You are on page 1of 16

Laporan Pendahuluan Hipertensi Heart Disease

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Hypertensi Heart Disease adalah penyakit jantung hipertensif ditegakan bila diketahui
ventikel, kiri sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap-tahap, pertahanan
pembuluh perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertensi
ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan

diastol. Pengaruh faktor

genetik disini lebih jelas, fungsi fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi
berhubungan erat dengan penyebab hipertropi dan terjadinya arterosklerosis koroner .
(Kapita Selekta Kedokteran, 1999, FKUI, Media Aqesculapius, Jakarta).
Hypertensi didefinisikan oleh Joint Committee on Detection, Evaluation and
Treatment of Hight Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang
dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini
dikategorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder,
terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali dapat
diperbaiki. (Marilynn E. Doenges, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman
untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta).

2. Epidemiologi
Jumlah pasti penderita dengan HHD belum diketahui dengan pasti, namun pada
beberapa studi disebutkan pada penderita hipertensi akan berkembang menjadi
penyakit jantung. Secara umum resiko terjadinya LVH meningkat pada penderita
obesitas dua kali lipat. Sebanyak 50-60% penderita hipertensi akan mengalami resiko
gagal jantung dan kondisi ini meningkat dua kali lipat pada pria dan wanita tiga kali
lipat.

3. Penyebab
Sebab utama dari hipertensi heart disease adalah hipertensi yang berlangsung kronis.
Hipertensi pada orang dewasa sendiri disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:

Hipertensi esensial yang terjadi pada 90% kasus hipertensi pada orang dewasa.
Hipertensi sekunder sebesar 10% dari kasus hipertensi pada orang dewasa yang
disebabkan oleh adanya kelainan pada ginjal, kelainan endokrin, peningkatan TIK

dll.
Penyakit parenkim ginjal
Hipertensi renovaskuler
Penyakit adrenal ( Aldosteronisme primer, adrenogenital primer).
Penyakit Neurologis ( tekanan intracranial dengan cepat )
Taksemia gravidarum
Koartasio aorta.

4. Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap
pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah. Sebagai
akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini
ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk,
dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan
curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi
dan payah jantung. Jantung semakin terancam seiring parahnya aterosklerosis
koroner. Angina pectoris juga dapat terjadi kerana gabungan penyakit arterial koroner
yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang bertambah akibat penambahan
massa miokard.
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer
dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri
adalah derajat dan lamanya peningkatan diastol. Pengaruh beberapa faktor humoral
seperti rangsangan simpato-adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem
renin-angiotensin-aldosteron (RAA) belum diketahui, mungkin sebagai penunjang
saja. Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas. Fungsi pompa ventrikel kiri selama
hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis
koroner. Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus
(konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tanpa
perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium

selanjutnya, karena penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak teratur, dan
akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas pada jantung
dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan
volume, oleh karena meningkatnya volum diastolik akhir. Hal ini diperlihatkan
sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi),
peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot
jantung, serta penurunan efek mekanik pompa jantung, Hal-hal yang memperburuk
fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa disertai dengan penyakit jantung
koroner (Adnil,2003).
5. Klasifikasi
Fronlich membagi kelainan jantung akibat hipertensi menjadi empat tingkatan yaitu:
Tingkat I :Besarnya jantung masih normal, belum terlihat kelainan jantung pada
Tingkat II

pemeriksaan EKG maupun radiology.


:Tampak kelainan atrium kiri pada pemeriksaan EKG dan adanya suara
jantung ke-4 (atrial gallop) sebagai tanda adanya hypertrophy ventrikel

Tingkat III

kiri.
:Tampak adanya hypertrophy ventrikel kiri pada pemeriksaan EKG dan

Tingkat IV

radiology.
:Adanya kegagalan jantung kiri.

6. Gejala Klinis
Pada stadium dini hipertensi, tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang
kronis. Jantung berdenyut cepat dan kuat. Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat
aktifitas sistem neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia. Pada
stadium selanjutnya, timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa
hipertrofi ventrikel kiri yai.g difus, tahanan pembuluh darah perifer meningkat.
Gambaran klinik seperti sesak napas, salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik,
tekanan pengisian ventrikel meningkat, walaupun fungsi sistolik masih normal. Bila
berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi
ventrikel, dan timbul gejala payah jantung. Stadium ini kadangkala disertai dengan
gangguan pada faktor koroner. Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah
koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/pompa jantung yang selektif.

7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisis dimulai dengan menilai keadan umum: memperhatikan keadaan
khusus seperti: Cashing, feokromasitoina, perkembangan tidak proporsionalnya tubuh
atas dibanding bawah yang sering ditemukan pada pada koarktwsio aorta.
Pengukuran tekanan darah di tangan kiri dan kanan saat tidur dan berdiri. Funduskopi
dengan klasifikasi Keith-Wagener-Barker sangat berguna untuk menilai prognosis.
Palpasi dan auskultasi arterikarotis untuk menilai stenosis atau oklusi.
Pemeriksaan jantung untuk mencari pembesaran jantung ditujukan untuk menilai
HVK dan tanda-tanda gagal jantung. Impuls apeks yang prominen. Bunyi jantung S2
yang meningkat akibat kerasnya penutupan katup aorta. Kadang ditemukan murmur
diastolik akibat regurgitasi aorta, Bunyi S4 (gallop atrial atau presistolik) dapat
ditemukan akibat dari peninggian tekanan atrium kiri. Sedangkan bunyi S3 (gallop
vetrikel atau protodiastolik) ditemukan bila tekanan akhir diastolik ventnkel kiri
meningkat akibat dari dilatasi ventnkel kiri.Bila S3 dan S4 ditemukan bersama
disebut summation gallop. Paru perlu diperhatikan apakah ada suara napas tambaban
seperti ronki basah atau ronli kering/mengi. Pemeriksaan perut ditujukan untuk
mencari aneurisma, pembesaran hati, limpa, ginjal dan usites. Auskultasi bising
sekitar kiri kanan umbilikus (renal artery stenosis). Arteri radialis, Arteri femoralis
dan arteri dorsalis pedia harus diraba. Tekanan darah di betis harus diukur minimal
sekali pada hipertensi umur muda (kurang dari 30 tahun) (Adnil,2003).
8. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang
a.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium awal meliputi:
Urinalisis.-protein, leukosit, eritrosit, dan silinder
Hemoglobin/hematokrit
Elektrolit darah:Kalium
Ureum/kreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Elektrokardiografi menunjukkan HVK pada sekitar 20-5 0% (kurang sensitif)
tetapi masih menjadi metode standard (Marulam,2006).
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum
dan kreatinin, untuk menilai fungsi ginjal. Selain itu juga elektrolit untuk melihat
kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron.

Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan untuk melihat adanya


kelainan pada ginjal(Adnil,2003).
b.

c.

Pemeriksaan Elektrokardiogram
Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal.

Pemeriksaan Ekokardiografi
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk
memantau terjadinya hipertrofi ventrikel, hemodinamik kardiovaskuler, dan
tanda-tanda iskemia miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada
stadium lanjut.
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat
kompensasi terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil
pengobatan serta perjalanan penyakit jantung hipertensi.
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut:
Tanda-tanda hipersirkulasi pada

stadium

dini,

sepert:

hiperkinssis,

hipervolemia;
Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular eksentrik;
Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung, serta

tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat, dan;


Tanda-tanda iskemia seperti hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya
diskinetik juga dapat terlihat pada ekokardiogram (Marulam,2006).

d.

Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke
kiri, elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan
pembuluh paru pada stadium payah jantung hipertensi (Marulam,2006).
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri. Pada keadaan lanjut, apekss jantung membesar ke kiri dan bawah.
Aortic knob membesar dan menonjol disertai klasifikasi. Aorta ascenden dan
descenden melebar dan berkelok (pemanjangan aorta/ elongasio aorta).

e.

Pemeriksaan Histologi
Temuan Brutto

Pembesaran ventrikel kiri terjadi tanpa pelebaran dari ventrikel kiri. Rasio
ketebalan dinding ke radius ruang ventrikel meningkat. Ketebalan dinding
ventrikel kiri dapat melebihi 2cm dan jantung melebihi berat 500 g

(Anonim,2007).
Temua Mikroskopis

9. Diagnosis
Gejala penaykit jantung hipertensi tergantung durasi, derajat keparahan, dan jenis
penyakit. Selain itu pasien mungkin tidak menyadari diagnosa dari hipertensi
(Anonim,2007).Cara mendiagnosa tergantung dari:
Riwayat Penyakit
Seseorang penderita hipertensi dengan penyakit jantung koroner mungkin
memiliki gejala penyakit arteri (angina), kelelahan, dan sesak nafas saat
beraktivitas maupun saat beristirahat. Penyakit jantung kongestive dapat
mencakup episode tidur yang terputus karena masalah pernafasan (sulit nafas tiba

tiba yang terjadi pada malam hari) (Anonim,2007).


Ujian Fisik
Pada hipertensi dengan berbagai tingkat keparahan terdapat perubahan pada aliran
pembuluh darah yang mana terlihat pada pemeriksaan mata. Auskultasi pada hati
yang memperlihatkan ketidakteraturan denyut nadi, suara marmurs, dan suara
gallops. Dalam lanjutan kasus penyakit jantung hipertensi, dapat terjadi

pembesaran hati dan pembengkakan pada kaki dan tumit (Anonim,2007).


Pengujian
Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang EKG maupun echocardiogram x-ray
menegakkan diagnosa adanya pembesaran bilik kiri jantung (Anonim,2007).

10. Tindakan Penanganan


Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi
yang terjadi yaitu dengan:
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin
(Marulam,2006).
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu:

Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik,


Menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap

rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan


Menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator.

Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler, meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron). Meningkatkan aktifitas susunan
saraf sim-patis, menyebabkan vasokonstriksi, meningkatkan irama jantung,
meningkatkan tahanan perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung. Merangsang
gangguan metabolisme le-mak, dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit
kardiovsskuler. Hipokalemia dapat menyebabkan timbulnya denyut ektopik
meningkat, baik pada waktu istirahat maupun berolahraga. Maningkatkan resiko
kematian mendadak. Gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak dan
akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.(2)
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau
respon jantunp terhadap rangsangan simpatis. Golongan yang bekerja sentral,
misalnya reserpin, alfa metildepa, klonidin dan guanabenz.
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin, guanedril),
penghambat alfa (prazosin), dan penghambat beta adrenergik. Pada pokoknya hampir
semua obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak, walaupun cara kerja
yang pasti belum diketahui. Pada penelitian Framingham, kolesterol total 200 mg/dl
didapat pada lebih dari 50 persen pasien hipertensi. Oleh karena itu harus hati-hati
memilih obat golongan ini, jangan sampai meningkatkan faktor risiko lain dari
penyakit kardiovaskuler.(2)
Vasodilator

Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan
yang bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril, enalapril), prazosin,
antagonis kalsium.
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin, gangguan
metabolisme lemak dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel. Sedangkan
golongan yang tak lanysung tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.
Berbagai penelitian menyatakan bahwa penghambat ACE dapat meregresi hipartrofi
ventrikel kiri (Marulam,2006).
Daftar Sediaan dan Nama Dagang
Merk Dagang
Actos
Avandia
Lipitor
Zocor
Acomphia

PENGOBATAN
Komposisi
Pioglitazone
Rosiglitazone
Atorvastatin
Simvastatin
Rimonabant

Cara Pembelian
Generik Actos
Beli Avandia
Lipitor Via Online
Beli Zocor

11. Komplikasi

Gagal jantung

Aritmia

Serangan jantung

Angina

Kematian (Anonim,2005).

12. Pencegahan

Diet rendah sodium

Diet buah-buahan dan sayuran segar

Latihan aerobit rutin

Mencegah terjadinya kegemukan (Anonim,2007).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian (data Subjektif dan Objektif)
a) Pengkajian
Identitas Pasien
Nama
:
Umur
:
Agama
:
Jenis Kelamin
:
Status
:
Pekerjaan
:
Suku Bangsa
:
Alamat
:
Tanggal Masuk
:
Tanggal Pengkajian
:
No. Register
:
Diagnosa Medis
:
Identitas Penanggung Jawab
Nama

Umur

Hub. Dengan Pasien

Pekerjaan

Alamat

Status Kesehatan

Status Kesehatan Saat Ini


-

Keluhan Utama

Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini

Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

Status Kesehatan Masa Lalu


-

Riwayat Penyakit Keluarga

Diagnosa Medis dan therapy

Pengkajian Fisik

Keadaan umum
Auskultasi

Adanya pendarahan pada gusi

Terlhat adanya petechiae pada ekstrimitas atas dan axilla

Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma

Tanda-tanda Vital : Nadi = >100x/mnt, Suhu =37oC, TD = >150/>100


mmHg, RR = 20x/menit

Keadaan fisik
-

Sakit kepala hebat tiba-tiba, kebanyakan berlokasi di daerah tengkuk


terutama pada pagi hari.

Penglihatan kabur

Anorexia, muntah-muntah

Kelainan neurologis

Pemeriksaan Penunjang
-

Laboratorium

Proteinosia, hematusia, mikroskopik.

Ureum, Creatinin, kalium, fosfor, alkali.

Pemeriksaan radiologi

Hasil konsultasi

Penunjang diagnostik lain

Pola Kesehatan Fungsional Pola Gordon

Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan


-

Apakah kondisi sekarang menyebabkan perubahan persepsi?

Bagaimana pemeliharaan kesehatan klien setelah mengalami gangguan


ini?

Nutrisi/ metabolic
-

Bagaimana asupan nutrisi klien sejak terkena gangguan?

Apakah klien sering memakan makanan yang mengandung purin?

Pola eliminasi
-

Bagaimana frekuensi klien buang air besar?

Bagaimana frekuensi buang air kecil klien?

Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan perawatan diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM

Keterangan :
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total.

Pola tidur dan istirahat


-

Apakah klien mengalami gangguan tidur ?


Pola kognitif-perseptual

Bagaimana perasaan klien terhadap panca indranya?

Apakah klien menggunakan alat bantu?

Pola persepsi diri/konsep diri


-

Bagaimana perasaan klien tentang kondisinya saat ini?


Pola seksual dan reproduksi

Apakah klien mengalami gangguan pada alat reproduksinya?

Apakah klien mengalami gangguan saat melakukan hubungan seksual?


(jika sudah menikah)

Pola peran-hubungan
-

Bagaimana hubungan klien dengan keluarga setelah terjadinya


gangguan?

Apakah peran klien masih bisa dilakukan ?

Pola manajemen koping stress


-

Apakah klien merasa depresi dengan keadaannya saat ini?


Pola keyakinan-nilai

Apakah klien selalu rajin sembahyang?

Apakah hal tersebut dipengaruhi oleh gangguan ini?

b) Data Subjektif dan Objektif

Data Subjektif (DS)


-

Klien mengatakan sesak napas

Klien mengatakan jantungnya berdebar keras

Klien mengatakan pengelihatan kabur

Klien mengatakan sakit kepala hebat tiba-tiba

Klien mengatakan mual muntah

Data Objektif (DO)


-

Klien terlihat lesu dan lemah

Klien muntah

Pemeriksaan TTV:

Tekanan Darah:170/100mmHg

Nadi : 100x/menit

Suhu : 37oC

RR : 24x/menit

2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


Penurunan Curah Jantung
Intoleransi Aktifitas
Nyeri Akut
Mual
3. Rencana Asuhan Keperawatan (dilengkapi dengan rasional tindakan)
Terlampir
4. Evaluasi
Penurunan Curah Jantung
S :
-

Klien mengatakan demamnya sudah menurun

Klien mengatakan lebih nyaman

O :
-

Suhu tubuh klien sudah dalam rentang normal

Klien terlihat lebih tenang.

A :P :

Intoleransi Aktifitas
S :
-

Klien mengatakan sudah dapat minum banyak

Klien mengatakan sudah dapat BAK dengan normal

O :
-

Klien terlihat lebih segaar

Pemasukan dan pengeluaran cairan seimbang

Turgor kulit klien normal

A :P :

Nyeri Akut
S :
-

Klien mengatakan mualnya sudah mulai berkurang

Klien tidak muntah

Klien mengatakan nafsu makannya membaik

O :
-

Klien tidak terlihat mual

Klien terlihat dapat menghabiskan makananya

A :P :

Mual
S :

Klien mengatakan bintik-bintik merah pada tubuhnya sudah mulai


menghilang

Klien mengatakan tidak mimisan lagi

O :
-

Bintik-bintik merah pada tubuh klien terlihat memudar

A :P :-

Kesimpulan
Hipertensi heart disease adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan peyakit
jantung secara keseluruhan, mulai dari left hypertrophy, aritmia jantung, penyakit janutng

koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan karena peninggian tekanan darah,
baik secara langsung maupun tidak langsung.Penyulit utama pada penyakit jantung
hipertensi adalah hipertrofi ventrikel kiri yang terjadi sebagai akibat langsung dari
peningkatan bertahap tahapan pembuluh perifer dan beban akhir ventrikel kiri.Gejala
penyakit jantung hipertensi adalah tergantung dari durasi, derajat keparahan, dan jenis
penyakit. Selain itu pasien sering tidak menyadari diagnosa dari hipertensi. Pengobatan
ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang terjadi, antara
lain dengan menurunkan tekanan darah menjadi normal, mengobati payah jantung karena
hipertensi, mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler. Serta
menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskuler semaksimal mungkin.

Daftar Pustaka
Adnil

Basha.2003.Penyakit

Jantung

Hipertensif.Buku

Penerbit:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ajar

Kardiologi.Balai

Anonim.2007.Hypertensive

Heart

http://www.wedscape.com/files/public/blank.html.hypertensive_heart

Disease.
disease

(Diakses tanggal 8 Desember 2014).


Anonim.2005.Hypertension.http://healthguide.howstuffworks.com/hypertension (Diaskes
tanggal 8 Desember 2014).
Marulam M. Panggabean.2006.Penyakit Jantung Hipertensi.Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III Edisi Keempat.Balai Penerbit:Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Anonim.2007.Hypertensive

Heart

http://www.wedscape.com/files/public/blank.html.hypertensive_heart

Disease.
disease

(Diakses tanggal 8 Desember 2014).


Anonim.2005.Hypertension.http://healthguide.howstuffworks.com/hypertension (Diaskes
tanggal 8 Desember 2014).

http://irmachablog.blogspot.com/2011/10/hypertensi-heart-diseasehhd.html
http://askepterkini.blogspot.com/2014/05/laporan-pendahuluan-asuhankeperawatan_9355.html
http://tyovillage.blogspot.com/2011/04/tinjauan-pustaka-hipertensi-heart.html

You might also like