai berikut.
Manusia adalah hamba Allah swt. mengangkat manusia menjadi khalifah di muka
bumi yang bertugas untuk mengelola dan memakmurkan bumi dengan sebaikbaiknya untuk kesejahteraan makhluk lainnya, khususnya manusia
Malaikat adalah hamba Allah swt. dan utusannya yang bertuas antara lain
mengawasi/ menjaga perbuatan manusia saat melaksanakan fungsinya sebagai
penguasa khalifah (QS 13 : 11).

Artinya:
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka
dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.(QS: Ar-Ra'd Ayat: 11)

Dengan demikian, sesungguhnya malaikat dan manisia adalah sama-sama utusan


Allah swt. sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Hajj 22 :75 sebagai berikut.

Artinya:
Allah memilih para utusan (-Nya) dari malaikat dan dari manusia.
sesungguhnyaAllah Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS Al-Hajj 22 : 75)
7. Perbedaan Manusia dan Malaikat
Malaikat
1. Gaib
2. Tercipta dari cahaya
3. Tidak makan, minum dan tidur
4. Selau taat kepada Allah swt. setiap waktu
5. Tidak mempunyai nafsu
6. Memiliki akal pikiran yang bersifat statis
7. Mengawasi/menjagamanusia sebagai khalifah
8. Tidak berjenis kelamin
Manusia
1. Nyata
2. Tercipta dari tanah
3. Makan, minum dan tidur
4. Ada yang taat dan ada yang durhaka
5. Mempunyai nafsu
6. Memiliki akal pikiran yang dinamis

7. Mengatur, mengelola bumi sebagai khalifah


8. Berjenis kelamin
8. Tabiat Para Malaikat
tabiat malaikat diantaranya adalah sebagai berikut.
tidak akan pernah menyekutukan Allah, kaena hanya kepada Allah bersjud.
Takut kepada-Nya dan tidak akan penah menyombongkan diri.
Melaksanakan apa yang diperintakan Allah tanpa memantah sedikitpun.
Malaikat adalah hamba-hamba yang dimuliakan dan tidak pernah mendahului Allah,
sebelum ada perintah dari-Nya.
9. Tugas Malaikat
Para malaikat yang tugasnya berhubungan dengan alam dunia atau umat
manusia, seperti:
1. Malaikat Jibril, yang bernama Ruhul Amin (ruh yang terpercaya), Ruhul Qudus (ruh
yang suci), dan Namus bertugas menyampaikan wahyu (firman atau petunjuk Allah
SWT) pada para nabi atau rasul, dari semenjak rasul pertama Nabi Adam AS
sampai dengan rasul terakhir Nabi Muhammad SWT. Dengan demikian tugas
Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada para nabi atau rasul berakhir, setelah
wafatnya Nabi Muhammad SAW sebagai Khatamul Anbiyai Wal Mursalin (Penutup
para nabi dan para rasul)
2. Malaikat Mikail bertugas membagi rezeki kepada seluruh makhluk, seperti
makanan, minuman, dan menurunkan hujan.
3. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa seluruh makhluk hidup, seperti manusia,
hewan, jin, setan dan juga bangsa malaikan, jika sudah tiba saatnya
4. Malaikat Israfil bertugas sebagai peniup sangkakala, jika Hari Kiamat telah tiba
saatnya.
5. Malaikat Raqib bertugas mencatat segala sikap, tutur kata, dan perbuatan manusia
yang baik
6. Malaikat Atid bertugas mencatat segala sikap, tutur kata, dan perbuatan manusia
yang bururk.
7. Malaikat Munkar bertugas memberikan pertanyaan-pertanyaan pada setiap
manusia yang hidup di alam kubur
8. Malaikat Nakir bertugas sama dengan malaikat Munkar yaitu menanyai pertanyaan
kepada setiap manusia yang hidup dialam kubur
9. Malaikat Malik bertugas sebagai penjaga neraka
10. Malaikat Ridwan bertugas sebagai penjaga surga
10. Tanda-Tanda Beriman Kepada Malaikat
Mempercayai atau meyakini dalam hati bahwa malaikat adalah makhluk gaib yang
lebih dulu diciptakan Allah SWT daripada manusia dan yang asal kejadiannya dari
nur atau cahaya
Mempercayai atau meyakini dalam hati bahwa para malaikat bersifat
Mempercayai atau meyakini dalam hati bahwa tugas para malaikat itu bermacammacam, ada yang berkaitan dengan alam rohani dan ada pula yang berhubungan
dengan alam dunia, khususnya umat manusia
Meyakini bahwa orang-orang yang beriman dan beramal saleh itu kedudukannya
lebih tinggi dari para malaikat
Pernyataan lisa, bahwa ia percaya kepada adanya para malaikat dan sifat-sifatnya
sesuai dengan penjelasan Al-Quran dan Hadits
Ia melakukan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan beriman kepada malaikat.

11. Contoh-Contoh Perilaku Beriman Kepada Malaikat

Selalu berkata yang baik-baik saja, kalau tidak bisa lebih baik diam
Perilakunya senantiasa termasuk akhlak mulia yang mendatangkat manfaat bagi
pelakunya dan orang lain
Perilaku orang beriman dengan orang beriman lainnya akan saling membantu dan
saling menguatkan dalam hal-hal positif yang diridhai Allah SWT
Perilaku orang beriman itu kalau berada pada situasi yang menyenangkan
(memperoleh nikmat) ia akan bersyukur yakni berterimakasih pada Allah SWT
dengan cara memelihara dan meningkatkan takwa. Sedangkan kalau ia berada
pada situasi yang menyusahkan (mendapat musibah) ia akan bersabar yaitu tidak
akan gelisah dan keluh kesah dan tetap bertakwa kepada Allah Azza Wajalla.
Selain itu seorang yang beriman pada malaikat akan memuliakan malaikat dan
merasa malu kalau berbuat dosa, karena ia yakin perbuatan dosanya selalu
disaksikan malaikat

Daftar Pustaka
Ar-Rifai, Syekh Usamah. 2008. Tafsirul Wajiz. Jakarta: Gema Insani
Quthb, Sayyid. 2001. Tafsir Fi Zhilalil Quran Di Bawah Naungan Al-Quran Jilid 2.
jakarta: Gema Insani Press
Yunus, Mahmud. 2004. Tafsir Quran karim. Jakarta: PT. HidaKarya Agung
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Hamka.2003. Tafsir Al-Azhar Jilid 9. Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd

You might also like