Professional Documents
Culture Documents
MODUL
:Absorpsi
PEMBIMBING
Tanggal Praktikum
: 17 Maret 2014
Tanggal Pengumupulan
Abdussalam Topandi
121424001
Achmad Faisal
121424002
121424012
Kelas 2A-TKPB
I.
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari
carapengikatan bahan
pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik
(pada absorpsi fisik)atauselain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia(pada absorpsi
kimia).Komponen
gasyangdapatmengadakan
ikatan
kimiaakan
DASAR TEORI
Absorbsi merupakan salah satu proses pemisahan dengan mengontakkan campuran gas
dengan cairan sebagai penyerapnya. Penyerap tertentu akan menyerap setiap satu atau lebih
komponen gas. Pada absorbsi sendiri ada dua macam proses yaitu:
1. teori model film
2. teori penetrasi
3. teori permukaan yang diperbaharui
a. Absorbsi fisik
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap tidak disertai
dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air, metanol,
propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik, difusi gas
kedalamair, atau pelarutan gas kefase cair. Dari asborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk
menyatakan model mekanismenya, yaitu:
b. Absorbsi kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap
disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi dengan adanya
larutan MEA, NaOH, K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai
pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak.
Penggunaan absorbsi kimia pada fase kering sering digunakan untuk mengeluarkan zat
terlarut secara lebih sempurna dari campuran gasnya. Keuntungan absorbsi kimia adalah
meningkatnya koefisien perpindahan massa gas, sebagian dari perubahan ini disebabkan makin
besarnya luas efektif permukaan. Absorbsi kimia dapat juga berlangsung di daerah yang
hampir stagnan disamping penangkapan dinamik.
Hal-hal yang mempengaruhi dalam prsoses absorbsi:
Temperatur
Tekanan
Absorben
Absorben adalah cairan yang
dapat melarutkan
permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia. Absorben sering juga disebut
sebagai cairan pencuci. Persyaratan absorben:
1.
Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin
Selektif
3.
4.
Tidak korosif.
5.
6.
Stabil secaratermis.
7.
Murah
Jenis-jenisbahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk gas-gas
yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida
(untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat
bereaksi seperti basa).
KolomAbsorpsi
Adalah
suatu
kolom
atau
tabung
tempat
terjadinya
proses
PERCOBAAN
a. Alat yang digunakan
Keterangan :
S1, S2, S3 = Valve yang diatur pada saat analisa gas CO2 dan tempat pengambilan sample
bila diperlukan
F1 =Flowmeter Air
F1 =Flowmeter Udara
F1 =Flowmeter CO2
C1 = Valve Pengatur flow air
C2 = Valve Pengatur flow udara
C3 = Valve pengatur flow CO2
NaOH
HCl
Air
Phenolptalin
Gas CO2
Udara
Analisavolumetricmenggunakanlarutanasamkhloridstandaruntukmengetahui konsen
c. Prosedur Kerja
Mengambilsampelgastiap10menitsetelahsteady darike
Teteskan PP(3 tetes) dantitrasi hinggawarnapinkhilangdengan larutan HCl.
d. Data Pengamatan
Laju alir NaOH :3.4L/min
Laju alir udara : 40L/min
Laju alir CO2 : 2L/min
Temperatur : 25oC
Indikator : PP (Phenolplatein)
No.
1.
2.
3.
4.
IV.
Waktu (menit)
5
10
15
20
PENGOLAHAN DATA
A. Menghitung harga fraksi CO2 dengan menggunakan dengan neraca massa dan
kesetimbangan asumsi Single Stage
Data tambahan
udara
= 1.22 kg/m3
CO2
= 1.8 kg/m3
BM Udara
= 79 % N2 + 21% O2
= 0.79 (28) + 0.21 (32)
= 22.12 + 6.72
= 28.84 29
BM Air= 18
BM CO2
= 44
1 x 0.3 ml 0,1 M
2 10 ml
= 1.5 x 10-3 M
Mencari konsentrasi gas CO2 yang terabsorp
M CO =
2
koef , CO 2
MH 2 CO 3
koef , H 2CO 3
1
M CO = 1.5 x 103 mol /liter
1
2
N CO 2=
volumelarutan
MCO 2
waktu
20liter
1.5 x 103 mol /liter
5 menit
= 6 x 10-3 mol/menit
L
m3
kg kmol
N udara=40
x
x 1.22 3 x
menit 1000 L
m 29 kg
0.00168
kmol
mol
=1.68
menit
menit
x Ao=0
y Ao=
t = 10 menit
Mencari konsentrasi H2CO3 yang terbentuk
Valensi HClx Volume HCl M HCl
M H 2 CO3 =
Valensi H 2CO 3 volumesampel
M H 2 CO3 =
1 x 0.5 ml 0,1 M
2 10 ml
= 2.5 x 10-3 M
Mencari konsentrasi gas CO2 yang terabsorp
M CO =
2
koef , CO 2
MH 2 CO 3
koef , H 2CO 3
1
M CO = 2.5 x 103 mol/liter
1
2
N CO 2=
volumelarutan
MCO 2
waktu
20liter
2.5 x 103 mol /liter
10 menit
= 5 x 10-3 mol/menit
N udara=40
L
m3
kg kmol
x
x 1.22 3 x
menit 1000 L
m 29 kg
0.00168
kmol
mol
=1.68
menit
menit
x Ao=0
y Ao=
t = 15 menit
Mencari konsentrasi H2CO3 yang terbentuk
Valensi HClx Volume HCl M HCl
M H 2 CO3 =
Valensi H 2CO 3 volumesampel
M H 2 CO3 =
1 x 0.7 ml 0,1 M
2 10 ml
= 3.5 x 10-3 M
Mencari konsentrasi gas CO2 yang terabsorp
M CO =
2
1
3
M CO = 3.5 x 10 mol/liter
1
2
koef , CO 2
MH 2 CO 3
koef , H 2CO 3
N CO 2=
volumelarutan
MCO 2
waktu
20liter
3.5 x 103 mol /liter
15 menit
0.00168
kmol
mol
=1.68
menit
menit
x Ao=0
y Ao=
t = 20 menit
Mencari konsentrasi H2CO3 yang terbentuk
M H 2 CO3 =
M H 2 CO3 =
1 x 1.6 ml 0,1 M
2 10 ml
= 8 x 10-3 M
Mencari konsentrasi gas CO2 yang terabsorp
M CO =
2
koef , CO 2
MH 2 CO 3
koef , H 2CO 3
1
M CO = 8 x 103 mol/liter
1
2
= 8 x10-3 mol/liter
N CO 2=
volumelarutan
MCO 2
waktu
20liter
8 x 103 mol /liter
20 menit
= 8 x 10-3 mol/menit
3
L
m
kg kmol
N udara=40
x
x 1.22 3 x
menit 1000 L
m 29 kg
0.00168
kmol
mol
=1.68
menit
menit
mol
= 1.688 menit
x Ao=0
y Ao=
0.18889
kmol
mol
=188.89
menit
menit
mol
N udara (V) = 1.68 menit
XA0 = 0
YA1 = 1640XA1
YA0 = 0.00356
L'
188.89
XA 0
YA 0
XA 1
YA 1
+V (
=L (
+V (
( 1XA
0)
1YA 0 )
1XA 1 )
1YA 1 )
'
'
'
0.00356
XA 1
1640 XA 1
+1.68 (
( 100 )+ 1.68 ( 10.00356
)=188.89 ( 1XA
1)
11640 XA 1 )
XA 1
2755.2 XA 1
+(
( 188.89
)
1 XA 1
11640 XA 1 )
0.006=
0.006=
0.006=
=
N udara (V) = 1.68
kmol
mol
=188.89
menit
menit
mol
menit
XA0 = 0
YA1 = 1640XA1
YA0 = 0.00287
L'
188.89
XA 0
YA 0
XA 1
YA 1
( 1XA
)0 +V ( 1YA
)0 =L ( 1XA
)1 +V ( 1YA
1)
'
'
'
0.00287
XA 1
1640 XA 1
( 100 )+ 1.68 ( 10.00287
)=188.89( 1XA
)1 +1.68 ( 11640
XA 1 )
0.0048=
XA 1
2755.2 XA 1
+(
( 188.89
)
1 XA1
11640 XA 1 )
0.0048=
0.0048=
2944.09 XA 1312534.8 XA 12
1640 XA 121641 XA 1+ 1
t = 15menit
L
m3
kmol
3 kg
3.
4
x
x 10 3 x
N NaOH (L) =
menit 1000 L
18
kg
m
=
N udara (V) = 1.68
0.18889
kmol
mol
=188.89
menit
menit
mol
menit
XA0 = 0
YA1 = 1640XA1
YA0 = 0.00277
L'
188.89
XA 0
YA 0
XA 1
YA 1
( 1XA
)0 +V ( 1YA
)0 =L ( 1XA
)1 +V ( 1YA
1)
'
'
'
0.00277
XA 1
1640 XA 1
( 100 )+ 1.68 ( 10.00277
)=188.89( 1XA
)1 +1.68 ( 11640
XA 1 )
XA 1
2755.2 XA 1
+(
( 188.89
)
1 XA 1
11640 XA 1 )
0.0047=
2944.09 XA 1312534.8 XA 1
0.0047=
1640 XA 121641 XA 1+1
2
L
m
kmol
3 kg
3.
4
x
x
10
x
3
N NaOH (L) =
menit 1000 L
m 18 kg
0.18889
=
N udara (V) = 1.68
kmol
mol
=188.89
menit
menit
mol
menit
XA0 = 0
YA1 = 1640XA1
YA0 = 0.00474
L'
188.89
XA 0
YA 0
XA 1
YA 1
( 1XA
)0 +V ( 1YA
)0 =L ( 1XA
)1 +V ( 1YA
1)
'
'
'
0.00474
1640 XA 1
( 100 )+ 1.68 ( 10.00474
)=188.89 ( 1XAXA1 1 )+1.68 ( 11640
XA 1 )
0.008=
XA 1
2755.2 XA 1
+
( 188.89
1 XA 1 ) ( 11640 XA 1 )
No.
1.
2.
3.
Waktu (menit)
5
10
15
XA1
2.032x10-6
1.626x10-6
1,59x10-6
YA1
0.00333
0.00267
0.00261
4.
20
2.706x10-6
yn+1 =
Ln
V .y
x n+ 1 A 1
V n+1
V n+1
yn+1 =
188,89
6 1.68 . 0,00333
2.3032 10 +
1.686
1.686
yn+1 = 0.00358
t = 10menit
yn+1 =
Ln
V .y
x n+ 1 A 1
V n+1
V n+1
yn+1 =
188,89
1.68. 0,00267
1.626 106 +
1.685
1.685
yn+1 = 0.00284
t = 15 menit
yn+1 =
Ln
V .y
x n+ 1 A 1
V n+1
V n+1
yn+1 =
188,89
6 1.68. 0,00261
1.59 10 +
1.68467
1.68467
yn+1 = 0.00278
t = 20menit
yn+1 =
Ln
V .y
x n+ 1 A 1
V n+1
V n+1
0.00444
188,89
6 1.68. 0,00444
2.706 10 +
1.688
1.688
yn+1 =
yn+1 = 0.00472
No.
1.
2.
3.
4.
Waktu (menit)
5
10
15
20
Xn
2.032x10-6
1.626x10-6
1,59x10-6
2.706x10-6
Yn+1
0.00358
0.00284
0.00278
0.00472
Kurva Kesetimbangan
0.01
f(x) = 1741.22x + 0
R ==11639.09x + 0
f(x)
R = 1
0
0
YA
garis kesetimbangan
Linear (garis
kesetimbangan)
garis operasi
Linear (garis operasi)
0
0
0
XA
0.01
0.01
CO2 Terabsorb
0
0
0
0
0
5 10 15 20 25
Waktu
0
0
0
0
0
Waktu
V.
PEMBAHASAN
Absorpsi adalah
pengikatan
bahan
proses
tersebut
pemisahan
pada
bahan
permukaan
dari suatu
pelarut
cair
campuran
gas dengan
cara
Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi
fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia). Komponen gas
yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang
lebih tinggi.
Pada praktikum ini, absorpsi gas yang dilakukan adalah absorpsi kimia. Absorpsi kimia
merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap disertai dengan adanya reaksi
kimia. Gas yang diabsorp dalam praktikum ini adalah CO2 yang terkandung dalam udara, sedangkan
zat yang berperan sebagai absorben atau larutan penyerap adalah larutan NaOH. Proses absorpsi ini
dipengaruhi oleh hal. Yaitu :
Temperatur. Proses absorpsi pada praktikum ini dilakukan pada suhu ruang, yaitu sekitar
25oC.
Laju alir udara, CO2, dan larutan NaOH. Laju alir udara pada praktikum ini adalah 40
L/menit, Laju gas CO2 adalah 2L/menit, dan Laju larutan NaOH adalah 3.4 L/menit.
Konsentrasi absorben (NaOH). Larutan NaOH yang digunakan adalah NaOH 0.0125 M,
yang terbentuk.
Tinggi dan diameter kolom. Besarnya tinggi dan diameter kolom akan mempengaruhi
ini
dilakukan
dengan
sistem
aliran
counter-
current/berlawanan arah dimana zat dengan fasa berat (absorben/larutan NaOH) masuk dari atas
kolom agar turun kebawah dengan menggunakan spray, sedangkan zat dengan fasa ringan (udara)
masuk dari bawah kolom mengikuti gaya gravitasi. Sistem Spray digunakan untuk memperkecil
partikel zat cair dan dengan bantuan packing maka luas permukaan kontak antara fasa ringan dan fasa
berat akan bertambah, serta menjadi tahanan antara aliran fasa berat dengan aliran fasa ringan dan
mengakibatkan bidang sentuh antara air dan udara jadi semakin besar.
Berikut reaksi yang terjadi pada praktikum ini :
CO2(g) + NaOH(aq) NaHCO3(aq)
NaOH(aq) + NaHCO3 Na2CO3(s) + H2O(l)
CO2(g) + 2NaOH(aq) Na2CO3(s) + H2O(l)
Untuk mengetahui Konsentrasi CO2 yang terbentuk, maka dilakukan titrasi larutan produk
setiap 10ml/5 menit dengan titran larutan HCl 0.1M. Larutan produk dari praktikum ini adalah larutan
Na2CO3, dengan menggunakan perbandingan koefisian CO2 dan Na2CO3 berdasarkan reaksi maka
didapatlah Konsentrasi CO2 terabsorb. Berikut disajikan dalam tabel :
Waktu
0.2 ml
1 x 10-3 M
0.3 ml
1.5 x 10-3 M
10
0.5 ml
2.5 x 10-3 M
15
0.7 ml
3.5 x 10-3 M
20
1.6 ml
8 x 10-3 M
(menit)
Dari tabel diatas dapat dilihat, Konsentrasi CO2 terabsorb berbanding lurus dengan waktu dan
volume larutan titran. Semakin lama waktu proses, akan semakin pekat CO 2 terabsorb, dan semakin
pekat produk yang terbentuk yaitu Na2CO3.
Untuk mencari jumlah tahap kesetimbangan digunakan metode McCabe-Thile yaitu :
1) Membuat kurva kesetimbangan.
2) Membuat garis operasi.
3) Mencari tahap dengan cara menghubungkan garis operasi dengan garis kesetimbangan berupa
anak tangga. Jumlah total anak tangga menyatakan jumlah tahap kesetimbangan.
Pada praktikum ini didapatkan jumlah kesetimbangan sebanyak 10 tahap.
VI.
KESIMPULAN
1. Proses absorpsi bertujuan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan dalam
produk. Komponen yang di absorpsi adalah CO2 oleh larutan NaOH.
2. Umpan bagian bawah kolom absorpsi adalah gas (CO 2) sedangkan umpan bagian atas adalah
fasa cair (NaOH)
3. Alat yang digunakan adalah menara absorpsi dengan benda isi (packing column) berupa
packing yang berfungsi untuk memperbesar permukaan kontak antara air dan gas yang akan
terlarut dalam air.
4. Pada praktikum ini jumlah tahap kesetimbangan operasi absorpsi ini adalah 10 tahap.
VII. DAFTAR PUSTAKA
1. Niniek Lintang Bahan Ajar Proses Pemisahan dan Pemurnian Jurusan Teknik Kimia 2010
2. Robert H Perry "Chemical Engineering Handbook" Mc Grow-hill Fourth Edition, USA,1998