Professional Documents
Culture Documents
oleh :
Ervan Eristiyadi
NIM: 101211041
NIM: 101211043
Penulis :
Ervan Eristiyadi
NIM : 101211041
Penguji :
1. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
: Ponimin, ST.
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Musyafak, M. Eng
NIP. 19581008 199003 1 001
Ketua Jurusan
ABSTRAKSI
Kegiatan praktek di laboraturium pemesinan tidak lepas dari penggunaan
alat bantu produksi contohnya seperti ragum pada mesin miling. Untuk
pencekaman suatu benda pada ragum diperlukan suatu alat yang biasa disebut
tangkai ragum. Alat tersebut berfungsi untuk memutarkan ulir yang mendorong
bagian rahang gerak ragum mesin milling pada proses penjepitan benda kerja.
Berdasarkan hasil pengamatan di lab pemesinan Politeknik Negeri Bandung
penggunaan tangkai ragum sangat sering digunakan dalam kegiatan praktek .
Berdasarkan keterangan tersebut maka dibuatlah cetakan tangkai ragum dengan
menggunakan Resin Coated Sand.
Metode penyelesaian dari tugas akhir ini adalah dengan melakukan proses
perencanaan dan perancangan yang diikuti dengan proses pengadaan alat dan
bahan. Tahapan yang dilakukan yaitu proses pembuatan pola cetakan massive dari
logam kemudian diikuti dengan proses pembuatan cetakan dari pasir resin. Tahap
akhir dari proses ini adalah proses pengujian dan pembahasan/analisa. Prinsip
kerja dari alat bantu ini yaitu untuk membuat cetakan dari pasir resin sesuai
dengan bentuk produk yang akan dihasilkan. Cara kerja alat bantu ini yaitu
dengan cara mengisi pola cetakan massive dari logam dengan pasir resin
kemudian diikuti dengan proses pemanasan sampai pasir resin mengeras dan
terbentuk kontur sesuai bentuk produk yang diinginkan.
Hasil dari proses pembuatan cetakan tangkai ragum ini diharapkan
memiliki fungsi sesuai dengan yang direncanakan. Kemudian dapat digunakan
untuk cadangan tangkai ragum mesin milling di lab pemesinan. Rencana jangka
waktu panjang diharapkan dapat juga digunakan sebagai alat peraga pada saat
proses pembelajaran mata kuliah teknik pembentukan di lab material Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung.
ABSTRACT
Practice activities in the machining laboratory can not be separated from
using production helping tools such as vise on miling machine. Clamping an
object in vise need a tool called vise handle. The tool is used to rotate the screw
that drives the movement jaw on the milling machine vise to clamping the
workpieces. Based on observations at the Bandung State Polytechnic machining
laboratory vise handle is very often used in practice activities. Based on the
information then manufacturing the vise handle mold using Resin Coated Sand.
Completion method of this thesis is make the planning process and design,
followed by the process of preparation of equipment and materials. First process
is making the mold pattern of massive metal followed by process of making resin
coated sand molds. The final stage of this process is a process of testing the mold
and analysis. Principle this tool is to make resin coated sand molds according to
the shape of the product to be produced. How to make this mold is by filling
pattern of massive metal mold with resin coated sand followed by the process of
heating up the resin coated sand until hard and forms the shape of the contour of
the desired product.
Results of the mold making process is expected to have a vise stem
function as planned. Then can be used for backup milling machine vise handle in
machining lab. Plan for the long term is expected to be used as prototype for
learning process engineering courses in lab Material and Metalurgy at Mechanical
Engineering Department Bandung State Polytechnic.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulisan laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan
baik. Judul tugas akhir ini adalah Pengecoran Tangkai Ragum Mesin Milling
Acciera dari Aluminium Paduan 7175 dengan Cetakan Resin Coated Sand
Tugas akhir ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap
mahasiswa
Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung,
sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan.
Dalam mengerjakan tugas akhir ini, tidak lepas dari bantuan serta
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini pula, ucapan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas anugerah dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis.
2. Kedua orangtua dan keluarga, yang senantiasa selalu memberi doa,
semangat, kesabaran dan perhatian yang tak ternilai harganya dengan tulus
dan tanpa henti.
3. Bapak Waluyo M. Bintoro, M.Eng. selaku dosen pembimbing I dalam
pelaksanaan tugas akhir ini.
4. Bapak Musyafak, M.Eng. selaku dosen pembimbing II dalam pelaksanaan
tugas akhir ini.
5. Bapak Ali Mahmudi, M.Eng, selaku ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bandung.
6. Bapak Rudi Yuni Widiatmoko, MSc, selaku ketua Program Studi Teknik
Mesin Politeknik Negeri Bandung
7. Bapak Asep selaku teknisi Laboraturium CAD/CAM Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Bandung.
8. Seluruh dosen dan karyawan POLBAN, Jurusan Teknik Mesin.
9. Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Mesin yang senantiasa memberikan
dukungan semangat dalam pelaksanaan tugas akhir ini.
iii
10. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan pelaksanaan
tugas akhir yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga amal baik mereka mendapat balasan yang lebih baik dari Allah
Subhanahu wataala. Amin
Penulisan tugas akhir ini, pada kenyataannya masih jauh dari
sempurna. Kritik dan saran yang membangun diperlukan guna perbaikan
penulisan laporan selanjutnya. Besar harapan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ........................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ I-1
1.2 Tujuan ......................................................................................................... I-2
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ......................................................... I-2
1.4 Sistematika Penulisan Laporan ................................................................... I-2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Ragum ....................................................................................................... II-1
2.2 Pengecoran Logam .................................................................................... II-2
2.3 Pengecoran Gravitasi ................................................................................ II-4
2.4 Cetakan Resin Coated Sand ...................................................................... II-4
2.4.1 Aluminium dan Paduannya ............................................................. II-5
2.4.2 Perbandingan Sifat Fisik Aluminium 7175 dan Sifat Fisik
Besi Cor (Cast Iron) ........................................................................ II-9
2.5 Sistem Saluran ........................................................................................ II-10
2.6 Draft Angle ............................................................................................. II-11
2.7 Kompensasi Dimensi Pola ...................................................................... II-14
2.7.1 Kompensasi dimensi pola akibat penyusutan (shrinkage) ............ II-14
2.7.2 Kompensasi dimensi pola untuk machining .................................. II-15
2.8 Perhitungan sistem saluran pengecoran .................................................. II-15
2.8.1 Perhitungan pouring weight, W (kg) ............................................. II-15
2.8.2 Perhitungan Pouring volume, Qp (cm3) ........................................ II-16
2.8.3 Perhitungan pouring time, tp (s) (menurut Czikel) ........................ II-16
2.8.4 Perhitungan effective sprue height, ESH (cm) .............................. II-16
2.8.5 Perhitungan sprue area, As (cm2) .................................................. II-16
v
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
ix
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Temperatur penuangan ....................................................................... II-3
Tabel II.2 Perbandingan sifat fisik besi cor dengan Aluminium 7175 ............... II-9
Tabel II.3 Shrinkage allowance ........................................................................ II-15
Tabel II.4 Machining allowance ....................................................................... II-15
Tabel IV.1 Parameter proses pemesinan .......................................................... IV-19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah workshop pasti memiliki alat bantu produksi yang digunakan
untuk memudahkan suatu pekerjaan. Berkaitan dengan hal tersebut ragum sebagai
alat bantu produksi yang digunakan untuk menjepit benda kerja memiliki peranan
penting dalam suatu pekerjaan. Ragum merupakan alat bantu produksi yang
digunakan untuk menjepit benda kerja pada proses machining atau proses
finishing. Penggunaan ragum untuk proses machining diantaranya digunakan pada
mesin milling, mesin gerinda surface,
Penggunaan ragum untuk proses finishing diantaranya untuk proses kikir, pahat,
gergaji, bor, tap, sney, dan lain-lain.
Proses mencekam suatu benda pada ragum diperlukan suatu alat yang
biasa disebut tangkai ragum. Berdasarkan hasil pengamatan di lab pemesinan
Politeknik Negeri Bandung penggunaan tangkai ragum sangat sering digunakan
dalam kegiatan praktek. Berdasarkan keterangan tersebut dibuatlah cetakan
tangkai ragum mesin milling dengan menggunakan Resin Coated Sand.
Kegiatan praktek pengecoran logam merupakan hal yang harus diketahui
oleh mahasiswa teknik mesin. Berdasarkan pengamatan bahwa kegiatan praktek
pengecoran logam pada mata kuliah Teknik Pembentukan di Program Studi
Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung kurang beragam. Harapan dari tugas
akhir ini yaitu dapat digunakan sebagai prototype dalam kegiatan praktek
pengecoran logam pada mata kuliah Teknik Pembentukan di laboraturium Bahan
dan Metalurgi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung.
I-1
I-2
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir yaitu sebagai berikut:
1. Menghasilkan produk tangkai ragum dari hasil pengecoran gravity casting
menggunakan cetakan RCS dari aluminium paduan.
2. Melengkapi fasilitas laboraturium dan dapat digunakan sebagai prototype
dalam kegiatan praktek pengecoran logam pada mata kuliah Teknik
Pembentukan di laboraturium Bahan dan Metalurgi Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bandung.
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan penelitian,
ruang lingkup dan batasan masalah.
BAB II.
I-3
BAB III.
METODE PENYELESAIAN
Bab ini menguraikan tentang langkah-langkah dalam pembuatan
tangkai ragum
BAB IV.
BAB V.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ragum
Ragum merupakan alat bantu produksi yang digunakan untuk menjepit
benda kerja yang akan dilakukan proses machining atau proses finishing.
Penggunaan ragum untuk proses machining diantaranya digunakan pada mesin
milling, mesin gerinda surface, mesin sekrap (shaping) dan lain-lain. Penggunaan
ragum untuk proses finishing diantaranya untuk proses kikir, pahat, gergaji, bor,
tap, sney,dan lain-lain.
Ragum dibuat dengan cara di cor. Penggunaannya yaitu dengan cara
memutar tangkai (handle) ragum. Maka mulut ragum akan menjepit atau
membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan. Tangkai ragum
merupakan bagian dari ragum yang dibuat dengan metode pengecoran logam.
Bagian-Bagian Ragum
1
2
1. Rahang Tetap
2. Rahang Gerak
3. Tangkai Ragum
II-1
II-2
Die Casting
Centrifugal Casting
Continous Casting
II-3
Temperatur penuangan 0C
Brons
1100-1250
Kuningan
950-1100
Besi cor
1250-1450
1700-1750
Aluminium
600-750
Baja cor
1500-1550
pasir silica
2.
3.
4.
Pasir orivin
II-4
bentonit
2.
resin
3.
2.
3.
Luas lantai (tempat) untuk pengecoran sedikit dan sarana kerja baik
2.
menggunakan pasir resin yang di padatkan sebagai media cetakan. Pola cetakan
biasanya tebuat dari material logam ringan. Pola cetakan tidak boleh rusak jika
dipanaskan pada suhu diatas 2000 C.
Pasir resin merupakan pasir campuran yang terdiri dari:
a. Pasir silika ataupun zirkon.
b. Resin Phenol.
c. Resin resol ataupun novolak.
d. Alkohol ataupun air sebagai pelarut.
II-5
II-6
penambahan
logam
paduan
hingga
konsentrasi
tertentu
akan
meningkatkan kekuatan tarik dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika
melebihi konsentrasi yang telah ditentukan, umumnya titik lebur akan naik
disertai meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau
granula dalam logam. Kekuatan bahan aluminium paduan tidak hanya bergantung
pada konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses
perlakuannya hingga aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan,
perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.
2.4.1.2 Aluminium paduan-Silikon
Aluminium paduan dengan silikon hingga 15% akan memberikan
kekerasan dan kekuatan tarik yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada
aluminium paduan yang dihasilkan pada perlakuan panas. Konsentrasi silikon
lebih tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis
akibat terbentuknya kristal granula silika.
II-7
C. Keberadaan
magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada
temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami
failure pada temperatur tersebut.
II-8
II-9
2.4.2 Perbandingan Sifat Fisik Aluminium 7175 dan Sifat Fisik Besi Cor
(Cast Iron)
Tabel II.2 Perbandingan sifat fisik besi cor dengan Aluminium 7175
Nama
Aluminium 7175
Sifat Fisik
Wujud
Padat
Padat
Massa jenis
7.3 gr/cm3
2,70 gram/cm3
Melting point
1450 oC
650 725 oC
Resistansi listrik
Modulus Young
172.4 Gpa
72 Gpa
Poisson ratio
0,30
0,33
Kekuatan Tarik
586 Mpa
304 Mpa
Fatigue strength
483 Mpa
150 Mpa
135 Mpa
II-10
1. Runner
Runner adalah saluran yang menghubungkan saluran sprue menuju gate.
Fungsinya adalah untuk mengalirkan cairan aluminium dari sprue ke gate. Hal
yang harus diperhatikan dalam merancang runner adalah sebagai berikut:
a. Panjang runner sependek mungkin dan percabangan sesedikit mungkin
agar
II-11
II-12
II-13
2. Kemiringan negatif
Kemiringan negatif yaitu kemiringan pola dengan pengurangan ukuran.
Dalam hal ini produk akan mengalami pengurangan ukuran pada bagian atas.
Contoh: Produk (pola) mempunyai ukuran 100 mm. Setelah melalui proses
pengerjaan akan mengalami pengurangan ukuran pada bagian atas, misalnya
berkurang 2 mm, maka ukuran produk akan berubah menjadi 98 mm. (Gambar
II.7)
II-14
II-15
................................................................................(1)
Keterangan:
Wo
II-16
Qp
(basah)
(kering)
Keterangan:
tp
ESH =
Keterangan:
ESH
Keterangan:
..(5)
As
II-17
. air ..(6)
= Densitas aluminium
= 1.0 g/cm3
0.9 : 0.8
BAB III
METODE PENYELESAIAN
3.1 Diagram Alir
Mulai
Identifikasi produk
Studi literatur
Pembuatan Cetakan
Resin
Assembly Cetakan
RCS
Perancangan Model
dan Sistem
Pengecoran
Pengecoran Produk
Alternatif Perbaikan
Rancang Bangun
Pola Cetakan Logam
Tidak
Terisi penuh
Tidak
Dimensi
Ya
Analisis dan
Kesimpulan
Sesuai
Penulisan Laporan
Selesai
III-1
III-2
III-3
III-4
Pembuatan model CAD pola cetakan logam merupakan tahap awal dalam
rancang bangun pola cetakan logam. Dari tahap ini aka didapat model 3D dari
pola cetakan logam. Dalam model pola cetakan logam ini terdapat 3 aspek yaitu
model bentuk produk yang akan dihasilkan, sistem saluran proses pengecoran, dan
penepat atau guide. Guide ini bertujuan untuk memudahkan dan memastikan
cetakan dalam keaadaan simetris pada saat proses assembling cetakan RCS.
III-5
penempatan guide. Guide dalam hal ini yaitu sebagai penepat untuk memperoleh
posisi yang simetris antara cetakan atas dan cetakan bawah.
BAB IV
PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Produk
Perencanaan produksi suatu produk, perancangan dan desain yang baik
sangat diperlukan untuk menghasilkan suatu produk yang memiliki kualitas yang
dapat memenuhi standar dan spesifikasi produk yang diinginkan. Perancangan
desain produk diawali dengan tahap pengukuran contoh tangkai ragum mesin
milling yang terdapat di Laboraturium Pemesinan Politeknik Negeri Bandung.
Contoh tangkai ragum dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pembuatan
model produk yang akan dibuat. Dengan demikian produk yang akan dibuat dapat
dibandingkan dengan produk yang sudah ada. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan jangka sorong dengan kecermatan 0.02 mm.
IV-1
IV-2
desain produk yang akan dibuat terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan.
Faktor-faktor tersebut tentu sangat berkaitan dengan proses pembuatan nya, dalam
hal ini proses pemesinan dengan menggunakan mesin CNC milling dan
pengecoran logam.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan desain
produk antara lain:
1. Kekuatan tangkai ragum
Tangkai ragum yang akan dibuat dimensinya diperbesar dari tangkai
ragum mesin milling pada umumnya. Hal ini berkaitan dengan material yang akan
digunakan. Tangkai ragum mesin milling biasanya terbuat dari material baja atau
steel. Pada Tugas Akhir ini tangkai ragum mesin milling yang akan dibuat terbuat
dari material Aluminium paduan atau Alluminium Alloy. Dengan demikian
sebagai alternatif yaitu dimensi produk yang akan dibuat harus diperbesar.
Kemudian untuk menambah faktor kekuatan pada tangkai ragum yang akan
dibuat, ditambahkan flens radius antara kepala tangkai dan lengan tangkai ragum
tersebut. (Gambar IV.3)
IV-3
2. Radius minimum
Faktor radius minimum menjadi faktor penting dalam proses perancangan
desain produk. Dalam hal ini akan berkaitan dengan perbedaan volume suatu
produk dan proses pemesinan. Pada saat proses pemesinan menggunakan mesin
CNC Milling tentu menggunakan alat potong berupa cutter. Penggunaan alat
potong harus berdasarkan keperluan pada saat proses pemotongan. Prinsip
penggunaan alat potong pada suatu proses pemotongan yaitu menggunakan alat
potong yang sebesar mungkin dan sedikit mungkin. Hal ini berkaitan dengan
efisiensi pada saat proses pemotongan. Radius minimum pada produk menentukan
pemilihan alat potong pada saat proses finishing.
3. Draft Angle
Dalam tugas akhir ini kemiringan yang dipakai dalam perancangan desain
produk yaitu kemiringan negatif dengan kemiringan 4o. Proses yang dilakukan
yaitu dengan cara mengurangi dimensi pada bagian atas pola. Standar yang
digunakan yaitu ISO 8062 tahun 1994 tentang Castings-System of dimentional
tolerances and machining allowance. (Gambar IV.4)
IV-4
IV-5
IV-6
=
= 0.235 kg
= Parting line
= 1.6 cm
= 10 cm
4. Sprue height
= 3 cm
(h)
7 detik
4.3.1 Sprue
6. Tipe sprue
7. Sprue height
= 3 cm
=
=
IV-7
=
= 2.872 cm
= 1.741 cm2
(1 : 2 : 4)
IV-8
. air
. 1,0 g/ cm3
= 2,701 (g/cm3)
Keterangan :
= Densitas aluminium
IV-9
4.3.3 Runner
Berdasarkan gating ratio pada proses penuangan biasa, maka luas area
runner dapat dihitung seperti di bawah ini.
Gating ratio pada proses penuangan Biasa
(1 : 0.9 : 0.8)
4.3.4 In Gate
Berdasarkan gating ratio pada proses penuangan biasa, maka luas area In
Gate dapat dihitung seperti di bawah ini.
Gating ratio pada proses penuangan Biasa
Luas sprue area
= 1.741 cm
(1 : 0.9 : 0.8)
IV-10
ditempatkan pada garis horizontal yang membagi produk menjadi dua bagian
sama besar seperti yang terlihat pada gambar IV.10.
2. Bersifat tangguh
Aluminium paduan seri 7 merupakan aluminium paduan dengan seng sebagai
unsur paduan utamanya. Paduan ini cukup kuat, dan memiliki kekuatan lelah
(fatigue) baik sehingga banyak digunakan untuk produk dengan pengerjaan
proses pemesinan. Proses pemesinan yang benar akan menghasilkan
permukaan yang baik.
IV-11
3. Titik lebur Aluminium seri 7 lebih tinggi dari suhu pemanasan pasir resin
Aluminium paduan seri 7 mempunyai karakteristik mencair pada suhu
7000C. Dalam hal ini pola cetakan logam tidak akan mencair pada saat
pemanasan pasir resin RCS pada suhu relatif 2000C. Dengan demikian
diharapkan tidak ada perubahan dimensi pada pola cetakan logam sehingga
dapat dipakai berulang kali.
IV-12
IV-13
IV-14
IV-15
Pada bagian base plate dibuat guide dengan media pocket dan extrude
bentuk lingkaran yang ukurannya sama besar dan posisi yang simetris terhadap
produk dan gating system. Untuk memudahkan pada proses pelepasan dan
menambah presisi penepatan, guide tersebut dibuat tapper. Pembuatan kemiringan
guide tersebut sesuai kaidah draft angle dalam proses pembuatan cetakan logam.
(Gambar IV.15)
IV-16
IV-17
IV-18
IV-19
1
2
Nama
Proses
Roughing
Re-Rough
Detailing
No
4
5
Finishing
Surface
Finishing
Surface
Metode
Proses
Rough Spiral
Re-Rough
Finish by
Limit Angle
Cutter
vc
Flat Mill
Flat Mill
120
120
14
10
1 2730
0.5 3822
2
2
0.08 0.16
0.08 0.16
437
611
Flat Mill
120
10
0.5 3822
0.08 0.16
611
Ballnose
120
12
0.2 3185
0.07 0.14
446
Ballnose
120
0.2 7643
Keterangan:
vc
d
a
n
z
fz
f
vf
Kecepatan potong
Diameter Cutter
Kedalaman
pemotongan
Jumlah Putaran
Jumlah sisi potong
Feed per Tooth
Total Feed
Kecepatan Feeding
(m/min)
(mm)
(mm)
(Rpm)
(mm)
(mm)
(mm/min)
fz
vf
IV-20
IV-21
IV-22
IV-23
IV-24
IV-25
IV-26
IV-27
IV-28
IV-29
IV-30
: 725oC
Waktu penuangan
: 6 detik
IV-31
: 725oC
Waktu penuangan
: 7 detik
IV-32
: 725oC
Waktu penuangan
: 4 detik
IV-33
: 725oC
Waktu penuangan
: 5 detik
IV-34
: 725oC
Waktu penuangan
: 4 detik
IV-35
2. Porosity
Penyebab terjadinya porosity diakibatkan oleh:
3. shrinkage
Penyebab terjadinya shrinkage adalah:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Tugas akhir ini dapat menghasilkan produk tangkai ragum dari proses
pengecoran gravity casting dengan menggunakan cetakan RCS. Sebagian
produk
kurang tepat.
2. Tugas akhir ini dapat melengkapi fasilitas laboraturium Bahan dan Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung dan dapat digunakan
sebagai prototype dalam kegiatan praktek pengecoran logam pada mata
kuliah Teknik Pembentukan di laboraturium Bahan dan Metalurgi Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung
5.2 Saran
1.
2.
3.
V-1
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Abdulah, Dendi . 2008. Tekink Pengecoran Logam. http://indonesiamekanikal.blogspot.com. diakses pada April 2012.
5.
6.
7.
8.
Romdhon,
Muhammad;
Krisdhianto,
Herawan
E.
Cacat
Coran.
LAMPIRAN