Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Abdul Chaqhim Agussanto
NIM: 7112002
Oleh:
Abdul Chaqhim Agussanto
NIM: 7112002
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa studi kasus adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
di kumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di perguruan tinggi manapun
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM
: 7112002
Program study
Desember 2014
Oleh:
Pembimbing 1
Pembimbing 2
NIDN. 07.280673.03
LEMBAR PENGESAHAN
4
Karya tulis ilmiah ini telah dipertahankan didepan tim penguji di Program
studi D-III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren
Tinggi DarulUlum Jombang.
Pujiani, S,Kep.Ners.M.Kes
MOTTO
LEMBAR PERSEMBAHAN
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan ridhonya,
sehingga dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul Asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan system urologi (gagal ginjal akut) Di
Pav. Dahlia RSUD Jombang
Proposal karya tulis ilmiah ini disusun dalam bentuk laporan study kasus
sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ahli madya keperawatan.
Mengingat dalam membuat karya tulis ilmiah ini tidak dapat lepas dari berbagai
pihak yang membantu dalam memberi dorongan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Prof.DR. H. Achmad Zahro, MA. Selaku Rektor Universitas Pesantren
Tinggi Darul Ullum Jombang.
2. Dr. H. M. Z ulfikar Asad, MMR. Selaku dekan fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ullum Jombang.
3. Pujiani, S.Kep.Ns., M.Kes. Selaku Ketua Prodi Studi D-III
Keperawatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ullum Jombang.
4. Hj Masruroh Hasyim S. Kep. Ns. M. Kes., Selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
5. Kedua orang Tuaku, kakak-kakak dan adik yang telah memotifasi dan
penyusunan karya tulis ilmiah ini yang dapat saya sebutkan satu
persatu.
Dengan seiring doa, semoga amal baik yang telah diberikan kepada
penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Tidak lupa penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah membaca
Karya Tulis Ilmiyah ini demi menyempurnakan penyusunan studi kasus
selanjutnya. Semoga studi kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pebaca pada umumnya
DAFTAR ISI
COVER LUAR .............................................................................................................
i
COVER DALAM..........................................................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN...........
iii
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN......
v
MOTTO ........................................................................................................................
vi
9
PERSEMBAHAN ........................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR....................................................................................................
viii
DAFTAR ISI..........
x
DAFTAR SINGKATAN........
xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................
1
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................................
3
1.3 TUJUAN...................................................................................................................
4
1.4 MANFAAT PENULISAN........................................................................................
4
1.5 METODE PENULISAN...........................................................................................
5
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN.................................................................................
6
BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA
2.2 KonsepPenyakit........................................................................................................
8
2.2.1 Definisi...................................................................................................................
8
2.2.2 Klasifikasi..............................................................................................................
9
2.2.3 Etiaologi.................................................................................................................
9
2.2.4 ManifestaiKlinis.....................................................................................................
10
2.2.5 Patofisiologi...........................................................................................................
12
2.2.6 PemeriksaanPenunjang..........................................................................................
13
2.2.7 Penatalaksanaan.....................................................................................................
15
2.3 KonsepKeperawatan.................................................................................................
16
2.3.1 Pengkajian..............................................................................................................
16
10
2.4 DiagnosaKeperawatan..............................................................................................
18
2.5 RencanaKeperawatan...........................................................................
18
2.6
evaluasi
............................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
26
DAFTAR SINGKATAN
11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gagal ginjal akut merupakan suatu sindrom klinis yang di tandai dengan
fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasannya dalam beberapa hari) yang
menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. Laju filtrasi glomerolus yang
menurun dengan cepat menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat sebanyak
0,5% mg/dl/hari dan at kadar nitrogen urea darah sebanyak 10% mg/dl/hari
dalam beberapa hari. ARF biasanya disertai oleh oliguria (keluaran urine <400
ml/hari ) (Wilson, 2012).
Prevelensi menurut (WHO) memperkirakan bahwa prevalansi gagal ginjal
akut lebih dari 356 orang yang mengalami GGA, mortalitas lebih tinggi pada
pasien lanjut usia dan pasien dengan kegagalan multi organ. Di Indonesia
kebanyakan pasien yang melewati episode GGA dapat sembuh dengan fungsi
ginjal semula dan dapat melanjutkan hidup seperti biasanya.Namun 50% kasus
memiliki gangguan fungsi ginjal sublinis atau dapat di temukan bekas luka
residual pada biopsi ginjal.Sekitar 50% pasien tidak pernah kembali fungsi
ginjalnya dan membutuhkan fungsi ginjal jangka panjang dengan dialysis atau
transplantasi.Sebagai tambahan 5% kasus mengalami penurunan GFR progresif,
setlah melalui fase awal penyembuhan kemungkinan akibat stress hemodynamic
dan scleroris glomerulus yang tersisa.(Elfridia, 2011).
penderita gagal ginjal di Indonesia yaitu sekitar 104 ribu orang. Setelah
suatu trauma, atau yang lebih jarang, adanya embolisasi Kristal kolestrol pada
pembuluh darah ginjal.Berdasarakan data yang diambil dari rekap medik di ruang
pavilion dahlia RSUD Kabupaten Jombangangka kejadian gagal ginjal akut pada
Gagal
Ginjal
pre-renal
merupakan
hipoperfusi
ginjal,
uretra, buli-buli dan ureter bilateral, atau obtruksi pada ureter unilateral di mana
ginjal satunya tidak berfungsi.( markum 2007).
Dampak pada pasien yang menderit menderita gagal ginal akut jadi lebih
jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal
telah hilang 80% - 90%.Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin
clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.(Long, C, 1996,).
Munculnya masalah yang sangat komleks, peran perawat di perlukan guna
membantu menyelesaikan masalah di hadapi klien, dengan cara promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitasi. Promotif yaitu penyuluhan kepada masyarakat
tentang penyakit Gagal ginjal akut, bagai mana pentingnya memperthankan cairan
tubuh.
Untuk mencegah terjadinya gagal ginjal akut dengan cara olah raga yang
teratur, istrahat yang cukup, makan makan yang sehat dan pola hidup sehat.
Kuratif yaitu, pasien dinjurkan untuk bed rest, dan memberi obat sesuai indikasi
tim medis. Dari aspek rehabilitasi perawat berperan memulihkan kondisi klien dan
menganjurkan kllien untuk control kembali ke rumah sakit bila ada keluhan.
Upaya untuk mengurangi gagal ginal akut dalam penanganan masalah
tergantung pada kerja sama yang baik anatara perawat, pasien, dan keluarga.
Maka perawatan pada penderita yang dapat di berikan secara komorehensif yaitu
membatasi aktifitas selain itu tindakan yang lain dapat pengatruan pola makan,
mempertahankan cairan tubuh,dengan menerapkan pola kehidupan yang sehat,
teratur dan seimbang mulai dari asuhan pola makan, gaya hidup, kebiasaan
keseharaian yang dilakukan, olahraga dsb sebagai penunjang pemeliharaan
kesehatan.
dan sebagai suatu pendekattan pelayanan pada setiap tindakan yang akan di
laksanakan pada pasien
1.4.4
Metode deskriptif
Yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa atau gejala yang
terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang mempelajari,
mengumpulakan, membahas data dan studi pendekatan proses keperawatan
dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi
1.5.2
1.5.3
Sumber Data
Sumber data meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang di peroleh dari klien, sedangkan data sekunder adalah data yang di
ambil dari keluarga atau orang terdekat, catatan medik perawat, dan hasil
pemeriksaan dari tim kesehatan lainya
1.5.4
Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan
awal,
memuat
halaman
judul,
persetujuan
komisi
BAB 1 :Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, rumusan maslah, tujuan penulisan,manfaat
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan studi kasus
BAB 2: Tinjauan Pustaka
Terdiri dari anatomi ginjal, konsep dasar teori gagal ginjal akut yang
meliputi definisi, etiologi, tanda dan gejala, komplikasi, diagnosa banding,
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Konsep penyakit
2.2.1. Defenisi
Gagal ginjal akut merupakan suatu sindrom klinis yang di tandai dengan
fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasannya dalam beberapa hari) yang
menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. Laju filtrasi glomerolus yang
menurun dengan cepat menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat sebanyak
0,5% mg/dl/hari dan at kadar nitrogen urea darah sebanyak 10% mg/dl/hari
dalam beberapa hari. ARF biasanya disertai oleh oliguria (keluaran urine <400
ml/hari ) (wilson 2012)
Azotemia prarenal (penurunan perfusi ginjal)
merupakan satu-satunya
2.2.2. Klasifikasi
Gagal ginjal akut di klasifikasikan dalam 3 tipe yaitu :
a) Gagal ginjal akut renal
Adalah di sebabkan oleh kelainan vaskuler seperti vaskulitis, hipertensi
maligna, glomerolus nefritis akut, nefritis interstitial akut. (Markum, 2007)
b) Gagal ginjal akut pre renal
Adalah hipoperfusi ginjal.Hipoperfusi dapat di sebabkan oleh hipovolemia
atau menurunya sirkulasi yang efektif. (Markum, 2007)
c) Gagal ginjal post renal
Terjadi bila obtruksi akut terjadi pada urethra, buli-buli, ureter bilateral
atau obstruksi pada urether unilateral di mana ginjal satunya tidak dapat
berfungsi.Terjadi peningkatan aliran darah ginjal dan peningkatan tekanan
pelvisginjal di mana hal ini di sebabkan oleh prosta gladin. (Markum, 2007)
2.2.3 Etiologi
Di klasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Praginjal atau sirkulasi
Terjadi akibat kurangnya perfusi ginjal dan perbaikan dapat terjadi cepat
setelah kelainan tersebut di perbaiki, misalnya hipovolemia atau hipotensi,
penurunan curah jantung, dan peningkatan viskositas darah.
2. Pasca ginjal atau obstruksi
Terjadi akibat obstruksi aliran urin, misalnya obstruksi pada kandung
kemih, uretra, kedua ureter, dan sebagainya
3. Ginjal dan intrinsic atau parenkimal
Akibat penyakit pada ginjal atau pembuluhnya.Terdapat kelainan histologi
dan kesembuhan tidak terjadi dengan segera pada perbaikan factor praginjal atau
10
ginjal,
yang
mengakibatkan
penurunan
prostaglandin
dan
11
menurunya
permeabilitas
luaspermukaan
filtrasi.Hal
ini
2.
Sel
Darah
Merah
Sering
menurun
mengikuti
peningkatan
kerapuhan/penurunan hidup.
3.
4.
5.
Osmolaritas serum : lebih beras dari 285 mOsm/kg; sering sama dengan
urine.
6.
7.
8.
9.
10. Protein : penurunan pada kadar serum dapat menunjukan kehilangan protein
melalui urine, perpindahan cairan, penurunan pemasukan, dan penurunan
15
Penatalaksanaan
16
7. Dialysis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi,
hiperkallemia, atau terjadi kelebihan cairan. Ureum tidak boleh melebihi 30-40
mmol/liter secara umum dan dialysis peritoneal paling baik dipakai di ruang
intesif, sedagkan hemodialysis intermiten dengan kateter subklavia ditujukan
untuk pasien lain dan dengan tambahan untuk pasien katabolikyang tidak ade
kuat dengan dialisis peritoneal/hemofiltrasi
8. monitoring nilai elektrolit darah, nilai BUN dan nilai kreatinin makanan,
menimbang berat badan, monitoring nilai elektrolit darah, nilai BUN dan nilai
kreatinin
2.2.8 Komplikasi
a. Jantung: edema paru, aritmia, efusi pericardium.
b. Gangguan elektrolit: hyperkalemia, hiponatremia, asidosis.
c.
kesadaran, kejang.
d. Gastrointestinal: nausea, muntah, gastritis, ulkus peptikum, perdarahaan
gastrointestinal.
e. Hematologi: anemia, diathesis hemoragik.
f. Infeksi: pneumonia, septikemis, infeksi nosocomial.
17
menyerang pria maupun wanita dari rentang usia manapun, khususnya bagi
orang yang sedang menderita penyakit serius, terluka serta usia dewasa dan
pada umumnya lanjut usia. Untuk pengkajian identitas penanggung jawab
data yang didapatkan yakni meliputi nama, umur, pekerjaan, hubungan
dengan si penderita.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering adalah terjadi penurunan produksi miksi.
2. RiwayatPenyakit Sekarang
Pengkajian ditujukan sesuai dengan predisposisi etiologi penyakit terutama pada
prerenal dan renal. Secara ringkas perawat menanyakan berapa lama keluhan
penurunan jumlah urine output dan apakah penurunan jumlah urine output
tersebut ada hubungannya dengan predisposisi penyebab, seperti pasca perdarahan
setelah melahirkan, diare, muntah berat,
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem perkemihan yang
berulang, penyakit diabetes melitus dan penyakit hipertensi pada masa
sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab pasca renal.Penting untuk dikaji
tentang riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi
terhadap jenis obat dan dokumentasikan.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan adanya riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.
c. Pemeriksaan Fisik
18
19
Gangguan status
20
berhubungan
dengan
penurunan
produksien
energi
Rasional takikardi dan hipertensi (1) kegagalan ginjal untuk mengeluarkan urine,
(2) pembatasan cairan berlebihan selama mengobati hipovolemik/hipotensi atau
perubahan fase oliguria gagal ginjal (3) peerubahan pada system renin-angiotensin
(2) catat pemasukan dan pengeluaran akurat
Rasional perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan pengganti cairan, dan
penurunan resiko kelebihan cairan.
(3) timbang berat badan pasien tiap hari dengan alat dan pemakaian yang sama
pasien
Rasional penimbangan berat badan adalah untuk pengawasan cairan yang baik.
Peningkatan berat badan yang berlebih lebih dari 0,5 kg/hari diduga ada retensi
urine
(4) Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk edema,
Rasional Edema terjadi terutama pada jaringan yang tergantung pada tubuh,
contoh tangan, kaki, area lumbosakral. BB pasien dapat meningkat sampai 4,5 kg.
(5) Auskultasi paru dan bunyi jantung
Rasional kelebihan cairan dapat menimbulkan edema paru dan GGK dibuktikan
oleh terjadinya bunyi nafas tambahan. Bunyi jantung ekstra
(6) kaji tingkat kesadaran
Rasional dapat menunjukan perpindahan cairan, akumulasi toksin, asidosis,
ketidak seimbangan elektrolit,
(1)Kaji ulang proses penyakit, prognosis, dan faktor pencetus jika diketahui.
Rasional Memberikan dasar pengetahuan
(2) Jelaskan tingkat fungsi ginjal, setelsh episode akut berlalu.
Rasional Pasien mungkin mengalami defek sisa yang bersifat sementara
(3) Diskusikan dialisis ginjal bila dilakukan
RasionalSebagai informasi tambahan dalam mengambil
(4) Kaji ulang rencana diet
Rasional Nutrisi adekuat perlu untuk proses penyembuhan
(5) Dorong pasien dan keluarga untuk mengobservasi karakteristik urine, jumlah
frekuensi dan pengeluaran
RasionalPerubahan dapat menunjukan gangguan fungsi ginjal
(6) Diskusikan pembatasan aktivitas, Diskusikan penggunaan obat
Rasional Obat dapat menimbulkan reaksi toksik pada ginjal, perlu dilaporkan
penggunaan obat oleh pasien.
2.5.6.Kelelahan
berhubungan
dengan
penurunan
produksien
energi
kemampuan
untuk
berpastisipasi
pada
aktifitas
yang
diinginkan/dibutuhkan
Rasional Mengidentifikasi kebutuan individual dan membantu pemilihan
intervensi
(3) identifikasi factor stres/psikologis yang dapat memperberat
Rasional mungkin mempunyai efek akumulatif sepanjang factor psikologis yang
dapat diturunkan bila masalah dan takut diakuai
(4) Rencankan periode istirahat adekuat.
Rasional Mencegah kelelahan berlebihan dan menyimpan energi untuk
penyembuhan, regenerasi jaringan
(5) Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional
Mengubah
energi,
memungkinkan
berlanjutnya
aktifitas
yang
2.6 Evaluasi
Evaluasi terhadap intervensi keperawatan yang di lakukan mencakup :
1. Pasien mengalami keseimbangan yang normal, elektrolit, dan sisa
metabolisme dalam tingkat fungsional.
a. Tidak ada tanda distress pernafasan; tidak ada edema perifer atau edema
paru
b. Tekanan darah antara 140/90 100/60
c. Elektrolit serum terkontrol
DAFTAR PUSTAKA
10
Oleh:
Abdul Chaqhim Agussanto
NIM: 7112002
11
Oleh:
Abdul Chaqhim Agussanto
NIM: 7112002
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa studi kasus adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
di kumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di perguruan tinggi manapun
12
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM
: 7112002
Program study
Desember 2014
Oleh:
13
Pembimbing 1
Pembimbing 2
NIDN. 07.280673.03
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini telah dipertahankan didepan tim penguji di Program
studi D-III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren
Tinggi DarulUlum Jombang.
14
Pujiani, S,Kep.Ners.M.Kes
MOTTO
KARENA SAYANG ALLAH, DIA PERCAYAKAN AMANAH
KARENA CINTA ALLAH, DIA BERIKAN UJIAN
KARENA KASIH ALLAH, DIA SERTAKAN KEMUDAHAN DISETIAP
KESULITAN
15
LEMBAR PERSEMBAHAN
16
selalu bersatu dalam jalinan persahabatan yang indah dan menjadi orang
yang sukses dimasa mendatang.
8. Seluruh sahabatku AKPER DARULULLUM Angkatan 2012, yang
selama 3 tahun ini telah menempu ilmu bersama-sama dalam suka
maupun duka, akan kuingat kalian semua
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan ridhonya,
sehingga dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul Asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan system urologi (gagal ginjal akut) Di
Pav. Dahlia RSUD Jombang
Proposal karya tulis ilmiah ini disusun dalam bentuk laporan study kasus
sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ahli madya keperawatan.
Mengingat dalam membuat karya tulis ilmiah ini tidak dapat lepas dari berbagai
pihak yang membantu dalam memberi dorongan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada :
9. Prof.DR. H. Achmad Zahro, MA. Selaku Rektor Universitas Pesantren
Tinggi Darul Ullum Jombang.
17
18
DAFTAR ISI
COVER LUAR .............................................................................................................
i
COVER DALAM..........................................................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN...........
iii
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN......
v
MOTTO ........................................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR....................................................................................................
viii
DAFTAR ISI..........
x
DAFTAR SINGKATAN........
xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.7 LATAR BELAKANG...............................................................................................
1
1.8 RUMUSAN MASALAH..........................................................................................
3
1.9 TUJUAN...................................................................................................................
4
1.10..................................................................................................................................
MANFAAT PENULISAN..............................................................................................
4
1.11..................................................................................................................................
METODE PENULISAN.................................................................................................
5
1.12..................................................................................................................................
SISTEMATIKA PENULISAN.......................................................................................
6
19
DAFTAR SINGKATAN
20
21
BAB 1
PENDAHULUAN
1.5 Latar Belakang
Gagal ginjal akut merupakan suatu sindrom klinis yang di tandai dengan
fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasannya dalam beberapa hari) yang
menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. Laju filtrasi glomerolus yang
menurun dengan cepat menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat sebanyak
0,5% mg/dl/hari dan at kadar nitrogen urea darah sebanyak 10% mg/dl/hari
dalam beberapa hari. ARF biasanya disertai oleh oliguria (keluaran urine <400
ml/hari ) (Wilson, 2012).
Prevelensi menurut (WHO) memperkirakan bahwa prevalansi gagal ginjal
akut lebih dari 356 orang yang mengalami GGA, mortalitas lebih tinggi pada
pasien lanjut usia dan pasien dengan kegagalan multi organ. Di Indonesia
kebanyakan pasien yang melewati episode GGA dapat sembuh dengan fungsi
ginjal semula dan dapat melanjutkan hidup seperti biasanya.Namun 50% kasus
memiliki gangguan fungsi ginjal sublinis atau dapat di temukan bekas luka
residual pada biopsi ginjal.Sekitar 50% pasien tidak pernah kembali fungsi
ginjalnya dan membutuhkan fungsi ginjal jangka panjang dengan dialysis atau
transplantasi.Sebagai tambahan 5% kasus mengalami penurunan GFR progresif,
setlah melalui fase awal penyembuhan kemungkinan akibat stress hemodynamic
dan scleroris glomerulus yang tersisa.(Elfridia, 2011).
penderita gagal ginjal di Indonesia yaitu sekitar 104 ribu orang. Setelah
suatu trauma, atau yang lebih jarang, adanya embolisasi Kristal kolestrol pada
pembuluh darah ginjal.Berdasarakan data yang diambil dari rekap medik di ruang
pavilion dahlia RSUD Kabupaten Jombangangka kejadian gagal ginjal akut pada
Gagal
Ginjal
pre-renal
merupakan
hipoperfusi
ginjal,
uretra, buli-buli dan ureter bilateral, atau obtruksi pada ureter unilateral di mana
ginjal satunya tidak berfungsi.( markum 2007).
Dampak pada pasien yang menderit menderita gagal ginal akut jadi lebih
jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal
telah hilang 80% - 90%.Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin
clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.(Long, C, 1996,).
Munculnya masalah yang sangat komleks, peran perawat di perlukan guna
membantu menyelesaikan masalah di hadapi klien, dengan cara promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitasi. Promotif yaitu penyuluhan kepada masyarakat
tentang penyakit Gagal ginjal akut, bagai mana pentingnya memperthankan cairan
tubuh.
Untuk mencegah terjadinya gagal ginjal akut dengan cara olah raga yang
teratur, istrahat yang cukup, makan makan yang sehat dan pola hidup sehat.
Kuratif yaitu, pasien dinjurkan untuk bed rest, dan memberi obat sesuai indikasi
tim medis. Dari aspek rehabilitasi perawat berperan memulihkan kondisi klien dan
menganjurkan kllien untuk control kembali ke rumah sakit bila ada keluhan.
Upaya untuk mengurangi gagal ginal akut dalam penanganan masalah
tergantung pada kerja sama yang baik anatara perawat, pasien, dan keluarga.
Maka perawatan pada penderita yang dapat di berikan secara komorehensif yaitu
membatasi aktifitas selain itu tindakan yang lain dapat pengatruan pola makan,
mempertahankan cairan tubuh,dengan menerapkan pola kehidupan yang sehat,
teratur dan seimbang mulai dari asuhan pola makan, gaya hidup, kebiasaan
keseharaian yang dilakukan, olahraga dsb sebagai penunjang pemeliharaan
kesehatan.
dan sebagai suatu pendekattan pelayanan pada setiap tindakan yang akan di
laksanakan pada pasien
1.4.4
Metode deskriptif
Yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa atau gejala yang
terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang mempelajari,
mengumpulakan, membahas data dan studi pendekatan proses keperawatan
dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi
1.7.2
1.7.3
Sumber Data
Sumber data meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang di peroleh dari klien, sedangkan data sekunder adalah data yang di
ambil dari keluarga atau orang terdekat, catatan medik perawat, dan hasil
pemeriksaan dari tim kesehatan lainya
1.7.4
Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan
awal,
memuat
halaman
judul,
persetujuan
komisi
BAB 1 :Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, rumusan maslah, tujuan penulisan,manfaat
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan studi kasus
BAB 2: Tinjauan Pustaka
Terdiri dari anatomi ginjal, konsep dasar teori gagal ginjal akut yang
meliputi definisi, etiologi, tanda dan gejala, komplikasi, diagnosa banding,
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Konsep penyakit
2.2.1. Defenisi
Gagal ginjal akut merupakan suatu sindrom klinis yang di tandai dengan
fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasannya dalam beberapa hari) yang
menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. Laju filtrasi glomerolus yang
menurun dengan cepat menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat sebanyak
0,5% mg/dl/hari dan at kadar nitrogen urea darah sebanyak 10% mg/dl/hari
dalam beberapa hari. ARF biasanya disertai oleh oliguria (keluaran urine <400
ml/hari ) (wilson 2012)
Azotemia prarenal (penurunan perfusi ginjal)
merupakan satu-satunya
2.2.2. Klasifikasi
Gagal ginjal akut di klasifikasikan dalam 3 tipe yaitu :
e) Gagal ginjal akut renal
Adalah di sebabkan oleh kelainan vaskuler seperti vaskulitis, hipertensi
maligna, glomerolus nefritis akut, nefritis interstitial akut. (Markum, 2007)
f) Gagal ginjal akut pre renal
Adalah hipoperfusi ginjal.Hipoperfusi dapat di sebabkan oleh hipovolemia
atau menurunya sirkulasi yang efektif. (Markum, 2007)
g) Gagal ginjal post renal
Terjadi bila obtruksi akut terjadi pada urethra, buli-buli, ureter bilateral
atau obstruksi pada urether unilateral di mana ginjal satunya tidak dapat
berfungsi.Terjadi peningkatan aliran darah ginjal dan peningkatan tekanan
pelvisginjal di mana hal ini di sebabkan oleh prosta gladin. (Markum, 2007)
2.2.3 Etiologi
Di klasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :
4. Praginjal atau sirkulasi
Terjadi akibat kurangnya perfusi ginjal dan perbaikan dapat terjadi cepat
setelah kelainan tersebut di perbaiki, misalnya hipovolemia atau hipotensi,
penurunan curah jantung, dan peningkatan viskositas darah.
5. Pasca ginjal atau obstruksi
Terjadi akibat obstruksi aliran urin, misalnya obstruksi pada kandung
kemih, uretra, kedua ureter, dan sebagainya
6. Ginjal dan intrinsic atau parenkimal
Akibat penyakit pada ginjal atau pembuluhnya.Terdapat kelainan histologi
dan kesembuhan tidak terjadi dengan segera pada perbaikan factor praginjal atau
10
ginjal,
yang
mengakibatkan
penurunan
prostaglandin
dan
11
menurunya
permeabilitas
luaspermukaan
filtrasi.Hal
ini
Darah
Merah
Sering
menurun
mengikuti
peningkatan
kerapuhan/penurunan hidup.
15. PH : Asidosis metabolik (kurang dari 7,2) dapat terjadi karena penurunan
kemampuan ginjal untuk mengeksresikan hidrogen dan hasil akhir
metabolisme.
16. BUN/Kreatinin : biasanya meningkat pada proporsi ratio 10:1
17. Osmolaritas serum : lebih beras dari 285 mOsm/kg; sering sama dengan
urine.
18. Kalium : meningkat sehubungan dengan retensi seiring dengan perpindahan
selular ( asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah merah).
19. Natrium : Biasanya meningkat tetapi dengan bervariasi.
20. Ph; kalium, dan bikarbonat menurun.
21. Klorida, fosfat dan magnesium meningkat.
22. Protein : penurunan pada kadar serum dapat menunjukan kehilangan protein
melalui urine, perpindahan cairan, penurunan pemasukan, dan penurunan
15
Penatalaksanaan
16
15. Dialysis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi,
hiperkallemia, atau terjadi kelebihan cairan. Ureum tidak boleh melebihi 30-40
mmol/liter secara umum dan dialysis peritoneal paling baik dipakai di ruang
intesif, sedagkan hemodialysis intermiten dengan kateter subklavia ditujukan
untuk pasien lain dan dengan tambahan untuk pasien katabolikyang tidak ade
kuat dengan dialisis peritoneal/hemofiltrasi
16. monitoring nilai elektrolit darah, nilai BUN dan nilai kreatinin makanan,
menimbang berat badan, monitoring nilai elektrolit darah, nilai BUN dan nilai
kreatinin
2.2.8 Komplikasi
a. Jantung: edema paru, aritmia, efusi pericardium.
b. Gangguan elektrolit: hyperkalemia, hiponatremia, asidosis.
c.
kesadaran, kejang.
d. Gastrointestinal: nausea, muntah, gastritis, ulkus peptikum, perdarahaan
gastrointestinal.
e. Hematologi: anemia, diathesis hemoragik.
f. Infeksi: pneumonia, septikemis, infeksi nosocomial.
17
menyerang pria maupun wanita dari rentang usia manapun, khususnya bagi
orang yang sedang menderita penyakit serius, terluka serta usia dewasa dan
pada umumnya lanjut usia. Untuk pengkajian identitas penanggung jawab
data yang didapatkan yakni meliputi nama, umur, pekerjaan, hubungan
dengan si penderita.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering adalah terjadi penurunan produksi miksi.
2. RiwayatPenyakit Sekarang
Pengkajian ditujukan sesuai dengan predisposisi etiologi penyakit terutama pada
prerenal dan renal. Secara ringkas perawat menanyakan berapa lama keluhan
penurunan jumlah urine output dan apakah penurunan jumlah urine output
tersebut ada hubungannya dengan predisposisi penyebab, seperti pasca perdarahan
setelah melahirkan, diare, muntah berat,
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem perkemihan yang
berulang, penyakit diabetes melitus dan penyakit hipertensi pada masa
sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab pasca renal.Penting untuk dikaji
tentang riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi
terhadap jenis obat dan dokumentasikan.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan adanya riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.
c. Pemeriksaan Fisik
18
19
Gangguan status
20
21
Rasional takikardi dan hipertensi (1) kegagalan ginjal untuk mengeluarkan urine, (2)
pembatasan cairan berlebihan selama mengobati hipovolemik/hipotensi atau perubahan fase
oliguria gagal ginjal (3) peerubahan pada system renin-angiotensin
(2) catat pemasukan dan pengeluaran akurat
Rasional perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan pengganti cairan, dan penurunan
resiko kelebihan cairan.
(3) timbang berat badan pasien tiap hari dengan alat dan pemakaian yang sama pasien
Rasional penimbangan berat badan adalah untuk pengawasan cairan yang baik. Peningkatan
berat badan yang berlebih lebih dari 0,5 kg/hari diduga ada retensi urine
(4) Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk edema,
Rasional Edema terjadi terutama pada jaringan yang tergantung pada tubuh, contoh tangan,
kaki, area lumbosakral. BB pasien dapat meningkat sampai 4,5 kg.
(5) Auskultasi paru dan bunyi jantung
Rasional kelebihan cairan dapat menimbulkan edema paru dan GGK dibuktikan oleh
terjadinya bunyi nafas tambahan. Bunyi jantung ekstra
(6) kaji tingkat kesadaran
Rasional dapat menunjukan perpindahan cairan, akumulasi toksin, asidosis, ketidak
seimbangan elektrolit,
2.5.2.Resiko
tinggi
terhadap
menurunnya
curah
jantung
berhubungan
22
dengan
Kriteria hasil : mempertahan curah jantung dibtuhkan oleh TD dan denyut jantung/irama
dalam batas normal pasien,
Intervensi
(1) Awasi TD dan frekuensi jantung
Rasionalkelebihan volume cairan, disertai dengan hipertensi dan efek uremi, meningkatkan
kerja jantung,
(2) observasi EKG atau telemetri untuk perubahan irama
Rasional perubahan pada fungsi elektromekanis dapat menjadi bukti pada respon bertahap
berlanjutnya gagal ginjal/akumulasi toksin dan ketidak seimbangan elektrolit.Hiperkalimia
dihubungkan dengan puncak gelombang T, QRS lebar, Hipokalemia di hubungkan dengan
adanya gelombang U, memanjangnya interval QT.
(3) Auskultasi bunyi jantung
Rasional friksi gesekan pericardial mungkin hanya manifestasi perikarditis uremik,
(4) Kaji warna kulit, membran mukosa dan dasar kuku.
Rasional Deteksi dini untuk persiapan dialysis
Rasional Membantu mengindentiifikasi defisiensi dan kebutuhan diet. Kondisi fisik umum,
gejala uremik (contoh mual, anoreksia, ganngguan rasa) dan pembatasan diet multipel
mempengaruhi pemasukan makanan
(2) Berikan makanan sedikit dan sering
Rasional Meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dneggan status uremik/kpenurunan
peristaltic
(3) Berikan tinggi kalori, rendah/sedang protein
Rasional Jumlah protein yang dibutuhkan kurang darinormal kecuali pasien dialisis.
Karbohidrat memenuhi kebutuhan energi dan membatasi katabolisme., mencegah
pembentukan asam keto dari oksidasi protein dan lemak. Asam amino esensial untuk
memperbaiki keseimbangan dan status nutrisi
(4) Awasi BUN, Albumin serum, Na & K
Rasional Indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan, dan kebutuhan/efektifitas terapi
(5) Konsul dengan ahli gizi
Rasional Menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan dan
mengidentifikasi rute paling efektif asupan nutrisi
(6) Tawarkan perawatan mulut, berikan permen karet atau penyegar mulut diantara waktu
makan
Rasional Menghindari membran mukosa mulut kering dan pecah
2.5.4. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan berlebihan.
Tujuan : Kekurangan cairan tidak terjadi, dengan
Kriteria hasil : Intake dan out put seimbang, Turgor kulit baik, Membran mukosa lembab,
nadi ferifer teraba, elektroluit dalam batas normal.
24
Intervensi
(1) Ukur pemasukan dan pengeluaran dengan akurat
Rasional Membantu memperkirakan kebutuhan cairan
(2) Perhatikan tanda dan gejala dehidrasi
Rasional Kehilangan caiarn dapat menyebabkan status gangguan hipovolemik
(3) Berikan cairan yang diizinkan/program pengobatan
Rasional Fase diuretik dpt. berlanjut fase oliguria, waspada dehidrasi nokturnal.
(4) Kontrol suhu lingkungan
Rasional Menurunkan diaforesis.
2.55. Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang
mengingat
Tujuan : Klien dan keluraga dapat memahami, tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan,
kriteria hasil : Menunjukan perubahan prilaku, dapat berpartisipasi dalam pengobatan dan
perawatan
Intervensi
(1)Kaji ulang proses penyakit, prognosis, dan faktor pencetus jika diketahui.
Rasional Memberikan dasar pengetahuan
(2) Jelaskan tingkat fungsi ginjal, setelsh episode akut berlalu.
Rasional Pasien mungkin mengalami defek sisa yang bersifat sementara
(3) Diskusikan dialisis ginjal bila dilakukan
RasionalSebagai informasi tambahan dalam mengambil
(4) Kaji ulang rencana diet
Rasional Nutrisi adekuat perlu untuk proses penyembuhan
25
(5) Dorong pasien dan keluarga untuk mengobservasi karakteristik urine, jumlah frekuensi
dan pengeluaran
RasionalPerubahan dapat menunjukan gangguan fungsi ginjal
(6) Diskusikan pembatasan aktivitas, Diskusikan penggunaan obat
Rasional Obat dapat menimbulkan reaksi toksik pada ginjal, perlu dilaporkan penggunaan
obat oleh pasien.
2.5.6.Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksien energi metabolik/pembatasan
diet, anaemia
Tujuan : Kelelahan berkurang/hilangdengan
Kriteria hasil : Berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan
Intervensi
(1)Evaluasi laoran kelelahan,
Rasional Menentukan derajat berkelanjutan/perbaikan dari evek ketidak mampuan.
(2)Kaji kemampuan untuk berpastisipasi pada aktifitas yang diinginkan/dibutuhkan
Rasional Mengidentifikasi kebutuan individual dan membantu pemilihan intervensi
(3) identifikasi factor stres/psikologis yang dapat memperberat
Rasional mungkin mempunyai efek akumulatif sepanjang factor psikologis yang dapat
diturunkan bila masalah dan takut diakuai
(4) Rencankan periode istirahat adekuat.
Rasional Mencegah kelelahan berlebihan dan menyimpan energi untuk penyembuhan,
regenerasi jaringan
(5) Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional Mengubah energi, memungkinkan berlanjutnya aktifitas yang dibutuhkan/normal,
26
27
2.6 Evaluasi
Evaluasi terhadap intervensi keperawatan yang di lakukan mencakup :
8. Pasien mengalami keseimbangan yang normal, elektrolit, dan sisa metabolisme dalam
tingkat fungsional.
d. Tidak ada tanda distress pernafasan; tidak ada edema perifer atau edema paru
e. Tekanan darah antara 140/90 100/60
f. Elektrolit serum terkontrol
9. Pasien mengkomsumsi diet yang telah di modifikasi : tinggi karbohidrat dan lemak,
rendah protein dan kalium
10. Pasien mengatakan energinya bertambah dan istrahat yang cukup
11. Pasien bebas dari trauma, tidak jatuh, tidak terluka dan tidak ada perdarahan.
12. Tidak ada infeksi
13. Dapat memakai koping yang efektif
14. Dapat menjelaskan proses penyakitnya, diet terapinya, serta tanda gejala yang perlu di
laporkan ke dokter. (baradero, M, 2008).
28
DAFTAR PUSTAKA
29