You are on page 1of 16

PAKET 4

KONSEP BERMAIN PADA ANAK

PENDAHULUAN.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anakanak, sekalipun anak dalam keadaan sakit dan dirawat. Melalui media bermain anak belajar
berkata-kata dan belajar

beradaptasi dengan lingkungan, obyek, waktu, ruang dan orang.

Bermain bagi anak juga merupakan kerja, dalam bermain anak melaksanakan praktek yang
kompleks, proses kehidupan yang penuh stress, komunikasi dan hubungan interpersonal yang
memuaskan sambil meningkatkan dan memperluas hubungan dengan orang lain, bermain juga
mengandung motivasi intrinsik anak.
Dalam keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit, bermain tetap diperlukan untuk melanjutkan
pertumbuhan dan perkembangan. Dengan bermain anak dapat mengekspresikan pikiran,
perasaan dan fantasi. Disamping itu anak dapat tetap mengembangkan kreatifitasnya serta agar
anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress.
Untuk memfasilitasi keadaan diatas diperlukan peran perawat dalam memberikan aktifitas
bermain yang tepat pada anak sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya, tentunya dengan
memperhatikan prinsip-prinsip bermain di rumah sakit.
Dalam paket ini, mahasiswa akan diajak untuk memahami tentang pengertian bermain pada
anak, Fungsi bermain, karateristik bermain pada anak, menjelaskan klasifikasi bermain sesuai
dengan tumbuh kembang, menjelaskan alat permainan edukatif (APE) ,serta factor factor yang
mempengaruhi bermain pada anak. Dan perkuliahan ini akan ditutup dengan pernyataanpernyataan/ sikap yang akan dilakukan mahasiswa agar menjadi pedoman bagi mahasiswa
sebagai perawat
penyuluh
anak.

dalam menjalankan peran

sebagai

pemberi pelayanan keperawatan dan

kesehatan / konselor dalam melaksanakan/memberikan asuhan keperawatan pada

Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting. Perkuliahan ini
memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop sebagai salah satu media pembelajaran
yang dapat mengefektifkan perkuliahan.
RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN
STANDAR KOMPETENSI
Setelah menyelesaikan pendidikan mata ajar keperawatan anak I, mahasiswa semester 3 mampu
mengaplikasikan asuhan keperawatan anak I
KOMPETENSI
Memahami konsep bermain pada anak
INDIKATOR
1. Menjelaskan Pengertian bermain
2. Menjelaskan Fungsi bermain
3. Menjelaskan Klasifikasi bermain
4. Menjelaskan Karakteristik bermain sesuai dengan tahap tumbuh kembang pada anak
sakit dan sehat.
5. Menjelaskan Alat permainan edukatif (APE)
6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi bermain

WAKTU
2x50 menit
MATERI POKOK
1. Pengertian bermain
2. Fungsi bermain
3. Klasifikasi bermain
4. Karakteristik bermain sesuai dengan tahap tumbuh kembang pada anak sakit dan sehat.
5. Alat permainan edukatif (APE)

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain


RENCANA PERKULIAHAAN
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)

Dosen memberi salam

Dosen menyampaikan topik yang akan disampaikan


Dosen menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai.
Dosen menyampaikan pentingnya perkuliahan ini.
Mahasiswa diminta untuk mengemukakan pendapatnya mengenai konsep bermain pada
anak
Kegiatan inti (70) menit

Menjelaskan konsep dasar yang meliputi: pengertian bermain, fungsi bermain, klasifikasi

bermain, karakteristik bermain sesuai tumbuh kembang


Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas
Menjelaskan kembali tentang alat permainan edukatif, factor factor yang mempengaruhi

bermain pada anak.


Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas

Kegiatan Penutup (10 menit)

Memberikan kesimpulan tentang topik bahasan secara garis besar.


Memberikan pertanyaan tentang hal-hal pokok yang sudah dijelaskan
Memberi penugasan untuk pertemuan selanjutnya
Menutup pertemuan

Kegiatan Tindak lanjut (5 menit)


Memberi tugas latihan
Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya.
LEMBAR KEGIATAN

ANALISA KONSEP BERMAIN PADA ANAK UNTUK MENGOPTIMALKAN TUMBUH


KEMBANG
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep bermain pada anak dan mahasiswa dapat menerapkan
sesuai dengan tumbuh kembang anak dalam memberikan asuhan keperawatan .
Bahan dan Alat
LCD, kertas, wifi, laptop
Langkah kegiatan
Buatlah sebuah kelompok, kemudian diskusikan hal hal yang berkaitan dengan bermain pada
kasus anak dibawah ini.
1. Anak A usia 3 tahun (L) , MRS dalam keadaan odema seluruh tubuh, badan panas, Berat
badan 25 kg, TD 130/70 mm Hg, nadi 100 x/m, RR 24 x/m. Diagnosa sementara
Neprotik syndrome. di rumah sakit ia selalu menangis minta pulang, minta digendong
terus sama ibunya, untuk membujuk agar dia diam ibunya membelikan mainan mobil,
tembak tembakan kesukaan dia. Sebagai seorang perawat anda mengetahui kalau anak A
sedang takut/stress berada di RS. Coba anda analisa dari kasus diatas.
a. Permainan apa yang cocok dengan anak A sesuai dengan usianya
b. Melihat kondisi anak, apa yang disarankan kepada ibu untuk permainan yang sesuai
dengan kasus anak A
c. Apa manfaat dari permainan tersebut ?
d. Bolehkah anak A di beri permainan yang banyak gerak motoriknya ?
2. Anak B usia 5 tahun (P) , MRS dengan kondisi diare 6 x/ hr, badan panas, ku lemah, mual
- muntah. anak B menangis terus, ingin di tunggui sama ibunya. Tetapi sekali kali anak B
diam

asyik dengan permainan bonekanya. Analisa kasus anak B berdasarkan usia

perkembangan anak bila ditinjau dari konsep bermain.


a. Permainan apa yang cocok dengan anak B sesuai dengan usianya
b. Apa yang disarankan kepada ibu untuk permainan yang sesuai dengan kasus anak B
c. Melihat usia anak, bagaimana perkembangan anak B bila ditinjau menurut Freud dan
erikson?

Uraian materi

BERMAIN PADA ANAK


I. PENGERTIAN BERMAIN
Menurut Milleer B.F dan Keane C.B (1983) bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari. Sedangkan Foster (1989)
mengatakan bahwa bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri
untuk memperoleh kesenangan. Dari kedua pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa bermain merupakan keinginan dalam mengatasi konflik dari anak yang tidak
disadarinya serta dialami dengan suatu kepuasan.
Dengan bermain anak dapat menemukan dan mengatur kelangsungan tumbuh kembangnya,
bila anak merasa senang dengan apa yang dilakukannya maka dia akan mencoba mengulang
aktifitas tersebut dan juga mencoba aktifitas lain. Sebaliknya jika kegiatan tersebut tidak
disukai dan tidak bermanfaat maka ia akan tinggalkan dan tidak akan melanjutkan
permainan tersebut.
II. KLASIFIKASI BERMAIN
Menurut isinya bermain terbagi menjadi social affective play, Sense of plessure play, Skill
play dan dramatic play.
1.

Social Affective Play


Pada social affective play anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan
oleh lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
atau memanjakan dan anak tertawa senang.

2.

Sense Of Plessure Play


Anak memperoleh kesenangan dari satu objek yang ada disekitarnya, misalnya bermain
air atau pasir.

3.

Skill Play
Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang, misalnya mengendarai sepeda.

4.

Dramatic Play
Dramatic play atau Role Play anak akan berfantasi menjalankan peran tertentu ,
misalnya menjadi ayah, ibu, perawat, atau guru.
Menurut karakteristik sosial bermain terdiri dari Solitary play, Paralel Play, Assosiative
Play dan Cooperative Play.
1. Solitary Play
Dilakukan oleh anak usia Toddler, merupakan jenis permainan dimana anak bermain
sendiri walaupun ada orang lain yang berada disekitarnya.
2. Parallel Play
Permainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak Toddler atau preschool yang
masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi antara satu dengan yang lainnya
tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung.
3. Assosiative play
Merupakan permainan dimana anak bermain dalam kelompok dengan aktifitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, jadi belum ada pembagian tugas diantara
anak dan mereka yang bermain sesuai dengan keinginannya.
4. Cooperative Play
Merupakan permainan dimana anak bermain bersama dengan jenis permainan yang
terorganisasi, terencana dan ada aturan-aturan tertentu. Permainan ini dilakukan oleh
anak usia sekolah atau adolesence.

III. FUNGSI BERMAIN


Fungsi bermain bagi anak terutama dapat mengatur kelangsungan perkembangan, yang
mencakup perkembangan sensori motorik, kognitif, kreatifitas sosial, kesadaran diri, moral,
terapi dan komunikasi.
1.

Perkembangan Sensory Motorik


Aktifitas sensory motorik adalah komponen yang terbesar dalam permainan bagi semua
tingkat usia. Permainan yang aktif dengan menggunakan suatu obyek adalah penting
untuk perkembangan otot-otot/gerak.

2.

Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini diperoleh dengan melakukan explorasi dan manipulasi benda-benda
sekitarnya baik dalam hal warna, bentuk, ukuran dan pentingnya benda tersebut. Anak
juga

belajar bagaimana menggunakannya, menghubungkan kata-kata dengan

obyek/benda tersebut dan mengembangkan pengertian tentang konsep yang abstrak


misalnya atas, bawah, dibawah dan diatas. Selain perkembangan kognitif, perkembangan
bahasa juga diperoleh dengan cara pengalaman yang lalu dan menggabungkannya dengan
persepsi baru.
3.

Perkembangan Kreatifitas
Perkembangan kreatifitas sangat mungkin diperoleh karena anak dapat melakukan
percobaan tentang ide mereka dalam permainan melalui semua media. Kreatifitas
terutama diperoleh sebagai hasil permainan solitary dan group. Seorang anak yang
merasa puas dengan kreatifitasnya yang baru

dan beda akan membawa minatnya

terhadap lingkungannya.
4.

Perkembangan Sosial
Perkembangan ini diperoleh karena dengan bermain anak belajar berinteraksi dengan
orang lain dan mempelajari peran dalam kelompok. Sebenarnya sejak bayi anak sudah
mulai menunjukkan perhatian dan kesenangannya dalam berhubungan dengan orang lain,
tetapi melalui permainan dengan anak yang lainnya, meraka dapat mengembangkan
hubungan sosial dan memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan masalah sosial
tersebut.

5.

Perkembangan Kesadaran Diri


Kesadaran diri dapat diperoleh dengan bermain, sebab anak belajar memahami
kemampuan dirinya, kelemahannya dan tingkah lakunya terhadap orang lain.

6.

Perkembangan Moral
Perkembangan moral dapat diperoleh dari permainan dengan adanya interaksi dengan
teman selama melakukan permainan, walaupun pemahaman yang mendasar dari orang
tua, guru atau orang lain sekitarnya. Dengan bemain anak akan bertingkah laku sesuai

dengan yang diharapkan, karenanya anak akan menyesuaikan dengan aturan-aturan


kelompok dan bersikap jujur terhadap kelompok.
7.

Terapi
Bermain juga berfungsi sebagai terapi, karena dapat memberi kesempatan pada anak
untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak, misalnya marah , benci, kesal atau
takut.

8.

Komunikasi
Bermain dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bermain merupakan alat
komunikasi terutama anak yang belum dapat menyatakan perasaannya secara verbal,
misalnya melukis, menggambar atau bermain peran.

IV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERMAIN


Aktifitas bermain dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Tahap perkembangan, status
kesehatan, jenis kelamin, lingkungan dan alat permainannya cocok atau tidak.
Setiap tahap perkembangan mempunyai potensi

atau keterbatasan, anak usia BATITA

mempunyai potensi untuk melakukan serangkaian permainan tertentu tetapi juga mempunyai
keterbatasan dimana belum dapat mencapai kemampuan seperti anak di atas usianya yaitu anak
usia pra sekolah. Kondisi ini mempengaruhi permainan yang dibutuhkannya.
Status kesehatan anak juga mempengaruhi aktifitas bermain karena anak dalam keadaan sakit
kemampuan psikomotor maupun kognitifnya terganggu.
Pada tahap usia tertentu jenis kelamin mempengaruhi aktifitas misalnya pada usia sekolah anak
laki-laki tidak mau bermain dengan anak wanita. Dengan demikian jenis permainan yang dipilih
sesuai dengan minat atau interes kelompok kelamin tersebut.
Lingkungan dapat mempengaruhi aktifitas bermain. Sesuai dengan lokasi tempat tinggal atau
suku bangsa, maka budaya juga mempunyai karakteristik yang berbeda. Hal ini berpengaruh
dalam setiap gerak kehidupannya. Dengan demikian kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan bermain. Hal lain yang berpengaruh terhadap aktifitas bermain adalah alat permainan

itu sendiri. Alat permainan yang dipilih harus sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga
anak akan dapat menggunakannya dan memperoleh kepuasan.

V. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN


Dalam memilih permainan harus memperhatikan kebutuhan anak sehingga tumbuh
kembang anak sesuai dengan usianya. Latar belakang, budaya, sex, status kesehatan dan
lingkungan dimana anak berada.
Adapun jenis permainan yang dapat diberikan kepada anak berdasarkan tingkat usia adalah
sebagai berikut:
Bayi (1 Bulan)
Secara visual permainan dapat dilihat dalam jarak dekat misalnya dengan menggantikan
benda yang terang/menyolok. Berbicara dengan bayi, menyanyi atau bercanda adalah permainan
yang dapat merangsang pendengarannya sedangkan secara tactile dilakukan dengan memeluk
dan menggendong (memberi kehangatan). Secara kinetik permainan dapat dilakukan dengan
mengajak atau naik kereta untuk jalan-jalan.

Bayi (2 3 Bulan)
Secara visual permainan dapat dilakukan dengan membuat ruangan menjadi terang atau
memasang gambar-gambar di dinding. Untuk perangsangan auditory permainan dapat dilakukan
dengan berbicara dengan bayi, mainan bunyi-bunyian atau mengikut sertakan bayi dalam
pertemuan keluarga. Secara tactile permainan dapat dilakukan dengan membelai pada waktu
memandikan, mengganti pakaian atau menyisir rambut sedangkan secara kinetik sama halnya
dengan bayi usia 1 bulan yaitu jalan-jalan dengan kereta atau gerakan-gerakan berenang pada
saat mandi.

Bayi (4 6 Bulan)
Secara visual permainan dapat dilakukan dengan memberi cermin, mengajak nonton TV,
atau mainan yang berwarna terang. Melalui pendengaran anak dapat bermain dengan mengajak

bicara, mengulangi suara-suara yang dibuatnya atau memanggil nama. Selain itu dapat juga
dengan meremas kertas di dekat telinga atau memegang mainan yang berbunyi. Untuk
perangsangan tactile anak dapat diberi mainan dengan berbagai texture baik lembut atau kasar
dan bermain pada saat mandi. Sedangkan untuk perkembangan kinetik dapat dilakukan dengan
membantu anak untuk tengkurap atau menyokong waktu duduk.

Bayi (6 9 Bulan)
Permainan yang dapat dilakukan untuk pemasangan visual adalah bermain warna gelap
atau bunyi yang lebih khas atau berbicara sendiri di depan kaca. Selain itu juga dapat dilakukan
permainan ciluk ba atau merobek-robek kertas. Untuk pendengaran dapat dilakukan dengan
memanggil nama, mama, papa dan bagian-bagian tubuh, dapat juga anak diajarkan tepuk tangan
atau dengan memberi perintah yang sederhana. Secara taktil permainan dapat dilakukan dengan
cara meraba bermacam-macam texture dan ukuran. Selain itu dengan main air yang mengalir
atau berenang. Untuk perangsangan kinetik dapat dilakukan permainan dengan menggunakan
kereta bayi, berjalan, atau meletakkan mainan yang agak jauh lalu disuruh mengambil.
(Bayi (9 12 Bulan)
Secara visual permainan yang dapat dilakukan adalah dengan memperlihatkan gambargambar dalam buku atau mengajak jalan-jalan ke berbagai rumput. Disamping itu juga dengan
menunjukkan bangunan yang agak jauh. Perangsangan auditori dilakukan dengan menunjukkan
bagian-bagian tubuh dan menyebutkannya atau memperkenalkan suara-suara bianatang. Secara
taktil dapat dilakukan dengan memberi makanan yang dapat dipegang atau memperkenalkan
benda dingin atau panas. Untuk gerak dapat diberikan mainan yang dapat ditarik atau didorong.

Toddler (2 3 Tahun)
Anak pada usia ini sudah dapat berjalan, memanjat, atau berlari dan dapat memainkan
sesuatu dengan tangannya. Disamping itu anak senang melempar, mendorong, atau mengambil
sesuatu. Anak mulai mengerti arti memiliki. Dengan karakteristik bermain yang paralel play,
anak toddler seringkali bertengkar memperebutkan mainan. Pada usia ini juga anak mulai
menyenangi musik atau irama.

Pre School (3 5 Tahun)


Sesuai dengan tingkatnya bahwa anak sudah menjalani perkembangan gross motor dan
fine motor. Anak dapat melompat, berlari, atau main sepeda karena sangat energetic dan juga
imaginatif anak sudah dapat bermain dengan kelompok dan karakteristik bermainnya adalah
assosiatif play, dramatic play dan skill play.

Usia Sekolah (6 12 Tahun)


Pada usia ini anak dapat bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama dan
dapat belajar untuk independent, cooperative, bersaing atau menerima orang lain dan tingkah
laku yang diterima. Dengan demikian karakteristik permainannya adalah cooperative play dan
anak laki-laki sifatnya mekanikal sedang anak wanita mothers role.

Adolescent (13 18 Tahun)


Pada usia ini anak dapat bermain dalam kelompok (keluar), misalnya melalui sepak bola,
basket, badminton, mendengar musik atau TV serta dengan buku-buku.

BERMAIN di RUMAH SAKIT DAN USAHA PERAWAT DALAM MELAKUKAN


AKTIFITAS BERMAIN di RUMAH SAKIT

Bagi anak yang dirawat di rumah sakit, bermain sangat penting untuk menghilangkan
ketakutan dan kecemasan, mengekspresikan perasaan dan mengurangi trauma sakit akibat
hospitalisasi. Perawat dapat membantu anak yang diawali dengan membina hubungan saling
percaya, sehingga dalam bermain anak dapat mengekspresikan perasaannya secara terbuka,
selain itu untuk pemenuhan kebutuhannya secara mandiri anak dapat dilatih secara perlahan-

lahan dengan melakukan permainan yang menggunakan ketrampilan gerak. Untuk itu perlu
diperhatikan Tujuan dan Prinsip-prinsip bermain sebagai berikut :

TUJUAN BERMAIN DI RUMAH SAKIT


Tujuan bermain di rumah sakit bagi anak :
1. Dapat melanjutkan tumbuh kembang selama perawatan sehingga kelangsungan tumbuh
kembang dapat berjalan.
2. Dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman bermain yang tepat.
3. Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena penyakit atau dirawat di rumah
sakit.
PRINSIP-PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT
Dalam melakukan aktifitas bermain di Rumah Sakit, perawat hendaknya memperhatikan
prisip-prinsip sebagai berikut :
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Memperhatikan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan
5. Melibatkan keluarga atau orang lain

UPAYA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN BERMAIN DI RUMAH SAKIT


Usaha-usaha yang dapat dilakukan perawat untuk memberi kesempatan bermain selama
anak dirawat di rumah sakit adalah dengan melakukan aktifitas bermain bersamaan dengan
tindakan keperawatan atau dengan sengaja memberikan kesempatan untuk bermain.
Dalam melaksanakan aktifitas bermain di rumah sakit, beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Alat-alat Bermain

Alat-alat bermain yang diperlukan sesuai dengan perkembangan anak, antara lain boneka,
mobil-mobilan, bata, balon, lilin, kertas gambar, pensil gambar dsb. Dalam menyediakan
lalat-alat tersebut orang tua dapat dilibatkan yaitu dengan membawa mainan dari rumah yang
digunakan anaknya.
2. Tempat Bermain
Untuk tempat bermain diperlukan ruangan khusus yang diatur sedemikian rupa, sehingga
ruangan tersebut menyenangkan bagi anak. Keuntungan dengan adanya ruangan khusus
adalah jika sewaktu-waktu ingin bermain anak dapat melakukan tanpa harus menyesuaikan
dengan kegiatan ruangan atau anak-anak lain. Disamping itu perawat lebih mudah
mengadakan pengawasan. Bila anak mempunyai keterbatasan, belum mampu mobilisasi
keluar ruangan atau tempat khusus tidak ada, anak tetap dapat melakukan ditempat tidur,
tetapi tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip bermain di rumah sakit.

Rangkuman
Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anakanak, sekalipun anak dalam keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit. Dalam keadaan sakit dan
dirawat di rumah sakit, bermain tetap diperlukan untuk melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan. Dengan bermain anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan dan fantasi.
Disamping itu anak dapat tetap mengembangkan kreatifitasnya serta agar anak dapat beradaptasi
lebih efektif terhadap stress.

SUMBER.
Stuart G.W and Sundeen,S.J (1987) Principles and Practice Of Psychiatric Nursing (3rd.ed).
Toronto : The C.V Mosby Company
Wong,D.L 1999. Nursing Care of Infant and Children. St Louis : The C.V. Mosby
Company

Latihan soal
1. Di bawah ini benar tentang bermain pada anak, kacuali
A. cara alamiah untuk mengungkapkan konflik
B. kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan
C. dapat melanjutkan tumbuh kembang anak
D. kegiatan yang membutuhkan banyak waktu untuk keluarga
E. bermain bagi anak merupakan kerja
2. Anak bermain memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan terhadapnya dalam
bentuk permainan adalah
A. social affective play
D. dramatic play
B. sense of pleasure play
E. solitary play
C. skill play
3. Anak bermain pasir, bermain busa sabun, bermain air adalah contoh tipe permainan
A. social affective play
D. dramatic play
B. sense of pleasure play
E. solitary play
C. skill play
4. Permainan yang dilakukan oleh suatu kelompok yang masing-masing mempunyai mainan yang sama
tetapi antara satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung adalah
A. solitary play
D. assosiative play
B. sense of pleasure play
E. cooperative play
C. paralel play
5. Pengantin-pengantinan, dokter-dokteran adalah contoh tipe permainan.
A. solitary play
D. assosiative play
B. sense of pleasure play
E. cooperative play
C. paralel play
6. Anak belajar menggunakan benda, menghubungkan kata dengan obyek / benda dan mengembangkan
pengertian tentang konsep yang abstrak adalah fungsi bermain untuk mengatur kelangsungan
perkembangan yang mencakup
A. sensori motorik
D. sosial
B. kognitif
E. komunikasi
C. kreatifitas
7. Anak akan bertingkah laku sesuai yang diharapkan, karena anak-anak menyesuaikan dengan aturanaturan kelompok adalah termasuk fungsi bermain untuk mengatur kelangsungan perkembangan yang
mencakup
A. sensori motorik
D. sosial
B. kognitif
E. komunikasi
C. kreatifitas
8. Di bawah ini faktor yang mempengaruhi bermain, kecuali
A. tahap perkembangan
D. lingkungan
B. status kelahiran anak
E. alat permainan
C. janis kelamin

9. Di bawah ini permainan yang tepat secara visual untuk anak usia 4-6 bulan :
1. mainan yang warna terang
2. nonton TV
3. mengajak berbicara
4. mengulangi suara, memanggil nama
5. memberi cermin
6. meremas kertas
10.Jawaban yang benar atas soal di atas adalah
A. 1,2,3
D. 3,4,5
B. 1,2,5
E. 1 dan 6 saja
C. 3,4,6

11. Karakteriktik permaianan anak usia pre school adalah, kecuali .


A. assosiative play
B. dramatic play
C. skill play

D. sense of pleasure play


E. bukan jawaban di atas

12. Anak mulai mengerti arti memiliki sehingga anak seringkali bertengkar memperebutkan
mainan. Hal ini sering terjadi pada anak usia
A. bayi
B. toddler
C. preschool

D. usia sekolah
E. adolescent

13. Prinsip bermain di rumah sakit di bawah ini, kecuali


A. dapat melanjutkan tumbuh kembang selama perawatan
B. tidak banyak energi, singkat, sederhana
C. kelompokm umur yang sama
D. permainan tidak bertentangan dengan pengobatan
E. melibatkan keluarga atau orang lain
14. Contoh bentuk permainan anak yang tepat untuk anak usia bayi adalah ....
A. manik-manik
D. peniti
B. Bekel
E. kerincingan
C. korek api
15. Dalam bermain anak sadar keberadaan teman sebaya dan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada pada
setiap teman. Merupakan fungsi perkembangan sosial pada usia ....
A. 1 tahun
D. peniti
B. 2-3 tahun
E. kerincingan
C. pra sekolah

You might also like