You are on page 1of 23

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013 / 2014

MODUL

:Absorpsi

PEMBIMBING

: Dr.Ir. A. Rifandi, MSc

Tanggal Praktikum

: 17 Maret 2014

Tanggal Pengumupulan

: 24 Maret 2014 (Pengumpulan Pertama)


23 Juni 2014 (Pengumpulan Kedua)
(Laporan)
oleh :
Kelompok 6

Abdussalam Topandi

121424001

Achmad Faisal

121424002

Datin Nurina Fajrin

121424012
Kelas 2A-TKPB

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014

I.

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari
carapengikatan bahan

suatu campuran gas dengan

tersebut pada permukaan pelarut cair yang diikuti dengan

pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik
(pada absorpsi fisik)atauselain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia(pada absorpsi
kimia).Komponen

gasyangdapatmengadakan

ikatan

kimiaakan

dilarutkanlebihdahuludanjugadengan kecepatanyanglebih tinggi.


b. Tujuan Percobaan
a. Memahami proses absorpsi dan prinsip kerjanya
b. Menghitung laju absorpsi CO2 ke dalam Larutan NaOH
c. Menghitung jumlah CO2 bebas dalam Larutan NaOH
d. Menghitung jumlah tahap kesetimbangan
II.

DASAR TEORI
Absorbsi merupakan salah satu proses pemisahan dengan mengontakkan campuran gas
dengan cairan sebagai penyerapnya. Penyerap tertentu akan menyerap setiap satu atau lebih
komponen gas. Pada absorbsi sendiri ada dua macam proses yaitu:
1. teori model film
2. teori penetrasi
3. teori permukaan yang diperbaharui
a. Absorbsi fisik
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap tidak disertai
dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air, metanol,
propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik, difusi gas
kedalamair, atau pelarutan gas kefase cair. Dari asborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk
menyatakan model mekanismenya, yaitu:
b. Absorbsi kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap
disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi dengan adanya
larutan MEA, NaOH, K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai
pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak.
Penggunaan absorbsi kimia pada fase kering sering digunakan untuk mengeluarkan zat
terlarut secara lebih sempurna dari campuran gasnya. Keuntungan absorbsi kimia adalah
meningkatnya koefisien perpindahan massa gas, sebagian dari perubahan ini disebabkan makin

besarnya luas efektif permukaan. Absorbsi kimia dapat juga berlangsung di daerah yang
hampir stagnan disamping penangkapan dinamik.
Hal-hal yang mempengaruhi dalam prsoses absorbsi:

Zat yang diabsorbsi

Luas permukaan yang di absorbsi

Temperatur

Tekanan
Absorben
Absorben adalah cairan yang

dapat melarutkan

bahan yang akan diabsorpsi pada

permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia. Absorben sering juga disebut
sebagai cairan pencuci. Persyaratan absorben:
1.

Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin

(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).


2.

Selektif

3.

Memiliki tekanan uap yang rendah

4.

Tidak korosif.

5.

Mempunyai viskositas yang rendah

6.

Stabil secaratermis.

7.

Murah
Jenis-jenisbahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk gas-gas

yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida
(untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat
bereaksi seperti basa).

KolomAbsorpsi
Adalah

suatu

kolom

atau

tabung

tempat

terjadinya

proses

pengabsorbsi penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan dikolom/tabung tersebut.


Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain danzat
tersebut dilewatkan kekolom ini dimanater dapat fase cair dari komponen tersebut. Diantara
jenis-jenis absorben ini antaralain, arangaktif, bentonit, danzeolit.
III.

PERCOBAAN
a. Alat yang digunakan

Keterangan :
S1, S2, S3 = Valve yang diatur pada saat analisa gas CO2 dan tempat pengambilan sample
bila diperlukan
F1 =Flowmeter Air
F1 =Flowmeter Udara
F1 =Flowmeter CO2
C1 = Valve Pengatur flow air
C2 = Valve Pengatur flow udara
C3 = Valve pengatur flow CO2

b. Bahan yang digunakan

NaOH

HCl

Air

Phenolptalin

Gas CO2

Udara

Analisavolumetricmenggunakanlarutanasamkhloridstandaruntukmengetahui konsen

c. Prosedur Kerja

Mengambilsampelgastiap10menitsetelahsteady darike
Teteskan PP(3 tetes) dantitrasi hinggawarnapinkhilangdengan larutan HCl.

d. Data Pengamatan
Laju alir NaOH :3.4L/min
Laju alir udara : 40L/min
Laju alir CO2 : 2L/min
Temperatur : 25oC

Indikator : PP (Phenolplatein)
No.
1.
2.
3.
4.
IV.

Waktu (menit)
5
10
15
20

Volume Sampel (ml)


10
10
10
10

Volume HCl 0.1M (ml)


0.3
0.5
0.7
1.6

PENGOLAHAN DATA
A. Menghitung harga fraksi CO2 dengan menggunakan dengan neraca massa dan
kesetimbangan asumsi Single Stage

Data tambahan
udara
= 1.22 kg/m3
CO2

= 1.8 kg/m3

BM Udara

= 79 % N2 + 21% O2
= 0.79 (28) + 0.21 (32)
= 22.12 + 6.72
= 28.84 29

BM Air= 18
BM CO2

= 44

a. Reaksi yang terjadi


CO2(g) +NaOH(aq) NaHCO3(aq)
NaOH(aq) +NaHCO3Na2CO3(s) +H2O(l) CO2(g)
+2NaOH(aq) Na2CO3(s) +H2O(l)
b. Perhitungan LajuCO2 dan udara yang terabsorb serta mencari fraksi mol
t = 5 menit
Mencari konsentrasi H2CO3 yang terbentuk
Valensi HClx Volume HCl M HCl
M H 2 CO3 =
Valensi H 2CO 3 volumesampel
M H 2 CO3 =

1 x 0.3 ml 0,1 M
2 10 ml

= 1.5 x 10-3 M
Mencari konsentrasi gas CO2 yang terabsorp

M CO =
2

koef , CO 2
MH 2 CO 3
koef , H 2CO 3

1
M CO = 1.5 x 103 mol /liter
1
2

= 1.5 x10-3 mol/liter

Mencari laju absorpsi gas CO2dan udara ke dalam larutan NaOH


Volume Larutan = 20 L
N CO 2=

N CO 2=

volumelarutan
MCO 2
waktu

20liter
1.5 x 103 mol /liter
5 menit

= 6 x 10-3 mol/menit
L
m3
kg kmol
N udara=40
x
x 1.22 3 x
menit 1000 L
m 29 kg

0.00168

kmol
mol
=1.68
menit
menit

V2 = laju mol udara + laju mol CO2


mol
mol
+0.006
= 1.68 menit
menit
mol
= 1.686 menit

x Ao=0

y Ao=

V CO2 inlet 0.006


=
=0,00356
V2
1.686

t = 10 menit
Mencari konsentrasi H2CO3 yang terbentuk
Valensi HClx Volume HCl M HCl
M H 2 CO3 =
Valensi H 2CO 3 volumesampel
M H 2 CO3 =

1 x 0.5 ml 0,1 M
2 10 ml

= 2.5 x 10-3 M
Mencari konsentrasi gas CO2 yang terabsorp
M CO =
2

koef , CO 2
MH 2 CO 3
koef , H 2CO 3

1
M CO = 2.5 x 103 mol/liter
1
2

= 2.5 x10-3 mol/liter

Mencari laju absorpsi gas CO2dan udara ke dalam larutan NaOH


Volume Larutan = 20 L
N CO 2=

N CO 2=

volumelarutan
MCO 2
waktu

20liter
2.5 x 103 mol /liter
10 menit

= 5 x 10-3 mol/menit
N udara=40

L
m3
kg kmol
x
x 1.22 3 x
menit 1000 L
m 29 kg

0.00168

kmol
mol
=1.68
menit
menit

V2 = laju mol udara + laju mol CO2


mol
mol
+0.005
= 1.68 menit
menit
mol
= 1.685 menit

x Ao=0

y Ao=

V CO2 inlet 0.005


=
=0.00287
V2
1.685

t = 15 menit
Mencari konsentrasi H2CO3 yang terbentuk
Valensi HClx Volume HCl M HCl
M H 2 CO3 =
Valensi H 2CO 3 volumesampel
M H 2 CO3 =

1 x 0.7 ml 0,1 M
2 10 ml

= 3.5 x 10-3 M
Mencari konsentrasi gas CO2 yang terabsorp
M CO =
2

1
3
M CO = 3.5 x 10 mol/liter
1
2

= 3.5 x10-3 mol/liter

koef , CO 2
MH 2 CO 3
koef , H 2CO 3

Mencari laju absorpsi gas CO2dan udara ke dalam larutan NaOH


Volume Larutan = 20 L
N CO 2=

N CO 2=

volumelarutan
MCO 2
waktu

20liter
3.5 x 103 mol /liter
15 menit

= 4.67 x 10-3 mol/menit


L
m3
kg kmol
N udara=40
x
x 1.22 3 x
menit 1000 L
m 29 kg

0.00168

kmol
mol
=1.68
menit
menit

V2 = laju mol udara + laju mol CO2


mol
mol
+0.00467
= 1.68 menit
menit
mol
= 1.68467 menit

x Ao=0

y Ao=

V CO2 inlet 0.00467


=
=0.00277
V2
1.68467

t = 20 menit
Mencari konsentrasi H2CO3 yang terbentuk

M H 2 CO3 =

Valensi HClx Volume HCl M HCl


Valensi H 2CO 3 volumesampel

M H 2 CO3 =

1 x 1.6 ml 0,1 M
2 10 ml

= 8 x 10-3 M
Mencari konsentrasi gas CO2 yang terabsorp
M CO =
2

koef , CO 2
MH 2 CO 3
koef , H 2CO 3

1
M CO = 8 x 103 mol/liter
1
2

= 8 x10-3 mol/liter

Mencari laju absorpsi gas CO2 ke dalam larutan NaOH


Volume Larutan = 20 L
N CO 2=

N CO 2=

volumelarutan
MCO 2
waktu

20liter
8 x 103 mol /liter
20 menit

= 8 x 10-3 mol/menit
3

L
m
kg kmol
N udara=40
x
x 1.22 3 x
menit 1000 L
m 29 kg

0.00168

kmol
mol
=1.68
menit
menit

V2 = laju mol udara + laju mol CO2


mol
mol
+0.008
= 1.68 menit
menit

mol
= 1.688 menit

x Ao=0

y Ao=

V CO2 inlet 0.008


=
=0.00474
V2
1.688

B. Perhitungan dengan perhitungan hukum Henry


t = 5 menit
L
m3
kg kmol
3.
4
x
x 103 3 x
N NaOH (L) =
menit 1000 L
m 18 kg
=

0.18889

kmol
mol
=188.89
menit
menit

mol
N udara (V) = 1.68 menit
XA0 = 0
YA1 = 1640XA1
YA0 = 0.00356
L'

188.89

XA 0
YA 0
XA 1
YA 1
+V (
=L (
+V (
( 1XA
0)
1YA 0 )
1XA 1 )
1YA 1 )
'

'

'

0.00356
XA 1
1640 XA 1
+1.68 (
( 100 )+ 1.68 ( 10.00356
)=188.89 ( 1XA
1)
11640 XA 1 )
XA 1
2755.2 XA 1
+(
( 188.89
)
1 XA 1
11640 XA 1 )

0.006=

0.006=

188.89 XA 1309779.6 XA 12+2755.2 XA 12755.2 XA 12


2
11640 XA 1 XA 1+1640 XA 1

0.006=

2944.09 XA 1312534.8 XA1 2


1640 XA 121641 XA 1+1

312544.64 XA 1 2953.936 XA 1+ 0.006=0


XA1 = 2.032x10-6
YA1= 1640 XA1
=0.00333
t = 10 menit
L
m3
kmol
3 kg
3.
4
x
x 10 3 x
N NaOH (L) =
menit 1000 L
18
kg
m
0.18889

=
N udara (V) = 1.68

kmol
mol
=188.89
menit
menit

mol
menit

XA0 = 0
YA1 = 1640XA1
YA0 = 0.00287
L'

188.89

XA 0
YA 0
XA 1
YA 1
( 1XA
)0 +V ( 1YA
)0 =L ( 1XA
)1 +V ( 1YA
1)
'

'

'

0.00287
XA 1
1640 XA 1
( 100 )+ 1.68 ( 10.00287
)=188.89( 1XA
)1 +1.68 ( 11640
XA 1 )
0.0048=

XA 1
2755.2 XA 1
+(
( 188.89
)
1 XA1
11640 XA 1 )

0.0048=

188.89 XA 1309779.6 XA 12 +2755.2 XA 12755.2 XA 12


11640 XA 1 XA 1+ 1640 XA 12

0.0048=

2944.09 XA 1312534.8 XA 12
1640 XA 121641 XA 1+ 1

312542.672 XA12 2951.9668 XA 1+ 0.0048=0


XA1 = 1.626x10-6
YA1= 1640 XA1
=0.00267

t = 15menit
L
m3
kmol
3 kg
3.
4
x
x 10 3 x
N NaOH (L) =
menit 1000 L
18
kg
m
=
N udara (V) = 1.68

0.18889

kmol
mol
=188.89
menit
menit

mol
menit

XA0 = 0
YA1 = 1640XA1
YA0 = 0.00277
L'

188.89

XA 0
YA 0
XA 1
YA 1
( 1XA
)0 +V ( 1YA
)0 =L ( 1XA
)1 +V ( 1YA
1)
'

'

'

0.00277
XA 1
1640 XA 1
( 100 )+ 1.68 ( 10.00277
)=188.89( 1XA
)1 +1.68 ( 11640
XA 1 )
XA 1
2755.2 XA 1
+(
( 188.89
)
1 XA 1
11640 XA 1 )

0.0047=

188.89 XA 1309779.6 XA 12+2755.2 XA 12755.2 XA 12


0.0047=
11640 XA 1 XA 1+1640 XA 12
2

2944.09 XA 1312534.8 XA 1
0.0047=
1640 XA 121641 XA 1+1
2

312542.508 XA 1 2951.8027 XA 1+0.0047=0


XA1 = 1,59x10-6
YA1= 1640 XA1
=0.00261
t = 20menit

L
m
kmol
3 kg
3.
4
x
x
10
x
3
N NaOH (L) =
menit 1000 L
m 18 kg
0.18889

=
N udara (V) = 1.68

kmol
mol
=188.89
menit
menit

mol
menit

XA0 = 0
YA1 = 1640XA1
YA0 = 0.00474
L'

188.89

XA 0
YA 0
XA 1
YA 1
( 1XA
)0 +V ( 1YA
)0 =L ( 1XA
)1 +V ( 1YA
1)
'

'

'

0.00474
1640 XA 1
( 100 )+ 1.68 ( 10.00474
)=188.89 ( 1XAXA1 1 )+1.68 ( 11640
XA 1 )
0.008=

XA 1
2755.2 XA 1
+
( 188.89
1 XA 1 ) ( 11640 XA 1 )

188.89 XA 1309779.6 XA 12 +2755.2 XA 12755.2 XA 12


0.008=
11640 XA 1 XA 1+ 1640 XA 12
2944.09 XA 1312534.8 XA 12
0.008=
1640 XA 121641 XA 1+ 1
312547.92 XA1 22957.218 XA 1+ 0.008=0
XA1 = 2.706x10-6
YA1= 1640 XA1
=0.00444

No.
1.
2.
3.

Waktu (menit)
5
10
15

XA1
2.032x10-6
1.626x10-6
1,59x10-6

YA1
0.00333
0.00267
0.00261

4.

20

2.706x10-6

C. Menentukan titik garis operasi


t = 5menit

yn+1 =

Ln
V .y
x n+ 1 A 1
V n+1
V n+1

yn+1 =

188,89
6 1.68 . 0,00333
2.3032 10 +
1.686
1.686

yn+1 = 0.00358
t = 10menit

yn+1 =

Ln
V .y
x n+ 1 A 1
V n+1
V n+1

yn+1 =

188,89
1.68. 0,00267
1.626 106 +
1.685
1.685

yn+1 = 0.00284
t = 15 menit

yn+1 =

Ln
V .y
x n+ 1 A 1
V n+1
V n+1

yn+1 =

188,89
6 1.68. 0,00261
1.59 10 +
1.68467
1.68467

yn+1 = 0.00278
t = 20menit

yn+1 =

Ln
V .y
x n+ 1 A 1
V n+1
V n+1

0.00444

188,89
6 1.68. 0,00444
2.706 10 +
1.688
1.688

yn+1 =

yn+1 = 0.00472

No.
1.
2.
3.
4.

Waktu (menit)
5
10
15
20

Xn
2.032x10-6
1.626x10-6
1,59x10-6
2.706x10-6

Yn+1
0.00358
0.00284
0.00278
0.00472

D. Mencari jumlah tahap

Kurva Kesetimbangan
0.01
f(x) = 1741.22x + 0
R ==11639.09x + 0
f(x)
R = 1

0
0
YA

garis kesetimbangan
Linear (garis
kesetimbangan)
garis operasi
Linear (garis operasi)

0
0
0

XA

Tahapan kesetimbangannya, yaitu 10 Tahap

Kurva Waktu Vs Konsentrasi CO2 terabsorp


0.01
0.01
0.01
Kurva Waktu Vs CO2
Terabsorb

0.01
0.01
CO2 Terabsorb

Linear (Kurva Waktu Vs


CO2 Terabsorb)

0
0

Linear (Kurva Waktu Vs


CO2 Terabsorb)

Linear (Kurva Waktu Vs


CO2 Terabsorb)

0
0
0

5 10 15 20 25
Waktu

Kurva Waktu Vs Laju alir CO2 terabsorp


0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
Laju CO2 kedalam larutan NaOH

0
0
0
0
0
Waktu

Kurva Waktu Vs Laju


CO2 kedalam Larutan
Linear (Kurva Waktu Vs
Laju CO2 kedalam
Larutan)

V.

PEMBAHASAN
Absorpsi adalah
pengikatan

bahan

proses

tersebut

pemisahan

pada

bahan

permukaan

dari suatu

pelarut

cair

campuran

gas dengan

cara

yang diikuti dengan pelarutan.

Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi
fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia). Komponen gas
yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang
lebih tinggi.
Pada praktikum ini, absorpsi gas yang dilakukan adalah absorpsi kimia. Absorpsi kimia
merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap disertai dengan adanya reaksi
kimia. Gas yang diabsorp dalam praktikum ini adalah CO2 yang terkandung dalam udara, sedangkan
zat yang berperan sebagai absorben atau larutan penyerap adalah larutan NaOH. Proses absorpsi ini
dipengaruhi oleh hal. Yaitu :

Temperatur. Proses absorpsi pada praktikum ini dilakukan pada suhu ruang, yaitu sekitar

25oC.
Laju alir udara, CO2, dan larutan NaOH. Laju alir udara pada praktikum ini adalah 40

L/menit, Laju gas CO2 adalah 2L/menit, dan Laju larutan NaOH adalah 3.4 L/menit.
Konsentrasi absorben (NaOH). Larutan NaOH yang digunakan adalah NaOH 0.0125 M,

yaitu 10 gr NaOH dalam 20L air.


Waktu proses. Waktu proses absorpsi dalam praktikum ini adalah 20 menit dengan waktu 1
siklus 15detik. Dengan dilakukan sampling setiap 5 menit, untuk menganalisis jumlah CO 2

yang terbentuk.
Tinggi dan diameter kolom. Besarnya tinggi dan diameter kolom akan mempengaruhi

waktu tinggal dan jumlah zat yang bereaksi.


Adanya Packing/Kolom isian. Fungsi utama packing ini adalah untuk memperluas permukaan
kontak. Semakin luas permukaan kontak, diharapkan semaki banyak zat yang saling
bertumbukan dan mengalami reaksi.
Proses absorpsi pada praktikum

ini

dilakukan

dengan

sistem

aliran

counter-

current/berlawanan arah dimana zat dengan fasa berat (absorben/larutan NaOH) masuk dari atas
kolom agar turun kebawah dengan menggunakan spray, sedangkan zat dengan fasa ringan (udara)
masuk dari bawah kolom mengikuti gaya gravitasi. Sistem Spray digunakan untuk memperkecil
partikel zat cair dan dengan bantuan packing maka luas permukaan kontak antara fasa ringan dan fasa

berat akan bertambah, serta menjadi tahanan antara aliran fasa berat dengan aliran fasa ringan dan
mengakibatkan bidang sentuh antara air dan udara jadi semakin besar.
Berikut reaksi yang terjadi pada praktikum ini :
CO2(g) + NaOH(aq) NaHCO3(aq)
NaOH(aq) + NaHCO3 Na2CO3(s) + H2O(l)
CO2(g) + 2NaOH(aq) Na2CO3(s) + H2O(l)

Untuk mengetahui Konsentrasi CO2 yang terbentuk, maka dilakukan titrasi larutan produk
setiap 10ml/5 menit dengan titran larutan HCl 0.1M. Larutan produk dari praktikum ini adalah larutan
Na2CO3, dengan menggunakan perbandingan koefisian CO2 dan Na2CO3 berdasarkan reaksi maka
didapatlah Konsentrasi CO2 terabsorb. Berikut disajikan dalam tabel :
Waktu

Volume HCl 0.1 M

Konsentrasi CO2 terabsorb

0.2 ml

1 x 10-3 M

0.3 ml

1.5 x 10-3 M

10

0.5 ml

2.5 x 10-3 M

15

0.7 ml

3.5 x 10-3 M

20

1.6 ml

8 x 10-3 M

(menit)

Dari tabel diatas dapat dilihat, Konsentrasi CO2 terabsorb berbanding lurus dengan waktu dan
volume larutan titran. Semakin lama waktu proses, akan semakin pekat CO 2 terabsorb, dan semakin
pekat produk yang terbentuk yaitu Na2CO3.
Untuk mencari jumlah tahap kesetimbangan digunakan metode McCabe-Thile yaitu :
1) Membuat kurva kesetimbangan.
2) Membuat garis operasi.
3) Mencari tahap dengan cara menghubungkan garis operasi dengan garis kesetimbangan berupa
anak tangga. Jumlah total anak tangga menyatakan jumlah tahap kesetimbangan.
Pada praktikum ini didapatkan jumlah kesetimbangan sebanyak 10 tahap.
VI.

KESIMPULAN

1. Proses absorpsi bertujuan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan dalam
produk. Komponen yang di absorpsi adalah CO2 oleh larutan NaOH.
2. Umpan bagian bawah kolom absorpsi adalah gas (CO 2) sedangkan umpan bagian atas adalah
fasa cair (NaOH)
3. Alat yang digunakan adalah menara absorpsi dengan benda isi (packing column) berupa
packing yang berfungsi untuk memperbesar permukaan kontak antara air dan gas yang akan
terlarut dalam air.
4. Pada praktikum ini jumlah tahap kesetimbangan operasi absorpsi ini adalah 10 tahap.
VII. DAFTAR PUSTAKA
1. Niniek Lintang Bahan Ajar Proses Pemisahan dan Pemurnian Jurusan Teknik Kimia 2010
2. Robert H Perry "Chemical Engineering Handbook" Mc Grow-hill Fourth Edition, USA,1998

You might also like