You are on page 1of 16

BLOK REPRODUKSI

Analisis Film
FETAL DEVELOPMENT dan PERUBAHAN YANG TERJADI PADA
MATERNAL
SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis terjadi pada tubulus seminiferus selama masa seksual aktif akibat
stimulasi oleh hormon gonadotropin kelenjar hipofisis anterior yang dimulai rata-rata pada
umur 13 tahun dan terus berlanjut hampir diseluruh sisa kehidupan. Pada tahp pertama sel-sel
spermatogonia akan bermigrasi diantara sel-sel sertoli menuju lumen sentral tubulus
seminiferus. Spermatogonia yang menembus pertahanan masuk ke lapisan sel sertoli yang
akan dimodifikasi secara berangsur-angsur dan membesar untuk membentuk spermatid
primer yang besar. Setiap spermatosit tersebut akan mengalami pembelahan mitosis untuk
membentuk dua spermatosit sekunder. Setelah beberapa hari, spermatosit sekunder ini akan
membelah menjadi spermatid dan akan dimodifikasi menjadi spermatozoa (sperma)
Selama masa pergantian dari tahap spermatosit menjadi spermatid, 46 (23 pasang) kromosom
spermatozoa dibagi menjadi 23 kromosom yang diberikan pada satu spermatid dan sisanya
pada spermatid kedua.keseluruhan proses spermatogenesis ini membutuhkan waktu sekitar 74
hari.
Hormon yang berperan pada spermatogenesis adalah:

Testosteron, yang disekresikan oleh sel-sel leydig yang terletak pada interstisium testis,
penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal testis yang merupakan tahap

pertama pembentukan sperma.


Leutenzing Hormon, disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior, merangsang sel leydig

untuk menghasilkan testosteron.


Folicle Stimulating Hormaon (FSH), disekresikan kelenjar hipofisis anterior. Berfungsi

merangsang sel-sel sertoli, sehingga spermatid dapat diubah menjadi spermatozoa.


Esterogen, dibentuk oleh sel-sel sertoli setelah dirangsang FSH, penting untuk

spermiogenesis.
Growth Hormon, meningkatkan pertumbuhan secara spesifik meningkatkan pembelahan awal
spermatogonia itu sendiri. Bila tidak ada Growth Hormon seperti pada dwarfisme,
spermatogenesis sangat berkurang.

Pematangan sel sperma:

Ketika spermatid dibentuk pertama kali, ia memiliki sifat-sifat yang lazim dari sel-sel
epiteloid namun spermatid tersebut segera berdiferensiasi dan memanjang menjadi
spermatozoa.sperma yang dihasilkan tubulus seminiferus merupakan sperma yang tidak motil
dan tidak membuahi ovum. Pematangan terjadi pada tubulus ependidimis yang panjangnya 6
meter, setelah 18-24 jam sperma memiliki kemampuan motilitas , walaupun beberapa
inhibitor masih mencegah pergerakannya.
Masing-masing spermatozoa terdiri atas kepala dan ekor. Kepala terdiri dari inti sel padat
dengan sedikit sitoplasma dan lapisan membran sel disekeliling permukaannya. Dibagian
luarnya pada dua pertiga anterior kepalanya terdapat selubung tebal yang disebut
akrosomyang terutama dibentuk oleh hialuronidase (yang dapat mencerna proteoglikan
jaringan) dan enzim proteolitik yang sangat kuat(mencerna Protein). Bagian ekornya
(flagelum) terdiri dari Kerangka pusat yang dibentuk oleh 11 mikrotubulus yang secara
keseluruhan disebut aksonema. Membran sel tipis yang menutupi aksonema. Sekelompk
mitokondria yang mengelilingi aksonemadi bagian proksimal ekor (disebut badan ekor).
Menyediakan ATP untuk pergerakan spermatozoa. Gerakan flagela memberikan motilitas
pada sperma, gerakan ini disebabkan oleh gerakan meluncur longitudinal secara ritmis
diantara tubulus posterior dan anterior aksonema. Sperma bergerak secara normal; pada
medium cair dengan kecepatan 1-4 mm/menit.
OOGENESIS
Setelah primordial germ cell berada pada keadaan genetik wanita, ia akan
berdiferensiasi menjadi Oogonia. Yang selanjutnya melalui tahapan mitosis, pada akhir bulan
ketiga, tersusun atas selapis sel epitel dan berkembang menjadi sel folikular. Mayoritas
Oogonia akan melanjutkan proses membelah melalui mitosis namun beberapa dari mereka
memasuki tahap profase meiosis I dan membentuk Oosit primer. Pada bulan ke 5
perkembangan prenataljumlah total dari germ sel di ovarium mencapai 7 juta sel. Namun
pada masa ini atretiasi sel dimulai, baik oogonia maupun oosit primer. Semua oosit primer
yang selamat akan memasuki tahap profae Meiosis I , membentuk Primordial folikel.yang
diselubungi sel epitel. Mendekati saat kelahiran, seluruh folikel primer telah memasuki tahap
profase bahkan metafase meiosis I , atau tahap diploten. Oosit primer akan tetap pada masa

profase dan tidak akan menyelesaikan meiosis I mereka sebelum pubertas karena pengaruh
substansi yang disekresikan sel folikuler yaitu Oocyte Maturation Inhibitor (OMI). Pada saat
lahir oosit primer diperkirakan sebanyak 700.000-2 000.000. namun pada masa anak-anak
diperkirakan tinggal 400. 000 yang bertahan hingga masa pubertas, dan kurang dari 500 akan
di ovulasikan. Oosit yang meraih maturitas pada masa akir kehidupan, melakukan dorman
pada tahap diploten selama 40 tahun atau lebih sebelum diovulasikan.

Pematangan Oosit

Setiap bulan 5-20 folikel di pilih untuk maturasi dan melalui tahapan yaitu:
1) primary atau preantral;
2) secondary atau antral (vesicular atau Graafian);
3) preovulatory.
Akibat dari sekresi FSH pada awal proses maturasi mengakibatkan pekembangan sel-sel
folikular. Pada saat oosit primer mulai berkembang, sel-sel folikular berkembang dari epitel
pipih menjadi kuboid dan berprolifersai menjadi epitel berlapis dari sel-sel granulosa. Sel
Granulosa terletak pada basement membran yang memisahkannya dengan stromal
disekitarnya dan membentuk theca folliculi. Sel granulosa dan oosit mensekresikan lapisan
glycoproteins di atas permukaan oosit membentuk zona Pellucida. Selama perkembangannya
theca folliculi berdiferensiasi menjadi bagian dalam yang berfungsi menjadi sel-sel sekretor
atau theca interna, dan bagian luar berupa fibrous capsule,atau theca externa. Juga struktur
kecil menyerupai jari dari sel-sel folikuler yang berada disepanjang zona pellucida dan
berinterdigitasi dengan mikrovilli dari membran plasma oosit yang memungkinkan transport
material dari folikel ke oosit. Theca Interna menskresikan progesteron dan esterogen (hormon
steroid). Esterogen berperan dalam munculnya antrum dan esterogen mengakibatkan sel-sel
granulosa lebih sensitif pada FSH dan akan menghambat sekresi FSH, mengakibat sekresi
LH. Selama perkembangan berlanjut, muncul area yang diisi cairan diantara sel-sel granulosa
yang membentuk antrum dan folikel dinamakn secondary (vesicular, Graafian) follicle.
Awalnya antrum berbentuk bulan sabit dan semakin membesar. Sel granulosa yang
menglilingi oosit tetap intak dan membentuk cumulus oophorus. Saat matang, secondary
follicle berdiameter sekitar 25 mm, yang dikelilingi theca interna yang mensekresikan
hormon steroid, kaya pembuluh darah dan theca wxterna yang nantinya akan bergabung
dengan stroma ovarian. Pada perkembangan nya hanya satu folikel yang akan matang dan
yang lainnya akan mengalami atretik.

Dengan sekresi Luteinzing Hormon (LH) merangsang perkembangan pre-ovulasi. Pada tahap
ini meiosis I telah selesai dan menghasilkan daughter sel yang tidak sama besar, yaitu
secondary oocyte (menerima sebagian besar sitoplasma) dan first polar body (tidak mendapat
sitoplasma). First polar body lterletak diantara zona pellucidadan membran sel dari oosit
sekunder pada perivitelline space.
Sel lalu memasuki meiosis II namun beristirahat pada tahap metafase sekitar 3 jam sebelum
ovulasi. Meiosis II akan komplet bila oosit telah di fertilisasi atau oosit akan berdegenerasi
24jam setelah ovulasi.
PROSES FERTILISASI
Ovulasi
Ovulasi merupakan pelepasan suatu oosit sekunder dari sebuah folikel vestikular ovarium
mempunyai siklus seksual normal 28 hari, terjadi 14 hari setelah terjadinya menstruasi. Pada
hari-hari terakhir menjelang ovulasi, folikel Graaf dengan cepat bertambah besar di bawah
pengaruh FSH dan LH dan membesar hingga mencapai garis tengah 15 mm. Bertepatan
dengan perkembangan terakhir folikel Graaf tersebut, oosit primer melanjutkan dan
menyelesaikan pembelahan meiosis pertama. Sementara itu, permukaan ovarium menonjol
dan pada apeksnya tampak suatu titik avaskuler, stigma. Sebagai akibat kelemahan setempat
dan degenerasi permukaan ovarium, meningkatkan tekanan introfolikuler dan kontraksi otot
dinding ovarium, oosit didorong keluar. Oosit bersama dengan sel granulosa disekelilingnya
dari daerah kumulus ooforus, terlepas dan hanyut meninggalkan ovarium. Beberapa sel
kumulus ooforus kemudian menyusun diri di sekeliling zona pelusida dan membentuk korona
radiata. Pada saat oosit bersama dengan sel kumulus ooforusnya dikeluarkan dari ovarium
(ovulasi) pembelahan meiosis pertama selesai dan oosit sekunder mulai dengan pembelahan
meiosis kedua.
Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi di daerah ampulla tuba
fallopi. Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita kira-kira
selama 24 jam. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina rahim masuk ke dalam saluran telur.
Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Sebelum membuahi
oosit, spermatozoa harus mengalami:

Kapasitasi; masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, berlangsung kirakira selama 7 jam. Selama waktu ini, suatu selubung glikoprotein-protein plasma

semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa.
Hanya sperma yang menjalani kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan

mengalami reaksi akrosom.


Reaksi akrosom; terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi oleh
protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang
diperlukan untuk menembus zana pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupatripsin mencakup: penembusan korona radiata, penembusan zona pelusida, fusi oosit

dan membran sel sperma.


Penembusan Korona Radiata. Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke
dalam saluran kemih wanita hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan.
Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan. Diduga bahwa spermasperma lainnya membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus sawarsawar yang melindungi gamet wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan

bebas menembus sel korona.


Penembusan Zona Pelusida; sebuah perisai glikoprotein di sekekliling telur yang
mempermudah dan mempertahankan peningkatan sperma dan menginduksi reaksi
akrosom. Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona
pelusida sehingga akan bertemu dengan membran plasma oosit. Permeabilitas zona
pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini
mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang
melapisi membran plasma oosit. Kemudian enzim-enzim ini menyebabkan perubahan
sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat
tak aktif tempat-tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang
spesifik-spesies. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pelusida, tetapi
hanya satu yang mampu menembus oosit.

Penyatuan Oosit dan Membran Sel Sperma


Segera setelah spermatozoa menyentuh membran sel oosit, kedua selaput plasma tersebut
menyatu. Penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang
meliputi bagian belaknag sperma. Segera setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur
menanggapinya dengan 3 cara berbeda:
1. Reaksi kortikal dan zona

Sebagai akibat terlepasnya butir-butir kortikal oosit: Selaput oosit tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lainnya. Zona pelusida mengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah
penambatan dan penetrasi sperma. Dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah.
2. Melanjutkan Pembelahan Meiosis Kedua
Setelah spermatozoa masuk oosit menyelesaikan pembelahan meiosis kedua. Salah satu dari
sel anaknya hampir tidak mendapatkan sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub kedua,
sel anak lainnya adalah oosit definitif. Kromosomnya (22+X) tersusun di dalam sebuah inti
vesikuler yang dikenal sebagai pronukleus wanita.
3. Penggiat Metabolik Sel Telur
Faktor penggiat diperkirakan dibawa oleh spermatozoa. Penggiatan setelah penyatuan
diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan seluler dan molekuler yangb
berhubungan dengan awal embriogenesis. Sementara itu, spermatozoa bergerak maju terus
hingga dekat sekali dengan pronukleus wanita. Intinya membengkak dan membentuk
pronukleus pria, sedangkan ekornya terlepas dan berdegenerasi.
Selama masa pertumbuhan, pronukleus pria dan pronukleus wanita (keduanya haploid) harus
menggandakan DNA-nya. Jika tidak, masing-masing sel dalam zigot tahap kedua sel tersebut
akan mempunyai DNA separuh dari jumlah DNA normal. Setelah sintesis DNA kromosom
tersusun dalam gelendong mempersiapkan pembelahan mitosis yang normal. 23 kromosom
ibu dan 23 kromosom ayah (rangkap) membelah memanjang pada sentromer dan kromatidkromatid yang berpasangan tersebut saling bergerak ke arah kutub yang berlawanan
menyiapkan sel zigot yang masingmasing mempunyai jumlah kromosom dan DNA yang
normal. Sementara itu munculah satu alur yang dalam pada permukaan sel, yang berangsurangsur membagi sitoplasma menjadi 2 bagian. Pengembalian menjadi jumlah kromosom
diploid lagi, separuh dari ayah dan separuh dari ibu. Penentuan jenis kelamin individu baru:
Spermatozoa pembawa X menghasilkan satu mudigah wanita (XX). Spermatozoa pembawa
Y menghasilkan satu mudigah pria (XY). Dimulainya pembelahan. Tanpa pembuahan, oosit
biasanya akan berdegenerasi 24 jamsetelah ovulasi.
EMBRIOGENESIS
TRIMESTER I
PERKEMBANGAN PADA MINGGU PERTAMA: OVULASI IMPLANTASI
(Proses selanjutnya jika sudah terjadi fertilisasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya)

Zigot

Implantasi Zigot terus menerus membelah. Sel-sel yang makin kecil di tiap

pembelahan disebut blastomer.


Hari ke-3 (blastomer makin rapat)
Pemadatan berfungsi memisahkan blastomer-blastomer menjadi:
-

Sel-sel bagian dalam


Sel-sel bagian luar

3 Hari Fertilisasi (Terbentuk morula)


Blastokista. Morula sampai di uterus. Cairan menembus zona pelusida masuk ke ruang antar
sel di massa sel dalam

blastokel/ruang blastokista. Sel embrioblas (massa sel dalam)

berkumpul pada satu kutub. Sel trofoblast (massa sel luar) menipis membentuk dinding epitel
blastokista. Zona pelusida hilang. Implantasi Nidasi. Uterus berada pada fase
sekretorik/progestasional. Terlihat lapisan-lapisan endometrium:
-

Lapisan kompakta
Lapisan Spongiosa
Lapisan basal

Hari ke-6
Trofoblas pada kutub embrioblast mulai menyusup di antara sel-sel mukosa uterus. Nidasi
adalah kerja sama trofoblas (menghasilkan enzim proteolitik) dengan (selapis lendir rahim)
endometrium.
PERKEMBANGAN PADA MINGGU KEDUA : BILAMINAR GERM DISC
Hari ke-8
Trofoblas di kutub embrioblas berdiferensiasi menjadi:
Sinsitiotrofoblast : zona luar berinti banyak yang berbatasan langsung dengan stroma
endometrium.
Sitotrofoblast : lapisan sel berinti tunggal di sebelah dalam dengan aktivitas mitotik.
Embrioblas berdiferensiasi menjadi:
-

Hipoblast : lapisan simplekskuboid yang berbatasan dengan rongga blastokista.


Epiblast : lapisan kolumnar simpleks yang berbatasan dengan rongga amnion (rongga
kecil yang muncul di dalam epiblast yang dilapisi epiblast dan aminoblast)

Stroma ovarium edematus dan sangat vaskular; glandula mensekresikan banyak glikogen
dalam mukus.
Hari ke-9
Luka nidasi tertutup endapan fibrin. Pada trofoblast muncul vakuola-vakuola pada
sinsitiotrafoblast membentuk lakuna-lakuna

sinsitium. Hipoblast membentuk selaput tipis membran eksoselom (kantung kuning telur
primitif)
Hari ke-12
Blastokista terbenam seluruhnya pada stroma. Rongga lakuna berhubungan satu dengan yang
lainnya. Sel-sel sinsitiotrofoblas menembus stroma lebih dalam merusak lapisan endotel
kapiler ibu pembuluh tersumbat dan melebar sinusoid. Muncul kelompok sel baru di luar
rongga eksaselom dan permukaan dalam sitotrofoblast yang berasal dari sel kantong kuning
telur mesoderm ekstraembrional membatasi trofoblast dengan amnioblast dan membran
eksoselom. Muncul rongga dalam mesoderm ekstraembrional. Selom ekstraembrional
(rongga khorion) mengelilingi amnion dan rongga eksoselom kecuali pada hubungan cakram
mudigah trofoblast. Mesoderm ekstraembrional somatopleural : menutupi amnion
Mesoderm ekstraembrional splanknopleural : menutupi kantung kuning telur.
Hari ke-13
Luka endometrium sembuh : dapat ditemukan perdarahan. Pada trofoblas muncul struktur
villi Sel sitotrofoblast berproliferasi dan menembus ke sinsitiotrofoblast membentuk silinder
silinder yang dilapisi sinsitium villi primer. Hipoblast menghasilkan sel-sel yang bermigrasi
ke sisi dalam selaput eksoselom sel berproliferasi membentuk rongga baru dalam rongga
eksoselom kantong kuning telur definitif. Rongga eksoselom terjepit kista-kista eksoselom.
Sistem ekstraembrional membesar rongga korion. Cakram Mudigah cakram bilaminer (2
lapisan).
-

Epiblas : membentuk lantai rongga amnion


Hipoblas : membentuk atap rongga kuning telur sekunder. Pada ujung/kepala cakram
hipoblas menebal disebut lempeng prekordal daerah sel thoraks yang melekat erat
pada epiblas di atasnya.

Minggu ke-2
-

Gastrulasi : proses pembentukan tiga lapisan. Dimulai dengan pembentukan primitive

streak pada permukaan epiblas.


Ujung kepala garis : primitive node

Muncul lapisan sel baru antara epiblas dan hipoblas


Sel-sel epiblas pindah mesoderm dan entoderm intraembrional (invaginasi)
Sel-sel yang tetap di epiblas ektoderm
Pembentukan Notokord
Sel-sel prenotokordke lempeng prekordal
Sel-sel prenotokord terkumpul di hipoblas

Sel-sel pada lempeng notokord berproliferasi dan lepas dari endoderm menjadu notokord
definitif. Yang berada di bawah tuba neuralis menjadi dasar kerangka sumbu badan
Sel-sel mesoderm menembus Vili primer tumbuh ke arah desidua vili sekunder
Akhir minggu ke-3 sel-sel mesoderm dalam inti vili berdiferensiasisel darah dan pembuluh
darah kecilsusunan kapiler vili (vili tersier/vili plasenta definitif)
Vili dari lempeng koriondesidua basalisvili batang
Rongga korionbesar, hari 19-20 germ disc menempel ke trofoblas dengan tangkai
penghubung keciltali pusat.
Minggu keDisebut masa embrionik
Ektoderm :
o CNS
o PNS
o Epitel sensorik telinga, hidung, dan mata
o Kulit, rambut dan kuku
o Kelenjar hipofise, kelenjar mammae, dan kelenjar keringat serta email gigi
Mesoderm
o Mesoderm paraksial :
somitomer = membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sbg somit-somit
di segmen oksipital dan kaudal
Somit = membentuk miotom (jar. Otot) , skleretom (tlg. Rawan dan
tulang) dan dermatom (jar. Subkutan kulit)
o Mesoderm intermediat
o Mesoderm lempeng lateral
o Sistem vascular: jantung, blood vessels, lymphatic vessels, RBC & Lymph cell,
o urinary system, ren, & saluran2nya (ex. Vesica urinary)
o spleen, korteks adrenal
Endoderm :
o Epitheal layer of GIT
o Respiratory tract
o Vesica urinaria
o Parenkim tiroid
o Paratiroid gland
o Hepar

o Pancreas Gland
o Cavum timpani
o Tuba eustachius
Bulan ke-3
Masa janin : dari kehamilan minggu 9 lahir
Ditandai dgn pertumbuhan yang cepat dan penyempurnaan system-sistem organ tubuh
Pertumbuhan panjang = } 5cm/bulan. Berat badan = } 700 g/bulan
TRIMESTER II
Pertumbuhan panjang sangat mencolok pada bulan ketiga, keempat, dan kelima. Sedangkan
penambahan berat badan sangat mencolok pada 2 bulan terakhir kehamilan. Panjang janin
biasanya disebutkan sebagai panjang puncak kepala-bokong (PPB) (tinggi duduk) atau
sebagai panjang puncak kepala-tumit (PPT), ukuran dari verteks kepala sampai ke tumit
(tinggi berdiri). Ukuran yang dinyatakan dalam sentimeter kemudian dihubungkan dengan
umur janin yang dinyatakan dalam minggu atau bulan. Perubahan paling mencolok selama
masa janin adalah pertumbuhan kepala yang relatif lambat jika bagian tubuh lainnya.
Menjelang permulaan bulan kelima, ukuran kepala kira-kira 1/3 PPT. Pusat-pusat osifikasi
primer terdapat di tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak pada minggu ke-12 (bulan
keempat). Selain itu, pada minggu ke-12 alat kelamin luar berkembang sedemikian rupa
sehingga jenis kelamin janin dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar (USG).
Pada bulan keempat dan kelima, janin memanjang dengan cepat dan pada akhir dari paruh
pertama kehidupan dalam rahim, PPB-nya kira-kira 15 cm, yaitu kira-kira setengah dari
panjang total bayi baru lahir. Akan tetapi, berat badan janin hanya sedikit bertambah pada
masa ini dan menjelang akhir bulan kelima masih kurang dari 500 gr.
Janin dibungkus oleh rambut-rambut halus, yang disebut rambut lanugo; alis mata dan
rambut kepala juga terlihat. Pada bulan kelima, gerakan janin biasanya jelas dapat dirasakan
oleh ibunya.
Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim, berat badan banyak bertambah, khususnya
selama 2 bulan terakhir, yang pertambahannya meliputi 50% dari berat badan cukup bulan
(kira-kira 3200 gr). Pada bulan keenam, kulit janin kemerahan dan nampak berkeriput, karena
tidak ada jaringan ikat di bawah kulit. Janin yang dilahirkan pada bulan keenam atau ketujuh
sukar untuk hidup.
Gestasi 16 minggu.
Pada akhir minggu ke-16, panjang ubun-ubun---bokong telah mencapai

12 cm dan beratnya 110 gr. Jenis kelamin telah dapat ditentukan dengan tepat oleh
pemeriksa yang berpengalaman melalui inspeksi genitalia eksterna pada menggu
(menstruasi) ke-14.
Gestasi 20 minggu.
Akhir minggu ke-20 merupakan titik pertengahan kehamilan sesuai
perkiraan dari awal menstruasi normal terakhir. Berat janin sekarang telah lebih sedikit dari
300 gr, dan berat mulai meningkat secara linier. Kulit janin mulai kurang transparan, lanugo
halus menutupi seluruh tubuhnya, dan mulai tumbuh beberapa rambut kepala.
Gestasi 24 minggu.
Pada akhir minggu ke-24, janin memiliki berat sekitar 630 gr. Kulit
memperlihatkan keriput yang khas, dan mulai terjadi penimbunan lemak. Kepala masih
relatif cukup besar, bulu mata dan alis biasanya sudah dapat dikenali. Periode kanalikuler,
yaitu saat alveolaris terbentuk, sudah hampir selesai. Janin yang lahir pada paeriode ini akan
berusaha bernapas, tetapi sebagian besar akan meninggal karena sakus terminalis---yang
dibutuhkan untuk pertukaran gas---belum terbentuk.
TRIMESTER III
Kehamilan 24 Minggu
Pada akhir minggu ke-24 janin memiliki berat sekitar 630 g. kulit memperlihatkan keriput
yang khas, dan mulai terjadi penimbunan lemak. Kepala, masih relative cukup besar; bulu
mata dan alis sudah bisa dikenali. Periode kanalikular perkembangan paru, yaitu saat bronkus
dan bronkiolus membesar dan duktus alveolaris terbentuk, sudah hampir sampai selesai.
Janin yang lahir pada periode ini akan berusaha bernapas, tapi sebagian besar akan meninggal
karena sakus terminalis (yang dibutuhkan untuk pertukaran gas) belum terbentuk.
Kehamilan 28 Minggu
Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun-bokong adalah sekitar 25 cm dan berat sekitar
1100 g. kulit tipis, merah, dan ditutupi oleh verniks kaseosa. Membrane pupil baru lenyap
dari mata. Bayi yang lahir pada masa ini dapat menggerakkan eksteremitasnya dengan cukup
energik dan menangis lemah. Bayi normal yang lahir pada bulan ini memiliki kemungkinan
90% untuk hidup.
Kehamilan 32 Minggu
Pada akhir minggu ke-32 gestasi, janin memiliki panjang ubun-ubun-bokong sekitar 28 cm
dan berat sekitar 1800 g. Permukaan kulit masih merah dan berkeriput. Tanpa adanya
keadaan penyulit, bayi yang lahir pada periode ini biasanya akan bertahan hidup.
Kehamilan 36 Minggu

Pada akhir minggu ke-36, rata-rata panjang ubun-ubun-bokong janin adalah sekitar 32 cm
dan
berat sekitar 2500 g. Karena pengendapan lemak subkutis, tubuh menjadi lebih bulat dan
keriput di wajah telah menghilang. Bayi yang lahir pada periode ini memilki kemungkinan
yang
sangat baik untuk hidup dengan perawatan yang benar.
Kehamilan 40 Minggu
Aterm dicapai pada minggu ke-40 dari awitan menstruasi terakhir. Pada waktu ini, janin
sudah berkembang sempurna , dengan gambaran khas neonatus. Rata-rata panjang ubun-ubun
bokong 36 cm dan berat sekitar 3400 g
PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA KEHAMILAN
Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon : estrogen, progesteron, human chorionic
gonadotropin, human somatomammotropin, prolaktin. Human Chorionic Gonadotropin
(hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi
kadarnya selama kehamilan. Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ
sistem reproduksi dan organ-organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh
perubahan keseimbangan hormonal tersebut.
Organ-organ Sistem Reproduksi
a. Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk
elastisitas/ kelenturan uterus. Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :

tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)


kehamilan 8 minggu : telur bebek
kehamilan 12 minggu : telur angsa
kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada
kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu

bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah
uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal,
berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu. Serviks uteri
mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron
(tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada
kehamilan memberikan gejala keputihan.
b. Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).
c. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.
d. Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial
payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan
hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat
kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan
tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah
areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.
Organ-organ Lainnya
a.

Sistem respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke
kranial, terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest
compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual
capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.

b.

Sistem gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain
itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering
lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada
keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per
hari (hiperemesis gravidarum).

c.

Sistem sirkulasi / kardiovaskular


Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
hemodinamik maternal, meliputi :

retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung


anemia relatif
akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
tekanan darah arterial menurun
curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir

kehamilan
volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara

perlahan sampai akhir kehamilan


Pada trimester pertama, terjadi :
penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai

peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus


penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan TBW /

total body water


akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik untuk

pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.


akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan
osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit
meningkat hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output
meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces
tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigenantiibodi fisiologik
yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik
pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350
mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin
menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan
globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.

d.

Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).
Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol
plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum

meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin
tambahan. Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar
glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :

Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat.


Produksi glukosa dari hati menurun.
Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun.
Aktifitas ekskresi ginjal meningkat.
Efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya,
hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.

e.

Traktus urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara.Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin

f.

menurun namun hal ini dianggap normal.


Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (linea grisea), striae

lividae pada perut.


g.
Perubahan Psikis
Sikap/ penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya, sangat mempengaruhi juga kesehatan/
keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya.Umumnya kehamilan yang
diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan pola makan, perawatan
tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan baik. Kadang timbul gejala yang
lazim disebut "ngidam", yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya
(misalnya jenis makanan tertentu, tapi mungkin juga hal-hal lain). Tetapi kehamilan yang
tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap yang tidak mendukung, napsu
makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secara teratur, bahkan kadang juga ibu sampai
melakukan usahausaha untuk menggugurkan kandungannya.
h.
Berat Badan
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan
volume berbagai organ / cairan intrauterin. Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg,
cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5

kg, pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas +
1.0-1.5 kg.

You might also like