Professional Documents
Culture Documents
Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut.
3.
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi.
Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
Riwayat dan perawalan anemia.
Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringan.
Riwayat keluarga
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit
kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi
seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu
dikumpulkan.
6.
Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada
keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh
untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk
menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
c.
Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit.
Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara
napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari
suara napas abdominal.
d.
Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6C. Peningkatan suhu menandakan
terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan
vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi
pada tungkai, vulva, dan rektum.
b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika
dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas
tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah
memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada
kehamilan.
3.
Sistem Muskuloskeletal
a.
Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
b.
c.
Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
d.
Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur
jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus
dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan keakuratannya.
Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
4.
Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan
refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya
komplikasi kehamilan.
5.
Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma
gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat.
Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
6. Sistem GI
a. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari
ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen
yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke
dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang
memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu
untuk melakukan perawatan gigi.
b. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk
ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita
diare.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Rencana Intervensi
1. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat,
perubahan kimia tubuh, dan peningkatan kebutuhan energi untuk
melakukan aktifitas
Tujuan
: dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan
pasien tidak mengalami keletihan/keletihan berkurang
KH :
1. Mengidentifikasi dasar yang mengakibatkan kelekahan dan area kontrol
individu
2. Memodifikasi gaya hidup untuk memenuhi perubahan kebutuhan/tingkat
energy
3. Melaporkan adanya peningkatan energy
INTERVENSI
RASIONAL
malam 8 jam.
2.
Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
nafsu makan, mual/muntah, keuangan yang tidak mencukupi, tidak mengenal
peningkatan metabolik/nutrisi.
Tujuan
: Dalam waktu 3 x 24 jam setelah dilakukan tindakan keperawatan,
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
KH :
1.
Menjelaskan komponen diit seimbang prenatal.
2.
Memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral dan besi
3.
Mengikuti diet yang dianjurkan
4.
Mengkonsumsi vitamin/suplemen zat besi, Menunjukan penambahan berat
badan yang sesuai(minimal 1,5 kg pada akhir trimester pertama)
INTERVENSI
Tentukan keadekuatan kebiasaan
asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam.
RASIONAL
Kesejateraan janin-ibu tergantung pada
nutrisi ibu selama kehamilan
INTERVENSI
RASIONAL
Tentukan frekwensi/beratnya
mual/muntah
A. PENGKAJIAN
1. ANAMNESA
Umur kehamilan antara 16 24 minggu ( 4 6 bulan ) , keluhan mual
muntah dan pusing kepala sudah tidak ada. Gerakan janin untuk pertama kalinya
mulai dirasakan.
2. PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS
- PERUBAHAN FISIK PADA IBU HAMIL
Pada kehamilan trimester II ini mengalami perubahan seluruh sistem tubuh
baik secara anatomis maupun fisiologis dari keadaan tidak hamil ke keaadan
hamil yang disebut fisiologi maternal.
SISTEM REPRODUKSI
Uterus
Melalui pemeriksaan Leopold I
Usia 16 minggu
Berbentuk bulat, kavum uteri diisi oleh ruang amnion yang berisi janin, dan tinggi
fundus uteri kira kira terletak diantara simfisis dan pusat
Usia 20 minggu
Tinggi fundus uteri kira kira 3 jari diatas pusat
Usia 24 minggu
Tinggi fundus uteri kira kira tepat setinggi pusat
Vagina
Meningkatnya kongesti vaskular organ vagina dan pelvik menyebabkan
peningkatan sensitifitas yang sangat berarti. Jadi antara bulan ke-4 dan ke-7
kehamilan memungkinkan tingginya derajat rangsangan seksual.
SISTEM INTEGUMEN
Payudara
Kelenjar tiroid
Sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan
oleh ibu.
Minggu 24 ( bulan 6 )
Sama dengan pada minggu ke 20, tetapi pergerakan semakin kuat dirasakan oleh
ibu.
SISTEM SIRKULASI
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Otot otot jantung berkembang dengan sempurna, darah dibentuk aktif dalam
limpa.
Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Pembentukan darah meningkat dalam sumsum tulang dan menurun dalam hepar.
SISTEM GASTROINTESTINAL
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Terdapat mekonium pada usus, beberapa enzim disekresi, anus terbuka.
Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat dikenali
SISTEM PERNAPASAN
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Serabut serabut elastik terbentuk di paru paru, terlihat brokioles terminal dan
respiratorius.
Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Lubang hidung terbuka kembali
Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti pernafasan mulai terlihat,
terlihat lesitin dalam cairan amnion.
SISTEM RENALIS
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang pas.
SISTEM PERSARAFAN
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Lobus lobus serebral mulai terlihat, serebelum memperlihatkan beberapa
tonjolan.
Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi mielinisasi korda, medula
spinalis berakhir pada tingkat S 1
Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi neuronal pada korteks serebri
berakhir.
ORGAN ORGAN PENGINDRA
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Organ organ pengindra mengalami perbedaan secara umum
Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Hidung dan telinga mengalami osifikasi
SISTEM GENITALIS
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Testis dalam posisi siap mengalami desenden ke dalam skrotum, vagina terbuka
Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke skrotum.
- PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan. Tubuh wanita telah
terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi, morning sickness telah hilang, ia
telah menerima kehamilannya dan ia menggunakan pikiran dan energinya lebih
konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan
dengan ukurannya. Selama trimester ini terjadi quickening. Quickening adalah
pola
pernafasan
berhubungan
dengan
pergeseran
Intervensi :
Mandiri
1. Tinjau ulang / kaji sikap terhadap kehamilan perubahan bentuk tubuh, dsb.
R : Pada trimester kedua perubahan bentuk tubuh telah tampak. Respon negatif
dapat terjadi pada klien / pasangan yang memiliki konsep diri yang rapuh,
didasarkan pada penampilan fisik. Efek efek yang tampak lainnya dari hormon
hormon pranatal seperti kloasma, striae gravidarum, telangiektasis (spider
vaskular), eritema palmar, jerawat, dan hirsutisme dapat memperberat perubahan
emosi klien. Perubahan ini dapat mempengaruhi bagaimana menghadapi
perubahan yang terjadi.
2. Diskusikan perubahan aspek fisiologis dan responb klien terhadap perubahan.
Berikan informasi tentang kenormalan perubahan.
R : Individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang terjadi. Informasi
dapat membantu klien memahami / menerimja apa yang terjadi.
3. Anjurkan gaya dan sumber sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil.
R : Situasi individu menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan
menungkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivita yang
menyenangkan.
4. Diskusikan metode perawatan kulit dan berhias (untuk meminimalkan /
menyembunyikan area kulit yang menjadi gelap), menggunakan kaos kaki
penyokong, pemeliharaan postur dan program latihan sedang.
R : Belajar dan ikut untuk melihat dan merasa lebih baik mungkin membantu
untuk mempertahankan perasaan positif tentang diri. Aturan latihan perinatal yang
bukan latihan ketahanan cenderung memperpendek persalinan, meningkatkan
kemungkinan kelahiran vaginal spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap
argumentasi oksitosin.
Kolaborasi
1. Rujuk pada sumber sumber lain seperti konseling dan / atau kelas kelas
pendidikan kelahuiran anak dan menjadi orang tua.
R : Mungkin membantu dalam memberikan dukungan tambahan selama periode
perubahan ini; mengidentifikasi mode model peran.
5. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load (penurunan
aliran balik vena), hipertrofi ventrikel.
Kriteria Hasil
- Klien tetap normotensif selama perjalanan pranatal.
- Klien mampu bebas dari edema patologis dan tanda tanda HAK.
- Klien mengidentifikasi cara cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah
kardiovaskuler.
Intervensi :
1. Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan abnormal, tanda
tanda, dan gejala gejala (Rujuk pada MK ; Kondisi jantung).
R : Selama trimester kedua, hipertrofi ventrikel jantung menjamin peningkatan
curah jantung, yang memuncak pada gestasi minggu ke 25 27 untuk memenuhi
oksigen dan kebutuhan nutrien ibu / janin. Noramlnya, sistem kardivaskular
mengkompensasi peningkatan curah jantung dengan dilatasi penbuluh darah, yang
menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan pembacaan tekanan sistolik
kira kira 8 mmHg saat tekanan diastolik menurun kira kira 12 mmHg.
Peningkatan cairan, stres dan / atau masalah jantung sebelumnya, dapat
membahayakan sistem.
2. Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya / potensial masalah jantung / ginjal /
diabetik.
R : Klien ini menghadapi resiko paling tinggi terhadap masalah jantung selama
trimester kedua, bila curah jantung memuncak.
3. Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan sistolik lebih
dari 30 mmHg dan diastolik lebih dari 15 mmHg.
R : Peningkatan TD dapat menunjukkan HAK, khususnya pada klien dengan
penyakit jantung / ginjal, diabetes, atau adanya kehamilan multiple atau mola
hidatidosa.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA
1. Definisi
Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga
masa kehamilan terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan
ketujuh sampai sembilan bulan (28-40 minggu) (Farrer, 2001). Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Prawirohardjo, 2002).
2. Perubahan Fisiologis pada Trimester III
Pada trimester ketiga terjadi beberapa perubahan pada tubuh ibu, yaitu :
a. UTERUS
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000
gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding
2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah
alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat.
Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong
seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan
sangat penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah
wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit
seperti mola hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari
diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada
kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara jarak pusat dan
prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak
kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhanjanin
normal, maka tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu adalah 25
cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm.
Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-
kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala
janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.
b. SERVIKS UTERI
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas
kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai
spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti
tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin
kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak
menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu
diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa
hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar,
sehingga dapat mengganggu kehamilan.Kelenjar-kelenjar di serviks akan
berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadangkadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih
merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron.
Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.
c. VAGINA DAN VULVA
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami
perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula
tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak
livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar.
Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat
genetalia tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan
atau persalinan maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat
mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina
mulai meningkat dan lebih kental.
d. MAMMAE
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini
berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
e. SIRKULASI DARAIH
Volume darah akan bertambah banyak 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit
secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah.
Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi 120 g/L. Pada
minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita yang tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih
meningkat ( 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah
jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi
frekuensi denyut jantung meningkat 15%. Setelah kehamilan lebih dari
30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan
lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat
tingginya tekanan darah vena yang kembali dari utrerus dan akibat
tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan
varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada
wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa
meningkat hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke36. Peningkatan aliran darah pada kulit disebabkanoleh vasodilatasi
ferifer. Hal ini menerangkan mengapa wanita merasa panas mudah
berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.
f. SISTEM RESPIRASI
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil
bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan
ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut,
kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali
pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi
wanita yang memperhatikan penampilan badannya.
g. TRAKTUS DIGESTIFUS
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi
cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus
bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi reguritasi isi lambung yang
menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung
berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus
relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan
absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi,
yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
h. TRAKTUS URINARIUS
terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesaar dan
ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu
lama. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada
persiapan dan persepsi ibu terhadap kehamilan ini (Hamilton,1995).
Pada periode ini, kecemasan-kecemasan menghadapi persalinan akan
muncul dan mulai dirasakan. Bayangan-bayangan negatif mulai menghantui,
misalnya Apakah ia bisa melahirkan normal ? Bagaimanan cara mengejan ?
Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan dirinya pada saat melahirkan ? Apakah
bayinya akan lahir normal?. Sementara itu sang suami hendaknya
memberikan dukungan yang lebih kepada istrinya. Jika kehamilan ini bukan
yang yang pertama kali sang suami dapat melakukan pendekatan terhadap
kakak-kakak si bayi agar tidak tergantung kepada ibu sepenuhnya. Dengan
demikian, ibu tidak akan merasa khawatir dan memikirkan kondisi putraputrinya setelah melahirkan.
Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa
aman pada ibu dan dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan,
misalnya dengan latihan senam bersama-sama, menemani saat kontrol
kehamilan, dan membantu ibu dalam memenuhi segala kebutuhannya.
Dengan cara ini akan muncul rasa percaya diri ibu sehingga memiliki mental
yang kuat untuk menghadapi persalinan. Selain dari suami dukungan dari
keluarga juga sangat berarti (Hulliana,2001).
Tanda subjektif
a. Fatigue
untuk
perasaan
sesudah
Tanda objektif
34-38 minggu
Sebelum kelahiran
dalam esophagus.
b. Kontaraksi braxton-hick.
c. Fundus terletak diantara
umbilikus dan xipoid
Minggu 37 40
Perkembangan janin
a. Lemak sub kutan disimpan.
b. Jika janin lahir saat ini dengan paru-paru imatur,
respiratory distress syndroma (rsd) dapat terjadi.
a. Berat janin menetap.
b. Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala.
c. Kuku jari tumbuh.
d. Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir
dalam minggu-minggu ini.
a. Lemak sub kutan tetap dibentuk dan disekeliling janin
menjadi menggumpal.
b. Kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan
melampaui ujung jari tangan dan kaki.
c. Testis turun ke arah scrotum.
d. Tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari
bagian tubuh.
6. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Data Subjektif
Terdiri dari Biodata Pasien dan Penanggung Jawab, Keluhan dan Alasan
Datang, Riwayat Kesehatan ( Dahulu, Sekarang dan Keluarga), Riwayat
nafas
berhubungan
dengan
pergeseran
tentang
kondisi
saat
ini,
Intervensi
Rasional
Berikan
informasi
tentang
perubahan
perkemihan
sehubungan dengan trimester
ketiga.
2.
anjukan klien untuk melakukan Meningkatkan perfusi ginjal.
posisi
miring
saat
tidur.
Perhatikan
keluhan-keluhan
nokturia.
3.
Anjurkan
klien
untuk Posisi ini memungkinkan terjadinya
menghindari posisi tegak dalam sindrom vena kava dan menurunkan
aliran vena.
4.
5.
6.
Tes urin midstream
memeriksa albumin
Dapat
mengidentifikasi
spasme
glomerulus
atau
penurunan
perfusi
untuk
ginjal berkenaan dengan hipertensi
akibat kehamilan
Merupakan
data
dasar
dalam
menentukan intervensi selanjutnya.
2.
3.
4.
tidur Posisi
semi
fowler
dapat
mengefektifkan expansi paru dan
mengurangi sesak.
3) Ketidaknyamanan
berhubungan
dengan
perubahan
fisik
pengaruh
hormonal
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien merasa nyaman
Kriteria hasil : klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat
untuk mengurangi ketidaknyamanan, melaporkan ketidaknyamanan dapat
diminimalkan/ atau dikontrol dan mencari pertolongan medis dengan tepat.
No
1.
2.
3.
Intervensi
Rasional
Kaji
secara
terus-menerus Data dasar terbaru untuk merencanakan
ketidaknyamanan klien dan perawatan.
metoda untuk mengatasinya.
Kaji satatus pernapasan klien.
Penurunan kapasitas pernapasan saat
uterus menekan diafragma, mengakibatkan
dispnea.
Perhatikan
adanya
keluhan Lordosis dan regangan otot disebabkan
ketegangan pada punggung dan oleh
pengaruh
hormon
(relaksin,
perubahan cara jalan. Anjurkan progesteron) pada sambungan pelvis dan
penggunaan sepatu hak rendah, perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan
latihan
pelvicrock,
girdle perbesaran uterus. Intervensi multipel
maternitas, penggunaan kompres biasanya membantu untuk menghilangkan
panas, sentuhan terapeutik atau ketidaknyamanan.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
stimulasi
saraf
elektrikal
transkutan dengan tepat.
Perhatikan adanya kram pada
kaki. Anjurkan klien untuk
meluruskan
kaki
dan
mengangkat telapak kaki bagian
dalam keposisi dorsofleksi,
menurunkan masukan susu,
sering mengganti posisi, dan
menghindari berdiri atau duduk
lama.
Kaji ada atau tidak adanya
frekuensi kontraksi braxton
Hick.
Berikan
informasi
mengenai fisiologi aktifitas
uterus.
Perhatikan keluhan aktifitas
BAK dan tekanan pada kandung
kemih.
Kaji adanya konstipasi dan
hemoroid.
Kaji adanya pirosis (nyeri ulu
hati). Tinjau pembatasan diet.
Perhatikan adanya leukorea dan
pruritus. Anjurkan klien untuk
sering mandi, menggunakan
celana dalam katun, pakaian
longgar dan menghindari duduk
untuk waktu yang lama.
Berikan
suplemen
kalsium
dengan
tepat.
Anjurkan
penggunaan
jel
aluminium
hidroksida sesuai kebutuhan.
Kontraksi
ini
dapat
menciptakan
ketidaknyamanan pada multigrafida pada
trimester kedua. Primigrafida biasanya
tidak mengalami ketidaknyamanan ini
sampai trimester akhir.
pembesaran uterus trimester ketiga
menurunkan kapasitas kandung kemih,
mengakibatkan sering berkemih.
peningkatan pemindahan posisi uterus
memperberat masalah eliminasi.
Masalah sering terjadi pada trimester
kedua dan dapat berlanjut, khususnya bila
diet tidak dimodifikasi.
Saat kadar estrogen tinggi, sekresi
kelenjar servikal menghasilkan media
asam yang mendorong proliferasi
organisme.
Penambahan produk susu bila intoleransi
dapat menjadi masalah. Jeli dapat
menurunkan
kadar
fosfor
dan
memperbaiki ketidak seimbangan kalsiumfosfor.
2.
3.
4.
5.
6.
Intervensi
Rasional
Tinjau
ulang
kebutuhan Membantu mengidentifikasi kebutuhan
perubahan
tidur
normal untuk menetapkan pola tidur yang berbeda.
berkenaan dengan kehamilan.
Tentukan pola tidur saat ini.
Evaluasi tingkat kelelahan.
Peningkatan retensi cairan, penambzahan
berat badan, dan pertumbuhan janin,
semua memperberat perasaan lelah,
khususnya pada multipara.
Kaji terhadap kejadian insomnia Ansietas yang berlebihan, kegembiraan,
dan respons klien terhadap ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan
penurunan tidur. Anjurkan alat aktifitas janin dapat mempersulit tidur.
bantu untuk tidur, seperti teknik
relaksasi, membaca, mandi air
hangat,dan penurunan aktifitas
sebelum istirahat.
Perhatikan keuslitan bernafas Pada posisi rekumben, pembesaran
karena posisi. Anjurkan tidur uterusserta organ abdomen menekan
pada posisi semi fowler.
diafragma, sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi semifowler
memugnkinkan
diafragma
menurun,
membantu mengembangkanekspansi paru
optimal.
Dapatkan sel darah merah Anemia dan penurunan kadar Hb/SDM,
(SDM) dan kadar Hb.
mengakibatkan penurunan oksigenasi
jaringan serta mempengaruhi perasaan
letih berlebihan.
Rujuk klien untuk konseling bila mungkin perlu bagi klien menghadapi
kurang tidur atau kelelahan perubahan
siklus
tidur-terjaga,
mempengaruhi
aktifitas mengidentifikasi prioritas yang tepat dan
kehidupan sehari-hari
memodifikasi komitmen