Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hidrolisa gliserida dengan larutan KOH atau NaOH akan menyebabkan
terbentuknya gliserol serta garan Na atau K dari asam lemak yang bersangkutan.
Garam ini dikenal dengan nama sabun dan reaksi hidrolisis ini disebut dengan reaksi
penbunan (safonifikasi).Menurut Julius Caesar, suku bangsa jerman pada waktu itu
membuat sabun dengan menggunakan lemak babi atau sapi dan abu kayu yang
banyak mengandung garam alkali.
Sekarang ini sabun dibuat dengan cara praktis dan dilakukan dengan teknik yang
sederhana. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan NaoOH atau KOH.
Sabu adalah garam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Dimana
asam lemak diartikan sebagai asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis dari
suatu lemak atau minyak, yang umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjamng
dan tak bercabang. Sabun mengandung garam , terutama garam C 16 dan C18, namun
dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom rendah.
Pada pembuatan sabun dipergunakan
garam , pewarna dan NaOH. Minyak termasuk kedalam lemak biasa dimana lemak
dan minyak adalah trigliserida .Perbedaan antara minyak dan lemak adalah :
1.2.
Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan sabun
Permasalahan
Permasalahan yang ingin diktahui dari percobaan ini adalah apakah massa
sebelum reaksi dan massa sesudah reaksi sama dengan menghitung persen yield dari
pembuatan sabun.
1.4.
Hipotesa
1. Massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama baik secara teori maupun
praktek.
2. Persen yield yang didapat kurang dari seratus.
1.5
Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari percobaan ini adalah kita dapat mengetahui
proses pembuatan sabun dari minyak kelapa dengan teknik yang mudah.
BAB II
TIJUAN PUSTAKA
Safonikadi adalah proses hidrolisis dari alkali pada lemak yang disengaj,
biasanya dilakukan dengan penambahan basa kuat (kaustik soda) membuat alcohol
dan garam dan sisanya asam .
Lemak
(gliserida)
NaOH
(basa kuat)
sabun
(garam)
gliserol
(alkohol)
Atau secara singkat safonifikasi merupakan suatu rekasi yang terjadi antara lemak
dan kaustik soda atau peristiwa dari ester- ester.
Proses Pembuat Sabun
Gliserida atau lemak ketel dipanasi dengan menggunakan pipa uap dan
selanjutnya ditambahkan NaOH sehingga terjadi reaksi penyabunan. Sabun yang
terbentuk (Na-asetat) dapat diambil pada lapisan teratas dari campuran sabun, gliserol
dan sisa basa. Agar sabun mengendap dan dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan, NaCl ditambahkan ke dalam campuran.
A. Jenis Sabun
Jenis sabun yang sering ditemui adalah:
1. Sabun Keras
Sabun keras adalah reaksi antara asam alkanoat suhu tinggi dengan NaOH
yang menghasilkan garam natrium.
2. Sabun Lunak
Sabun lunak adalah reaksi antara asam alkanoat dengan KOH yang
menghasilkan garam kalium.
B.
(lemak) atau trigliserda. Ada bermacam macam sumber aslinya yang berbeda dan
tergantung dari sifat sifat fisis dan kimia dari campuran ester. Ester- ester tersebut
dapat berbentuk solid (padatan), liquid (cairan), volatile saturated (uap jenuh yang
mudah menguap) dan sebagian senyawa yang unsaturated (tidak jenuh). Komposisi
trigliserida terdiri dari ester 5% gliserida dan 95% fatty acid (asam lemak) yang
merupakan gabungan dari ester-ester.
Formula dari gliserida yaitu :
R=R=R
H
H
OOCR
OOCR
OOCR
Gugus tersebut diatas adalah merupakan ester-ester dari lemak atau gliserida.
Lemak-lemak adalah ester dari gliserol atau asam palmitat atau asam stearat.
Gugus alkyl (R), untuk masing- masing R,R,R bisa sama di dalam ikatan
molekulnya dan juga R=R=R. Hal ini tergantung dari ikatan molekul asam lemak
itu sendiri. Ester ester lemak suku tinggi dari asam lemak jenuh lebih stabil. Sebagai
contoh :
H
H
OOC15H31
OOC15H31
OOC15H31
H
H
H
OOC17H35
OOC17H35
OOC17H35
Karena sumber fatty acid merupakan bagian yang penting dari molekul molekul
gliserida dan merupakan bagiann yang aktif maka sifat sifat fisis dan kimia dari
lemak sebagian besar tergantung dari sifat sifat fisis dan kimia setiap komponen
fatty acid .
Hasil dari hidrolisa lemak akan diperoleh gliserol dan fatty acid. Bila
ditambahkan kaustik sida kedalam larutan tersebut akan diperoleh sabun dari asam
lemak.
Reaksinya :
Gliseril tristearat +
3 NaOH
Sodium tristearat
+ Gliserol
dimana
komposisinya
berbeda-beda
sesui
dengan
sumbernya.
pembuatan sabun, masih ada beberapa bilangan lainya yang erta sekali hubunganya
dengan proses pembuatan sabun,. Bilangan tersebut adalah:
a. Acid Value
Adala jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak
bebas didalam 1 gram minyak atau lemak.
b. Hanner Value
Adalah bilangan yang menyatakan persentase asam 0- asam lemak yang tidak
larut dalam lemak ad\tau minyak.
Mekanisme Kerja Sabun
Kotoran yang melekat pada kulit atau pakaian ataupun benda- benda lainya,
pada umunya berasal dari lemak,minyak dan keringat, butir butir tanah dan
sebagainya.
Zat- zat tersebut sangant sukar larut dalam air karena bersifat non polar. Untuk itu
diperlukan sabun untuk membersihkanya.
Suatu gugus sabun terdirui dari bagiam muka brupa gigugs COONa yang
polar serta bagian ekor berupa rantai alkyl yang bersifat non polar.
Ketika sabun dimasukan kedalam air maka sabun akan mengalami ionisasi
bila dimasukan kedalam sabun.
Gugus gugus ini akan membentuk buih , dimana akan mengarah kepada air
(karena sama- sama polar), sedangkan bagian yang lain akan mengarah kepada
kotoran (karena sama-sama non polar).
Karena itu kotoran kotoran terikat pada sabun dan terikat pada air , maka
dengan adanya gerakan tangan atau mesin cuci, kotoran tersebut akan tertarik atau
terlepas.
Jika berupa minyak atau lemakmaka akan membentuk emulsi minyak dalanm
air dan sabun sebagi emulgator.
Jika sabun bertemu dengan kotoran tanah, maka akan diabsorbsi oleh sabun
dan membentuk suspensi butiran tanah, air dimana sabun sebagai zat pembentuk
suspensi.
BAB III
METODOLOGI
A. Alat Dan Bahan
Alat
Termometer 1 buah
Pengaduk Kayu
Neraca Analitis
Mortar
Bahan
Garam 15 gram
Aquadest 50 gram
NaOH 75 Gram
Pewarna Secukupnya
B. Prosedur Percobaan
1. Garam dihaluskan
2. Air dipanaskan kemudian dilarutkan garam didalamnya
3.Minyak dan NaOH dipanaskan dalam water bath (800C) sampai mendidih
sambil diaduk terus.
4. Tambahkan larutan garam (dalam keadaan panas) dan pewarna, lalu diaduk
terus sampai kental dan timbul minyak.
5. Pisahkan minyak dari bahan campuran tadi, kemudian minyak yang telah
dipanaskan tadi ditimbang.
6. Campuran yang telah dipisahkan dari minyak dimasukan kedalam plastik
(sebelumnya plastikditimbang terlebih dahulu), lalu wadah plastik tersebut
ditutup.
7. Tunggu sampai 2 hari kemudian timbang.
4.2. PERHITUNGAN
Data :
Garam
= 15
gram
Aquadest
= 50
gram
Minyak sayur
= 250 gram
NaOH
= 75
BM minyak sayur
= 890 gram/mol
BM NaOH
= 40
BM sabun
= 306 gram/mol
BM gliserol
= 92
gram
gram/mol
gram/mol
Reaksi Safonifikasi :
(C7H35COO)3 + 3 NaOH
Minyak nabati
3 C17H35COONa + C3H5(OH)3
basa kuat
sabun
gliserol
Material
Garam (NaCl)
Air
NaOH
Minyak Sayur
Gliserol
Sabun
Total
Input (gram)
15
50
75
250
390
= 37 gram
Output(gram)
15
50
41,32
257,8662
390
Berat sabun
= 250 gram
Material
Garam (NaCl)
Air
NaOH
Minyak Sayur
Gliserol
Sabun
Total
Input (gram)
15
50
75
250
390
Output(gram)
15
50
42,32
7,624
25,024
250
390
x 100%
= 96,83 %
% Konversi NaOH
x 100%
% Yield gliserol
x 100%
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan safonifikasi ini yaitu dengan menggunakan bahan-bahan
antara lain : minyak nabati, garam, pewarna, dan NaOH. Bahan baku utama adalah
minyak, tetapi bisa juga digunakan lemak sebagai pengganti minyak nabati dalam
pembuatan sabun ini. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah pada temperatur
kamarnya. Temperatur kamar lemak adalah padat, sedangkan temperatur kamar
minyak adalah cair.
Sebagian gliserida pada hewan adalah lemak, sedangkan pada tumbuhan
adalah minyak. Pada percobaan kali ini minyak dicampurkan dengan NaOH lalu pada
saat dipanaskan diaduk dengan pengaduk dan pada saat mendidih minyak membentuk
gelembung yang menyerupai busa sabun. Pengadukkan dilakukan terus secara
kontinyu, sehingga terlihat gliserol dan sabun cepat memisah dari sabun yang
terbentuk, dimana gliserol terdapat pada bagian bawah dan sabun pada bagian
atasnya.
Pada percobaan ini jika telah diketahui berapa besar persen yield yang
diperoleh dapat diketahui jumlah massa zat sebelum bereaksi dan sesudah reaksi
adalah sama. Setelah dilakukan percobaan dan hasil yang diperoleh ditimbang didapat
berat sabun adalah 250 gram. Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi yaitu karena
kesalahan praktikan dalam menimbang maupun menghitung komposisi bahan, tidak
melakukan pemisahan antara gliserol dan sabun yang menyebabkan lambatnya proses
pembentukkan sabun, dan tidak menutup kemungkinan alat yang digunakan tidak
berfungsi sebagai mana mestinya, serta banyak sabun dan gliserol yang terbuang atau
tumpah pada saat pemisahan dan penimbangannya. Pemisahan dilakukan dengan cara
penyaringan dengan alat penyaring, sehingga dapat diketahui berapa besar produk
utama yang dapat dihasilkan.
Supaya tidak terjadi kesalahan pada percobaan ini, sebaiknya minyak nabati
dan larutan NaOH dididihkan pada temperatur 80 oC. dimana panas itu berpengaruh
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. KESIMPULAN
1. Reaksi safonifikasi (penyabunan) yaitu reaksi yang menghasilkan asam
karboksilat (sabun) dan alkohol (gliserol). Sebagai hasil dari ester dan (lemak)
dan basa.
reaksi : lemak + basa
sabun + gliserol