Professional Documents
Culture Documents
A.
1.
SPESIFIKASI UMUM
Uraian Singkat
Rehab Daerah Irigasi Kawasan Payakumbuh ( Latinura ) Kota Payakumbuh, Propinsi Sumatera
Barat adalah merupakan salah satu kegiatan Irigasi dan Rawa, SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Sumatera III Propinsi Sumatera Barat Balai Wilayah Sungai Sumatera III yang
telah diprogramkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum
perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula di
Propinsi Sumatera Barat, khususnya untuk Kota Payakumbuh, sehingga akan terjamin ketersediaan
air untuk persawahan.
2.
Pencapaian ke Lokasi
Lokasi pekerjaan terletak 120 km dari kota Padang (Ibu Kota Propinsi Sumatera Barat). Untuk
pencapaian ke lokasi pekerjaan dapat ditempuh dalam waktu 3 sampai 4 jam dari kota Padang
dengan kendaraan roda empat
3.
4.
Spektek 1
5.
6.
Fasilitas Umum
Penyedia harus bertanggungjawab terhadap segala kerusakan fasilitas umum akibat pelaksanaan
pekerjaan dimaksud, biaya perbaikan maupun penggantian fasilitas umum yang rusak dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang bersangkutan.
7.
Perlengkapan Keamanan
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan, Penyedia berkewajiban melindungi dan mengamankan manusia
dan peralatan dari kemungkinan kecelakaan.
Untuk keperluan ini, Penyedia harus membuat pagar-pagar pengaman, lampu penerangan pada
tempat-tempat pelaksanaan dan dilengkapi dengan tanda-tanda pada tempat-tempat yang berbahaya,
pemadam kebakaran dan lampu tanda kebakaran yang diletakkan pada tempat yang strategis dalam
daerah pelaksanaan.
Penyedia harus bertanggung jawab, melindungi gedung-gedung, peralatan konstruksi dan peralatan
yang lain dari bahaya kebakaran dan harus menyediakan alat pemadam kebakaran yang portable
seperti yang disarankan Direksi.
Penyedia harus merawat alat pemadam kebakaran sehingga kondisinya siap pakai dan Penyedia
harus mengisi alat pemadam kebakaran tersebut bila habis dipakai tanpa mempertimbangkan siapapun
yang memakainya.
Alat pemadam kebakaran dengan peralatan yang lengkap harus tetap berada didaerah lokasi pekerjaan
sepanjang waktu sejak dimulainya pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan
Spektek 2
8.
9.
- PKKI
- PBBI
- SII
- SK SNI
Penyedia dapat memakai standar-standar lain yang setara dan atau belum ada standar Indonesia seperti
: ASTM, JIS, USBR, dan lain-lain, harus mendapat persetujuan Direksi sebelum pelaksanaan.
10.
Spektek 3
11.
12.
Program Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus menyerahkan program pelaksanaan
termasuk di dalamnya jaringan CPM (Critical Path Method) dan atau bar-chart untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
Program pelaksanaan yang ada dalam Dokumen Lelang hanya dipakai sebagai bahan pertimbangan
Kontraktor untuk pembuatan program pelaksanaan. Kegiatan yang ditunjukkan dalam program
pelaksanaan harus mencakup selain dari pelaksanaan pekerjaan tetap dan sementara, selang waktu
yang perlu untuk persiapan dan persetujuan gambar, pengadaan dan pengiriman material dan peralatan
ke lapangan, hari-hari libur umum dan hari besar keagamaan.
13.
Dokumentasi
Kontraktor harus menyerahkan 4 (empat) set dokumentasi berupa foto-foto berukuran postcard selama
jangka waktu kontrak.
Pengambilan foto tersebut dilakukan dari awal kegiatan, sedang pelaksanaan pekerjaan dan pada akhir
kegiatan penyelesaian pekerjaan. Foto-foto tersebut harus dilampirkan pada Laporan Kemajuan
Pekerjaan Bulanan sesuai yang tercantum dalam Kontrak. Foto tersebut harus dilengkapi keterangan
ringkas dan tanggal pengambilan.
Biaya untuk pembuatan foto tersebut sudah termasuk dalam biaya umum dan keuntungan.
Spektek 4
14.
Gambar Kontrak
Gambar rencana yang dilampirkan dalam Dokumen Lelang adalah merupakan bagian dan menjadi
satu kesatuan yang selanjutnya disebut Gambar Kontrak, selain gambar yang dilampirkan tersebut,
Direksi Pekerjaan akan menyiapkan gambar-gambar lainnya dan gambar tersebut merupakan bagian
dari Dokumen Kontrak.
Penyedia wajib mempelajari gambar kontrak dan gambar tambahan yang diberikan Direksi dan apabila
terdapat keraguan, perbedaan atau kesalahan terhadap gambar-gambar tersebut, segera di laporkan
kepada Direksi sebelum pekerjaan dilaksanakan.
15.
a.
Gambar Kerja
Penyedia harus membuat gambar kerja yang lebih detail dari gambar rencana, gambar kerja ini
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi untuk selanjutnya digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan dilapangan. Penyedia harus menyerahkan 3 (tiga) set gambar untuk pemeriksaan dan
mendapat persetujuan dari Direksi dan selanjutnya gambar hasil pemeriksaan yang telah
mendapat persetujuan tersebut akan dikembalikan kepada Penyedia untuk pedoman pelaksanaan
pekerjaan.
b.
c.
Spektek 5
dicopy dengan hasil yang dapat dibaca. Penyedia harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan
Terpasang kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui.
Seluruh pekerjaan tidak dapat dinyatakan selesai dan diserah terimakan apabila Gambar
Pelaksanaan Terpasang (As-Built Drawing) belum diserahkan dan disetujui oleh Direksi.
d.
16.
17.
Laporan harus mencakup pada hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada :
a.
Gambaran pekerjaan secara umum yang dilakukan pada periode yang sedang dilaporkan pada
setiap kegiatan utama termasuk masalah-masalah yang ada di lapangan, termasuk kondisi cuaca,
dan kendala-kendala pelaksanaan pekerjaan.
b.
Total persentase semua pekerjaan yang telah diselesaikan sampai pada bulan yang dilaporkan dan
juga total persentase seluruh jadwal yang diprogramkan untuk diselesaikan sampai akhir bulan
yang dilaporkan dengan komentar seperlunya mengenai kemajuan tersebut.
Spektek 6
c.
Persentase sebenarnya dari setiap jenis pekerjaan utama yang diselesaikan dan juga persentase
yang direncanakan untuk pekerjaan itu dengan komentar seperlunya mengenai kemajuan tersebut.
d.
Jadwal kegiatan yang akan dimulai 1 (satu) bulan berikutnya dengan tanggal mulai dan tanggal
selesai kemajuan tersebut.
e.
Daftar tenaga menurut pekerjaannya dan tenaga asing menurut jabatannya yang dipekerjakan
selama waktu laporan.
f.
Daftar peralatan dan material yang ada dilapangan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
termasuk yang datang atau dipindahkan dari lapangan.
g.
Hal-hal lainnya yang perlu diketahui Direksi atau dapat diminta dalam Kontrak atau pernyataan
mengenai hal-hal yang timbul dari, atau berkaitan dengan pelaksanaan kerja selama bulan
pelaporan.
Laporan ini akan diperiksa oleh Direksi, dan dibicarakan bersama terutama memecahkan masalahmasalah, kendala dan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Semua biaya yang diperlukan untuk Laporan dimaksud sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia
dan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan terkait yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
18.
Spektek 7
19.
20.
Pengeringan
Penyedia harus bertanggungjawab terhadap pengeringan dilokasi pekerjaan guna menjamin mutu,
kemudahan dan kelancaran selama pelaksanaan pekerjaan dengan membuat bangunan-bangunan
sementara, saluran pengelak, bangunan pengaman, penyedian pompa air dan lainnya yang berguna
untuk memindahkan aliran air sehingga tidak menggenangi lokasi pekerjaan dan membongkar /
membersihkannya apabila pelaksanaan pekerjaan telah selesai.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan dimaksud sudah termasuk dalam Daftar Kuantitas dan
Harga (Lump Sum) dan dibayarkan sesuai yang terpasang dan dilaksanakan dilapangan dilampiri
dengan data-data pendukung serta foto dokumentasi.
Spektek 8
B.
I.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.
Foto Dokumentasi
Untuk kelengkapan administrasi pelaporan diperlukan foto dokumentasi lapangan yang
menggambarkan kondisi pada saat sebelum, sedang dan selesai pekerjaan. Foto dokumentasi
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Foto diambil pada titik dan arah yang tetap/ sama.
b. Setiap pengambilan foto harus diberi nomenklatur sebagai identitas obyek.
c. Pengambilan foto saluran/sungai pada setiap jarak 100 meter sepanjang saluran.
d. Pengambilan foto bangunan dilakukan pada setiap detail konstruksi.
e. Foto dicetak sebanyak 3 (tiga) rangkap dalam album dan copy CD/ flashdisk.
f. Ukuran foto adalah 3R dan disusun sesuai dengan titik dan arah yang tetap dan disusun
dalam album sesuai urutannya
g. Biaya foto dokumentasi sudah termasuk dalam biaya umum dan keuntungan.
2.
b.
Titik referensi ditentukan berdasarkan titik BM yang ada atau titik referensi lokal
yang sebelumnya mendapat persetujuan Pengawas.
c.
Uitzet saluran dan bangunan dilaksanakan oleh penyedia jasa dan harus disetujui
Pengawas.
d.
Titik tetap bantu harus disiapkan oleh penyedia jasa untuk dipakai sebagai titik
utama dalam pelaksanaan dan pemeriksaan. Titik tetap bantu tidak boleh berubah
kedudukannya maupun ketinggiannya dan harus jelas dan dicat merah agar mudah
dilihat.
e.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur (Teodolit dan Water Pass)
dimana sebelum digunakan harus dapat persetujuan dari Pengawas.
f.
Jumlah titik tetap bantu untuk saluran/sungai sebanyak 1 ( satu) buah untuk
setiap 500 m dan ditempatkan pada lokasi yang aman dari aktifitas kerja, dan 1
(satu) buah untuk setiap bangunan.
Titik tetap bantu tersebut terdiri dari kayu keras dengan ukuran 5/10 cm atau
diameter 10 cm dengan tinggi 50 cm diatas permukaan tanah.
Setiap pengukuran
Pengawas pekerjaan. Hasill pengukuran dicatat dalam buku ukur yang harus
diserahkan kepada Pengawas pekerjaan.
b.
c.
Selama pengukuran pelaksanaan patok profil harus terjaga dan terukur sesuai pada
kondisi awal.
b.
Pengukuran akhir (as Build Drawing) dilaksanakan untuk mengetahui apakah galian
telah sesuai dimensi yang telah ditentukan.
c.
Pengawas pekerjaan. Hasill pengukuran dicatat dalam buku ukur yang harus
diserahkan kepada Pengawas pekerjaan.
3.
Pekerjaan Dewatering
a.
Pekerjaan kisdam dan Dewatering adalah pekerjaan pengeringan saluran dengan memakai
pompa air atau konstruksi sementara yang terbuat dari kayu/cerocok kayu yang dipancang
secara rapat, dibuat dalam 2 baris dengan jarak tertentu dan diisi tanah urug atau dari
tumpukan karung berisi tanah urug yang berfungsi mencegah masuknya air ke dalam
areal pekerjaan bangunan yang akan dilaksanakan.
Spektek 10
b.
Sebelum dilakukan pekerjaan kisdam dan pengeringan, terlebih dahulu membuat sistem
pengendalian air saluran secara rinci untuk menentukan tingkat keberhasilan pekerjaan ini
agar pada saat melaksanakan pekerjaan ini tidak terjadi kenaikan muka air secara tibatiba.
c.
Penyedia jasa dapat mengajukan metoda pengeringan sesuai dengan kebutuhan lapangan
dan harus mendapat persetujuan dari pengawas.
I.
PEKERJAAN KONSTRUKSI
1.
Galian Tanah
1.1. Dengan Tenaga Manusia (Manual),
Yang dimaksud dengan pekerjaan galian tanah biasa adalah semua pekerjaan galian tanah
yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi dengan menggunakan tenaga manusia dan
peralatan sederhana seperti cangkul, keranjang,dan hasil galian dibuang kelokasi dimana
tempat tersebut tidak mengganggu lokasi pekerjaan konstruksi atau sesuai instruksi Direksi
di lapangan dan hasil buangan harus dirapikan.
Spektek 11
Semua akibat penggalian atau kelebihan penggalian yang dikerjakan oleh Kontraktor untuk
tujuan dan alasan tertentu kecuali atas perintah Direksi adalah menjadi tanggung jawab dan
beban Kontraktor. Jika diperlukan untuk mengatasi semua akibat penggalian dan kelebihan
galian tersebut, diisi dengan tanah yang dipadatkan, pasir, kerikil atau beton atau bahan lain
yang ditetapkan oleh Direksi atas biaya Kontraktor.
Besarnya penggalian pada bangunan diukur sesuai dengan garis-garis dan elevasi yang
tercantum pada gambar atau jika tidak tercantum pada gambar, sesuai dengan garis-garis
dan elevasi berdasarkan pada ketentuan yang disebut dalam Spesifikasi Teknik atau sesuai
petunjuk dan instruksi Direksi. Tanpa memperhatikan volume yang dikerjakan sebenarnya.
Besarnya pembayaran penggalian atau pembongkaran material di luar ukuran yang sudah
dijelaskan, kecuali penggalian atau pembongkaran tertentu atas perintah Direksi.
2.
3.
b. Pemasangan
Batu tersebut harus dibasahi secukupnya sebelum dipasang dan harus ditempatkan dengan
tangan sedemikian rupa sehingga tiap-tiap batu dikelilingi oleh mortar semen seluruhnya
melekat satu sama lain sesuai gambar.
Spektek 12
Batu harus disesuaikan dengan ukurannya, tiap-tiap batu harus terselubung didalam mortar.
m3 batu kali
- 0.52
m3 pasir pasang
- 3.20
zak semen
4.
Plasteran 1 Pc : 3 Ps
a. Pekerjaan plesteran memakai perbandingan campuran 1 semen portland dibanding 3 pasir
(1Pc : 3Ps), semen Portland dan pasir disetujui oleh direksi. Bagian konstruksi bangunan
yang harus diplester adalah sayap tegak/ miring, mercu rumah-rumah pintu air, dan linning
saluran atau sesuai dengan sayap miring yang ditujukan dalam gambar bestek. Sayap tegak/
diplester mulai pertemuan antara lantai dengan sayap tegak sampai permukaan dek.
b. Bangunan dan linning diplester pada tembok miring kanan dan kiri. Semua sudut-sudut
plesteran harus betul-betul lurus dan rapi. Sebelum dimulai pekerjaan plesteran semua
permukaan tembok/ beton harus dibasahi dengan air semen.
Spektek 13
5.
Bekesting
a. Bekisting dan perancahdibuat dari kayu, multiplex, atau baja dengan sambungan kedap
terhadap adukan dan cukup kokoh untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan.
b. Untuk permukaan beton harus menggunakan multiplex 9 mm yang halus yang ditopang
dengan kayu-kayu.
c. Bekisting dan perancah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton
d. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan membentuk beton sesuai
dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi atau dari bahan lainnya yang cukup
kuat sesuai dengan ukuran-ukuran yang ada di dalam gambar-gambar. Cetakan harus
diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat sendiri adukan beton, getaran beton,
beban konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
e. Kontraktor harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar cetakan sesuai dengan
ketentuan di atas, untuk mendapatkan persetujuan Direksi, sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahannya tersebut kepada Direksi untuk disetujui, tidak
mengurangi tanggung jawab Kontraktor bagi keberhasilannya.
f.
Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus bebas dari sampah, paku,
alur-alur, belahan, atau cacat-cacat lainnya. Mengisi celah-celah sambungan cetakan beton
harus berhati-hati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup mengembang dibawah
pengaruh kelembaban beton tanpa menimbulkan perobahan bentuk cetakan, celah-celah
harus diisi secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun penggunakan
kertas dengan tegas dilarang.
g. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan, dan pembuangan air dapat
dilakukan, untuk itu cetakan dapat dibuat sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah
ditutup sebelum pengecoran dimulai.
h. Sebelum pengecoran beton, semua baut-baut harus dipasang pada posisinya, semua yang
diperlukan dan alat-alat lain untuk menutup lobang harus dipasang pada cetakan. Tidak
diperbolehkan membuat lubang didalam beton tanpa persetujuan Direksi.
i.
Penggunaan kawat yang diikat untuk menyanggah cetakan tidak diizinkan dilakukan pada
dinding beton yang akan tampak. Lobang-lobang bekas ikatan kawat harus ditutup dengan
beton setelah cetakan dibongkar. Jika batang lobang digunakan untuk menyanggah cetakan,
ujungnya tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk. Semua
permukaan cetakan yang menempel dengan beton harus dilumasi dengan oli untuk
memastikan bahwa cetakan dapat dibuka dengan mudah.
j.
Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang dan harus berhati-hati
mencegah pelumas jangan sampai mengenai besi tulangan. Sebelum pengecoran dan
Spektek 14
pembersihan, semua celah-celah cetakan yang telah diisi dengan dempul, harus dibersihkan
dan dikeringkan.
k. Bila cetakan beton dibuat dan disiapkan untuk pengecoran, maka harus diperiksa oleh
Direksi. Tidak diperkenankan pengecor bila cetakan belum disetujui Direksi.
l.
m. Kontraktor harus bertangung jawab bahwa pembongkaran cetakan pada waktu umur beton
untuk mencapai kekuatan tekanan yang cukup sudah terlampaui. Meskipun demikian,
cetakan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Direksi dan waktu pembongkaran cetakan,
harus mengingat waktu minimum seperti yang tersebut dalam table di bawah ini :
Lokasi
Sisi dalam
belagar, bakok, rangka
Plat lantai
Dinding
Kolam
Sisi balok dan semen
permukaan vertikal
Persentase
14 hari
8%
14
1
2
1
70 %
25 %
40 %
hari
hari
hari
hari
6.
Pembesian
a. Besi tulangan untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi PBI-71,
NI-2 atau SNI 0136.
b. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran,
Lumpur, oil, cat, karat dan kerat, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi
atau merusak pelekat dengan beton.
c. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak
tergeser waktu operasi pengecoran.
d. Besi tulangan bulat berulir maupun bulat biasa, harus sesuai dengan ketentuan standard,
dalam Spesifikasi Umum dan tabel berikut ini :
Uraian
49 - 63
14 atau lebih
49 - 63
16 atau lebih
Spektek 15
Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama disetiap bagian
besi tulangan itu. Diameter rata-rata besi tulangan yang digunakan di lokasi pekerjaan tidak
boleh lebih kecil dari 2 (dua) persen diameter yang telah ditentukan. Besi tulangan harus
bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan cat-cat pembuatannya.
e. Pemotongan dan pembengkokan tulangan mengikuti daftar yang dibuat terlebih dahulu
berdasarkan gambar kerja yang sudah disetujui oleh Direksi. Pembengkokan tulangan harus
dilakukan diatas meja pembengkokan dengan menggunakan kunci penekuk yang cocok
dengan tiap ukuran besi tulangan serta harus mengikuti aturan dan pemasangan
penyusunannya harus sesuai dengan gambar design / kontrak.
Tekukan besi tidak boleh retak dan apabila pada saat pembengkokan terjadi keretakan pada
tekukan, maka besi harus diganti. Sambungan besi / overlap ujung sambungan besi harus
paling sedikit 40 x diameter besi.
Selama pemotongan, pembengkokan, serta perangkaian dan besi tulangan yang telah
disusun/dipasang sebelum pengecoran harus terlindungi dari pengaruh cuaca sampai saat
pengecoran.
7.
Beton 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar yang tertera di dalam gambar
kontrakatau sesuai instruksi Direksi.
a. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan
bekisting/cetakan harus dibasahi (dilumuri) dengan oli bekas/minyak agar permukaan beton
halus, licin, dan tidak lengket dengan bekisting ketika bekisting dibuka. Semua peralatan
yang digunakan dalam pengecoran dan tenaga kerja yang melakukan pengecoran harus
benar-benar telah siap.
b. Bahan Beton
1) Semen
Semen yang dipergunakan untuk pekerjaan beton haruslah semen Portland Type-II
ASTM C 150 atau PC type ASTM C 150 dari hasil produksi pabrik yang disetujui
direksi.
2) Agregat
Gradasi agregat kasar dan harus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan dalam
standar Nasional Indonesia NI-2
Spektek 16
3) Air
Air yang digunakan dalam campuran, perawatan atau pemakaian lainnya harus bersih
dan bebas dad bends yang menggangu seperti minyak, garam, asam, bass gula atau
organis.
c. Pencampuran
1)
Proporsi material dan berat penakaran harus ditentukan dengan mengunakan metoda
yang disyaratkan dalam PBI-71 dan sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
2)
Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanikal dari tipe dan
ukuran yang disetujui dan akan menjamin distribusi yang merata dari material
3)
4)
Perbandingan Campuran
Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan bahan addetive bila
diperlukan, dicampurkan bersama-sama dan digunakan untuk menghasilkan kekuatan
yang diharapkan. Beton diklasifikasikan berdasarkan kekuatan tekanan pada umur 28
hari dengan ukuran maksimum agregat dibuat mengikuti tabel di bawah ini :
Tipe
Campuran
Beton
Kuat tekan
umur 28 hari
(kg/cm2)
(K-1:2:3)
225
Ukuran
Agregat
Maksimum
(mm)
40
Pasir
Kerikil
( m3)
( m3)
Kebutuhan
Semen
( zak )
50
0.54
0.82
6.80
d. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi
yang telah disetujui atau sampai pekerjaan selesai. Dalam pelaksanaan pengecoran, harus
dilakukan pemadatan beton dengan menggunakan mesin vibrator (concrete vibrator) dan
palu karet yang bertujuan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang
terperangkap di dalam beton.
e. Pengecoran tidak boleh dilaksanakan di tempat terbuka selama ada badai atau hujan lebat.
Semua material dan peralatan pengecoran harus dilindungi terhadap pengaruh hujan lebat
dan badai Pengecoran tidak boleh dilaksanakan di tempat terbuka selama ada badai atau
hujan lebat. Semua material dan peralatan pengecoran harus dilindungi terhadap pengaruh
hujan lebat dan badai.
f.
Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan dan penanganannya
mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran. Adukan beton dicor lapis demi lapis
pada ketebalan tertentu, berurutan mulai dari bawah agar lapisan yang baru dapat menyatu
Spektek 17
dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari lapisan bawah, dengan alat
penggetar (Vibrator).
Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi tulangan dan bagianbagian yang ditanam, cetakan dan perancah belum diperiksa dan disetujui Direksi secara
tertulis.
Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi pemisahan butiran.
Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan
selimut beton setebal 3 cm, dengan spasi yang sama dengan yang dibutuhkan oleh beton di
atasnya. Jika pengecoran permukaan mencapai ketinggian lebih dari yang ditentukan oleh
Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang dengan biaya kontraktor. Semua pengecoran
harus selesai dalam waktu 60 menit setelah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika
ditentukan lain oleh Direksi.
Pengecoran tidak boleh dilakukan di dalam atau pada aliran air kecuali jika ditentukan atau
disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harus segera dibuang.
Beton yang dicor di atas beton lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali
jika ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian.
Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, untuk batasan panjang (per m), lokasi sambungan
harus ditempatkan pada posisi yang diizinkan yaitu pada posisi construction joint (per jarak
12 meter pada pekerjaan saluran). Antara beton lama dan beton baru harus dilakukan
pemasangan elastic filler (t = 10 mm) yang materialnya terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
Dalam hal batasan tinggi pengecoran, stop cor dibatasi pada bagian tertentu yang diizinkan
direksi dan memperhitungkan kekuatan strukturnya. Permukaan beton lama harus dikasari
sedemikian rupa agar
Spektek 18
Beton diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan dari kereta sorong atau metoda yang
diajukan oleh kontraktor setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
g. Pada Saat dicor, beton tidak boleh memiliki temperatur lebih dari 32 Derjat Celcius, jika
cuaca sangat panas melebihi 32 derjat Celcius Kontraktor harus melakukan usaha agar
temperatur yang diinginkan tercapai, seperti mendinginkan agregat dan melakukan
pengecoran di malam hari. Kontraktor tidak berhak menuntut biaya tambahan untuk
pekerjaan tersebut.
h. Penakaran beton
Kontraktor harus membuat dan menyediakan alat penakar material campuran beton yang
disetujui Direksi dan harus memelihara serta mengoperasi peralatan seperti yang diperlukan
agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing-masing bahan-bahan
yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi. Peralatan harus mampu memproduksi
beton sebanyak (1) satu hingga (5) lima meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan
dengan mencampurkan agregat, semen, dan air menjadi suatu campuran yang merata tanpa
pemisahan-pemisahan. Juga mampu mengimbangi perubahan-perubahan kadar air dari
agregat, serta merubah berat material-material yang ikut tercakup.
Jumlah masing-masing bahan-bahan yang membentuk beton tersebut dapat ditentukan
dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan takaran. Meskipun demikian
material beton dapat juga diukur secara volume, bilamana disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus menyediakan penguji berat yang standard dan peralatan lain yang
diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap-tiap skala pengukuran pengaduk tersebut serta
melakukan pengujian periodik terhadap perubahan pengukuran dalam pekerjaan-pekerjaan
adukan.
i.
Spektek 19
j.
Truk pencampur
Material beton dapat juga dicampur di dalam sebuah truk pencampur (Truck Mixer) sesuai
instruksi Direksi. Drum-drum yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh pabrik. Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu
30 menit setelah bahan-bahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur, setelah itu
beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu jam setelah penambahan air
pengecoran harus selesai.
Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat mengeras, waktu
pencampuran harus kurang dari satu jam sesuai dengan petunjuk Direksi.
k. Pengangkutan beton
Material beton dapat juga dicampur di dalam sebuah truk pencampur (Truck Mixer) sesuai
instruksi Direksi. Drum-drum yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh pabrik. Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu
30 menit setelah bahan-bahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur, setelah itu
beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu jam setelah penambahan air
pengecoran harus selesai.
Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat mengeras, waktu
pencampuran harus kurang dari satu jam sesuai dengan petunjuk Direksi.
l.
Spektek 20
Untuk agregat kasar, sekali setiap 500 m3 dan sewaktu-waktu bila sumber tempat
pengambilannya diganti.
(b) Kelembeban permukaan agregat Dua kali sehari, pagi dan sore
(c) Slump Test :
Dilakukan untuk setiap pengambilan benda uji beton, min. dua kali sehari, pagi dan
sore, Nilai Slump dibatasi untuk 12 2 cm
(d) Pengujian kandungan udara, Dua kali sehari, pagi dan sore
(e) Pengujian kuat tekan
Sekali setiap 5 m3 per proporsi atau setiap waktu bila diminta oleh Direksi.
Selama pencetakan dan pengecoran beton, tidak kurang dari dua contoh setiap hari
dan tidak kurang dari satu random contoh untuk tiap 5 m3 pekerjaan pengecoran
yang menerus harus diambil. Benda uji kekuatan tekan beton berbentuk kubus
ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm atau selinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm
dari tiap contoh-contoh yang diambil, dilaksanakan pada umur 7 hari, 14 hari, dan
pada umur 28 hari.
Hasil tes harus dianalisa dan dievaluasi secara statistik. Evaluasi harus dibuat untuk
lebih dari 20 kali tes dengan dasar-dasar berikut :
(1) Kemungkinan dari pengujian kekuatan di bawah ketentuan-ketentuan dalam
standart mutu kekuatan tidak lebih dari 25 %.
(2) Kemungkinan dari pengujian kekuatan 80 % dari kekuatan yang ditentukan
dalam standart mutu kekuatan bahan dapat lebih dari 5 %
Slump test dapat dibuat segera sebelum pengecoran dimulai atau atas perintah
Direksi. Semua pengujian-pengujian di atas harus sesuai dengan ketentuanketentuan yang ada dalam standart mutu beton yang ditetapkan
8.
Spektek 21
9.
b.
c.
d.
e.
f.
Spektek 22
Pekerjaan timbunan dibuat 2% - 5% lebih tinggi dari rencana atau sesuai petunjuk Direksi.
Pekerjaan ini juga menggunakan peralatan mekanis ( excavator atau peralatan mekanis
lainnya sesuai instruksi Direksi di lapangan ) yang gunanya juga untuk pembentukan sloof
konstruksi dan perapiannya.
C.
PENUTUP
Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Diluar persyaratan ini masih tetap berlaku peraturan-peraturan lainnya. Apabila dalam
persyaratan ini ada kekurangan atau kekeliruan, Penyedia Jasa tidak boleh mengambil keuntungan dari
hal tersebut, melainkan harus minta penjelasan dari Direksi Pekerjaan.
Spektek 23