You are on page 1of 52

MAKALAH SGD KASUS III

Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan


Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Keperawatan Komunitas I

Disusun oleh:
Kelompok 2
Rati Erviani

220110110001

Taryana Wijaya Kusuma

220110110013

Ayu Wulandari (scriber 2)

220110110025

Safrina Darayani

220110110037

Anggun Friska Yohana

220110110049

Indri Anggana A

220110110061

Lathifathul Khoiriah

220110110073

Siti Hani

220110110085

Riezka Wanda

220110110097

Santa Novita (Chair)

220110110109

Christable Vania

220110110121

Putri Panjaitan (scriber 1)

220110110133

Dianti Siti Syarah

220110110145

Nurul Vikri

220110110157

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Karena dengan perkenan-Nya jualah penyusunan
tugas ini dapat diselesaikan.
Makalah SGD ini mengenai Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas dan diajukan untuk memenuhi standar proses
pembelajaran pada mata kuliah Sistem Keperawatan Komunitas I.
Terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan
membantu kelancaran pembuatan tugas Sistem Keperawatan Komunitas I ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Keperawatan Komunitas I.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandung, Juni 2013

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I
A.

Latar Belakang.......................................................................................... 5

B.

Tujuan ...................................................................................................... 5

C.

Batasan Masalah ...................................................................................... 5

A.

Rumah Sehat ............................................................................... ............6

B.

Air Bersih................ .............................................................................. 12

C.

Sanitasi Lingkungan.............................................................................

BAB II

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...............................................14


2. Pengelolaan sampah................................................................................16
3. Sanitasi jamban dan penggunaan septitank ............................................21
BAB III
A.

Jurnal 1 .............................................................................. ....................25

B.

Jurnal 2 .................................................................................................. 26

BAB IV
A.
B.

Simpulan..................................................................................................27
Saran........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... ..................28

DAFTAR GAMBAR

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Kesehatan adalah salah satu elemen penting dari manusia sebagai makhluk holistik.
Dimana kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor , salah satunya adalah
lingkungan. Lingkungan merupakan faktor determinan kesehatan artinya lingkungan
memegang peranan untuk memengaruhi status kesehatan seseorang.
Kesehatan

lingkungan

merupakan

faktor

penting

dalam

kehidupan

sosial

kemasyarakatan. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya


untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan
hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah hal yang saling berkesinambungan artinya
jika lingkungan bersih, maka status kesehatan seseorang dapat ditingkatkan.
Status lingkungan yang sehat dipengaruhi oleh banyak hal ,mencakup beberapa
elemen. Hal tersebut seperti perumahan yang sehat, air bersih, dan sanitasi
lingkungan.
B.Tujuan

Menjelaskan kriteria Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan

Menjelaskan konsep PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Menjelaskan pengelolaan sampah yang benar dalam sanitasi lingkungan

Menjelaskan sanitasi lingkungan yang baik terutama dalam penggunaan

septictank

C. Batasan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanitasi
Lingkungan yang dikaitkan dengan kasus.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kriteria Rumah Sehat


Depkes RI di tahun 2006 melaporkan bahwa kondisi rumah yang memenuhi syarat sehat
untuk tingkat nasional hanya 43,89%. Lalu kondisi pembuangan limbah yang memenuhi
syarat sebanyak 62,11% dan kondisi jamban yang memenuhi syarat 46,54%. Sungguh ironis
bukan? Padahal rumah adalah tempat yang penting bagi kita untuk memenuhi kebutuhan kita
secara jasmani maupun rohani. Di rumah-lah seseorang melakukan segala sesuatunya. Mulai
beristirahat, bersantai, belajar, dan beraktivitas lainnya. Sehingga pentingnya memiliki
rumah yang sehat jelas adalah kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Rumah yang sehat memerlukan strategi desain tersendiri dipadu dengan kepedulian sang
penghuni rumah untuk tetap menjaga dan memeliharanya dengan baik.
Beberapa kriteria rumah sehat adalah sebagai berikut:
1.

Kering

Rumah dikondisikan dengan membangun sistem bangunan yang dikonstruksi dengan


lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bisa dilakukan dengan menjaga agar
sistem saluran air, saluran pembuangan terjaga dengan baik.Begitu pun masalah
perembesan dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak terjadi.
2.

Bersih

Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran, debu, asap
serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas berbeda
penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.
3.

Aman

Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang aman bagi
penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan
matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demi menghindari terjadinya
kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.
6

4.

Bebas Kontaminasi

Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak mengganggu
kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir kontaminasi anggota
keluarga.
5.

Memiliki Ventilasi

Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar. Standardnya harus


ada di setiap ruangan.
6.

Bebas dari hewan pengganggu

Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan pengganggu
seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewan-hewan ini selalu berusaha untuk mencari
makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra bekerja
keras untuk mengenyahkannya.
7.

Terawat

Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan terpelihara
dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk saling
berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama
Empat syarat kriteria rumah sehat adalah (Depkes RI,2002)
(1) Memenuhi kebutuhan fisiologis
a. Memepertahankan temperatur lingkungan untuk menjaga keseimbangan pengeluaran panas
tubuh dan kelembaban ruangan.
b. Membuat ketentuan tentang kadar pengotoran udara yang diperkenankan oleh bahan-bahan
kimia.
c. Tentang illuminasi cahaya siang yang cukup.
d. Ketentuan tentang direct sunlight yang diperkenankan.
e. Ketentuan tentang cahaya buatan yang cukup baik.
f. Perlindungan terhadap gangguan suara/keributan yang berlebihan.
g. Adapun lapangan terbuka untuk olah raga, rekreasi dan tempat anak-anak bermain.

(2) Memenuhi Kebutuhan Pisikologis


a. Ketentuan-ketentuan tentang privacy yang cukup bagi setiap individu.
b. Kebebasan dan kesempatan bagi setiap keluarga yang normal.
c. Kebebasan dan kesempurnaan hidup bermasyarakat.
d. Fasilitas yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan tanpa menyebabkan kelelahan fisik
dan mental
e. Fasilitas-fasilitas untuk mempertahankan kebersihan rumah dan lingkungan.
f. Ketentuan tentang kenyamanan dirumah dan sekitarnya.
g. Membuata indeks standar standar sosial dari masyarakat yang secara lokal.

(3) Perlindungan terhadap penularan penyakit


a. Penyediaan air sehat bagi setiap penduduk
b. Ketentuan tentang perlindungan air minum dari pencemaran
c. Ketentuan tentang fasilitas pembuangan kotoran ( Jamban)
d. Melindungi interior rumah terhadap sewage contamination
e. Menghindarkan insanitary condition sekitar rumah
f. Ketentuan tentang Space dikamar tidur
g. Menghindarkan adanya sarangan tikus dan kutu busuk dalam rumah

(4) Terhindar dari kecelakaan


8

a. Membuat kontruksi rumah yang kokoh untuk menghindarkan ambruk.


b. Menghindarkan bahaya kebakaran
c. Mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan jatuh dan kecelakaan lainnya
d. Perlindungan terhadap Electrical shock
e. Perlindungan terhadap bahaya keracunan oleh gas
f. Menghindarkan bahaya-bahaya lalu lintas kendaraan
Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus diperhatikan:
a.

Bahan Bangunan

1.

Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik

tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat
menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Oleh sebab itu, perlu
dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik,
teraso dan lain-lain (Notoatmodjo, 2010).
2.

Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk melindungi

ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari
pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan dinding yang paling baik adalah bahan
yang tahan api yaitu dinding dari batu. (Sanropie, 1989).
3.

Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

4.

Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin,

panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap
dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator,
sejuk dimusim panas dan hangat di musim hujan. (Sanropie, 1989).
b.

Ventilasi

Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena
ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang
bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar
(cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya gerak udara yang
lancar dalam ruangan.
9

Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya
matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari.
Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada.
Berdasarkan Notoatmodjo (2007), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar ruangan
mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu:
1.

Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara

alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan
sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena juga
merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu
harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi penghuninya dari gigitan serangga
tersebut.
2.

Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk

mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
c.

Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau
tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata. Ada dua
sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu matahari. Rumah
yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan
masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat
dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007).
d.

Luas Bangunan Rumah

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas
lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang
tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi
oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular

10

kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat
menyediakan 2,5 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).
e.

Aman dari segi lingkungan


Memiliki sumber air yang bersih dan sehat
Memiliki tempat pembuangan sampah yang sehat, kotoran manusia dan air
limbah
Mencegah perkembangan penyakit
Letak perumahan jauh dari pencemaran, jarak minimal 5 km, bebas banjir dan
daerah hijau

11

B. Kriteria Air Bersih


Air merupakan zat cair yang dinamis bergerak dan mengalir melalui siklus
hidrologi yang abadi. Siklus tersebut adalah pertama, penguapan dari laut ke udara
sebanyak 502.800 km3 dan penguapan dari daratan sebanyak 74.200 km3 per
tahun. Kemudian kedua, curah hujan (yang berasal dari penguapan air dari laut
dan darat , yang jatuh ke laut sebanyak 458.000 km3 dan ke daratan 119.000 km3
per tahun. Ketiga, air daratan berjumlah 44.800 km3 terbagi menjadi 42.700 km3
mengalir di permukaan tanah dan 2,100 km3 mengalir di dalam tanah selanjutnya
semua berkumpul di laut.
Standar Mutu Air Minum
1.

Standar Fisik : Suhu, warna, bau, rasa, kekeruhan air

Air harus jernih atau tidak keruh. Kekeruhan pada air biasanya

disebabkan oleh adanya butir-butir tanah liat yang sangat halus. Semakin
keruh menunjukkan semakin banyak butir-butir tanah dan kotoran yang
terkandung di dalamnya.

Tidak berwarna. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan

lain berbahaya bagi kesehatan, misalnya pada air rawa berwarna kuning , air
buangan dari pabrik , selokan, air sumur yang tercemar dan lain-lain.

Rasanya tawar. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin

menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan
adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam
diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.

Tidak berbau. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium

dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahanbahan organik yang sedang didekomposisi (diuraikan) oleh mikroorganisme
air
2.

Standar Biologik : Bebas kuman parasitik & patogen ; bakteri golongan E.

Coli

12

3.

Standar Kimiawi : pH, jumlah zat padat (Total Dissolved Solids), bahan-bahan

kimia

Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 8,5 . Air yang pHnya

rendah akan terasa asam, sedangkan bila pHnya tinggi terasa pahit. Contoh air
alam yang terasa asam adalah air gambut (rawa)
4.

Standar Radioaktifitas : benda-benda radioaktif yang mungkin terkandung

dalam air

Tidak mengandug zat kimia beracun, misalnya arsen, timbal, nitrat,

senyawa raksa, senyawa sulfida, senyawa fenolik, amoniak serta bahan


radioaktif

13

C. Sanitasi Lingkungan
a.

Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bias ratusan. Misalnya tentang gizi: makan beraneka
ragam makanan, minum tablet darah, mengkonsumsi Garam beryodium, memberi bayi dan
balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya , membersihkan lingkungan.
Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.
PHBS di rumah tangga.

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

PHBS di rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.

Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di

rumah tangga yaitu :


1.

persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan

2.

memberi bayi ASI ekslusif

3.

menimbang balita setiap bulan

4.

menggunakan air bersih

5.

mencuci tangan dengan air brsih dan sabun

6.

menggunakan jamban sehat

7.

memberantas jentik di rumah sekali seminggu

8.

makan buah dan sayur setiap hari


14

9.

melakukan aktifitas fisik setiap hari

10.

tidak merokok di dalam rumah.

Manfaat di rumah tangga dengan PHBS


Bagi Rumah Tangga :

Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

Anak tumbuh sehat dan cerdas.

Anggota keluarga giat bekerja.

Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi

keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.


Bagi Masyarakat:

Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah masalah

kesehatan.

Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

Masyarakat

mampu

mengembangkan

Upaya

Kesehatan

Bersumber

Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban,


ambulans desa dan lain-lain.

Berdasarkan dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), ada 5 pilar ver-PHBS,
yaitu:
Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS),
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Pengamanan Air Minum Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

15

Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga

b.

Pengelolaan sampah

Menurut Notoatmodjo (2003), cara-cara pengelolaan sampah antara lain


sebagai berikut:
1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing
rumah tangga atau instansi yang menghasilkan sampah, maka dari itu mereka
harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan
sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut
harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah dan
selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).
2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah
Pemusnahan dan atau pengelolaan sampah ini dapat dilakukan melalui
berbagai cara, antara lain sebagai berikut:
a. Ditanam (Landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di
tanah (jugangan) kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
b. Dibakar (Inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar
di dalam tungku pembakaran (incenerator).
c. Dijadikan pupuk (Composting) yaitu pengelolaan sampah menjadi pupuk
(kompos), khususnya untuk sampah organik seperti: daun-daunan, sisa
makanan dan sampah lain yang dapat membusuk (Notoatmodjo, 2003)
Tempat/Lubang Sampah Padat
Masyarakat memiliki cara cara untuk membuang limbah rumah tangga seharihari secara
nyaman dan efektif.
Prinsip:
1.

Tidak ada satupun rumah/barak yang letaknya lebih dari 15 meter dari

sebuah bak sampah atau lubang sampah keluarga, atau lebih dari 100 meter
jaraknya dari lubang sampah umum.
16

2.
limbah

Tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga bila
rumah

tangga

seharihari

tidak

dikubur

ditempat.

Syarat tempat sampah yg di anjurkan :


- Terbuat dari bahan yang kedap air, kuat, dan tidak mudah bocor.
- Mempunyai tutup yg mudah di buka, dikosongkan isinya, mudah dibersihkan.
- Ukurannya di atur agar dapat di angkut oleh 1 orang.
Sedangkan syarat kesehatan tempat pengumpulan sampah sementara (Mubarak
danChayatin, 2009) :
- Terdapat dua pintu : untuk masuk dan untuk keluar
- Lamanya sampah di bak maksimal tiga hari
- Tidak terletak pada daerah rawan banjir
- Volume tempat penampungan sampah sementara mampu menampung sampah
untuktiga hari.
- Ada lubang ventilasi tertutup kasa untuk mencegah masuknya lalat.
- Harus ada kran air untuk membersihkan.
- Tidak menjadi perindukan vektor.
- Mudah di jangkau oleh masyarakat/ dan kendaraan pengangkut. .

Operasional Proses Komposting


Operasional proses komposting secara umum sangat tergantung dari teknologi yang
digunakan dan tergantung dari alat komposter dan lokasi dimana proses komposting
dilaksanakan. Secara umum proses komposting secara aerobik dengan windrow
komposting untuk skala kawasan atau kota dapat dilihat pada Gambar 7
1)Pemilahan
Pada pengomposan, sampah dipilah dan bahan organik biodegradable diproses
menjadi kompos. Ada beberapa metode pemilahan yaitu :

17

Secara manual; dimana sampah dibongkar dan dipilah sepenuhnya dengan tenaga
manusia.
Secara semi mekanis yaitu dengan bantuan ban berjalan yang dibantu oleh petugas
pemilah;
Secara mekanis :
- Sampah berjalan diatas conveyor selanjutnya akan mengalami beberapa tahapan
proses yaitu
- Pemisahan logam besi dengan menggunakan magnet
- Pemisahan sampah ringan dengan air separator
- Pemisahan organik dengan saringan putar (rotary screen) atau saringan getar
2)Pencacahan
Pencacahan ini berfungsi untuk memperbesar luas permukaan kontak dari sampah
sehingga mempercepat proses komposting.
Pencacahan pada skala kawasan
- Motor penggerak mesin cacah dihidupkan hingga stationer
- Sampah organik dituangkan ke dalam hopper hingga tercacah dan keluar dalam
bentuk serpihan dan ditampung untuk proses berikutnya
Pencacahan pada skala kota
- Sampah dituangkan ke lubang penerimaan (hopper).
- Dengan menggunakan conveyor, sampah dimasukkan kedalam mesin cacah(chrusher)
- Pencacahan dalam mesin dengan menggunakan penghancur (hammer)
- Sampah yang telah hancur berjalan melalui conveyor menuju proses selanjutnya.
3)Proses Komposting
Windrow komposting :
- Sampah organik ditumpuk diatas lorong udara sampai ketinggian 1,5 m membentuk
lajur-lajur (row) dengan panjang sesuai rencana
- Aliran udara dari lorong akan menyediakan udara/oksigen bagi proses dekomposisi
yg berlangsung
- Tumpukan sampah dibalik untuk menjaga agar kelembaban atau suhu selalu berada
dalam batas yang diijinkan
- Kompos akan terbentuk sekitar 5-6 minggu
- Proses pematangan kompos perlu waktu 1-2 minggu
Proses Static Pile :
18

- Sampah organik ditumpuk diatas lahan yang telah dilengkapi dengan sistem
perpipaan porous untuk penghawaan
- Aliran udara diberikan melalui perpipaan dengan bantuan blower
- Kompos akan terbentuk sekitar 3-4 minggu
- Proses pematangan kompos perlu waktu 1-2 minggu
4)Proses pematangan
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam composting adalah fase kematangan kompos.
Kematangan kompos didefinisikan sebagai keadaan antara bahan organic mentah
dengan busuk sempurna atau mati. Indikator yang biasanya digunakan sebagai indikasi
kematangan kompos adalah :
1. Suhu, setelah beberapa lama dalam keadaan termofilik suhu akan menurun
mendekati suhu ruangan. Jika proses pengadukan tidak menyebabkan suhu meningkat
kembali dan suhu sudah stabil, maka dapat dianggap kompos mencapai kematangan.
2. Rasio C/N, selama proses berlangsung rasio C/N akan mengalami
penurunan. Standard pengukuran kematangan kompos adalah rasio C/N 20.
3. Bentuk fisik, secara sederhana untuk mengetahui kompos sudah matang atau tidak
adalah dari bentuk fisik yang menyerupai tanah.
4. Bau, jika kompos diambil dalam dua genggaman tangan, dimasukkan
alam kantong plastik dan diamkan selama 2 x 24 jam. Bila kantong palstik
menggelembung dan panas atau waktu kantong dibuka menimbulkan bau yang
menyengat, maka kompos belum matang.
5)Pengayakan
Berfungsi untuk memisahkan sampah halus dan sampah kasar, serta berfungsi untuk
memisahkan antara sampah yang belum menjadi kompos dengan produk kompos.

Standar Kompos
Pengendalian mutu dari kompos sangat penting diperhatikan karena akan
mempengaruhi kondisi tanah dan tanaman yang akan menyerap unsur-unsur yang
disediakan oleh kompos. Selain itu kompos dibuat dari bahan seperti sampah dengan
campuran lumpur dan kotoran sehingga diharuskan ada quality control untuk
mencegah adanya kontaminasi dari bahan berbahaya yang terkandung dalam bahan
baku pembuat kompos

19

Penanggulangan sampah
Agar sampah tidak menggunung di mana2 sebaiknya kita melakukan program 4 R. 4
R adalah reduce (mengurangi),Reuse(Menggunakan kembali),Recycle (mendaur
ulang)& Replace (mengganti)
1. Reduce artinya kita dapat mengurangi penggunaan bahan bahan yg tidak ramah
lingkungan.Cara yang dapat di lakukan adalah :
-membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi tas plastik yg sulit di uraikan
-membeli kemasan isi ulang untuk deterjen,shampo,sabun,atau kecap daripada selalu
memberi kemasan yg baru setiap kali habis
-membeli barang kebutuhan dengan kemasan besar
-mengurangi pembelian barang yang tidak terlalu kita butuhkan
2. Reuse berarti menggunakan kembali barang yang masih dapat digunakan.Cara nya
adalah:
-menggunakan buku tulis yang kertasnya masih kosong untuk catatan atau coret coret
-Menggunakan kedua sisi kertas
-botol air mineral daapat digunakan untuk pot bunga
Dll
3. Recycle adalah mendaur ulang mengolah sampah menjadi barang baru yang dapat
kita gunakan.Misalnya kita membuat kompos,membuat wadah tissue,membuat pot
bunga dan masih banyak Lagi. Biasanya jika kita me recycle barang2 bekas kita dapat
membuahkan suatu keuntungan. Keuntungannya adalah kita dapat menjualnya dan
kita dapat mengurangi sampah yang ada disekitar kita.
4. Replace adalah mengganti barang-barang yang sulit diuraikan atau mengganti
barang2 sampah..Contoh dari Replace adalah:
-mengganti styrofoam dengan kertas minyak
-mengganti tissue dengan sapu tangan
-mengganti botol plastik yang dapat diremukan dengan botol plastik keras

20

c.

Sanitasi Lingkungan khususnya menyangkut sanitasi jamban dan

septictank
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh
kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:
1.

Tidak mencemari air

Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang

kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan


terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat
atau diplester.

Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter

Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor

dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.

Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,

empang, danau, sungai, dan laut


2.

Tidak mencemari tanah permukaan

Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan,

dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.

Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras

kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.

3.

Bebas dari serangga

Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras

setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam
berdarah

Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat

menjadi sarang nyamuk.

Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa

menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya

Lantai jamban harus selalu bersih dan kering


21


4.

Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup

setiap selesai digunakan

Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus

tertutup rapat oleh air

Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi

untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran

Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin.

Pembersihan harus dilakukan secara periodic


5.

Aman digunakan oleh pemakainya

Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding

lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau
bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat
6.

Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya

Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran

Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran

kotoran karena dapat menyumbat saluran

Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena

jamban akan cepat penuh

Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan

pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal


2:100
7.

Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

Jamban harus berdinding dan berpintu

Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya

terhindar dari kehujanan dan kepanasan.


Septictank, adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari
WC(water closet), konstruksi septictank ada disekat dengan dinding bata
dandiatasnya diberi penutup dengan pelat beton dilengkapi penutup control dan
22

diberipipa hawa T dengan diameter 1 , sebagai hubungan agar ada udara /


oksigenke dalam septictank sehingga bakteri bakteri menjadi subur. Sebagai
pemusnahkotoran

kotoran

atau

tinja

yang

masuk

ke

dalam

bak

penampungannya.
Fungsi Septictank;
- Sebagai penampungan air limbah & proses penghancuran kotoran kotoran
yang masuk, air limbah ini akan mengalir ke rembesan/ sumur peresapan yang
jaraknya tidak jauh dari septictank, begitu juga penempatan septictank tidak
terlalu jauh dari WC (water closet)
- Hubungan septictank dan rembesan, berupa pipa paralon yang diujungnya diberi
lubang lubang agar aliran air limbah dapat merata pada lubang rembesannya.
- Tidak semua saluran air kotor dialirkan ke arah bak septictank, jadi aliran air
limbah yang masuk ke septictank hanya dari WC saja.
- Hal yang penting menghitung volume septictank perlu untuk perencanaan:

Misalkan

jumlah

penghuni

10

orang.

Diperhitungkan

setiap

orangmembuang air sebanyak 25 l/hari.Diperkirakan kotoran akan hancur


habis dimakan oleh bakteri dalam waktu 3 hari.

Berarti volume air buangan dihitung waktu 3 hari, jadi banyaknya air

buangan yang harus ditampung oleh bak septictank = 10 x 25 x 3 = 750 l.

Dipakai ukuran luas bak = 1,20 x 0,80= 0,96 m2 tinggi air diambil = 1

m,
jadi volume air yang dapat ditampung= 0,96 x 1= 0,96 m3 960 l> 750 l.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM

Untuk ruang hawa diambil tinggi 1/3 tinggi airnya = 1/3 x 1 m= 0,35

m,
Jadi volume total septictank= (tinggi air + tinggi ruang hawa) x luas bak =
1,35 m x 0,96 m2= 1,296 m3 ~ 1,3 m3

23

Hal- hal yang haris di perhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak
mencemari air dan tanah di sekitarnya :
1. Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10 m
2. Untuk membuang air keluaran dari septik tank di buat miring ke arah ruang
lumpur .
3. Septic tank di rencanakan untuk pembuangan kotoran rumah tangga dan
jumlah air limbah antara 70-80% dari volume penghunaan air bersih.
4. Waktu tinggal aor limbahmdalam tangki diperkirakan minimal 24 jam .
5. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang di
hasilkan setiap orang rata- rata 30-40 liter/orang/tahun .
6. Viba air masuk ke dalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebih 25
cm dari pipa air keluar
7. Septic tank harus di lengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang
penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.

24

BAB III
REVIEW JURNAL
1.

Jurnal 1

Kontribusi pencemaran air dari sanitasi yang tidak memadai dan kualitas perumahan
penyakit diare di pemukiman perumahan murah dari Cape Town, Afrika Selatan.
Tujuan :

Kami meneliti efek gagal sanitasi, kondisi perumahan yang buruk, dan polusi

kotoran dalam air limpasan pada kesehatan - terutama kejadian penyakit diare - warga
permukiman perumahan murah di Cape Town, Afrika Selatan.
Metode. Pada bulan November 2009, kami melakukan survei cross-sectional dengan
wawancara terstruktur dalam masyarakat 4 (n = 336 tempat tinggal, 1.080 orang). Kami
menggunakan teknologi didefinisikan Colilert-substrat untuk menentukan tingkat Escherichia
coli dalam sampel air limpasan yang diambil dari masyarakat belajar.
Hasil. Hampir 15% rumah tangga dibuang produk kotor dalam air badai saluran dan 6%
dibuang produk kotor di jalanan. Dalam hanya 26% dari tempat tinggal adalah toilet dicuci
setiap hari. Sekitar 59% dari tempat tinggal tidak memiliki keran dekat toilet untuk mencuci
tangan, dan 14% responden mengalami 1 atau lebih serangan diare dalam 2 minggu sebelum
wawancara mereka. E.coli tuduhan limpasan sampel air lingkungan berkisar 750-1580000000
per 100 mililiter.
Kesimpulan. Sebuah pendekatan holistik dan terpadu diperlukan untuk meningkatkan kualitas
perumahan dan sanitasi di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah Cape Town. (Am J
Kesehatan Masyarakat 2011; 101:.. E4 - e9)

25

2.

Jurnal 2

Judul : GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI


DUKUH SEPAT KELURAHAN SEPAT KECAMATAN MASARAN KABUPATEN
SRAGEN TAHUN 2011 oleh Eka Nurjanah, tahun 2011.
Metode : Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan Cross sectional. Teknik pengambilan sampelnya dengan cara Simple Random
Sampling. Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, setelah data ditabulasi
dengan skala ordinal yang diberi skor benar= 1, salah= 0. Dengan kategori baik : 76-100%,
cukup : 56-75% dan kurang : <55%.
Penelitian dilaksanakan bulan November sampai Februari 2012, dilakukan di Dukuh
Sepat Kelurahan Sepat Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuanMasyarakat tentang
Rumah Sehat diDukuh Sepat Kelurahan Sepat Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.
1) Menurut hasil penelitianberdasarkan data umum
a. Umur
Sebagian besar responden berumur 21-30 tahun yaitusebanyak 7 orang (33%).
b. Pendidikan
Sebagian besar responden berpendidikan SLTA yaitusebanyak 10 orang (48%).
c. Pekerjaan
Sebagian besar responden pekerjaan wiraswasta yaitu sebanyak 7 orang (33%).
d. Sumber informasi
Sebagian besar responden memperoleh sumber informasi dari media elektronik yaitu
sebanyak 10 orang (47,5%).
2) Menurut hasil penelitian berdasarkan data khusus TingkatPengetahuan Masyarakat
a. Berpengetahuan baik : sebanyak 14 orang (67%)
b. Berpengetahuan cukup : sebanyak 6 orang (28,5%)
c. Berpengetahuan kurang :sebanyak 1 orang (4,5%)
Pengetahuan masyarakat yang dominan adalah baik, karenadipengaruhi oleh faktor
pengetahuan yaitu umur 21-30 tahun, pendidikan yang rata-rata berpendidikan SLTA,
pekerjaansebagai wiraswasta danmemperoleh informasi dari mediaelektronik.

26

BAB IV
PENUTUP

A.

Simpulan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu elemen penting yang
harus kita perhatikan.Hal itu mencakup perilaku individu, lingkungan, dan
bermasyarakat.
Kesehatan lingkungan adalah salah satu faktor determinan kesehatan , mencakup :
rumah sehat, pengelolaan air bersih, sanitasi lingkungan ( pengelolaan sampah yang
benar, syarat jamban yang sehat, penggunaan septictank yang baik).
Untuk menciptakan kesehatan lingkungan diperlukan kesadaran untuk menjaga
kesehatan dari individu, dan kerjasama dengan masyarakat, petugas kesehatan, dan
pemerintah untuk memperhatikan kesehatan.

B.

Saran

Tumbuhkan kesadaran untuk menjaga kesehatan mulai dari diri sendiri, setelah itu
perhatikanlah kesehatan lingkungan, tidak hanya lingkungan rumah tempat tinggal tapi
juga lingkungan di luar tempat tinggal.
Sebagai petugas kesehatan hendaknya melaksanakan tugasnya sebagai health educator
yaitu memberi pendidikan kesehatan, dan sebagai masyarakat yang telah mendapatkan
pendidikan kesehatan agar mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

27

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo, S. 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta


Godam64. 2006. Pengertian, Definisi & Ciri Daerah Slum / Daerah Kumuh Area, Wilayah, Lingkungan Kota - Belajar Geografi Sosiologi.
http://organisasi.org/pengertian_definisi_ciri_daerah_slum_daerah_kumuh_area_wila
yah_lingkungan_kota_belajar_geografi_sosiologi diakses tanggal 21 Juni 2013.

2010.

Apa

Syarat

Air

.http://green.kompasiana.com/limbah/2010/12/05/apa-syarat-air-bersih/.

Bersih?
Diakses

tanggal 21 Juni 2013.

. 2011. Proses dan Cara Pengolahan Limbah Rumah Tangga (Sanitasi).

http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/02/25/proses-dan-cara-pengolahan-limbahrumah-tangga-sanitasi/ diakses tanggal 21 Juni 2013.

JURNAL
GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI
DUKUH SEPAT KELURAHAN SEPAT KECAMATAN MASARAN KABUPATEN
SRAGEN TAHUN 2011Eka Nurjanah
Kontribusi pencemaran air dari sanitasi yang tidak memadai dan kualitas perumahan
penyakit diare di pemukiman perumahan murah dari Cape Town, Afrika Selatan
PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU BERBASIS MASYARAKAT KOTA
KEDIRI
Viradin Yogiesti, Setiana Hariyani, Fauzul Rizal Sutikno

28

LAMPIRAN NOTULENSI
KASUS 3 Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanutasi Lingkungan

Wilayah Pujasari merupakan wilayah pemukiman penduduk yang terletak di wilayah


pusat perkotaan sehingga cukup padat, dimana letak antara rumah penduduk berdekatan
bahkan berdempetan. Diantara rumah sebagian besar terdiri dari gang-gang , dimana
kondisinya cukup permanen. Jarak antara rumah dengan rumah lainnya bervariasi antara 0,5
s.d 1 meter. Jumlah penduduk wilayah Pujasari sebanyak 1.486 jiwa, yang terdiri dari
419KK. Sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta, ibu RT, dan wiraswasta dengan
penghasilan diatas UMR.
Kelembaban udara di wilayah tersebut cukup dingin dimalam hari dan cukup panas
pada siang hari. Hal ini diperburuk dengan pemukiman penduduk yang padat, sehingga dapat
memengaruhi masuknya sinar matahari ke pemukiman penduduk. Sebagian besar warga
wilayah tersebut memiliki jenis rumah permanen, hanya sebagian kecil memiliki jenis rumah
semi permanen. Seluruh keluarga memiliki jamban keluarga. Namun demikian untuk
pembuangan limbah limbah hampir seluruh keluarga membuang limbah ke sungai dan hanya
beberapa keluarga saja memiliki septic tank.
Seluruh keluarga di wilayah tsb menggunakan sumber air bersih yang memenuhi
standar dari PDAM, sumur pompa, dan sumur gali untuk keperluan umum dan keperluan
rumah tangga lainnya. Beberapa keluarga memiliki lebih dari satu sumber air, misalnya
PDAM dengan sumur pompa atau PDAM dengan sumur gali.
Berdasarkan hasil wawancara dengan warga dan tokoh masyarakat didapat keterangan bahwa
seluruh sampah dari setiap keluarga akan diangkut petugas pada setiap harinya, kemudian
sampah tersebut akan dibakar di tempat khusus. Tidak semua keluarga melakukan pemilahan
sampah basah dan kering sebelum sampah tersebut diangkut oleh petugas. Sebagian besar
warga memiliki tempat sampah terbuka, hanya sebagian kecil warga memiliki tempat sampah
tertutup.
Wilayah Pujasari berada di bawah jalan layang (fly over) sehingga warga sering kali
mengeluhkan banyaknya sampah karena sampah dibuang begitu saja oleh pengguna jalan
layang, selain suara bisig dan udara yang menyesakkan akibat kendaraan bermotor dari jalan
layang.
29

Selama ini belum pernah ada kejadian luar biasa teteapi banyak warga mengalami penyakit
seperti ISPA,TBC, demam berdarah, dan diare. Bila dilihat dari kebiasaan warga, hampir
seluruh warga laki-laki memiliki kebiasaan merokok didalam rumah yang sebagian besar tida
memiliki kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni rumah, tidak mencuci tangan
sebelum makan, biasa jajan sembarangan serta masih ditemukan rumah keluarga yang belum
bebas jentik.
Perawat A yang bertugas di wilayah tsb mencoba memetakan rumah sehat dan rumah tidak
sehat di wilayah tersebut berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Disamping itu, berbagai
upaya pengelolaan sampah juga perlu dipikirkan bersama masyarakat agar wilayah Pujasari
memiliki pemukiman yang lebih sehat.

30

STEP 1
1.

Jamban (Putri PJ) : Kamar mandi, toilet (Nurul V)

STEP 2
1.

Apa saja kriteria rumah sehat? (Dianti)

2.

Berapa ideal jarak rumah satu dengan lainnya? (Rati)

3.

Berapa ideal luas rumah dengan jumlah penghuni? (Latif)

4.

Apakah daerah tersebut beresiko KLB? (Rizka)

5.

Apa saja kriteria air bersih ? (Safrina)

6.

Berapakah suhu kelembaban ideal (Dianti)

7.

Bagaimanakah pengelolaan sampah yang benar? (Ayu)

8.

Apakah ada kemungkinan warga aka di pindah ke tempat lain? (Indri)

9.

Bagaimana peran perawat dan pelayanan kesehatan untuk menangani kasus

ini? (Dianti)

STEP 3
1.

Ada ventilasi, cukup sinar matahari, lantai keramik (Siti H)

Limbah tidak dibuang ke sungai, jarak septitank 10m dari rumah (Anggun)
Bahan bangunan tidak dari bahan yang membahayakan seperti asbes, 1 kamar
minimal luasnya 5m2 (Ayu)
1kamar ideal dihuni oleh 1 orang (Putri Pj)
Menggunakan jamban yang sehat (Cristable)
2.

Jangan ada celah sebaiknya, menghindari adanya sarang tikus (Cristable)

Ada celah, supaya tidak lembab, sirkulasi cukup (siti H)


3.

Telah di jelaskan di point 1

4.

Beresiko KLB, berdasarkan padatan hunian (Anggun)

Seperti dikasus sudah ada ISPA, TBC, jadi beresiko KLB (Santa)
Pembuangan sampah ke sungai (safrina)
Pembuangan sampah yang terus menerus ke sungai menimbulkan bakteri, khususnya
cholera akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit diare yg bisa menyebabkan
KLB (Ayu)
31

5.

Fisik : bau,warna, rasa, kekeruhan

Biologis : bakteri e.coli


Kimia :pH, jumlah zat padat
Radioaktif
(Latif)
6.

Luas rumah 4m2 , kelembaban 40-70 % (Siti H)

7.

Pembuangan sampah organik dan anorganik, organik dibuat pupuk (Nurul V)

Prinsip 3R, daur ulang (Christable)


Limbah di buang ke kolam besar (santa)
Pembuatan pupuk dengan car adimasukkan dalam drum besar, ditimbun (siti H)
8.

Ada kemungkinan dipindah, atau ke rumah susun (Rizka)

Faktor perilaku lah yang mempengaruhi, jadi tidak perlu dipindahkan (Santa)
9.

Educator ( pendkes hidup sehat) (siti H)

STEP 4
MIND MAP

Rumah
Sehat

Pengelolaan
sampah

organik

anorganik
Sanitasi
Rumah
(PHBS)

STEP 5
Learning Objective
1.

Kriteria Rumah Sehat

2.

PHBS

3.

Pengelolaan Sampah
32

4.

Sanitasi Septic tank

STEP 6
SELF STUDY
STEP 7
REPORTING
1. Kriteria Rumah sehat
(Riezka)
Depkes RI di tahun 2006 melaporkan bahwa kondisi rumah yang memenuhi syarat sehat
untuk tingkat nasional hanya 43,89%. Lalu kondisi pembuangan limbah yang memenuhi
syarat sebanyak 62,11% dan kondisi jamban yang memenuhi syarat 46,54%. Sungguh ironis
bukan? Padahal rumah adalah tempat yang penting bagi kita untuk memenuhi kebutuhan kita
secara jasmani maupun rohani. Di rumah-lah seseorang melakukan segala sesuatunya. Mulai
beristirahat, bersantai, belajar, dan beraktivitas lainnya. Sehingga pentingnya memiliki
rumah yang sehat jelas adalah kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Rumah yang sehat memerlukan strategi desain tersendiri dipadu dengan kepedulian sang
penghuni rumah untuk tetap menjaga dan memeliharanya dengan baik.
Beberapa kriteria rumah sehat adalah sebagai berikut:
1.

Kering

Rumah dikondisikan dengan membangun sistem bangunan yang dikonstruksi dengan


lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bisa dilakukan dengan menjaga agar
sistem saluran air, saluran pembuangan terjaga dengan baik.Begitu pun masalah
perembesan dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak terjadi.
2.

Bersih

Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran, debu, asap
serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas berbeda
penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.
3.

Aman

Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang aman bagi
penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan
33

matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demi menghindari terjadinya
kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.
4.

Bebas Kontaminasi

Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak mengganggu
kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir kontaminasi anggota
keluarga.
5.

Memiliki Ventilasi

Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar. Standardnya harus


ada di setiap ruangan.
6.

Bebas dari hewan pengganggu

Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan pengganggu
seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewan-hewan ini selalu berusaha untuk mencari
makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra bekerja
keras untuk mengenyahkannya.
7.

Terawat

Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan terpelihara
dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk saling
berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama

(Dianti)
Empat syarat kriteria rumah sehat adalah (Depkes RI,2002)
(1) Memenuhi kebutuhan fisiologis
a. Memepertahankan temperatur lingkungan untuk menjaga keseimbangan pengeluaran panas
tubuh dan kelembaban ruangan.
b. Membuat ketentuan tentang kadar pengotoran udara yang diperkenankan oleh bahan-bahan
kimia.
c. Tentang illuminasi cahaya siang yang cukup.
d. Ketentuan tentang direct sunlight yang diperkenankan.
e. Ketentuan tentang cahaya buatan yang cukup baik.
34

f. Perlindungan terhadap gangguan suara/keributan yang berlebihan.


g. Adapun lapangan terbuka untuk olah raga, rekreasi dan tempat anak-anak bermain.

(2) Memenuhi Kebutuhan Pisikologis


a. Ketentuan-ketentuan tentang privacy yang cukup bagi setiap individu.
b. Kebebasan dan kesempatan bagi setiap keluarga yang normal.
c. Kebebasan dan kesempurnaan hidup bermasyarakat.
d. Fasilitas yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan tanpa menyebabkan kelelahan fisik
dan mental
e. Fasilitas-fasilitas untuk mempertahankan kebersihan rumah dan lingkungan.
f. Ketentuan tentang kenyamanan dirumah dan sekitarnya.
g. Membuata indeks standar standar sosial dari masyarakat yang secara lokal.

(3) Perlindungan terhadap penularan penyakit


a. Penyediaan air sehat bagi setiap penduduk
b. Ketentuan tentang perlindungan air minum dari pencemaran
c. Ketentuan tentang fasilitas pembuangan kotoran ( Jamban)
d. Melindungi interior rumah terhadap sewage contamination
e. Menghindarkan insanitary condition sekitar rumah
f. Ketentuan tentang Space dikamar tidur
g. Menghindarkan adanya sarangan tikus dan kutu busuk dalam rumah
(4) Terhindar dari kecelakaan
a. Membuat kontruksi rumah yang kokoh untuk menghindarkan ambruk.
35

b. Menghindarkan bahaya kebakaran


c. Mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan jatuh dan kecelakaan lainnya
d. Perlindungan terhadap Electrical shock
e. Perlindungan terhadap bahaya keracunan oleh gas
f. Menghindarkan bahaya-bahaya lalu lintas kendaraan
(Safrina)
Bahan bangunan :
A.

Lantai

Ubin atau semen adalah baik daripada dari kayu pada rumah panggung karena bakteri
bisa mudah masuk
B.

Dinding

Tebok adalah baik, namun kurangbaik bila sedikit ataupun tidak ada ventilasinya .
Tetapi di daerah pedesaan juga cocok menggunakan papan, meskipun jendela tidak
cukup, maka lubang lubang pada dinding ataupun papan tersebut merupakan
ventilasi, dan dapat menambah penerangan alami

(Anggun)
Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus diperhatikan:
Bahan Bangunan
Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik tidak
digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan
gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Oleh sebab itu, perlu dilapisi dengan
lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain
(Notoatmodjo, 2010).
Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk melindungi
ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari

36

pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan dinding yang paling baik adalah bahan
yang tahan api yaitu dinding dari batu. (Sanropie, 1989).
Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin, panas dan
hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap dan lainlain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk
dimusim panas dan hangat di musim hujan. (Sanropie, 1989).
Ventilasi
Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena
ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang
bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar
(cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya gerak udara yang
lancar dalam ruangan.
Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya
matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari.
Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada.
Berdasarkan Notoatmodjo (2007), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar ruangan
mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu:
-Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara
alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan
sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena
juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam
rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi penghuninya
dari gigitan serangga tersebut.
-Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
Pencahayaan

37

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau
tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata. Ada dua
sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu matahari. Rumah
yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan
masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat
dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007).
(siti H)
a.

Aman dari segi lingkungan


Memiliki sumber air yang bersih dan sehat
Memiliki tempat pembuangan sampah yang sehat, kotoran manusia dan air
limbah
Mencegah perkembangan penyakit
Letak perumahan jauh dari pencemaran, jarak minimal 5 km, bebas banjir dan
daerah hijau

(Taryana)
Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas
lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang
tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi
oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular
kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat
menyediakan 2,5 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).

(Latifatul)

38

Rumah sehat menurut Winslow memiliki kriteria, antara lain (Chandra, 2007):
1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2002, secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan
tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya
makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan
luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang
(Santa)
kriteria rumah sehat secara fisik adalah, anggota keluarga bebas dari penyakit menular dan
tidak merokok dalam rumah
(Nurul V)
Ketentuan Persyatan kesehatan Rumah Tinggal menurut Kemenkes :
1. Bahan Bangunan
1. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membehayakan.
2. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme
pathogen
2. Komponen dan Penataan Ruangan
1. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
2. Dibandingkan rumah memiliki ventilasi, dikamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan
39

3. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan


4. Bumbungan rumah 10m dan ada penangkal listrik
5. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
6. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
3. Pengcahayaan
Pengcahayaan alam atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
4. Kualitas Udara
1. Suhu udara nyaman antara 18-300 C
2. Kelembaban udara 40-70 %
3. Pertukaran udara 5 kali/ menit.penghuni
4. Gas formaldehid kurang dari 120mg/m3
5. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
5. Ventilasi
Luas lubang yang permanen minimal 10% luas lantai
6. Vektor Penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk, maupun tikus yang bersarang dirumah
7. Penyediaan Air
1. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/ hari
2. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
8. Sarana Penyimpanan Makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
9. Pembuangan Limbah
1. Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah
2. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari
permukaan tanah dan air tanah
2.

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

(Ayu) PHBS di rumah tangga.

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
40

PHBS di rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.

Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di

rumah tangga yaitu :


1.

persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan

2.

memberi bayi ASI ekslusif

3.

menimbang balita setiap bulan

4.

menggunakan air bersih

5.

mencuci tangan dengan air brsih dan sabun

6.

menggunakan jamban sehat

7.

memberantas jentik di rumah sekali seminggu

8.

makan buah dan sayur setiap hari

9.

melakukan aktifitas fisik setiap hari

10.

tidak merokok di dalam rumah.

(Siti H) PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bias ratusan. Misalnya tentang gizi: makan beraneka
ragam makanan, minum tablet darah, mengkonsumsi Garam beryodium, memberi bayi dan
balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya , membersihkan lingkungan.
Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.
Manfaat di rumah tangga dengan PHBS
Bagi Rumah Tangga :

Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

Anak tumbuh sehat dan cerdas.

Anggota keluarga giat bekerja.

41

Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi

keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.


Bagi Masyarakat:

Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah masalah

kesehatan.

Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

Masyarakat

mampu

mengembangkan

Upaya

Kesehatan

Bersumber

Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban,


ambulans desa dan lain-lain.
(Dianti) Berdasarkan dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), ada 5 pilar
ver-PHBS, yaitu:
Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS),
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Pengamanan Air Minum Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga

3.

Pengelolaan sampah

(Nurul V)
Pengelolaan sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan menurut UU No.18
tahun 2008, didefinisikan sebagai proses perubahan bentuk sampah dengan mengubah
karakteristik, komposisi, dan jumlah sampahnya. Pengelolahan sampah dapat dilakukan
berupa proses tranformasi sampah baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Masing-masing
definisi dari proses transformasi tersebut adalah :
1. Transformasi Fisik
Perubahan sampah secara fisik melalui beberapa cara, yaitu :
42

1. pemisahan komponen sampah : dilakukan secara manual/mekanis, sampah dipisah menjadi


homogen
2. mengurangi volume sampah dengan pemadatan
3. mereduksi ukuran dari sampah dengan proses pencacahan
2. Tansformasi Kimia
Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan menggunakan prinsip proses
pembakaran/insenerasi.
3. Transformasi Biologi
Perubahan bentuk sampah dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk
mendekomposisi sampah menjadi bahan stabil yaitu kompos

(Latifatul)
Menurut Notoatmodjo (2003), cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai
berikut:
1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau
instansi yang menghasilkan sampah, maka dari itu mereka harus membangun atau
mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing
tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara
(TPS) sampah dan selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).
2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah
Pemusnahan dan atau pengelolaan sampah ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara
lain sebagai berikut:
a. Ditanam (Landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah (jugangan)
kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
b. Dibakar (Inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam
tungku pembakaran (incenerator).
c. Dijadikan pupuk (Composting) yaitu pengelolaan sampah menjadi pupuk (kompos),
khususnya untuk sampah organik seperti: daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain yang
dapat membusuk (Notoatmodjo, 2003).

(Rizka)
43

Teknik pengomposan yang dipilih adalahsistem open windrow. Pada dasarnya pembuatan
kompos terdiri dari beberapa tahapan,yaitu:

Memasukkan sampah ke reaktor kompos

Menambahkansampah organik

Menjaga kelembapan timbunan kompos

Memiliki sistem pembuangan air lindi

Memutar balikkan kompos secara periodik untuk memberikan sirkulasi udara

(Safrina)
Pengelolaan kembali secara fisik
Mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang. Bisa juga dibuat untuk
hasil karya dari pengelolaan sampah tersebut. Contoh bahan yang bisa digunakan : kaleng
minuman almunium, kaca/botolkaca, kertas karton, majalah, Koran, dan kardus. Daur ulang
dari produk yang komplek nseperti computer/mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya
harus diurai dan dikumpulkan menurut jenis bahannya.

(Christable)
Dalam PP no 81 tahun 2012 BAB III Bagian Kesatu dan kedua tentang
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH dan PENGURANGAN SAMPAH.
Pasal 10
(1) Penyelenggaraan pengelolaan sampah meliputi:
a. pengurangan sampah; dan
b. penanganan sampah.
(2) Setiap orang wajib melakukan pengurangan sampah dan
penanganan sampah.
Pasal 11
(1) Pengurangan sampah meliputi:
a. pembatasan timbulan sampah;
b. pendauran ulang sampah; dan/atau
44

c. pemanfaatan kembali sampah.


(2) Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan cara:
a. menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, bahan
yang dapat didaur ulang, dan/atau bahan yang
mudah diurai oleh proses alam; dan/atau
b. mengumpulkan dan menyerahkan kembali sampah
dari produk dan/atau kemasan yang sudah
digunakan.

(Dianti)
Tempat/Lubang Sampah Padat
Masyarakat memiliki cara cara untuk membuang limbah rumah tangga seharihari secara
nyaman dan efektif.
Prinsip:
Tidak ada satupun rumah/barak yang letaknya lebih dari 15 meter dari sebuah bak sampah
atau lubang sampah keluarga, atau lebih dari 100 meter jaraknya dar lubang sampah umum.
Tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga bila limbah rumah tangga
seharihari tidak dikubur ditempat

(Taryana)
. Tempat/Lubang Sampah Padat
Masyarakat memiliki cara cara untuk membuang limbah rumah tangga seharihari secara
nyaman dan efektif.
Tolok ukur kunci :
45

1.

Tidak ada satupun rumah/barak yang letaknya lebih dari 15 meter dari sebuah

bak sampah atau lubang sampah keluarga, atau lebih dari 100 meter jaraknya dar
lubang sampah umum.
2.

Tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga bila limbah

rumah tangga seharihari tidak dikubur ditempat.

(Anggun)
Agar sampah tidak menggunung di mana2 sebaiknya kita melakukan program 4 R. 4 R
adalah reduce (mengurangi),Reuse(Menggunakan kembali),Recycle (mendaur ulang)&
Replace (mengganti)
Reduce artinya kita dapat mengurangi penggunaan bahan bahan yg tidak ramah
lingkungan.Cara yang dapat di lakukan adalah
-membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi tas plastik yg sulit di uraikan
-membeli kemasan isi ulang untuk deterjen,shampo,sabun,atau kecap daripada selalu
memberi kemasan yg baru setiap kali habis
-membeli barang kebutuhan dengan kemasan besar
-mengurangi pembelian barang yang tidak terlalu kita butuhkan
Reuse berarti menggunakan kembali barang yang masih dapat digunakan.Cara nya adalah
-menggunakan buku tulis yang kertasnya masih kosong untuk catatan atau coret coret
-Menggunakan kedua sisi kertas
-botol air mineral daapat digunakan untuk pot bunga
Dll
Recycle adalah mendaur ulang mengolah sampah menjadi barang baru yang dapat kita
gunakan.Misalnya kita membuat kompos,membuat wadah tissue,membuat pot bunga dan
masih banyak Lagi. Biasanya jika kita me recycle barang2 bekas kita dapat membuahkan
suatu keuntungan. Keuntungannya adalah kita dapat menjualnya dan kita dapat mengurangi
sampah yang ada disekitar kita.
Replace adalah mengganti barang-barang yang sulit diuraikan atau mengganti barang2
46

sampah.Biasanya kita hanya mengenal program 3 R.Tetapi bagi saya apabila program 3 R
ditambah menjadi 4 R mungkin hasilnya akan lebih baik.Contoh dari Replace adalah:
-mengganti styrofoam dengan kertas minyak
-mengganti tissue dengan sapu tangan
-mengganti botol plastik yang dapat diremukan dengan botol plastik keras

(Santa)
pengelolaan sampah. proses yang utama dalam pengelolaan sampah adalah pemilahan
sampah organik dan anorganik.
http://www.youtube.com/watch?v=fAgTZsa4PuE
http://www.youtube.com/watch?v=PLdiwLHoOXY
(Putri pj)
A.

Jenis, Sumber, dan Komposisi Sampah

1.

Penggolongan jenis sampah berdasarkan komposisi kimia, sifat mengurai,

mudah tidaknya terbakar, bahaya , dan karakteristiknya.


a.

Berdasarkan pengelolaan komposisi kimianya, sampah dibagi menjadi

sampah organik dan nonorganic.


b.

Sampah secara alami mudah terurai (degrable)dan sampah yang sulit

terurai (non-degrable) jadi penggolongan sampah didasrkan sifat mengurai.


c.

Berdasarkan mudah terbakarnya, maka sampah yang mudah terbakar

(compostible) dan sampah yang sulit terbakar (non-compustible).


2.

Sumber sampah

Pemukiman penduduk, tempat-tempat umum dan tempat perdagangan, sarana


pelayanan masyarakat milik pemerintah, industry berat sampai ringan, serta pertanian.
3.

Komposisi sampah
a.

Umumnya sampah di daerah perkotaan terdapat sisa makanan, tekstil,

kayu, kertas, karet, kaca, karton, kulit, kaleng, plastic, sampah perkarangan,
logam bukan besi, besi, debu, abu dan lain-lain.

47

b.

Komposisi sampah menurut jenis komponen-komponen dipengaruhi

oleh factor tempat, jenis kegiatan masyarakat, musim, transportasi, tingkat


ekonomi, dan pembangunan.

4.Pengelolaan jamban dan septictank


(Rati)
Hal- hal yang haris di perhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak
mencemari air dan tanah di sekitarnya :
1. Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10 m
2. Untuk membuang air keluaran dari septik tank di buat miring ke arah ruang
lumpur .
3. Septic tank di rencanakan untuk pembuangan kotoran rumah tangga dan
jumlah air limbah antara 70-80% dari volume penghunaan air bersih.
4. Waktu tinggal aor limbahmdalam tangki diperkirakan minimal 24 jam .
5. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang di
hasilkan setiap orang rata- rata 30-40 liter/orang/tahun .
6. Viba air masuk ke dalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebih 25
cm dari pipa air keluar
7. Septic tank harus di lengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang
penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
(Ayu) Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban
sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:

1.

Tidak mencemari air

Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang

kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan


terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat
atau diplester.

Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter


48

Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor

dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.

Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,

empang, danau, sungai, dan laut


2.

Tidak mencemari tanah permukaan

Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan,

dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.

Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras

kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.


3.

Bebas dari serangga

Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras

setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam
berdarah

Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat

menjadi sarang nyamuk.

Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa

menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya

4.

Lantai jamban harus selalu bersih dan kering

Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup

setiap selesai digunakan

Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus

tertutup rapat oleh air

Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi

untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran

Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin.

Pembersihan harus dilakukan secara periodic


5.

Aman digunakan oleh pemakainya


49

Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding

lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau
bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat
6.Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya

Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran

Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran

kotoran karena dapat menyumbat saluran

Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena

jamban akan cepat penuh

Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan

pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal


2:100
7.Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

Jamban harus berdinding dan berpintu

Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya

terhindar dari kehujanan dan kepanasan.


(siti H)
Rumah dengan 5 orang penghuni, dibutuhkan septic tank dengan volume ruang basah
1,2m3, ruang lumpur 0,45m3, dan ruang ambang batas 0,4m3. Atau dalam ukuran panjang
lebar: 1,6m, 0,8m, dan 1,6m. Dengan ukuran seperti ini, septic tank akan bertahan selama
tiga tahun tanpa perlu dilakukan pengurasan. Tangki harus tahan terhadap asam dan
kedap air. Tidak boleh ada rembesan dari tangki, yang apabila terjadi perembesan akan
meningkatkan potensi pencemaran lingkungan. Tangki bisa dibuat dari batu kali, bata
merah, beton, dan batako. Bisa juga menggunakan keramik, pvc, plastik, atau besi. Jarak
tangki dengan rumah harus 1,5m. jarak dengan sumur air bersih harus 10m, dan dengan
sumur resapan harus berjarak 5m
(Dianti)

50

Septictank, adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari WC (water
closet), konstruksi septictank ada disekat dengan dinding bata dandiatasnya diberi penutup
dengan pelat beton dilengkapi penutup control dan diberipipa hawa T dengan diameter 1
, sebagai hubungan agar ada udara / oksigen ke dalam septictank sehingga bakteri bakteri
menjadi subur. Sebagai pemusnah kotoran kotoran atau tinja yang masuk ke dalam bak
penampungannya.
Fungsi Septictank;
- Sebagai penampungan air limbah & proses penghancuran kotoran kotoran yang masuk, air
limbah ini akan mengalir ke rembesan/ sumur peresapan yang jaraknya tidak jauh dari
septictank, begitu juga penempatan septictank tidak terlalu jauh dari WC (water closet)
- Hubungan septictank dan rembesan, berupa pipa paralon yang diujungnya diberi lubang
lubang agar aliran air limbah dapat merata pada lubang rembesannya.
- Tidak semua saluran air kotor dialirkan ke arah bak septictank, jadi aliran air limbah yang
masuk ke septictank hanya dari WC saja.
- Hal yang penting menghitung volume septictank perlu untuk perencanaan:
_ Misalkan jumlah penghuni 10 orang. Diperhitungkan setiap orangmembuang air sebanyak
25 l/hari.
Diperkirakan kotoran akan hancur habis dimakan oleh bakteri dalamwaktu 3 hari.
_ Berarti volume air buangan dihitung waktu 3 hari, jadi banyaknya air buangan yang harus
ditampung oleh bak septictank = 10 x 25 x 3 = 750 l.
_ Dipakai ukuran luas bak = 1,20 x 0,80= 0,96 m2 tinggi air diambil = 1 m, jadi volume air
yang dapat ditampung= 0,96 x 1= 0,96 m3 960 l> 750 l.
Pusat

Pengembangan

Bahan

Ajar

UMB

Ir.Drs.Bochari,MMMENGGAMBAR

REKAYASA
_ Untuk ruang hawa diambil tinggi 1/3 tinggi airnya = 1/3 x 1 m= 0,35 m,
_ Jadi volume total septictank= (tinggi air + tinggi ruang hawa) x luas bak =
1,35 m x 0,96 m2= 1,296 m3 ~ 1,3 m3
51

Ukuran ini adalah ukuran ruang dalam septictank.


Resapan air kotor/ rembesan;
- Rembesan adalah lubang yang berdekatan dengan septictank, gunanyamendapatkan aliran
air limbah dari septictank.
- Konstruksi rembesan terdiri dari pelapisan dari macam macam bahan dari pasir, diatasnya
dipasangkan ijuk, kemudian dipasangkan krikil atau split dipasangkan lagi ijuk diatasnya
diberi pasangan batu karang yang berongga diberi ijuk lagi dan pasir kembali dan seterusnya,
yang perlu diperhatikan sekeliling lubang diberi ijuk.
- Pipa paralon 2 yang di dalam rembesan diberi berlubang lubang untuk memudahkan
penyebaran air limbah yang mengalir dari septictank ke rembesan.
- Jika akan memasang sumur pompa atau jet pump agar dipasang lebih dari 10m. dari
penempatan septictank dan rembesan, untuk menghindari infiltrasi air limbah dari rembesan.

52

You might also like