Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Kelompok 2
Rati Erviani
220110110001
220110110013
220110110025
Safrina Darayani
220110110037
220110110049
Indri Anggana A
220110110061
Lathifathul Khoiriah
220110110073
Siti Hani
220110110085
Riezka Wanda
220110110097
220110110109
Christable Vania
220110110121
220110110133
220110110145
Nurul Vikri
220110110157
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Karena dengan perkenan-Nya jualah penyusunan
tugas ini dapat diselesaikan.
Makalah SGD ini mengenai Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas dan diajukan untuk memenuhi standar proses
pembelajaran pada mata kuliah Sistem Keperawatan Komunitas I.
Terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan
membantu kelancaran pembuatan tugas Sistem Keperawatan Komunitas I ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Keperawatan Komunitas I.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 5
B.
Tujuan ...................................................................................................... 5
C.
A.
B.
C.
Sanitasi Lingkungan.............................................................................
BAB II
B.
Jurnal 2 .................................................................................................. 26
BAB IV
A.
B.
Simpulan..................................................................................................27
Saran........................................................................................................27
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu elemen penting dari manusia sebagai makhluk holistik.
Dimana kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor , salah satunya adalah
lingkungan. Lingkungan merupakan faktor determinan kesehatan artinya lingkungan
memegang peranan untuk memengaruhi status kesehatan seseorang.
Kesehatan
lingkungan
merupakan
faktor
penting
dalam
kehidupan
sosial
septictank
C. Batasan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanitasi
Lingkungan yang dikaitkan dengan kasus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kering
Bersih
Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran, debu, asap
serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas berbeda
penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.
3.
Aman
Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang aman bagi
penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan
matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demi menghindari terjadinya
kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.
6
4.
Bebas Kontaminasi
Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak mengganggu
kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir kontaminasi anggota
keluarga.
5.
Memiliki Ventilasi
Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan pengganggu
seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewan-hewan ini selalu berusaha untuk mencari
makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra bekerja
keras untuk mengenyahkannya.
7.
Terawat
Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan terpelihara
dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk saling
berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama
Empat syarat kriteria rumah sehat adalah (Depkes RI,2002)
(1) Memenuhi kebutuhan fisiologis
a. Memepertahankan temperatur lingkungan untuk menjaga keseimbangan pengeluaran panas
tubuh dan kelembaban ruangan.
b. Membuat ketentuan tentang kadar pengotoran udara yang diperkenankan oleh bahan-bahan
kimia.
c. Tentang illuminasi cahaya siang yang cukup.
d. Ketentuan tentang direct sunlight yang diperkenankan.
e. Ketentuan tentang cahaya buatan yang cukup baik.
f. Perlindungan terhadap gangguan suara/keributan yang berlebihan.
g. Adapun lapangan terbuka untuk olah raga, rekreasi dan tempat anak-anak bermain.
Bahan Bangunan
1.
Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik
tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat
menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Oleh sebab itu, perlu
dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik,
teraso dan lain-lain (Notoatmodjo, 2010).
2.
ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari
pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan dinding yang paling baik adalah bahan
yang tahan api yaitu dinding dari batu. (Sanropie, 1989).
3.
4.
Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin,
panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap
dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator,
sejuk dimusim panas dan hangat di musim hujan. (Sanropie, 1989).
b.
Ventilasi
Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena
ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang
bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar
(cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya gerak udara yang
lancar dalam ruangan.
9
Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya
matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari.
Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada.
Berdasarkan Notoatmodjo (2007), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar ruangan
mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu:
1.
Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara
alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan
sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena juga
merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu
harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi penghuninya dari gigitan serangga
tersebut.
2.
mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
c.
Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau
tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata. Ada dua
sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu matahari. Rumah
yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan
masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat
dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007).
d.
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas
lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang
tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi
oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular
10
kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat
menyediakan 2,5 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).
e.
11
Air harus jernih atau tidak keruh. Kekeruhan pada air biasanya
disebabkan oleh adanya butir-butir tanah liat yang sangat halus. Semakin
keruh menunjukkan semakin banyak butir-butir tanah dan kotoran yang
terkandung di dalamnya.
lain berbahaya bagi kesehatan, misalnya pada air rawa berwarna kuning , air
buangan dari pabrik , selokan, air sumur yang tercemar dan lain-lain.
Rasanya tawar. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin
menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan
adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam
diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
Tidak berbau. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium
dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahanbahan organik yang sedang didekomposisi (diuraikan) oleh mikroorganisme
air
2.
Coli
12
3.
Standar Kimiawi : pH, jumlah zat padat (Total Dissolved Solids), bahan-bahan
kimia
Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 8,5 . Air yang pHnya
rendah akan terasa asam, sedangkan bila pHnya tinggi terasa pahit. Contoh air
alam yang terasa asam adalah air gambut (rawa)
4.
dalam air
13
C. Sanitasi Lingkungan
a.
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bias ratusan. Misalnya tentang gizi: makan beraneka
ragam makanan, minum tablet darah, mengkonsumsi Garam beryodium, memberi bayi dan
balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya , membersihkan lingkungan.
Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.
PHBS di rumah tangga.
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
kesehatan.
Masyarakat
mampu
mengembangkan
Upaya
Kesehatan
Bersumber
Berdasarkan dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), ada 5 pilar ver-PHBS,
yaitu:
Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS),
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Pengamanan Air Minum Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
15
b.
Pengelolaan sampah
Tidak ada satupun rumah/barak yang letaknya lebih dari 15 meter dari
sebuah bak sampah atau lubang sampah keluarga, atau lebih dari 100 meter
jaraknya dari lubang sampah umum.
16
2.
limbah
Tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga bila
rumah
tangga
seharihari
tidak
dikubur
ditempat.
17
Secara manual; dimana sampah dibongkar dan dipilah sepenuhnya dengan tenaga
manusia.
Secara semi mekanis yaitu dengan bantuan ban berjalan yang dibantu oleh petugas
pemilah;
Secara mekanis :
- Sampah berjalan diatas conveyor selanjutnya akan mengalami beberapa tahapan
proses yaitu
- Pemisahan logam besi dengan menggunakan magnet
- Pemisahan sampah ringan dengan air separator
- Pemisahan organik dengan saringan putar (rotary screen) atau saringan getar
2)Pencacahan
Pencacahan ini berfungsi untuk memperbesar luas permukaan kontak dari sampah
sehingga mempercepat proses komposting.
Pencacahan pada skala kawasan
- Motor penggerak mesin cacah dihidupkan hingga stationer
- Sampah organik dituangkan ke dalam hopper hingga tercacah dan keluar dalam
bentuk serpihan dan ditampung untuk proses berikutnya
Pencacahan pada skala kota
- Sampah dituangkan ke lubang penerimaan (hopper).
- Dengan menggunakan conveyor, sampah dimasukkan kedalam mesin cacah(chrusher)
- Pencacahan dalam mesin dengan menggunakan penghancur (hammer)
- Sampah yang telah hancur berjalan melalui conveyor menuju proses selanjutnya.
3)Proses Komposting
Windrow komposting :
- Sampah organik ditumpuk diatas lorong udara sampai ketinggian 1,5 m membentuk
lajur-lajur (row) dengan panjang sesuai rencana
- Aliran udara dari lorong akan menyediakan udara/oksigen bagi proses dekomposisi
yg berlangsung
- Tumpukan sampah dibalik untuk menjaga agar kelembaban atau suhu selalu berada
dalam batas yang diijinkan
- Kompos akan terbentuk sekitar 5-6 minggu
- Proses pematangan kompos perlu waktu 1-2 minggu
Proses Static Pile :
18
- Sampah organik ditumpuk diatas lahan yang telah dilengkapi dengan sistem
perpipaan porous untuk penghawaan
- Aliran udara diberikan melalui perpipaan dengan bantuan blower
- Kompos akan terbentuk sekitar 3-4 minggu
- Proses pematangan kompos perlu waktu 1-2 minggu
4)Proses pematangan
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam composting adalah fase kematangan kompos.
Kematangan kompos didefinisikan sebagai keadaan antara bahan organic mentah
dengan busuk sempurna atau mati. Indikator yang biasanya digunakan sebagai indikasi
kematangan kompos adalah :
1. Suhu, setelah beberapa lama dalam keadaan termofilik suhu akan menurun
mendekati suhu ruangan. Jika proses pengadukan tidak menyebabkan suhu meningkat
kembali dan suhu sudah stabil, maka dapat dianggap kompos mencapai kematangan.
2. Rasio C/N, selama proses berlangsung rasio C/N akan mengalami
penurunan. Standard pengukuran kematangan kompos adalah rasio C/N 20.
3. Bentuk fisik, secara sederhana untuk mengetahui kompos sudah matang atau tidak
adalah dari bentuk fisik yang menyerupai tanah.
4. Bau, jika kompos diambil dalam dua genggaman tangan, dimasukkan
alam kantong plastik dan diamkan selama 2 x 24 jam. Bila kantong palstik
menggelembung dan panas atau waktu kantong dibuka menimbulkan bau yang
menyengat, maka kompos belum matang.
5)Pengayakan
Berfungsi untuk memisahkan sampah halus dan sampah kasar, serta berfungsi untuk
memisahkan antara sampah yang belum menjadi kompos dengan produk kompos.
Standar Kompos
Pengendalian mutu dari kompos sangat penting diperhatikan karena akan
mempengaruhi kondisi tanah dan tanaman yang akan menyerap unsur-unsur yang
disediakan oleh kompos. Selain itu kompos dibuat dari bahan seperti sampah dengan
campuran lumpur dan kotoran sehingga diharuskan ada quality control untuk
mencegah adanya kontaminasi dari bahan berbahaya yang terkandung dalam bahan
baku pembuat kompos
19
Penanggulangan sampah
Agar sampah tidak menggunung di mana2 sebaiknya kita melakukan program 4 R. 4
R adalah reduce (mengurangi),Reuse(Menggunakan kembali),Recycle (mendaur
ulang)& Replace (mengganti)
1. Reduce artinya kita dapat mengurangi penggunaan bahan bahan yg tidak ramah
lingkungan.Cara yang dapat di lakukan adalah :
-membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi tas plastik yg sulit di uraikan
-membeli kemasan isi ulang untuk deterjen,shampo,sabun,atau kecap daripada selalu
memberi kemasan yg baru setiap kali habis
-membeli barang kebutuhan dengan kemasan besar
-mengurangi pembelian barang yang tidak terlalu kita butuhkan
2. Reuse berarti menggunakan kembali barang yang masih dapat digunakan.Cara nya
adalah:
-menggunakan buku tulis yang kertasnya masih kosong untuk catatan atau coret coret
-Menggunakan kedua sisi kertas
-botol air mineral daapat digunakan untuk pot bunga
Dll
3. Recycle adalah mendaur ulang mengolah sampah menjadi barang baru yang dapat
kita gunakan.Misalnya kita membuat kompos,membuat wadah tissue,membuat pot
bunga dan masih banyak Lagi. Biasanya jika kita me recycle barang2 bekas kita dapat
membuahkan suatu keuntungan. Keuntungannya adalah kita dapat menjualnya dan
kita dapat mengurangi sampah yang ada disekitar kita.
4. Replace adalah mengganti barang-barang yang sulit diuraikan atau mengganti
barang2 sampah..Contoh dari Replace adalah:
-mengganti styrofoam dengan kertas minyak
-mengganti tissue dengan sapu tangan
-mengganti botol plastik yang dapat diremukan dengan botol plastik keras
20
c.
septictank
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh
kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:
1.
Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang
Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor
Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,
3.
setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam
berdarah
Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa
4.
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding
lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau
bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat
6.
Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
kotoran
atau
tinja
yang
masuk
ke
dalam
bak
penampungannya.
Fungsi Septictank;
- Sebagai penampungan air limbah & proses penghancuran kotoran kotoran
yang masuk, air limbah ini akan mengalir ke rembesan/ sumur peresapan yang
jaraknya tidak jauh dari septictank, begitu juga penempatan septictank tidak
terlalu jauh dari WC (water closet)
- Hubungan septictank dan rembesan, berupa pipa paralon yang diujungnya diberi
lubang lubang agar aliran air limbah dapat merata pada lubang rembesannya.
- Tidak semua saluran air kotor dialirkan ke arah bak septictank, jadi aliran air
limbah yang masuk ke septictank hanya dari WC saja.
- Hal yang penting menghitung volume septictank perlu untuk perencanaan:
Misalkan
jumlah
penghuni
10
orang.
Diperhitungkan
setiap
Berarti volume air buangan dihitung waktu 3 hari, jadi banyaknya air
Dipakai ukuran luas bak = 1,20 x 0,80= 0,96 m2 tinggi air diambil = 1
m,
jadi volume air yang dapat ditampung= 0,96 x 1= 0,96 m3 960 l> 750 l.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM
Untuk ruang hawa diambil tinggi 1/3 tinggi airnya = 1/3 x 1 m= 0,35
m,
Jadi volume total septictank= (tinggi air + tinggi ruang hawa) x luas bak =
1,35 m x 0,96 m2= 1,296 m3 ~ 1,3 m3
23
Hal- hal yang haris di perhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak
mencemari air dan tanah di sekitarnya :
1. Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10 m
2. Untuk membuang air keluaran dari septik tank di buat miring ke arah ruang
lumpur .
3. Septic tank di rencanakan untuk pembuangan kotoran rumah tangga dan
jumlah air limbah antara 70-80% dari volume penghunaan air bersih.
4. Waktu tinggal aor limbahmdalam tangki diperkirakan minimal 24 jam .
5. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang di
hasilkan setiap orang rata- rata 30-40 liter/orang/tahun .
6. Viba air masuk ke dalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebih 25
cm dari pipa air keluar
7. Septic tank harus di lengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang
penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
24
BAB III
REVIEW JURNAL
1.
Jurnal 1
Kontribusi pencemaran air dari sanitasi yang tidak memadai dan kualitas perumahan
penyakit diare di pemukiman perumahan murah dari Cape Town, Afrika Selatan.
Tujuan :
Kami meneliti efek gagal sanitasi, kondisi perumahan yang buruk, dan polusi
kotoran dalam air limpasan pada kesehatan - terutama kejadian penyakit diare - warga
permukiman perumahan murah di Cape Town, Afrika Selatan.
Metode. Pada bulan November 2009, kami melakukan survei cross-sectional dengan
wawancara terstruktur dalam masyarakat 4 (n = 336 tempat tinggal, 1.080 orang). Kami
menggunakan teknologi didefinisikan Colilert-substrat untuk menentukan tingkat Escherichia
coli dalam sampel air limpasan yang diambil dari masyarakat belajar.
Hasil. Hampir 15% rumah tangga dibuang produk kotor dalam air badai saluran dan 6%
dibuang produk kotor di jalanan. Dalam hanya 26% dari tempat tinggal adalah toilet dicuci
setiap hari. Sekitar 59% dari tempat tinggal tidak memiliki keran dekat toilet untuk mencuci
tangan, dan 14% responden mengalami 1 atau lebih serangan diare dalam 2 minggu sebelum
wawancara mereka. E.coli tuduhan limpasan sampel air lingkungan berkisar 750-1580000000
per 100 mililiter.
Kesimpulan. Sebuah pendekatan holistik dan terpadu diperlukan untuk meningkatkan kualitas
perumahan dan sanitasi di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah Cape Town. (Am J
Kesehatan Masyarakat 2011; 101:.. E4 - e9)
25
2.
Jurnal 2
26
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu elemen penting yang
harus kita perhatikan.Hal itu mencakup perilaku individu, lingkungan, dan
bermasyarakat.
Kesehatan lingkungan adalah salah satu faktor determinan kesehatan , mencakup :
rumah sehat, pengelolaan air bersih, sanitasi lingkungan ( pengelolaan sampah yang
benar, syarat jamban yang sehat, penggunaan septictank yang baik).
Untuk menciptakan kesehatan lingkungan diperlukan kesadaran untuk menjaga
kesehatan dari individu, dan kerjasama dengan masyarakat, petugas kesehatan, dan
pemerintah untuk memperhatikan kesehatan.
B.
Saran
Tumbuhkan kesadaran untuk menjaga kesehatan mulai dari diri sendiri, setelah itu
perhatikanlah kesehatan lingkungan, tidak hanya lingkungan rumah tempat tinggal tapi
juga lingkungan di luar tempat tinggal.
Sebagai petugas kesehatan hendaknya melaksanakan tugasnya sebagai health educator
yaitu memberi pendidikan kesehatan, dan sebagai masyarakat yang telah mendapatkan
pendidikan kesehatan agar mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
27
DAFTAR PUSTAKA
2010.
Apa
Syarat
Air
.http://green.kompasiana.com/limbah/2010/12/05/apa-syarat-air-bersih/.
Bersih?
Diakses
JURNAL
GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI
DUKUH SEPAT KELURAHAN SEPAT KECAMATAN MASARAN KABUPATEN
SRAGEN TAHUN 2011Eka Nurjanah
Kontribusi pencemaran air dari sanitasi yang tidak memadai dan kualitas perumahan
penyakit diare di pemukiman perumahan murah dari Cape Town, Afrika Selatan
PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU BERBASIS MASYARAKAT KOTA
KEDIRI
Viradin Yogiesti, Setiana Hariyani, Fauzul Rizal Sutikno
28
LAMPIRAN NOTULENSI
KASUS 3 Rumah Sehat, Air Bersih dan Sanutasi Lingkungan
Selama ini belum pernah ada kejadian luar biasa teteapi banyak warga mengalami penyakit
seperti ISPA,TBC, demam berdarah, dan diare. Bila dilihat dari kebiasaan warga, hampir
seluruh warga laki-laki memiliki kebiasaan merokok didalam rumah yang sebagian besar tida
memiliki kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni rumah, tidak mencuci tangan
sebelum makan, biasa jajan sembarangan serta masih ditemukan rumah keluarga yang belum
bebas jentik.
Perawat A yang bertugas di wilayah tsb mencoba memetakan rumah sehat dan rumah tidak
sehat di wilayah tersebut berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Disamping itu, berbagai
upaya pengelolaan sampah juga perlu dipikirkan bersama masyarakat agar wilayah Pujasari
memiliki pemukiman yang lebih sehat.
30
STEP 1
1.
STEP 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
ini? (Dianti)
STEP 3
1.
Limbah tidak dibuang ke sungai, jarak septitank 10m dari rumah (Anggun)
Bahan bangunan tidak dari bahan yang membahayakan seperti asbes, 1 kamar
minimal luasnya 5m2 (Ayu)
1kamar ideal dihuni oleh 1 orang (Putri Pj)
Menggunakan jamban yang sehat (Cristable)
2.
4.
Seperti dikasus sudah ada ISPA, TBC, jadi beresiko KLB (Santa)
Pembuangan sampah ke sungai (safrina)
Pembuangan sampah yang terus menerus ke sungai menimbulkan bakteri, khususnya
cholera akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit diare yg bisa menyebabkan
KLB (Ayu)
31
5.
7.
Faktor perilaku lah yang mempengaruhi, jadi tidak perlu dipindahkan (Santa)
9.
STEP 4
MIND MAP
Rumah
Sehat
Pengelolaan
sampah
organik
anorganik
Sanitasi
Rumah
(PHBS)
STEP 5
Learning Objective
1.
2.
PHBS
3.
Pengelolaan Sampah
32
4.
STEP 6
SELF STUDY
STEP 7
REPORTING
1. Kriteria Rumah sehat
(Riezka)
Depkes RI di tahun 2006 melaporkan bahwa kondisi rumah yang memenuhi syarat sehat
untuk tingkat nasional hanya 43,89%. Lalu kondisi pembuangan limbah yang memenuhi
syarat sebanyak 62,11% dan kondisi jamban yang memenuhi syarat 46,54%. Sungguh ironis
bukan? Padahal rumah adalah tempat yang penting bagi kita untuk memenuhi kebutuhan kita
secara jasmani maupun rohani. Di rumah-lah seseorang melakukan segala sesuatunya. Mulai
beristirahat, bersantai, belajar, dan beraktivitas lainnya. Sehingga pentingnya memiliki
rumah yang sehat jelas adalah kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Rumah yang sehat memerlukan strategi desain tersendiri dipadu dengan kepedulian sang
penghuni rumah untuk tetap menjaga dan memeliharanya dengan baik.
Beberapa kriteria rumah sehat adalah sebagai berikut:
1.
Kering
Bersih
Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran, debu, asap
serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas berbeda
penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.
3.
Aman
Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang aman bagi
penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan
33
matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demi menghindari terjadinya
kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.
4.
Bebas Kontaminasi
Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak mengganggu
kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir kontaminasi anggota
keluarga.
5.
Memiliki Ventilasi
Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan pengganggu
seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewan-hewan ini selalu berusaha untuk mencari
makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra bekerja
keras untuk mengenyahkannya.
7.
Terawat
Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan terpelihara
dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk saling
berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama
(Dianti)
Empat syarat kriteria rumah sehat adalah (Depkes RI,2002)
(1) Memenuhi kebutuhan fisiologis
a. Memepertahankan temperatur lingkungan untuk menjaga keseimbangan pengeluaran panas
tubuh dan kelembaban ruangan.
b. Membuat ketentuan tentang kadar pengotoran udara yang diperkenankan oleh bahan-bahan
kimia.
c. Tentang illuminasi cahaya siang yang cukup.
d. Ketentuan tentang direct sunlight yang diperkenankan.
e. Ketentuan tentang cahaya buatan yang cukup baik.
34
Lantai
Ubin atau semen adalah baik daripada dari kayu pada rumah panggung karena bakteri
bisa mudah masuk
B.
Dinding
Tebok adalah baik, namun kurangbaik bila sedikit ataupun tidak ada ventilasinya .
Tetapi di daerah pedesaan juga cocok menggunakan papan, meskipun jendela tidak
cukup, maka lubang lubang pada dinding ataupun papan tersebut merupakan
ventilasi, dan dapat menambah penerangan alami
(Anggun)
Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus diperhatikan:
Bahan Bangunan
Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik tidak
digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan
gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Oleh sebab itu, perlu dilapisi dengan
lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain
(Notoatmodjo, 2010).
Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk melindungi
ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari
36
pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan dinding yang paling baik adalah bahan
yang tahan api yaitu dinding dari batu. (Sanropie, 1989).
Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin, panas dan
hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap dan lainlain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk
dimusim panas dan hangat di musim hujan. (Sanropie, 1989).
Ventilasi
Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena
ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang
bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar
(cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya gerak udara yang
lancar dalam ruangan.
Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya
matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari.
Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada.
Berdasarkan Notoatmodjo (2007), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar ruangan
mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu:
-Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara
alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan
sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena
juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam
rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi penghuninya
dari gigitan serangga tersebut.
-Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
Pencahayaan
37
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau
tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata. Ada dua
sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu matahari. Rumah
yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan
masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat
dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007).
(siti H)
a.
(Taryana)
Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas
lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang
tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi
oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular
kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat
menyediakan 2,5 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).
(Latifatul)
38
Rumah sehat menurut Winslow memiliki kriteria, antara lain (Chandra, 2007):
1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2002, secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan
tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya
makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan
luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang
(Santa)
kriteria rumah sehat secara fisik adalah, anggota keluarga bebas dari penyakit menular dan
tidak merokok dalam rumah
(Nurul V)
Ketentuan Persyatan kesehatan Rumah Tinggal menurut Kemenkes :
1. Bahan Bangunan
1. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membehayakan.
2. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme
pathogen
2. Komponen dan Penataan Ruangan
1. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
2. Dibandingkan rumah memiliki ventilasi, dikamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan
39
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
40
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
(Siti H) PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bias ratusan. Misalnya tentang gizi: makan beraneka
ragam makanan, minum tablet darah, mengkonsumsi Garam beryodium, memberi bayi dan
balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya , membersihkan lingkungan.
Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.
Manfaat di rumah tangga dengan PHBS
Bagi Rumah Tangga :
41
kesehatan.
Masyarakat
mampu
mengembangkan
Upaya
Kesehatan
Bersumber
3.
Pengelolaan sampah
(Nurul V)
Pengelolaan sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan menurut UU No.18
tahun 2008, didefinisikan sebagai proses perubahan bentuk sampah dengan mengubah
karakteristik, komposisi, dan jumlah sampahnya. Pengelolahan sampah dapat dilakukan
berupa proses tranformasi sampah baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Masing-masing
definisi dari proses transformasi tersebut adalah :
1. Transformasi Fisik
Perubahan sampah secara fisik melalui beberapa cara, yaitu :
42
(Latifatul)
Menurut Notoatmodjo (2003), cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai
berikut:
1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau
instansi yang menghasilkan sampah, maka dari itu mereka harus membangun atau
mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing
tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara
(TPS) sampah dan selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).
2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah
Pemusnahan dan atau pengelolaan sampah ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara
lain sebagai berikut:
a. Ditanam (Landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah (jugangan)
kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
b. Dibakar (Inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam
tungku pembakaran (incenerator).
c. Dijadikan pupuk (Composting) yaitu pengelolaan sampah menjadi pupuk (kompos),
khususnya untuk sampah organik seperti: daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain yang
dapat membusuk (Notoatmodjo, 2003).
(Rizka)
43
Teknik pengomposan yang dipilih adalahsistem open windrow. Pada dasarnya pembuatan
kompos terdiri dari beberapa tahapan,yaitu:
Menambahkansampah organik
(Safrina)
Pengelolaan kembali secara fisik
Mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang. Bisa juga dibuat untuk
hasil karya dari pengelolaan sampah tersebut. Contoh bahan yang bisa digunakan : kaleng
minuman almunium, kaca/botolkaca, kertas karton, majalah, Koran, dan kardus. Daur ulang
dari produk yang komplek nseperti computer/mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya
harus diurai dan dikumpulkan menurut jenis bahannya.
(Christable)
Dalam PP no 81 tahun 2012 BAB III Bagian Kesatu dan kedua tentang
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH dan PENGURANGAN SAMPAH.
Pasal 10
(1) Penyelenggaraan pengelolaan sampah meliputi:
a. pengurangan sampah; dan
b. penanganan sampah.
(2) Setiap orang wajib melakukan pengurangan sampah dan
penanganan sampah.
Pasal 11
(1) Pengurangan sampah meliputi:
a. pembatasan timbulan sampah;
b. pendauran ulang sampah; dan/atau
44
(Dianti)
Tempat/Lubang Sampah Padat
Masyarakat memiliki cara cara untuk membuang limbah rumah tangga seharihari secara
nyaman dan efektif.
Prinsip:
Tidak ada satupun rumah/barak yang letaknya lebih dari 15 meter dari sebuah bak sampah
atau lubang sampah keluarga, atau lebih dari 100 meter jaraknya dar lubang sampah umum.
Tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga bila limbah rumah tangga
seharihari tidak dikubur ditempat
(Taryana)
. Tempat/Lubang Sampah Padat
Masyarakat memiliki cara cara untuk membuang limbah rumah tangga seharihari secara
nyaman dan efektif.
Tolok ukur kunci :
45
1.
Tidak ada satupun rumah/barak yang letaknya lebih dari 15 meter dari sebuah
bak sampah atau lubang sampah keluarga, atau lebih dari 100 meter jaraknya dar
lubang sampah umum.
2.
Tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga bila limbah
(Anggun)
Agar sampah tidak menggunung di mana2 sebaiknya kita melakukan program 4 R. 4 R
adalah reduce (mengurangi),Reuse(Menggunakan kembali),Recycle (mendaur ulang)&
Replace (mengganti)
Reduce artinya kita dapat mengurangi penggunaan bahan bahan yg tidak ramah
lingkungan.Cara yang dapat di lakukan adalah
-membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi tas plastik yg sulit di uraikan
-membeli kemasan isi ulang untuk deterjen,shampo,sabun,atau kecap daripada selalu
memberi kemasan yg baru setiap kali habis
-membeli barang kebutuhan dengan kemasan besar
-mengurangi pembelian barang yang tidak terlalu kita butuhkan
Reuse berarti menggunakan kembali barang yang masih dapat digunakan.Cara nya adalah
-menggunakan buku tulis yang kertasnya masih kosong untuk catatan atau coret coret
-Menggunakan kedua sisi kertas
-botol air mineral daapat digunakan untuk pot bunga
Dll
Recycle adalah mendaur ulang mengolah sampah menjadi barang baru yang dapat kita
gunakan.Misalnya kita membuat kompos,membuat wadah tissue,membuat pot bunga dan
masih banyak Lagi. Biasanya jika kita me recycle barang2 bekas kita dapat membuahkan
suatu keuntungan. Keuntungannya adalah kita dapat menjualnya dan kita dapat mengurangi
sampah yang ada disekitar kita.
Replace adalah mengganti barang-barang yang sulit diuraikan atau mengganti barang2
46
sampah.Biasanya kita hanya mengenal program 3 R.Tetapi bagi saya apabila program 3 R
ditambah menjadi 4 R mungkin hasilnya akan lebih baik.Contoh dari Replace adalah:
-mengganti styrofoam dengan kertas minyak
-mengganti tissue dengan sapu tangan
-mengganti botol plastik yang dapat diremukan dengan botol plastik keras
(Santa)
pengelolaan sampah. proses yang utama dalam pengelolaan sampah adalah pemilahan
sampah organik dan anorganik.
http://www.youtube.com/watch?v=fAgTZsa4PuE
http://www.youtube.com/watch?v=PLdiwLHoOXY
(Putri pj)
A.
1.
Sumber sampah
Komposisi sampah
a.
kayu, kertas, karet, kaca, karton, kulit, kaleng, plastic, sampah perkarangan,
logam bukan besi, besi, debu, abu dan lain-lain.
47
b.
1.
Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang
Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor
Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,
setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam
berdarah
Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa
4.
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding
lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau
bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat
6.Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
50
Septictank, adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari WC (water
closet), konstruksi septictank ada disekat dengan dinding bata dandiatasnya diberi penutup
dengan pelat beton dilengkapi penutup control dan diberipipa hawa T dengan diameter 1
, sebagai hubungan agar ada udara / oksigen ke dalam septictank sehingga bakteri bakteri
menjadi subur. Sebagai pemusnah kotoran kotoran atau tinja yang masuk ke dalam bak
penampungannya.
Fungsi Septictank;
- Sebagai penampungan air limbah & proses penghancuran kotoran kotoran yang masuk, air
limbah ini akan mengalir ke rembesan/ sumur peresapan yang jaraknya tidak jauh dari
septictank, begitu juga penempatan septictank tidak terlalu jauh dari WC (water closet)
- Hubungan septictank dan rembesan, berupa pipa paralon yang diujungnya diberi lubang
lubang agar aliran air limbah dapat merata pada lubang rembesannya.
- Tidak semua saluran air kotor dialirkan ke arah bak septictank, jadi aliran air limbah yang
masuk ke septictank hanya dari WC saja.
- Hal yang penting menghitung volume septictank perlu untuk perencanaan:
_ Misalkan jumlah penghuni 10 orang. Diperhitungkan setiap orangmembuang air sebanyak
25 l/hari.
Diperkirakan kotoran akan hancur habis dimakan oleh bakteri dalamwaktu 3 hari.
_ Berarti volume air buangan dihitung waktu 3 hari, jadi banyaknya air buangan yang harus
ditampung oleh bak septictank = 10 x 25 x 3 = 750 l.
_ Dipakai ukuran luas bak = 1,20 x 0,80= 0,96 m2 tinggi air diambil = 1 m, jadi volume air
yang dapat ditampung= 0,96 x 1= 0,96 m3 960 l> 750 l.
Pusat
Pengembangan
Bahan
Ajar
UMB
Ir.Drs.Bochari,MMMENGGAMBAR
REKAYASA
_ Untuk ruang hawa diambil tinggi 1/3 tinggi airnya = 1/3 x 1 m= 0,35 m,
_ Jadi volume total septictank= (tinggi air + tinggi ruang hawa) x luas bak =
1,35 m x 0,96 m2= 1,296 m3 ~ 1,3 m3
51
52