You are on page 1of 5

1.

Faktor-faktor fisik tersebut antara lain :


1.
Kebisingan
Bunyi didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan
manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki, maka dinyatakan sebagai kebisingan. Terdapat 2 hal
yang menentukan kwalitas suatu bunyi, yaitu frekuensi dan intensitas. Frekuensi dinyatakan dalam
jumlah getaran perdetik atau disebut Herzt (Hz). Intensitas atau arus energi persatuan luas dinyatakan
dalam suatu logaritmis yang disebut dengan desibel ( dB ). Telinga manusia mampu mendengar
frekuensi-frekuensi antara 16 - 20.000 Hz, sedangkan sensitifitas terhadap frekuensi-frekuensi tersebut
berbeda-beda.

Tekanan panas / iklim kerja


Iklim kerja adalah suatu kondisi kerja yang merupakan perpaduan antara suhu udara, kelembaban
udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor tersebut dihubungkan
dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas.

Pencahayaan
Pada umumnya pekerjaan memerlukan upaya penglihatan.. Pencahayaan yang kurang memadai dapat
merupakan beban tambahan bagi tenaga kerja. Dengan demikian dapat menimbulkan gangguan
performance (penampilan) kerja, produktivitas menurun serta pada akhirnya dapat memberikan
pengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.

a.
Definisi Getaran.
Getaran dapat diartikan sebagai gerakan dari suatu sistem bolak-balik, gerakan tersebut dapat berupa
gerakan yang harmonis sederhana dapat pula sangat kompleks, sifatnya dapat periodik atau random,
stady-state atau intermitent (solid).

3
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan
yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat.
Iluminansi adalah ukuran berapa banyak flux cahaya yang tersebar di daerah tertentu.

b. Glare atau Silau


Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai mata. Cahaya
yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :
1. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal terhadap
penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat
menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.

2. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)


Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan cahaya dalam
lensa mata. Orang-orang lanjut usia kurang bisa untuk menerima cahaya seperti ini.
4

Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)


Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm
ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat
menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung
maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta
benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan
Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan
sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem
pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester
putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan
antara 5-90%
Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka
sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk
sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada
sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan
sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu
diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak
ada serta kesilauan dapat dikurangi.
Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian
dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber
cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah
tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya
total yang jatuh pada permukaan kerja.

Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk


mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area
atau
daerah
tertentu.
Dalam SI, flux cahaya diukur dalam lumen . Satu lux sama dengan satu lumen per meter persegi:
1 lx = 1 lm / m 2 = 1 cd sr M -2.
Seperti dengan unit SI lainnya, awalan SI dapat digunakan, misalnya kilolux (KLX) adalah 1.000
lux.

6.
uhu dingin mengurangi efisiensi atau kurangnya koordinasi otot. Suatu percobaan mengikat tali
dengan suhu 10 oC, 15 oC menunjukkan perbaikan effisiensi sejalan dangan kurangnya keluhan
kedinginan. Suhu panas terutama berakibat menurunnya prestasi kerja fikir. Penurunan sangat hebat
sesudah 32 oC. Suhu panas mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu
pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa
dan motoris, dan memudahkan untuk dirangsang.

7.

Nilai Ambang Batas (NAB) untuk iklim


kerja adalah situasi kerja yang masih
dapat dihadapi oleh tenaga kerja dalam
pekerjaan sehari-hari yang tidak
mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan untuk waktu kerja terus
menerus tidak lebih dari 8 (delapan) jam
sehari dan 40 (empat puluh) jam
seminggu. NAB terendah untuk
temperatur ruang kerja adalah 21 oC
dan NAB tertinggi adalah 30 oC pada
kelembaban nisbi udara antara 65 % 95 %.

8.
1)
2)
3)

Kebisingan yang kontinyu (steady state) , misalnya : generator


Kebisingan terputus-putus ( = intermitent ), misalnya : lalu lintas, suara kapal terbang di lapangan
udara.
Kebisingan impulsif ( = impact or impulsive noise ), seperti pukulan tukul, tembakan bedil atau meriam,
ledakan.

9.
SOUND LEVEL METER measurement merupakan Suatu perangkat alat uji untuk mengukur tingkat kebisingan
suara, hal tersebut sangat di perlukan terutama untuk lingkungan industri, contoh pada industri penerbangan dimana
lingkungan sekitar harus diuji tingkat kebisingan suara atau tekanan suara yang ditimbulkannya untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar.

1. Pengukuran dengan titik sampling


Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas
hanya pada satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat
dilakukan untuk mengevalusai kebisingan yang disebabkan oleh suatu
peralatan sederhana, misalnya Kompresor/generator. Jarak pengukuran
dari sumber harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1 meter.
Selain itu juga harus diperhatikan arah mikrofon alat pengukur yang

digunakan.
2. Pengukuran dengan peta kontur
Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat dalam
mengukur kebisingan, karena peta tersebut dapat menentukan gambar
tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini dilakukan
dengan membuat gambar isoplet pada kertas berskala yang sesuai
dengan pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat kode pewarnaan untuk
menggambarkan keadaan kebisingan, warna hijau untuk kebisingan

dengan intensitas dibawah 85 dBA warna orange untuk tingkat


kebisingan yang tinggi diatas 90 dBA, warna kuning untuk kebisingan
dengan intensitas antara 85 90 dBA.
3. Pengukuran dengan Grid
Untuk mengukur dengan Grid adalah dengan membuat contoh data
kebisingan pada lokasi yang di inginkan. Titiktitik sampling harus dibuat
dengan jarak interval yang sama diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran
lokasi dibagi menjadi beberpa kotak yang berukuran dan jarak yang
sama, misalnya : 10 x 10 m. kotak tersebut ditandai dengan baris dan
kolom untuk memudahkan identitas.
10.
Warna merah bersifat merangsang. Kuning => kesan luas, terang, dan
leluasa. Hijau atau biru => kesan sejuk, aman, dan menyegarkan. Gelap
=> kesan sempit. Terang => kesan leluasa dan lain-lain.

You might also like