Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anakanak, sekalipun anak dalam keadaan sakit dan dirawat. Melalui media bermain anak belajar
berkata-kata dan belajar
Bermain bagi anak juga merupakan kerja, dalam bermain anak melaksanakan praktek yang
kompleks, proses kehidupan yang penuh stress, komunikasi dan hubungan interpersonal yang
memuaskan sambil meningkatkan dan memperluas hubungan dengan orang lain, bermain juga
mengandung motivasi intrinsik anak.
Dalam keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit, bermain tetap diperlukan untuk melanjutkan
pertumbuhan dan perkembangan. Dengan bermain anak dapat mengekspresikan pikiran,
perasaan dan fantasi. Disamping itu anak dapat tetap mengembangkan kreatifitasnya serta agar
anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress.
Untuk memfasilitasi keadaan diatas diperlukan peran perawat dalam memberikan aktifitas
bermain yang tepat pada anak sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya, tentunya dengan
memperhatikan prinsip-prinsip bermain di rumah sakit.
Dalam paket ini, mahasiswa akan diajak untuk memahami tentang pengertian bermain pada
anak, Fungsi bermain, karateristik bermain pada anak, menjelaskan klasifikasi bermain sesuai
dengan tumbuh kembang, menjelaskan alat permainan edukatif (APE) ,serta factor factor yang
mempengaruhi bermain pada anak. Dan perkuliahan ini akan ditutup dengan pernyataanpernyataan/ sikap yang akan dilakukan mahasiswa agar menjadi pedoman bagi mahasiswa
sebagai perawat
penyuluh
anak.
sebagai
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting. Perkuliahan ini
memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop sebagai salah satu media pembelajaran
yang dapat mengefektifkan perkuliahan.
RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN
STANDAR KOMPETENSI
Setelah menyelesaikan pendidikan mata ajar keperawatan anak I, mahasiswa semester 3 mampu
mengaplikasikan asuhan keperawatan anak I
KOMPETENSI
Memahami konsep bermain pada anak
INDIKATOR
1. Menjelaskan Pengertian bermain
2. Menjelaskan Fungsi bermain
3. Menjelaskan Klasifikasi bermain
4. Menjelaskan Karakteristik bermain sesuai dengan tahap tumbuh kembang pada anak
sakit dan sehat.
5. Menjelaskan Alat permainan edukatif (APE)
6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi bermain
WAKTU
2x50 menit
MATERI POKOK
1. Pengertian bermain
2. Fungsi bermain
3. Klasifikasi bermain
4. Karakteristik bermain sesuai dengan tahap tumbuh kembang pada anak sakit dan sehat.
5. Alat permainan edukatif (APE)
Menjelaskan konsep dasar yang meliputi: pengertian bermain, fungsi bermain, klasifikasi
Uraian materi
2.
3.
Skill Play
Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang, misalnya mengendarai sepeda.
4.
Dramatic Play
Dramatic play atau Role Play anak akan berfantasi menjalankan peran tertentu ,
misalnya menjadi ayah, ibu, perawat, atau guru.
Menurut karakteristik sosial bermain terdiri dari Solitary play, Paralel Play, Assosiative
Play dan Cooperative Play.
1. Solitary Play
Dilakukan oleh anak usia Toddler, merupakan jenis permainan dimana anak bermain
sendiri walaupun ada orang lain yang berada disekitarnya.
2. Parallel Play
Permainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak Toddler atau preschool yang
masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi antara satu dengan yang lainnya
tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung.
3. Assosiative play
Merupakan permainan dimana anak bermain dalam kelompok dengan aktifitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, jadi belum ada pembagian tugas diantara
anak dan mereka yang bermain sesuai dengan keinginannya.
4. Cooperative Play
Merupakan permainan dimana anak bermain bersama dengan jenis permainan yang
terorganisasi, terencana dan ada aturan-aturan tertentu. Permainan ini dilakukan oleh
anak usia sekolah atau adolesence.
2.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini diperoleh dengan melakukan explorasi dan manipulasi benda-benda
sekitarnya baik dalam hal warna, bentuk, ukuran dan pentingnya benda tersebut. Anak
juga
Perkembangan Kreatifitas
Perkembangan kreatifitas sangat mungkin diperoleh karena anak dapat melakukan
percobaan tentang ide mereka dalam permainan melalui semua media. Kreatifitas
terutama diperoleh sebagai hasil permainan solitary dan group. Seorang anak yang
merasa puas dengan kreatifitasnya yang baru
terhadap lingkungannya.
4.
Perkembangan Sosial
Perkembangan ini diperoleh karena dengan bermain anak belajar berinteraksi dengan
orang lain dan mempelajari peran dalam kelompok. Sebenarnya sejak bayi anak sudah
mulai menunjukkan perhatian dan kesenangannya dalam berhubungan dengan orang lain,
tetapi melalui permainan dengan anak yang lainnya, meraka dapat mengembangkan
hubungan sosial dan memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan masalah sosial
tersebut.
5.
6.
Perkembangan Moral
Perkembangan moral dapat diperoleh dari permainan dengan adanya interaksi dengan
teman selama melakukan permainan, walaupun pemahaman yang mendasar dari orang
tua, guru atau orang lain sekitarnya. Dengan bemain anak akan bertingkah laku sesuai
Terapi
Bermain juga berfungsi sebagai terapi, karena dapat memberi kesempatan pada anak
untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak, misalnya marah , benci, kesal atau
takut.
8.
Komunikasi
Bermain dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bermain merupakan alat
komunikasi terutama anak yang belum dapat menyatakan perasaannya secara verbal,
misalnya melukis, menggambar atau bermain peran.
mempunyai potensi untuk melakukan serangkaian permainan tertentu tetapi juga mempunyai
keterbatasan dimana belum dapat mencapai kemampuan seperti anak di atas usianya yaitu anak
usia pra sekolah. Kondisi ini mempengaruhi permainan yang dibutuhkannya.
Status kesehatan anak juga mempengaruhi aktifitas bermain karena anak dalam keadaan sakit
kemampuan psikomotor maupun kognitifnya terganggu.
Pada tahap usia tertentu jenis kelamin mempengaruhi aktifitas misalnya pada usia sekolah anak
laki-laki tidak mau bermain dengan anak wanita. Dengan demikian jenis permainan yang dipilih
sesuai dengan minat atau interes kelompok kelamin tersebut.
Lingkungan dapat mempengaruhi aktifitas bermain. Sesuai dengan lokasi tempat tinggal atau
suku bangsa, maka budaya juga mempunyai karakteristik yang berbeda. Hal ini berpengaruh
dalam setiap gerak kehidupannya. Dengan demikian kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan bermain. Hal lain yang berpengaruh terhadap aktifitas bermain adalah alat permainan
itu sendiri. Alat permainan yang dipilih harus sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga
anak akan dapat menggunakannya dan memperoleh kepuasan.
Bayi (2 3 Bulan)
Secara visual permainan dapat dilakukan dengan membuat ruangan menjadi terang atau
memasang gambar-gambar di dinding. Untuk perangsangan auditory permainan dapat dilakukan
dengan berbicara dengan bayi, mainan bunyi-bunyian atau mengikut sertakan bayi dalam
pertemuan keluarga. Secara tactile permainan dapat dilakukan dengan membelai pada waktu
memandikan, mengganti pakaian atau menyisir rambut sedangkan secara kinetik sama halnya
dengan bayi usia 1 bulan yaitu jalan-jalan dengan kereta atau gerakan-gerakan berenang pada
saat mandi.
Bayi (4 6 Bulan)
Secara visual permainan dapat dilakukan dengan memberi cermin, mengajak nonton TV,
atau mainan yang berwarna terang. Melalui pendengaran anak dapat bermain dengan mengajak
bicara, mengulangi suara-suara yang dibuatnya atau memanggil nama. Selain itu dapat juga
dengan meremas kertas di dekat telinga atau memegang mainan yang berbunyi. Untuk
perangsangan tactile anak dapat diberi mainan dengan berbagai texture baik lembut atau kasar
dan bermain pada saat mandi. Sedangkan untuk perkembangan kinetik dapat dilakukan dengan
membantu anak untuk tengkurap atau menyokong waktu duduk.
Bayi (6 9 Bulan)
Permainan yang dapat dilakukan untuk pemasangan visual adalah bermain warna gelap
atau bunyi yang lebih khas atau berbicara sendiri di depan kaca. Selain itu juga dapat dilakukan
permainan ciluk ba atau merobek-robek kertas. Untuk pendengaran dapat dilakukan dengan
memanggil nama, mama, papa dan bagian-bagian tubuh, dapat juga anak diajarkan tepuk tangan
atau dengan memberi perintah yang sederhana. Secara taktil permainan dapat dilakukan dengan
cara meraba bermacam-macam texture dan ukuran. Selain itu dengan main air yang mengalir
atau berenang. Untuk perangsangan kinetik dapat dilakukan permainan dengan menggunakan
kereta bayi, berjalan, atau meletakkan mainan yang agak jauh lalu disuruh mengambil.
(Bayi (9 12 Bulan)
Secara visual permainan yang dapat dilakukan adalah dengan memperlihatkan gambargambar dalam buku atau mengajak jalan-jalan ke berbagai rumput. Disamping itu juga dengan
menunjukkan bangunan yang agak jauh. Perangsangan auditori dilakukan dengan menunjukkan
bagian-bagian tubuh dan menyebutkannya atau memperkenalkan suara-suara bianatang. Secara
taktil dapat dilakukan dengan memberi makanan yang dapat dipegang atau memperkenalkan
benda dingin atau panas. Untuk gerak dapat diberikan mainan yang dapat ditarik atau didorong.
Toddler (2 3 Tahun)
Anak pada usia ini sudah dapat berjalan, memanjat, atau berlari dan dapat memainkan
sesuatu dengan tangannya. Disamping itu anak senang melempar, mendorong, atau mengambil
sesuatu. Anak mulai mengerti arti memiliki. Dengan karakteristik bermain yang paralel play,
anak toddler seringkali bertengkar memperebutkan mainan. Pada usia ini juga anak mulai
menyenangi musik atau irama.
Bagi anak yang dirawat di rumah sakit, bermain sangat penting untuk menghilangkan
ketakutan dan kecemasan, mengekspresikan perasaan dan mengurangi trauma sakit akibat
hospitalisasi. Perawat dapat membantu anak yang diawali dengan membina hubungan saling
percaya, sehingga dalam bermain anak dapat mengekspresikan perasaannya secara terbuka,
selain itu untuk pemenuhan kebutuhannya secara mandiri anak dapat dilatih secara perlahan-
lahan dengan melakukan permainan yang menggunakan ketrampilan gerak. Untuk itu perlu
diperhatikan Tujuan dan Prinsip-prinsip bermain sebagai berikut :
Alat-alat bermain yang diperlukan sesuai dengan perkembangan anak, antara lain boneka,
mobil-mobilan, bata, balon, lilin, kertas gambar, pensil gambar dsb. Dalam menyediakan
lalat-alat tersebut orang tua dapat dilibatkan yaitu dengan membawa mainan dari rumah yang
digunakan anaknya.
2. Tempat Bermain
Untuk tempat bermain diperlukan ruangan khusus yang diatur sedemikian rupa, sehingga
ruangan tersebut menyenangkan bagi anak. Keuntungan dengan adanya ruangan khusus
adalah jika sewaktu-waktu ingin bermain anak dapat melakukan tanpa harus menyesuaikan
dengan kegiatan ruangan atau anak-anak lain. Disamping itu perawat lebih mudah
mengadakan pengawasan. Bila anak mempunyai keterbatasan, belum mampu mobilisasi
keluar ruangan atau tempat khusus tidak ada, anak tetap dapat melakukan ditempat tidur,
tetapi tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip bermain di rumah sakit.
Rangkuman
Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anakanak, sekalipun anak dalam keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit. Dalam keadaan sakit dan
dirawat di rumah sakit, bermain tetap diperlukan untuk melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan. Dengan bermain anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan dan fantasi.
Disamping itu anak dapat tetap mengembangkan kreatifitasnya serta agar anak dapat beradaptasi
lebih efektif terhadap stress.
SUMBER.
Stuart G.W and Sundeen,S.J (1987) Principles and Practice Of Psychiatric Nursing (3rd.ed).
Toronto : The C.V Mosby Company
Wong,D.L 1999. Nursing Care of Infant and Children. St Louis : The C.V. Mosby
Company
Latihan soal
1. Di bawah ini benar tentang bermain pada anak, kacuali
A. cara alamiah untuk mengungkapkan konflik
B. kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan
C. dapat melanjutkan tumbuh kembang anak
D. kegiatan yang membutuhkan banyak waktu untuk keluarga
E. bermain bagi anak merupakan kerja
2. Anak bermain memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan terhadapnya dalam
bentuk permainan adalah
A. social affective play
D. dramatic play
B. sense of pleasure play
E. solitary play
C. skill play
3. Anak bermain pasir, bermain busa sabun, bermain air adalah contoh tipe permainan
A. social affective play
D. dramatic play
B. sense of pleasure play
E. solitary play
C. skill play
4. Permainan yang dilakukan oleh suatu kelompok yang masing-masing mempunyai mainan yang sama
tetapi antara satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung adalah
A. solitary play
D. assosiative play
B. sense of pleasure play
E. cooperative play
C. paralel play
5. Pengantin-pengantinan, dokter-dokteran adalah contoh tipe permainan.
A. solitary play
D. assosiative play
B. sense of pleasure play
E. cooperative play
C. paralel play
6. Anak belajar menggunakan benda, menghubungkan kata dengan obyek / benda dan mengembangkan
pengertian tentang konsep yang abstrak adalah fungsi bermain untuk mengatur kelangsungan
perkembangan yang mencakup
A. sensori motorik
D. sosial
B. kognitif
E. komunikasi
C. kreatifitas
7. Anak akan bertingkah laku sesuai yang diharapkan, karena anak-anak menyesuaikan dengan aturanaturan kelompok adalah termasuk fungsi bermain untuk mengatur kelangsungan perkembangan yang
mencakup
A. sensori motorik
D. sosial
B. kognitif
E. komunikasi
C. kreatifitas
8. Di bawah ini faktor yang mempengaruhi bermain, kecuali
A. tahap perkembangan
D. lingkungan
B. status kelahiran anak
E. alat permainan
C. janis kelamin
9. Di bawah ini permainan yang tepat secara visual untuk anak usia 4-6 bulan :
1. mainan yang warna terang
2. nonton TV
3. mengajak berbicara
4. mengulangi suara, memanggil nama
5. memberi cermin
6. meremas kertas
10.Jawaban yang benar atas soal di atas adalah
A. 1,2,3
D. 3,4,5
B. 1,2,5
E. 1 dan 6 saja
C. 3,4,6
12. Anak mulai mengerti arti memiliki sehingga anak seringkali bertengkar memperebutkan
mainan. Hal ini sering terjadi pada anak usia
A. bayi
B. toddler
C. preschool
D. usia sekolah
E. adolescent