You are on page 1of 18

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.

Pengertian Kulit
Sistem integument merupakan system organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan
sekitarnya yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan
produknya ( kering atau lender ).
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi
dan melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar
keringat dan kelenjar mukosa.

B.

Lapisan Kulit

1. Epidermis

Adalah stratum korneum, selnya sudah mati tidak mempunyai inti sel
(inti sel nya sudah mati) dan mengandung zat keratin. Stratum lusidum, sel
pipih, bedanya dengan stratum granulosum iyalah sel-sel sudah banyak yang
kehilangan dan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus
sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam
lapisan terlihat seperti suatu pita yang bening, batas-batas sel sudah tidak
begitu terlihat, disebut stratum lusidum.
Statum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti
kumparan.sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan
permukan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir butir yang disebut
4

keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena


banyak butir-butir stratum granulasum.
Stratum spinosum/stratum akantosum. Lapisan ini merupakan lapisan
yang palingn tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan.selselnya disebut spinosun karena jika kita terlihat dibawah mikroskop bahwa selselnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal, banyak sudut dan mempunyai
tanduk (spina). Disebut akantosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina
atau tanduk tersebut ada hubungan antara sel yang lain yang disebut
intercelulair briges atau jembatan interseluler.
Stratum basal/germinativum. Disebut stratum basal karena sel-sel nya
terletak dibagian basal/basis stratum graminativum menggantikan sel-sel yang
diatasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya slindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Didalam nya
terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut
disusun seperti pagar (palisade) dibagian bawah sel tersebut terdapat suatu
membran disebut membran basalis, sel-sel basalis dengan membran basalis
merupakan batas terbawah dari epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini
tidak datar tetapi bergelombang. Pada waktu kerium menojol pada epidermis
tonjolan ini tersebut papilla kori (papilla kulit), dan epidermis kea rah koreum
tonjilan ini disebut rete ridges atau rete pegee (prosesus interpalpilaris)

2. Dermis

Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis


dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan
subkutis tetapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagian patokan ialah
mulainya terdapat sel lemak.
Dermis terdiri dari dua lapisan: bagian atas, pars papilaris (stratum papilar)
dan bagian bawah, retikularis (stratum retikularis). Batas antara pars papilaris
dan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis. Baik pars
papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang
tersusun dari serabut-serabut: serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut
retikulus.
Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang
berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, serabut
elastis, memberikan kelenturan pada kulit, dan retikulus, terdapat terutama di
sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada asal
tersebut.
3. Subkutan

Subkutan terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara


gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikatan dermis. Sel-sel lemak
ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak kepinggir, sehingga membentuk
seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya
tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan
perempuan tidak sama (berlainan). Guna penikulus adipolus adalah sebagian
shock breaker atau pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada
kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimpunan kalori, dan
tambahan untuk kecantikan tubuh. Dibawah subkutis terdapat selaput otot
kemudian baru terdapat otot.
C.

Pembuluh Darah dan Saraf


1. Pembuluh Darah
Pembuluh darah kulit terdiri dari dua anyaman pembuluh darah nadi yaitu
anyaman pembuluh nadi atas atau luar, anyaman ini terdapat antara stratum
papilaris dan stratum retikularis dari anyaman ini berjalan arteriole pada tiaptiap papila kori, anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam,
anyaman ini terdapat antara korium dan subkutis. Anyaman ini memberikan
cabang-cabang pembuluh nadi ke alat-alat tambahan yang terdapat di korium.

Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman pembuluh nadi yang
terdapat pada lapisan subkutis. Cabang-cabang ini kemudian akan menjadi
pembuluh darah balik/vena yang juga akan membentuk anyaman, yaitu
anyaman pembuluh darah balik yang ke dalam. Peredaran darah dalam kulit
adalah penting sekali. Oleh karena diperkirakan 1/5 dari darah yang beredar
melalui kulit. Disamping itu, pembuluh darah pada kulit sangat cepat
menyempit/melebar oleh pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan
sakit, nyeri, dan emosi, penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara refleks.
2. Persarafan Kulit
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan
permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung saraf
motorik berguna untuk menggerakan sel-sel otot yang terdapat pada kulit.
Sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat
dari luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima
rangsangan. Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan
sakit/nyeri banyak terdapat di epidermis. Disini ujung-ujung sarafnya
mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ.

D.

Bagian Kulit
1. Rambut

Sel epidermis yang berubah, rambut tumbuh dari folikel rambut didalam
epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas, dasarnya
terdapat papil tempat rambut tumbuh. Akar berada didalam folikel pada ujung
paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut. Pada folikel
rambut terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut. Rambut terdiri dari:
a. Rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot
b. Rambut pendek di lubang hidung, liang telinga dan alis
c. Rambut bulu lanugo diseluruh tubuh
d. Rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak)
Warna kulit dipengaruhi oleh pertumbuhan darah pada kulit, banyak
sedikitnya lemak, dan pigmen kulit yang disebut melanin. Banyak sedikitnya
melanin dipengaruhi oleh ras atau suku bangsa, hormon, dan pengaruh sinar
ultraviolet dan inframerah.

2. Kuku

Kuku adalah sel epidermis kulit-kulit yang telah berubah, tertanam dalam
palung kuku menurut garis lekukan pada kulit. Palung kuku mendapat
persarafan dan pembuluh darah yang banyak. Bagian proksimal terletak dalam
lipatan kulit merupakan awal kuku tumbuh, badan kuku, bagian yang tidak
ditutupi kulit dengan kuat terikat dalam palung kulit dan bagian atas
merupakan bagian yang bebas. Bagian dari kuku terdiri dari ujung kuku atas
ujung batas, badan kuku yang merupakan bagian yang besar, dan akar kuku
(radiks).
3. Kelenjar Kulit
Kelenjar kulit merupakan lobulus yang bergulung-gulung dengan saluran
keluar lurus merupakan jalan untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan
(kelenjar keringat). Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar. Setelah kulit
terluka, sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kapiler dan jaringan ikat
akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi
jaringan ikat yang bergenerasi sehingga terbentuk jaringan parut. Pada mulanya

10

berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kapiler akhirnya berubag


menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel.
Manifestasi ketuaan kulit meliputi kulit tampak lebih tipis karena
perubahan dalam komposisi kimia zat dasar jaringan ikat. Karena kekurangan
cairan dan hilangnya elastisitas pada serat-serat elastis dermis dan subkutis
akibat lipatan kulit yang ditimbulkan dengan menarik jaringan dibawahnya,
lambat laun menghilang dan akan timbul bintik pigmentasi yang tidak
beraturan.
Kelenjar sebasea berasal dari rambut yang bermuara pada saluran folikel
rambut untuk melunasi rambut dan kulit yang berdekatan. Kelenjar kantongnya
dalam kulit, bentuknya seperti botol dan bermuara dalam folikel rambut. Paling
banyak terdapat pada kepala dan wajah sekitar hidung, mulut dan telinga tidak
terdapat pada telapak kaki dan telapak tangan. Ada dua kelenjar yang terdapat
pada kulit yaitu kelenjar keringat yang menghasilkan sudorivera dan kelenjar
yang menghasilkan kelenjar sebasea. Kelenjar terdiri dari badan kelenjar,
saluran kelenjar, dan muara kelenjar.
Kelenjar kringat adalah alat utama untuk mengendalikan suhu tubuh,
berkurang pada waktu iklim dingin dan mengikat pada suhu panas. Sekresi
aktif dan kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf simpatis. Keringat
berisi air dan sedikit garam yang dikeluarkan melalui defusi secara sederhana,
kurang lebih 500 cc/hari.
E. Fisiologi Sistem Integumen
Kulit merupakan organ yang paling luas permukaannya yang membungkus
seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya
bahan kimia. Cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi
terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan.
Kulit merupakan indicator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum
dengan melihat perubahan yang terjai pada kulit. Misalnya, menjadi pucat,
kekuning kuningan kemerah merahan atau suhu kulit meningkat,

11

memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh atau ganggguan kulit
karena penyakit tertentu.
Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada
kulit. Misalnya, karena stress, ketakutan atau dalam keadaan marah, akan terjadi
perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat menentukan apakah
seseorang telah lanjut usia atau masih muda. Wanita atau pria juga dapat
membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat menentukan rasa tau suku
bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning baangsa mongol, kulit
putih dari eropa dan lain lain.
F. Fungsi Kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalani
kelangsungan hidup secara umum yaitu :
1. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang lainnya dapat
menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas, misalnya
radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur.
Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut serabut
jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari
dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
2. Fungsi Absorbs
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam
lemak. Premabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memugkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi resprasi. Kemampuan absorbs kulit dipengaruhi
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolism. Penyerapan dapat
berlangsung melalui celah antara lain sel, menembus sel sel epidermis atau
melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel sel epidermis.
3. Fungsi Kulit Sebagai Pengatur Panas

12

Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal
ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat
pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal sdalam tubuh yaitu suhu
visceral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan
dan vasomotorik dari artiel kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler
melebar, kuli menjadi panas dan kelebihan panas yang dipancarkan ke kelenjar
keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dalam
vasokontrinsik (pembuluh darah mngerut, kulit mennjadi pucat dan dingn,
hilangnya keringat dibatasi, dan panas tubuhyang tidak dikeluarkan. Kulit
melakukan peran ini dengan cara mengelurkan keringat, kontraksi otot, dan
pembuluh darah kulit.
4. Fungsi Ekskresi
Kelenjar- kelanjar kulit mengeluarkan zat zat yang tidak berguna lagi atau
zat sisa metabolism dalam tubuh berupa Nacl, urea, asam urat, dan amino.
Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena
lapisan sebum ( bahan berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang
berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan
keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
5. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Respon terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis,
terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh
papiladermis dan markel prenvier, sedangkan tekanan diperankan oleh
epidermis. Serabut saraf sensrik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotic.
6. Fungsi Pembentukan Pigmen
Sel pembentuk pgmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini
berasal dari rigi saraf. Menosit mementuk warna kulit. Ezim melanosum
dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap
sinar mattahari mempengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis
melalui tangan-tangan denkrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh

13

melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigme kulit


melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi HB dan karoten.
7. Fungsi Kretanisasi
Kretinosit dimulai dari sel basal yang megadakan pembelahan. Sel basal
yang lain akan berpindah keatas yang berubah bentuk menjadi sel spinosum.
Makin keatas sel ini semakin gepeng dan berganula menjadi sel granulosum.
Semakin lama intinya menghilang dan kretinosit ini mejadi sel tanduk yang
amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui
proses sintesi dan degenerasi menjadi apisan tanduk yg berlangung kira-kira 14
21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhdap infeksi secara mekanisfisiologik.
8. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Dengan mengubah dehidroksi kolestrol dengan pertolongan sinar matahari.
Tetapi kebutuhan vitamin D tidak mencukupi dengan hanya dari proses
tersebut. Pemberian vtamain D sistemik masih tetap diperlukan.
G.

Asuhan Keperawatan Sistem Integumen


1. Pengkajian kulit
Riwayat Kesehatan
Selama wawancara riwayat kesehatan, ajukan pertanyaan tentang
riwayat alergi kulit, reaksi alergi kulit terhadap makanan, obat serta zat kimia,
masalah kulit sebelumnya dan riwayat kanker kulit. Nama-nama kosmetika,
sabun, sampo, atau produk higine personal lainnya juga harus ditanyakan jika
terdapat masalah kulit yang terjadi setelah memakai produk tersebut. Riwayat
kesehatan akan berisi informasi yang spesifik mengenai awetan, tanda dan
gejala, lokasi dan durasi nyeri, gatal-gatal, ruan atau gangguan rasa nyaman
lainnya yang dialami pasien. Secara ringkas pengkajian riwayat kesehatan
integument meliputi hal hal berikut ini :
1) Tanyakan pada pasien tentang persepsi pola hidup sehat.
2) Tanyakan apakan pasien mempunyai binatang peliharaan.
3) Tanyakan apakah pola nutrisi yang digunakan dapat mengubah kondisi
kulit pasien.
4) Tanyakan dalam pola sehari hari kondisi kulit tentang kekeringan.

14

5) Tanyakan pada pasien adanya lesi, kemerahan atau memar.


6) Tanyakan tentang penggunaan pelindung dari matahari dan beberapa
efeknya.
7) Tanyakan frekuensi mandi dan jenis sabun yang digunakan.
8) Tanyakan adakah terjadi trouma kulit akhir-akhir ini.
9) Tanyakan riwayat alergi yang menyebabkan bintik-bintik merah.
10) Tanyakan apakah menggunakan obat-obat topical dan menggunakan pil
perawatan kulit.
11) Tanyakan apakah mempunyai riwayat keluarga dengan gangguan kulit
seperti kanker kulit atau psioriasis.
12) Tanyakan kondidi psikologis pasien dengan kondisi kulit dalam mekanime
koping dan tanyakan pola kepercayaan yang digunakan dengan masalah
yang dirasakan pasien.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Karakteristik kulit normal
1) Warna
Kulit bagian tubuh yang terbuka khususnya di bagian iklim panas
cenderung lebih berpigmen darioada bagian tubuh lainya. Efek
vasodilatasi yang di timbulkan oleh demam, sengatan matahari dan
inflamasi akan menimbulkan bercak merah muda atau kemerahan pada
kulit. Pucat merupakan keadaan tidak adanya atau berkurangnya tonus,
serta vaskularitas kulit yang normal dan paling jelas terlihat pada
konjungtiva. Warna kebiruan pada sianosis menunjukan hipoksia seluler
yang mudah terlihat pada ektremitas, dasar kuku, bibir, serta membrane
mukosa. Ikterus yaitu kulit yang menguning, berhubungan langsung
dengan kenaikan bilirubin serum dan sering kali terlihat pada sclera
serta membran mukosa.
2) Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang. Normalnya kulit adalah
elastic dan dapat cepat kembali apbila dilakukan pencubitan yang sering
disebut turgor kulit baik.
3) Suhu

15

Suhu kulit normalnya hangat tetapi pada bagian tangan dan kaki
bersuhu dingin karena bagian perifer akubat suatu kodisi vasokontriksi.
4) Kelembaban
Normalnya teraba kering saat disentuh dan peningkatan aktivitas
kelembaban akan meningkat.
5) Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakan. Bau
yang tajam secara normal dapat ditemukan pada peningkatan produksi
keringat terutama pada area aksila dan lipat paha.
b. Efloresensi
Efloresensi adalah pengkajian kulit yang dapat dilihat dengan mata
telanjang (secara objektif), dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan.
Terdapat dua macam pengajian efloresensi, meliputi:
1) Efloresensi primer adalah kelainan kulit yang terjadi pada permukaan
kulit.
Macam-macam efloresensi primer :
a) Makula
Kararteristik perubahan warna kulit yang tegas dengan ukuran dan
bentuk bervariasi tanpa disertai peninggian atau cekungan. (bila
diameter >1 cm disebut patch).
b) Papula
Karateristiknya peninggian kulit yang solid dengan diameter <1 cm
dan bagian terbesarnya berada diatas permukaan kulit (bila papula
bergabung dengan diameter >1 cm dan permukaan datar disebut
plakat)
c) Nodul
Seperti papula, berbentuk kubah, ukuran >1 cm dan lebih dalam.
Tumor merupakan istilah umum untuk menunjukkan adanya suatu
massa baik jinak maupun ganas yang >2 cm.
d) Tumor
Seperti nodul tetapi lebih besar dari nodul.
e) Vesikula
Peninggian kulit berbatas tegas berisi cairan dengan ukuran < 1 cm,
dapat pecah menjadi erosi, dapat bergabung menjadi bula.
f) Bula

16

Peninggian kulit berbatas tegas berisi cairan dengan ukuran >1 cm.
g) Pustula
Seperti halnya vesikula, tetapi isinya pus dan berada diatas kulit
yang meradang.
h) Urtika
Peninggian kulit yang datar oleh karena edema pada dermis bagian
atas. Bersifat gagal, timbulnya cepat, hilangnya cepat, pori-pori
melebar, warna pucat.
i) Efloresensi sekunder adalah kelainan kulit yang terjadi selama
perjalanan penyakit.
2) Efloresensi sekunder adalah kelainan kulit yang terjadi selama
perjalanan penyakit.
Macam-macam efloresensi sekunder
a) Skuama
Karakteristiknya partikel edema dapat kering atau berminyak, tipis
ataupun tebal dan dilapisi masa keratin. Warnanya bervariasi putih,
keabu-abuan, kuning, atau colat.
b) Erosi
Hilangnya lapisan kulit sebatas epidermis dan sembuh tanpa
meninggalkan jaringan parut.
c) Ekskoriasi
Hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare.
d) Ulkus
Hilangnya kontinuitas jaringan pada dermis atau lebih dalam,
sembuh dengan meninggalkan jaringan parut.
e) Krusta
Pengeringan cairan tubuh bercampur dengan epitel debris bakteri.
f) Sikatriks
Pembentukan jaringan baru yang bersifat lebih banyak mengandung
jaringan ikat untuk mengganti jaringan yang rusak akibat penyakit
atau trauma pada dermis yang lebih dalam. Dapat terjadi atrofi
disebut sikatriks atrofi, bila membesar disebut sikatriks hipertrofi.
Adalah retakan kulit yang linier sepanjang epidermis atau sampai
dermis, dapat multiple.

17

3. Pengkajian kuku
Kondisi kuku mencerminkan status kesehatan umum, status nutrisi,
pekerjaan, dan tingkat perawatan diri seseorang, bahkan status psikologis juga
dapat diungkapkan dari adanya bukti-bukti gigitan kuku. Sebelum mengkaji,
perawat mengumpulkan riwayat singkat. Bagian kuku yang paling dapat dilihat
adalah plat kuku, lapisan transparan sel epitel yang menutupi bantalan kuku.
Vaskularitas bantalan kuku memberi warna lapisan di bawah kuku. Semilunar,
area putih dibagian dasar bantalan kuku disebut lunula, yaitu merupakan dari
mana plat kuku terbentuk. Inspeksi dan palpasi Perawat menginspeksi warna
bantalan kuku, kebersihan, panjang, ketebalan dan bentuk plat kuku, tekstur
kuku, sudut antara kuku dan bantalan kuku, serta kondisi lipatan kuku lateral
dan proksimal di sekitar kuku. Perawat juga melapisi bagaian dasar kuku.
4. Data Objektif Yang Mungkin Ditemukan :
a. Terjadi perubahan warna kulit, turgor, elastisitas, kelembapan, kebersihan,
dan bau.
b. Terdapat lesi primer misalnya macula, papula, vesikula, pustule, bula,
nodula, atau urtikaria.
c. Terdapat lesi sekunder, misalnya krusta, skuama/sisik, fisura, erosi, atau
lkus.
d. Ditemukannya tanda-tanda radang (rubor/kemerahan, dolor/nyeri,
kalor/panas, tumor/benjolan dan fungsieolesa/perubahan bentuk).
e. Dari pemeriksaan penunjang (kultur kulit, biopsy, uji alergi atau
pemeriksaan darah) didapatkan kelainan.

Keluhan :

18

a. Mengeluh kulit gatal, nyeri, kemerahan, berminyak, kering, kasar, tidak


rata, terkelupas, lepuh, panas, dingin, perubahan warna kulit dan timbul
borok.
b. Adanya riwayat alergi, kontak dengan bahan-bahan tertentu (kosmetik,
sabun, obat, tanaman, bahan kimia)
c. Riwayat keluarga atau tetangga dengan penyakit kulit.
d. Adanya perubahan pola kebiasaan sehari-hari.
e. Ditemukan data psikologis yang berkaitan dengan masalah kulit (rasa malu,
dikucilkan orang lain, harga diri rendah, takut tidak sembuh, dan cemas).
5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan masalh
integument adalah :
a. Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan kerusakan jaringan,
gangguan kekebalan tubuh, atau infeksi.
b. Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan proses peradangan,
terbukanya ujung-ujung saraf kulit, atau tidak adekuatnya pengetahuan
tentang pelaksanaan nyeri.
c. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan anatomi kulit
atau bentuk tubuh.
d. Gangguan harga diri yang berhubungan dengan penyakit yang tidak teratasi
dengan mudah.
e. Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis, perubahan kulit,
atau potensial keganasan.
f. Resiko infeksi yang berhubungan dengan tidak adanya perlindungan kulit.
g. Defesiensi pengetahuan tentang factor penyebab timbulnya lesi, cara
pengobatan, dan perawatan diri.
h. Gangguan istirahat tidur yang berhubungan dengan rasa gatal atau nyeri
pada kulit.
i. Isolasi sosial yang berhubungan dengan penolakan dari oranglain karena
perubahan bentuk kulit.
j. Potensial kecacatan sekunder yang berhubungan dengan hilangnya sensasi
rasa/anastesi, kurangnya pengetahuan tentang perawatn diri.

19

6. Rencana Keperawatan
Tujuan yang harus dicapai pada klien dengan masalah kulit dapat
ditentukan berdasarkan tujuan jangka pendek atau jangka panjang. Tujuan
keperawatan secara umum adalah sebagai berikut.
a. Kulit menjadi normal kembali.
b. Berkurangnya rasa nyeri atau gatal
c. Terlindungnya kulit dari trauma.
d. Tidak terjadi infeksi
e. Konsep diri positif
f. Tidak terjadi penularan
g. Kebutuhan istirahat tidur dapat terpenuhi.

20

You might also like