Professional Documents
Culture Documents
NIM
Shift
Kelompok
: Anggia Larasati W
: 03121003049
: Kamis Pagi
:3
dihasilkan melalui proses perubahan fase air menjadi vapour atau uap air.
Air merupakan salah satu senyawa yang bersifat korosif terhadap unsur
logam tertentu, karena air pada alam bebas banyak mengandung mineral-mineral
dari yang sedang hingga mineral berat, antara lain seperti Ca, Mg. Kandungan
kalsium dan magnesium yang tinggi dalam air berpengaruh pada nilai kesadahan
air dimana kesadahan ini bisa menyebabkan kerak di ketel uap (boiler) dan
akhirnya efisien energi akan rendah. Mineral-mineral tersebut adalah racun yang
harus di buang jika air akan di gunakan sebagai umpan boiler untuk menghasilkan
steam guna mencegah korosi pada peralatan, sudu-sudu kompresor, dan line-pipa
logam.
Air umpan ketel yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan masalah
seperti terjadinya kerak (scale), korosi, dan busa. Kerak dapat terjadi akibat
presipitasi padatan dalam air lalu melekat di permukaan dinding ketel. Ini
berakibat pada pemanasan lanjut lokal (local overheating) sehingga fungsi logam
ketel sebagai konduktor berkurang atau bahkan gagal. Beberapa kerak yang sering
terbentuk antara lain: kalsium karbonat (kalsit), kalsium sulfat, magnesium
hidroksida, besi oksida, kalsium silikat, magnesium silikat.
Berkenaan dengan korosi, fenomena ini disebabkan oleh pH airnya
terlampau rendah, ada gas oksigen di dalam air, karbondioksida, klor, hidrogen
sulfida, dll. Juga adanya garam-garam dan zat padat tersuspensi. Oksigen di dalam
air, apalagi didukung oleh pH yang rendah justru dapat menambah proses korosi
sehingga logam berubah menjadi bentuk bijih logam dalam proses elektrokimia
yang kompleks.
Sistem demineralisasi sangat umum digunakan, tidak hanya untuk
mengolah air untuk boiler tekanan tinggi tapi juga untuk proses lain dan
pengolahan air cucian. Air yang diolah berasal dari intake sungai komering yang
mengandung suspended solid (impurities tidak larut) dan dissolved solid
(impurities terlarut).
Suspended solid dapat dihilangkan melalui proses klarifikasi (penjernihan)
dengan menggunakan clarifier. Klarifikasi adalah pretreatment air permukaan
untuk menghilangkan suspended solid dengan tahaptahap sebagai berikut :
a. Koagulasi adalah proses penetralan muatan listrik negatif yang berada pada
partikelpartikel halus yang terpisah. Bahan kimia yang digunakan adalah
alumunium sulfat.
b. Flokulasi adalah penggabungan partikelpartikel yang sudah distabilisasi
menjadi partikel yang lebih besar yang dipercepat dengan penambahan polymer
organik rantai panjang (bobot molekul tinggi) yang larut dalam air.
c. Sedimentasi adalah suatu mekanisme dimana partikel yang sudah cukup besar
tadi akan mengendap dan turun kebawah permukaan air dibawah pengaruh
gaya gravitasi.
Dissolved solid
kesetaraan ekivalen, dengan melihat kondisi tersebut maka kita dapat mengatur
jenis ion yang diikat dan dilepas. Sebagai media penukar ion, maka resin penukar
ion harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Kapasitas total yang tinggi yaitu resin memiliki kapasitas pertukaran ion yang
tinggi.
2. Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-ulang.
Resin akan beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena
itu resin harus tahan terhadap air
3. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH
yang luas serta tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap oksidasi
dan radiasi.
4. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis,
tekanan hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.
Resin penukar ion adalah suatu strukur polimer yang mengandung suatu
gugus aktif yang terikat pada kerangka organik. Proses pembentukan resin terdiri
dari dua tahap yaitu pembentukan gugus aktif. Umumnya untuk pembentukan
kerangka biasa dipakai cross linked polystirene yang dibentuk dari tetesan cairan
monomer yang disuspensikan dalam air. Dari proses tersebut diperoleh butiran
yang keras, transparan, tidak berwarna dan kedap air. Butiran-butiran ini belum
memiliki sifat penukar ion. Tahap selanjutnya pembentukan gugus aktif pada
butiran-butiran tersebut. (Idaman Said, 2008)
Ada 2 macam resin penukar ion, yaitu :
a) Kation Exchanger
Resin penukar ion positif atau yang lebih dikenal dengan kation exchanger
pada umumnya dalam bentuk asam kuat atau asam lemah. Resin kation dalam
bentuk asam kuat dapat menghilangkan seluruh ion positif yang terkandung dalam
air sedangkan resin kation dalam bentuk asam lemah hanya dapat menghilangkan
sebagian kesadahan dalam air yang umumnya kesadahan dalam bentuk alkinitas.
Resin penukar ion mempunyai afinitas yang berbeda terhadap tiap jenis
ion yang ada dalam air. Akibatnya resin penukar ion menunjukan urutan
selektivitas untuk tiap jenis ion yang terlarut dalam air. Untuk resin penukar ion
positif dalam bentuk asam kuat urutan jenis ion positif yang mempunyai afinitas
terhadap resin penukar ion positif di mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil
adalah sebagai berikut: Calcium (Ca), Magnesium (Mg), Ammonium (NH4),
Potassium (K), Natrium (Na), dan terakhir Hidrogen (H).
Reaksi umum pertukaran di cation exchanger :
M+n(aq) + n RH(s) M-Rn(s) + n H+(aq)
(1)
(2)
Terlihat bahwa air yang ke luar dari cation exchanger bersifat asam. Jika
tidak dikehendaki produk air yang bersifat asam, atau mengandung asam ataupun
anion, maka dilakukan treatment menggunakan anion exchanger.
b) Anion exchanger
Anion exchanger bertujuan untuk menghilangkan ion-ion yang bermuatan
negatif seperti SO4, Cl, SiO3, dan ion negatif lainnya dengan pertukaran ion OH-.
Reaksi umum pertukaran di anion exchanger :
R4NOH(s) R4N+(s) + OH-(aq)
(3)
(aq)
(R4N)2SO4(s) + 2
(4)
OH-(aq)
(5)
(6)
(7)
Maka
penukar
kation
memisahkan
logamlogam
(kation)
yang
menghasilkan asam, dan anion memisahkan asam (yang tersisa dari garam) yang
menghasilkan air murni.
c) Mixed Bed Exchanger
Mixed bed merupakan proses lebih lanjut dari kation anion exchanger
sehingga didapat demin yang lunak. Proses yang terjadi pada mixed bed
exchanger sama seperti pada kation dan anion exchanger. Dalam mixed bed
exchanger terdapat resin kation dan anion yang berfungsi untuk menyempurnakan
penghilangan ion-ion yang tersisa. Selama proses resin kation dan anion
bercampur menjadi satu. Setelah mengalami kejenuhan, maka perlu dilakukan
ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang dihilangkan
(kebutuhan larutan regenerasi teoritik).
Operasi regenerasi agar resin mempunyai kapasitas seperti semula sangat
mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya dilakukan untuk menghasilkan
sebagian dari kemampuan pertukaran awal. Upaya tersebut berarti bahwa
regenerasi ditentukan oleh tingkat regenerasi yang diinginkan. Tingkat regenerasi
dinyatakan sebagai jumlah larutan regenerasi yang digunakan per volume resin.
Perbandingan kapasitas operasi yang dihasilkan pada tingkat regenerasi tertentu
dengan kapasitas pertukaran yang secara teoritik yang dapat dihasilkan pada
tingkat regenerasi itu disebut efisiensi regenerasi.
Efisiensi regenerasi resin penukar kation asam kuat yang diregenerasi
dengan H2 anion basa kuat yang diregenerasi dengan NaOH antara 20-50%, oleh
sebab itu pemakaian larutan regenerasi 2-5 kali lebih besar dari kebutuhan
teoritik. Besaran untuk menyatakan tingkat efisiensi penggunaan larutan
regenerasi adalah
nisbah
sebagai berat larutan regenerasi dinyatakan dalam ekivalen atau gram CaCO3
dibagi dengan beban pertukaran ion yang dinyatakan dalam satuan yang sama.
Semakin rendah
slow
rinse,
yaitu
mengalirkan
air
pelan-pelan
untuk
(8)
kotoran
(9)
Sama dengan regenerasi pada kation, pada anion juga terdapat beberapa
tahapan. Tahap-tahap yang dilakukan pada proses regenerasi anion:
1. Backwash adalah suatu
terdiri dari lapisan resin yang ditumpangkan dengan polaritas yang sama. Salah
satu diantaranya asam atau basa lemah, sementara lainnya asam atau basa kuat.
Selama regenerasi, resin asam lemah, yang lebih ringan dari resin asam kuat
ditempatkan pada atas bed. Aliran counter-current regeneran kemudian menuju ke
atas melalui bed dan bertemu pertama kali dengan resin asam kuat, diikuti resin
asam lemah. Sehingga regenerasi terjadi secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Proses Air Bebas Mineral ( Demineral Water Process ).(online):
http://ilmu-dewa.blogspot.com/2013/07/proses-air-bebas-mineral-demine
ral .html. (diakses tanggal 1 Maret 2014).
Aprianto, Nico. 2011. Water Treatment. (online) : http://nicoaprianto.blogspot.co
m/2011/11/water-treatment.html. (diakses tanggal 1 Maret 2014).
Lubis, Oktaferizal. 2012. Ion Exchanger. (online): http://oktaferizallubis.blogspot.
com/2012/08/ion-exchange_8760.html. (diakses tanggal 1 Maret 2014).
Oktapianti, Tanti. 2012. Resin Penukar Ion. (online):http://daniezza18.blogspot.
com/2012/12/resin-penukar-ion.html. (diakses tanggal 1 Maret 2014).
Suryanto. 2011. Demin water. (online) :http://suryanto-belajarteknik.blogspot.com
/2011/12/demin-water.html. (diakses tanggal 1 Maret 2014).