Professional Documents
Culture Documents
FISIOLOGIS
2 hormon yang dihasilkan oleh
hipofisis posterior yaitu:
ADH/Anti Diuretic Hormone
Oksitosin
SIADH
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
HIPONATREMIA
PATOFISIOLOGI
Pengeluaran berlanjut dari ADH menyebabkan retensi air dari
tubulus ginjal dan duktus. Volume cairan ekstra selluler meningkat
dengan hiponatremi delusional. Dalam kondisi hiponatremi dapat
menekan renin dan sekresi aldosteron menyebabkan penurunan
Na+ direabsorbsi tubulus proximal. Dalam keadaan normal, ADH
mengatur osmolaritas serum. Bila osmolaritas serum menurun,
mekanisme feedback akan menyebabkan inhibisi ADH. Hal ini
akan mengembalikan dan meningkatkan ekskresi cairan oleh
ginjal untuk meningkatkan osmolaritas serum menjadi normal.
Pada pelepasan ADH berlanjut tanpa kontrol umpan balik,
walaupun osmolaritas plasma darah dan volume darah meningkat.
Kelainan biokimiawi pada keadaan yang kronik, Na turun dan
Kalium naik, kadang-kadang terdapat keadaan yang disertai
semua kadar elektrolit dalam serum masih normal dan satusatunya kelainan boikimiawi hanya hipoglikemi. Atrofi adrenal
yang idiopatik menyebabkan korteks kolaps, sel-sel kolaps yang
masih hidup mengalami pembesaran dengan sitoplasma eosinofil.
(Black dan Matassarin Jacob, 1993)
Kelainan
biokimiawi
Retensi
air
Peningkatan
volume CES
Atrofi
adrenal
Penurunan Na
kenaikan
hipoglekemi
Intoksikasi
cairan
Menekan renin
dan sekresi
aldosteron
Korteks
adrenal
kolaps
Penurunan Na di
tubulus proximal
Sel korteks
yang masih
hidup
membesar
Gangguan
proses pikir
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
SIADH
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
Primary Survey :
CIRCULATION
AIRWAY
BREATHING
Secondary Survey :
6B
PENATALAKSANAAN LANJUTAN
Tujuan :
Mencari penyebabnya jika mungkin
Ukur cairan elektrolit yang tidak
seimbang
Cegah komplikasi
farmakologi
PEMBEDAHAN