You are on page 1of 35

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA


A. Pengkajian
a) Pengkajian
1.
Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang.
Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
a) Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d) Jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e) Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f) Komplikasi pada bayi.
g) Rencana menyusui bayi.
2.

Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut.
3.

Riwayat Penyakit dan Operasi


Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya
penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus
didokumentasikan.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi.
Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
Riwayat dan perawalan anemia.
Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringan.

i. Merokok (Jumlah batang per hari).


j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko
terinfeksi toxoplasma.
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
5.

Riwayat keluarga
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit
kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi
seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu
dikumpulkan.
6.

Riwayat kesehatan pasangan


Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan
seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk
menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan
berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah
penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat
terjadi.
b) Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda Vital
a.
Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi
akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur
pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu
dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
b.

Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada
keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh
untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk
menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.

c.

Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit.
Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara

napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari
suara napas abdominal.
d.
Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6C. Peningkatan suhu menandakan
terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan
vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi
pada tungkai, vulva, dan rektum.
b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika
dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas
tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah
memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada
kehamilan.
3.

Sistem Muskuloskeletal

a.

Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
b.

Tinggi dan berat badan


Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat
menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum
konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko
melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum
konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi
pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.

c.

Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.

d.

Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur
jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus
dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan keakuratannya.
Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
4.

Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan
refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya
komplikasi kehamilan.
5.

Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma
gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat.
Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
6. Sistem GI
a. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari
ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen
yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke
dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang
memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu
untuk melakukan perawatan gigi.
b. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk
ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita
diare.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat,


perubahan kimia tubuh, dan peningkatan kebutuhan energi untuk
melakukan aktifitas
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual/muntah, keuangan yang tidak mencukupi,
tidak mengenal peningkatan metabolik/nutrisi.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah
secara berlebihan
4. Resiko ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan
pengaruh hormonal, yang ditandai oleh pengungkapan kegelisan dan
perubahan tonus otot.
5. Resiko terjadinya cedera pada janin berhubungan dengan malnutrisi ibu,
pemajanan pada teratogen/agen infeksisus, adanya kelaian genetic
6. Resiko terjadi konstipasi berhubungan dengan relaksasi otot halus,
peningkatan absorbsi air, hemoroid dan mengkonsumsi suplemen zat Fe.
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi tentang perubahan
biofisik, psikososial, budaya dan keyakinan spiritual.
8. Resiko terjadi infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis urinarius,
hygiene buruk dan keterbatasan pengetahuan.

C. Rencana Intervensi
1. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat,
perubahan kimia tubuh, dan peningkatan kebutuhan energi untuk
melakukan aktifitas
Tujuan
: dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan
pasien tidak mengalami keletihan/keletihan berkurang
KH :
1. Mengidentifikasi dasar yang mengakibatkan kelekahan dan area kontrol
individu
2. Memodifikasi gaya hidup untuk memenuhi perubahan kebutuhan/tingkat
energy
3. Melaporkan adanya peningkatan energy

INTERVENSI

RASIONAL

Anjurkan tidur siang 1 2 jam dan tidur

Untuk memenuhi kebutuhaan metabolik

malam 8 jam.

yang berkenan dengan pertumbuhan


jaringan ibu/janin.

Tentukan siklus tidur bangun yang normal


Membantu menyusun prioritas yang
dan komitmen terhadap pekerjaan, keluarga, realistic dan waktu untuk menguji
komunitas dan diri sendiri.
komitmen. Klien perlu membuat penilaian
seperti perubahan shift kerja untuk
mengatasi mual pagi hari atau istirahat
yang banyak dsb.
Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zat Fe
dalam tubuh, anjurkan mengkonsumsi zat
Fe sesuai indikasi.

Kadar Hb rendah, mengakibatkan kelelahan


lebih besar karena penurunan jumlah
pembawa oksigen.

2.
Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
nafsu makan, mual/muntah, keuangan yang tidak mencukupi, tidak mengenal
peningkatan metabolik/nutrisi.
Tujuan
: Dalam waktu 3 x 24 jam setelah dilakukan tindakan keperawatan,
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
KH :
1.
Menjelaskan komponen diit seimbang prenatal.
2.
Memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral dan besi
3.
Mengikuti diet yang dianjurkan
4.
Mengkonsumsi vitamin/suplemen zat besi, Menunjukan penambahan berat
badan yang sesuai(minimal 1,5 kg pada akhir trimester pertama)

INTERVENSI
Tentukan keadekuatan kebiasaan
asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam.

RASIONAL
Kesejateraan janin-ibu tergantung pada
nutrisi ibu selama kehamilan

Dapatkan riwayat kesehatan; catat usia


Remaja cenderung malnutrisi/anemia, dan
(kurang dari 17 tahun, lebih dari 35
lansia cenderung obesitas/diabetes
tahun).
gestasional.
Perhatikan adanya pika/ngidam. Kaji
pilihan bahan bukan makanan dan tingkat
motivasi untuk memakannya
Timbang BB klien; pastikan BB

Memakan bahan bukan makanan pada


kehamilan karena kebutuhan psikologis,
fenomena budaya, respon terhadap lapar dan
atau respon tubuh terhadap kebutuhan tubuh
Ketidakadekuatan penambahan BB

pregravid. Informasikan tentang


penambahan prenatal yang optimum

prenatal atau dibawah BB normal masa


kehamilan, meningkatkan resiko retardasi
pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin
dengan BBLR

3.Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah secara


berlebihan.
Tujuan
: dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan,
pasien tidak mengalami mual muntah
KH :
1.
Mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan frekwensi
mual/muntah
2.
Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setip hari
3.
Mengidentifikasi tanda dan gejalah dehidrasi

INTERVENSI

RASIONAL

Tentukan frekwensi/beratnya
mual/muntah

Memberikan data yang berkenaan dengan


semua kondisi fisik, peningkatan HCG,
perubahan metabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastric memperberat
mual/muntah

Anjurkan klien mempertahan kan


input/output, tes urine dan penurunan BB
setiap hari.

Membantu menetukan hiperemesis


grafidarum. Pada awalnya muntah dapat
mengakibatkan alkalosis, dehidrasi dan
ketidak seimbangan elektrolit. Muntah dapat
menyebabkan asidosis dan memerlukan
intervensi lanjut.

Anjurkan peningkatan masukan


minuman berkarbonat, makan 6 x sehari
dengan tinggi karbohidrat dan jumlahnya
sedikit.

Membantu mengatasi mual/muntah dan


menurunkan keasaman lambung.

Kaji suhu dan perubahan kulit,


Indikator dalam membantu mengevaluasi
membran mukosa, tensi, BJ urine dan
kebutuhan hidrasi
output/input.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER KEDUA

A. PENGKAJIAN
1. ANAMNESA
Umur kehamilan antara 16 24 minggu ( 4 6 bulan ) , keluhan mual
muntah dan pusing kepala sudah tidak ada. Gerakan janin untuk pertama kalinya
mulai dirasakan.
2. PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS
- PERUBAHAN FISIK PADA IBU HAMIL
Pada kehamilan trimester II ini mengalami perubahan seluruh sistem tubuh
baik secara anatomis maupun fisiologis dari keadaan tidak hamil ke keaadan
hamil yang disebut fisiologi maternal.
SISTEM REPRODUKSI
Uterus
Melalui pemeriksaan Leopold I
Usia 16 minggu
Berbentuk bulat, kavum uteri diisi oleh ruang amnion yang berisi janin, dan tinggi
fundus uteri kira kira terletak diantara simfisis dan pusat
Usia 20 minggu
Tinggi fundus uteri kira kira 3 jari diatas pusat
Usia 24 minggu
Tinggi fundus uteri kira kira tepat setinggi pusat
Vagina
Meningkatnya kongesti vaskular organ vagina dan pelvik menyebabkan
peningkatan sensitifitas yang sangat berarti. Jadi antara bulan ke-4 dan ke-7
kehamilan memungkinkan tingginya derajat rangsangan seksual.
SISTEM INTEGUMEN

Payudara

Adanya rasa kesemutan


Adanya nyeri tekan
Membesar secara bertahap karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar
dan suplai darah
Puting susu lebih menonjol dan mengeras
Areola tumbuh lebih gelap
Kelenjar kelenjar Montgomery menonjol keluar
Kulit
Stiae gravidarum
Yaitu tanda regangan yang dibentuk akibat serabut serabut elastik dari lapisan
kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal
Pigmentasi
Mengalami pengumpulan pigmen sementara di tiga area yaitu linea nigra ( garis
gelap mengikuti midline abdomen ), cholasma ( topeng kehamilan yang terlihat
seperti bintik bintik hitam pada wajah ), dan areola.
Perspirasi dan sekresi kelenjar lemak
Kelenjar sebasea atau keringat menjadi lebih aktif. Akibatnya mungkin
mengalami gangguan bau badan, banyak mengeluarkan keringat, dan berminyak.
SISTEM ENDOKRIN
Ovarium dan plasenta
Korpus luteum mulai mnghasilkan estrogen dan progesteron dan setelah plasenta
terbentuk menjadi sumber utama kedua hormon. Plasenta membentuk steroid,
human chorionic gonadotropin ( HCG ), Human Placenta Lactgogen ( HPL ) atau
Human Chorionic Somatomammothropin ( HCS ), dan Human Chorionic
Thyrotropin ( HCT ).

Kelenjar tiroid

Metabolic rate meningkat hampir 20 % karena oksigen yang digunakan


lebih banyak. Kelenjar ini ukurannya meningkat kqarena pertumbuhan sel sel
acinar, tetapi jumlah hormon tiroksin yang dihasilkan tetap sama
Kelenjar paratiroid
Ukurannya meningkat karena kebutuhan kalsium semakin besar. Karena
hormon ini untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, jadi tanpa
hormon ini metabolisme tulang dan otot terganggu.
Pankreas
Sel selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat.
Kelenjar pituitari
Pada lobus anterior mengalami sedikit pembesaran dan terus menghasilkan
semua hormon tropik, tetapi dengan jumlah yang sedikit berbeda. FSH ditekan
oleh HCG. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik
meningkat. Pembentukan prolaktin meningkat.
Kelenjar adrenal
Ukuran bagian kortikal yang membentuk kortin meningkat. Tetapi ukuran
atau fungsi bagian medula tetap.
SISTEM KARDIOVASKULER
Terjadi peningkatan volume darah sekitar 30 % - 50% diatas tingkat biasanya
karena adanya retensi garam dan air yang disebabkan sekresi aldosteron dari
adrenal oleh esterogen.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Gigi, tulang, persendian
Membutuhkan kira-kira sepertiga lebih banyak kalsium dan fosfor
Saliva yang asam pada saat hamil membantu aktifitas penghancuran bakteri

email yang menyebabkan karies.


Sendi pelvik sedikit dapat bergerak
Terjadi penambahan berat badan sehingga bahu lebih tertarik kebelakang dan
tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur.
- PERKEMBANGAN JANIN
PENAMPAKAN EKSTERNAL
Minggu 16 ( bulan 4 )
Kepala masih dominan, wajah terlihat seperti manusia, mata telinga dan hidung
terlihat khas , perbandingan tangan dan kaki sesuai, tumbuh rambut kulit kepala,
terlihat aktifitas motorik.
Minggu 20 ( bulan 5 )
Terlihat vernik kaseosa, terlihat laguno, kaki memanjang dengan sesuai, terlihat
kelenjar sebasea.
Minggu 24 ( bulan 6 )
Tubuh terbaring tetapi dengan proporsi yang sempurna, kulit kemerahan dan
keriput, trlihat vernik kaseosa, terbentuk kelenjar keringat.
PENGUKURAN MAHKOTA KE PANTAT ( CM )
Minggu 16 ( bulan 4 )
11,5 -13,5
Minggu 20 ( bulan 5 )
16 18,5
Minggu 24 ( bulan 6 )
23
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Minggu 16 ( bulan 4 )
Sebagaian tulang dapat terlihat dengan jelas di seluruh tubuh, terlihat kavitas
persendian,pergerakan otot sudah dapat terdeteksi.
Minggu 20 ( bulan 5 )

Sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan
oleh ibu.
Minggu 24 ( bulan 6 )
Sama dengan pada minggu ke 20, tetapi pergerakan semakin kuat dirasakan oleh
ibu.
SISTEM SIRKULASI
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Otot otot jantung berkembang dengan sempurna, darah dibentuk aktif dalam
limpa.
Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Pembentukan darah meningkat dalam sumsum tulang dan menurun dalam hepar.
SISTEM GASTROINTESTINAL
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Terdapat mekonium pada usus, beberapa enzim disekresi, anus terbuka.
Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat dikenali
SISTEM PERNAPASAN
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Serabut serabut elastik terbentuk di paru paru, terlihat brokioles terminal dan
respiratorius.
Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Lubang hidung terbuka kembali
Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti pernafasan mulai terlihat,
terlihat lesitin dalam cairan amnion.

SISTEM RENALIS

Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang pas.
SISTEM PERSARAFAN
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Lobus lobus serebral mulai terlihat, serebelum memperlihatkan beberapa
tonjolan.
Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi mielinisasi korda, medula
spinalis berakhir pada tingkat S 1
Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi neuronal pada korteks serebri
berakhir.
ORGAN ORGAN PENGINDRA
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Organ organ pengindra mengalami perbedaan secara umum
Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Hidung dan telinga mengalami osifikasi
SISTEM GENITALIS
Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Testis dalam posisi siap mengalami desenden ke dalam skrotum, vagina terbuka
Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke skrotum.
- PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan. Tubuh wanita telah
terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi, morning sickness telah hilang, ia
telah menerima kehamilannya dan ia menggunakan pikiran dan energinya lebih
konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan
dengan ukurannya. Selama trimester ini terjadi quickening. Quickening adalah

istilah yang berarti perasaan pertama adanya kehidupan . Pengalaman tersebut


menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru, dan hal ini sering
menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang besar.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan
perepsi perubahan biofisik, respon, orang lain.
2. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran
diafragma karena pembesaran uterus.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kemajuan alamiah dari
kehamilan.
4. Resiko tinggi cidera terhadap janin yang berhubungan dengan masalah
kesehatan ibu, pemajanan pada teratogen / agen infeksi.
5. Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load (penurunan
aliran balik vena), hipertrofi ventrikel.
6. Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan
perubahan mekanisme regulator, retensi natrium / air.
7. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh,
efek efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit.
8. Resiko tinggi terhadap koping individual berhubungan dengan krisis
situasi dan maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis.
9. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai
perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan :
Ketidakefektifan

pola

pernafasan

berhubungan

dengan

diafragma karena pembesaran uterus.


Kriteria Hasil :
- Klien melaporkan penurunan frekuensi atau beratnya keluhan.

pergeseran

- Klien mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan.


Intervensi :
1. Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan tenaga, kelelahan).
R : Menentukan luas atau beratnya masalah, yang terjadi pada kira kira 60%
klien pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernafasan diubah saat
kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran
uterus.
2. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi atau ada sebelumnya
(misalnya alergi, einitis, asma, masalah sinus,tuberkulosis).
R : Masalah lain dapat terus mengubnah pola pernafasan dan menurunkan
oksigenasi jaringan ibu atau janin.
3. Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya masukan vitamin
atau fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali pada klien dengan anemia sel sabit).
R : Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 32 mengencerkan
kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas
pembawa oksigen. (Catatan : zat besi dapat dikontraindikasikan untuk anemia sel
sabit).
4. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernafasan dan program
aktivitas / latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk
melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan,seperti berjalan.
R : Menurunkan kemungkinan gejala gejala pernafasan yang disebabkan oleh
kelebihan.
5. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah,
misalnya : postur yang baik, menghindari yang buruk, makan sedikit tetapi sering
dengan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R : Postur yang baik dan makan sedikit tetapi sering membantu memaksimalkan
penurunan diafragmatik, meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru.
Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu janin. Pengubahan
posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paryu sesuai penurunan uterus gravid.
2. Diagnosa Keperawatan

Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kemajuan alamiah dari


kehamilan berhubungan dengan terus membutuhkan informasi sesuai
perubahan trimester kedua yang dialami.
Kriteria Hasil :
- Klien mampu mengungkapkan atau mendemonstrasikan perilaku perawatan diri
yang meningkatkan kesejahteraan.
- Klien mampu bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatannya sendiri.
- Klien mampu mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan
mencegah faktor resiko.
- Klien mampu mengidentifikasi tanda tanda bahaya / mencari perawatan medis
dengan tepat.
Intervensi :
1. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimester kedua.
R : Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi, tanpa memperhatikan
apakah perubahan diharapkan atau tidak.
2. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan sesuai pedeoman pada MK : trimester
pertama, DK : Akurang pengetahuan (kebutuhan belajar).
R : Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat
sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.
3. Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap fero sulfat dan asam folat
R : Fero sulfat asam folat membantu mempertahankan kadar Hb normal.
Defisiensi asam folat memperberat anemia megaloblastik, kemungkinan abrupsi
plasenta, aborsi dan malformasi janin (catatan : klien dengan anemia sel sabit
memerlukan peningkatan asam folat selama dan setelah episode krisis).
4. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu (misalnya aborsi spontan,
hipoksia yang berhubungan dengan asma atau tuberkulosis, penyakit jantung,
hipertensi akibat kehamilan (HAK), kelainan ginjal, anemia, diabetes melitus
gestasional (DMG), penyakit hubungan seksual (PHS). Tinjau ulang tanda tanda
bahaya dan tindakan yang tepat.
R : Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang potensial situasi
resiko tinggi yang memerlukan pemantauan lebih ketat dan intervensi.

5. Diskusikan adanya obat obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol


atau mengatasi masalah medis.
R : Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus ditekankan
kepada kemungkinan efek berbahaya pada janin.
6. Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium khusus screaning
dan pemantauan ketat sesuai indikasi.
R : Kunjungan pra natal yang lebih sering mungkin diperlukan untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht dengan menggunakan
elektroforesis mendeteksi anemia khusus dan membantu dalam menentukan
penyebab. Skrining untuk DMG pada gestasi minggu ke 24 -26 atau pada gestasi
minggu ke 8,dan ke 32 pada klien resiko tinggi dapat mendeteksi terjadinya
hiperglikemia, dapat memerlukan tindakan dengan insulin dan / atau diet menurut
American Diabetes Association.
3. Diagnosa Keperawatan
Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai
perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera.
Kriteria Hasil :
- Klien mampu mendiskusikan masalah seksual.
- Klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang alasan yang mungkin untuk
diubah.
- Klien mampu mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi
kebutuhan individu.
- Klien mampu mengungkapkan kepuasan bersama atau konseling bila
dibutuhkan.
Intervensi :
Mandiri
1. Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus seksual yang normal.
R : Kepuasan seksual yang optimal untuk klien pranatal terjadi pada trimester
kedua karena vasokongesti pelvis / perineal meningkatkan kenikmatan orgasme.
Pria dapat mengalami berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan

hasrat pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan atau peningkatan


hasrat seksualnya sendiri dalam memberi rspon terhadap perubahan bentuk tubuh
pasangannya.
2. Tinjau ulang apa yang dirasakan dan didiskusikan kemungkinan pilihan dalam
peningkatan kontak fisik melalui berpelukan dan bercumbu daripada melakukan
koitus secara aktual.
R : Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang umum.
Meyakinkan dan memperhatikan bahwa hal tersebut normal dapat membantu
menghilangkan ansietas. Pilihan lain akan diterima dengan baik bila keduanya
dipuaskan.
3. Tinjau ulang perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam aktivitas seksual.
R : Membantu pasangan untuk mempertimbangkan / membuat pilihan.
4. Waspadai adanya indikasi kemungkinan kesulitan seksual atau perilaku yang
tidak sesuai dari pria.
R : Disini tampak frekuensi penyimpangan menjadei lebih tinggi (misalnya
perkosaan, inses, kejahatan kekerasan, dan perselingkuhan ekstramarital) bila
pasangan sedang hamil.
Kolaborasi
1. Rujuk pada perawat klinis spesialis / konseling sesuai indikasi.
R : Mungkin perlu bantuan tambahan untuk mengatasi masalah dasar, yang dapat
berkembang selama kehamilan atau mungkin sudah ada sebelumnya.
4. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan
persepsi perubahan biofisik,respon orang lain.
Kriteria Hasil :
- Klien mampumengungkapkan penerimaan / adaptasi bertyahap untuk mengubah
konsep diri / cityra tubuh.
- Klien mampu mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan
kepuasan penampilan keseluruhan, berpakaian dengan pakaian yang tepat dan
sepatu berhak rendah.

Intervensi :
Mandiri
1. Tinjau ulang / kaji sikap terhadap kehamilan perubahan bentuk tubuh, dsb.
R : Pada trimester kedua perubahan bentuk tubuh telah tampak. Respon negatif
dapat terjadi pada klien / pasangan yang memiliki konsep diri yang rapuh,
didasarkan pada penampilan fisik. Efek efek yang tampak lainnya dari hormon
hormon pranatal seperti kloasma, striae gravidarum, telangiektasis (spider
vaskular), eritema palmar, jerawat, dan hirsutisme dapat memperberat perubahan
emosi klien. Perubahan ini dapat mempengaruhi bagaimana menghadapi
perubahan yang terjadi.
2. Diskusikan perubahan aspek fisiologis dan responb klien terhadap perubahan.
Berikan informasi tentang kenormalan perubahan.
R : Individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang terjadi. Informasi
dapat membantu klien memahami / menerimja apa yang terjadi.
3. Anjurkan gaya dan sumber sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil.
R : Situasi individu menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan
menungkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivita yang
menyenangkan.
4. Diskusikan metode perawatan kulit dan berhias (untuk meminimalkan /
menyembunyikan area kulit yang menjadi gelap), menggunakan kaos kaki
penyokong, pemeliharaan postur dan program latihan sedang.
R : Belajar dan ikut untuk melihat dan merasa lebih baik mungkin membantu
untuk mempertahankan perasaan positif tentang diri. Aturan latihan perinatal yang
bukan latihan ketahanan cenderung memperpendek persalinan, meningkatkan
kemungkinan kelahiran vaginal spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap
argumentasi oksitosin.
Kolaborasi
1. Rujuk pada sumber sumber lain seperti konseling dan / atau kelas kelas
pendidikan kelahuiran anak dan menjadi orang tua.
R : Mungkin membantu dalam memberikan dukungan tambahan selama periode
perubahan ini; mengidentifikasi mode model peran.

5. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load (penurunan
aliran balik vena), hipertrofi ventrikel.
Kriteria Hasil
- Klien tetap normotensif selama perjalanan pranatal.
- Klien mampu bebas dari edema patologis dan tanda tanda HAK.
- Klien mengidentifikasi cara cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah
kardiovaskuler.
Intervensi :
1. Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan abnormal, tanda
tanda, dan gejala gejala (Rujuk pada MK ; Kondisi jantung).
R : Selama trimester kedua, hipertrofi ventrikel jantung menjamin peningkatan
curah jantung, yang memuncak pada gestasi minggu ke 25 27 untuk memenuhi
oksigen dan kebutuhan nutrien ibu / janin. Noramlnya, sistem kardivaskular
mengkompensasi peningkatan curah jantung dengan dilatasi penbuluh darah, yang
menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan pembacaan tekanan sistolik
kira kira 8 mmHg saat tekanan diastolik menurun kira kira 12 mmHg.
Peningkatan cairan, stres dan / atau masalah jantung sebelumnya, dapat
membahayakan sistem.
2. Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya / potensial masalah jantung / ginjal /
diabetik.
R : Klien ini menghadapi resiko paling tinggi terhadap masalah jantung selama
trimester kedua, bila curah jantung memuncak.
3. Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan sistolik lebih
dari 30 mmHg dan diastolik lebih dari 15 mmHg.
R : Peningkatan TD dapat menunjukkan HAK, khususnya pada klien dengan
penyakit jantung / ginjal, diabetes, atau adanya kehamilan multiple atau mola
hidatidosa.

4. Auskultasi bunnyi jantung; catat adanya murmur.


R : Murmur sistolik sering ringan dan mungkin diciptakan oleh peningkatan
volume, penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantungt, atau torsio
pembuluh darah besar. Namun murmur dapat menandakan terjadinya kerusakan.
5. Kaji adanya edema pergelangan kaki dan varises kaki, vulva, dan rektum.
Bedakan antara edema fisiologis dan yang potensial berbahaya.(Rujuk pada MK:
hipertensi akibat kehamilan, DK: kekurangan volume cairan (kehilangan aktif)).
R : Edema dependen dari ekstremitas bawah (edema fisiologis0 sering terjadi
karena status vena akibat vasodilatasi dari aktivitas progesteron, hirediter, retensi
kelebihan cairan, dan tekanan pada pembuluh darah pelvis. Ini meningkatkan
resiko pembentukan trombus vena. Edema wajah dan / atau ektremitas atas dapat
menandakan HAK.
6. Anjurkan klien untuk menghindari menyilangkan kaki, duduk, dan berdiri
dalam waktu lam; pasang kaos kaki penyokong sebelum bangun pada pagi hari ;
menggunakan pakaian yang longgar, tidak ketat, meninggikan kaki, panggul dan
vulva vertikel ke dinding tiga kali sehari selama 20 menit; dan membalikkan
telapak kaki ke atas dalam posisi dorsofleksi bila duduk atau berdiri selama
periode lama.
R : Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko terjadinya edema,
varises atau trombosis vena.
7. Kaki dorsofleksi untuk tes terhadap tanda Humans. Bila ada, rujuk pada dokter.
R : Tanda Humans positif dapat menunjukkan tromboflebitis.
8. Kaji adanya kelemahan. Anjurkan klien untuk menhindari perubahan posisi
dengan cepat.
R : Perubahan posisi cepat dapat mengakibatkan pusing saat darah terkumpul di
ekstremitas bawah, menurunkan volume sirkulasi.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA
1. Definisi
Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga
masa kehamilan terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan
ketujuh sampai sembilan bulan (28-40 minggu) (Farrer, 2001). Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Prawirohardjo, 2002).
2. Perubahan Fisiologis pada Trimester III
Pada trimester ketiga terjadi beberapa perubahan pada tubuh ibu, yaitu :
a. UTERUS
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000
gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding
2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah
alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat.
Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong
seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan
sangat penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah
wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit
seperti mola hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari
diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada
kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara jarak pusat dan
prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak
kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhanjanin
normal, maka tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu adalah 25
cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm.
Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-

kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala
janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.
b. SERVIKS UTERI
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas
kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai
spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti
tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin
kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak
menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu
diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa
hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar,
sehingga dapat mengganggu kehamilan.Kelenjar-kelenjar di serviks akan
berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadangkadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih
merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron.
Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.
c. VAGINA DAN VULVA
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami
perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula
tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak
livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar.

Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat
genetalia tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan
atau persalinan maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat
mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina
mulai meningkat dan lebih kental.
d. MAMMAE
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini
berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
e. SIRKULASI DARAIH
Volume darah akan bertambah banyak 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit
secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah.
Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi 120 g/L. Pada
minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita yang tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih
meningkat ( 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah
jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi
frekuensi denyut jantung meningkat 15%. Setelah kehamilan lebih dari
30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan
lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat
tingginya tekanan darah vena yang kembali dari utrerus dan akibat
tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan

varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada
wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa
meningkat hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke36. Peningkatan aliran darah pada kulit disebabkanoleh vasodilatasi
ferifer. Hal ini menerangkan mengapa wanita merasa panas mudah
berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.
f. SISTEM RESPIRASI
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil
bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan
ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut,
kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali
pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi
wanita yang memperhatikan penampilan badannya.
g. TRAKTUS DIGESTIFUS
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi
cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus
bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi reguritasi isi lambung yang
menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung
berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus
relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan
absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi,
yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
h. TRAKTUS URINARIUS

Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan


sering berkemih timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping
itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan
sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus
juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga
produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam
folik lebih banyak yang dikeluarkan.
i. SISTEM IMUN
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu
kadar IgG, IgA dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10
kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap
berada pada kadar ini, hingga aterm.
j. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophone
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini merupakan salah
satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadangkadang terdapat deposit pigmen dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal
sebagai kloasma gravidarum.
3. Perubahan psikologis ibu pada kehamilan trimester ketiga
Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak
nyaman dan ingin segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan oleh
persiapan-persiapan kebutuhan bayi. Selain itu akan disibukan pula oleh
pengontrolan kehamilan yang lebih ketat. Menjelang dua minggu kelahiran
banyinya, perasaan ibu sudah tidak sabar ingin melihat dan menyentuh
bayinya

(Hulliana,2001). Trimester ketiga ditandai dengan klimaks

kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin

terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesaar dan
ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu
lama. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada
persiapan dan persepsi ibu terhadap kehamilan ini (Hamilton,1995).
Pada periode ini, kecemasan-kecemasan menghadapi persalinan akan
muncul dan mulai dirasakan. Bayangan-bayangan negatif mulai menghantui,
misalnya Apakah ia bisa melahirkan normal ? Bagaimanan cara mengejan ?
Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan dirinya pada saat melahirkan ? Apakah
bayinya akan lahir normal?. Sementara itu sang suami hendaknya
memberikan dukungan yang lebih kepada istrinya. Jika kehamilan ini bukan
yang yang pertama kali sang suami dapat melakukan pendekatan terhadap
kakak-kakak si bayi agar tidak tergantung kepada ibu sepenuhnya. Dengan
demikian, ibu tidak akan merasa khawatir dan memikirkan kondisi putraputrinya setelah melahirkan.
Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa
aman pada ibu dan dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan,
misalnya dengan latihan senam bersama-sama, menemani saat kontrol
kehamilan, dan membantu ibu dalam memenuhi segala kebutuhannya.
Dengan cara ini akan muncul rasa percaya diri ibu sehingga memiliki mental
yang kuat untuk menghadapi persalinan. Selain dari suami dukungan dari
keluarga juga sangat berarti (Hulliana,2001).

4. Tanda Subjektif dan Objektif Kehamilan Trimester III


Usia kehamilan
29-33 minggu

Tanda subjektif
a. Fatigue
untuk
perasaan
sesudah

Tanda objektif

(perasaan lemah a. Rasa panas dalam perut


bekerja
hingga
disebabkan tekanan uterus,
letih yang berat
mild hiatus hernia dan
melakukan kerja
muntahan asam perut ke

34-38 minggu

Sebelum kelahiran

fisik dan mental).


b. Ansietas tentang masa
depan.
c. Mimpi buruk.
d. Penurunan keinginan
seksual karena
ketidaknyamanan fisik.
a. Sakit punggung, perubahan
gaya berjalan.
b. Ketidaksabaran
untuk
mengakhiri kehamilan.
c. Perasaan buaian tentang
masa
depan
yang
ambivalen.
a.Lightening atau tanda dini
dimulainya persalinan.
b.Sakit perut bagian bawah.

dalam esophagus.
b. Kontaraksi braxton-hick.
c. Fundus terletak diantara
umbilikus dan xipoid

a. Heartburn (pirosis, nyeri


dada).
b. Konstipasi.
c. Vena varikosa (varicose
veins).
d. Edema kaki.
e. Haemoroid (wasir).
Fundus
ada di bawah
diafragma sampai kepala
janin masuk kedalam rongga
panggul, kemudian perut
kelihatan maju ke depan.

5. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pada Trimester ke III


Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester ke III yaitu:
Usia kehamilan
Minggu 28 31
Minggu 32 36

Minggu 37 40

Perkembangan janin
a. Lemak sub kutan disimpan.
b. Jika janin lahir saat ini dengan paru-paru imatur,
respiratory distress syndroma (rsd) dapat terjadi.
a. Berat janin menetap.
b. Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala.
c. Kuku jari tumbuh.
d. Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir
dalam minggu-minggu ini.
a. Lemak sub kutan tetap dibentuk dan disekeliling janin
menjadi menggumpal.
b. Kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan
melampaui ujung jari tangan dan kaki.
c. Testis turun ke arah scrotum.
d. Tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari
bagian tubuh.

6. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Data Subjektif
Terdiri dari Biodata Pasien dan Penanggung Jawab, Keluhan dan Alasan
Datang, Riwayat Kesehatan ( Dahulu, Sekarang dan Keluarga), Riwayat

Perkawinan (usia menikah, lama menikah, brp kali menikah), Riwayat


Menstruasi (menarche, siklus/lama, byknya haid, dismenorea), Riwayat
Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu, Riwayat Kehamilan
sekarang (usia kehamilan menurut pasien, HPHT, periksa ANC berapa
kali, therapy, penkes, suntik TT 1-3, kebiasaan merokok, minum
minuman keras, jamu, obt2an, ada hewan peliharaan, gerakan janin, dan
rencana bersalin). Riwayat KB (KB yang digunakan, lamanya, alas an
berhenti, renc KB stlh bersalin), Kebutuhan sehari hari sebelum dan slm
hamil (nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat, seksual, personal hygiene),
Psikososiospiritual (perasaan dengan kehamilan, respon keluarga
terhadap kehamilan, dan pengambil keputusan).
2) Data Obyektif
Terdiri dari pemeriksaan :
Tingkat Kesadaran
Berat Badan dan Tinggi Badan
LILA
TTV
Status Obstetri
3) Inspeksi
Muka : tidak ada atau adanya cloasma gravidarum, tidak odema
Mamae : Montgomery terlihat, putting susu menonjol, colostrum
sudah keluar
Perut : Linea Alba dan Striae gravidarum ada
Anus : tidak ada hemoroid
4) Palpasi
Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat.
Bagian fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
Leopold II : Bagian Kanan ibu teraba ada tahanan memanjang,
keras. Bagian Kiri ibu teraba bagian kecil kecil janin.
Leopold III : Bagian segmen bawah rahim teraba bagian bulat,
keras dan melenting.
Leopold IV : Keduan jari jari tangan bertemu berarti kepala janin
belum masuk PAP
5) Auskultasi, mendengarkan DJJ

6) Perkusi, melakukan pemeriksaan Reflek patella : + / b. Diagnosa yang mungkin muncul


1) Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran
uterus, peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan
laju filtrasi glomerulus.
2) Ketidakefektifan pola

nafas

berhubungan

dengan

pergeseran

diafragma karena pembesaran uterus.


3) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik akibat
pengaruh hormonal.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat
aktifitas, stres, psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan.
5) Kebutuhan pembelajaran berhubungan dengan persiapan untuk
persalinanserta perawatan bayi.
c. Rencana keperawatan
1) Perubahan Eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju
filtrasi glomerolus.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien mengerti tentang
perubahan pola eliminasi urin.
KH : mengungkapkan pemahaman

tentang

kondisi

saat

ini,

mengidentifikasi cara-cara untuk mencegah stasis urinarius dan atau


edema jaringan.
No.
1.

Intervensi

Rasional

Berikan
informasi
tentang
perubahan
perkemihan
sehubungan dengan trimester
ketiga.

Membantu klien memahami alasan


fisiologis dari frekuensi berkemih dan
nokturia. Pembesaran uterus trimester
ketiga.

2.
anjukan klien untuk melakukan Meningkatkan perfusi ginjal.
posisi
miring
saat
tidur.
Perhatikan
keluhan-keluhan
nokturia.
3.
Anjurkan
klien
untuk Posisi ini memungkinkan terjadinya
menghindari posisi tegak dalam sindrom vena kava dan menurunkan

waktu yang lama.

aliran vena.

Berikan informasi mengenai


perlunya masukan cairan 6-8
gelas/ hari, penurunan masukan
2-3 jam sebelum beristirahat, dan
penggunaan garam, makanan, dan
produk mengandung natrium
dalam jumlah sedang.

Mempertahankan tingkat cairan dan


perfusi
ginjal
adekuat,
yang
mengurangi natrium diet untuk
mempertahankan status isotonik.

Berikan informasi mengenai


bahaya menggunakan diuretik
dan penghilangan natrium dari
diet.

Kehilangan atau pembatasan natrium


dapat sangat menekan regulator reninangiotensin-aldosteron dari kadar
cairan,
mengakibatkan
dehidrasi/
hipovolemia berat.

4.

5.

6.
Tes urin midstream
memeriksa albumin

Dapat
mengidentifikasi
spasme
glomerulus
atau
penurunan
perfusi
untuk
ginjal berkenaan dengan hipertensi
akibat kehamilan

2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma


karena pembesaran uterus.
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam pola napas klien efektif
Kriteria hasil : Frekuensi napas 18-20 kali/menit, Klien tidak sesak
Kaji TTV
1.

Merupakan
data
dasar
dalam
menentukan intervensi selanjutnya.

2.

Monitor status pernapasan klien Menentukan luas dan beratnya masalah


pada pergerakan dada.
yang terjadi.

3.

Anjurkan klien untuk banyak Mengurangi pemakaian O2.


istirahat.

4.

Anjurkan klien untuk


setengah duduk.

tidur Posisi
semi
fowler
dapat
mengefektifkan expansi paru dan

mengurangi sesak.

3) Ketidaknyamanan

berhubungan

dengan

perubahan

fisik

pengaruh

hormonal
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien merasa nyaman
Kriteria hasil : klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat
untuk mengurangi ketidaknyamanan, melaporkan ketidaknyamanan dapat
diminimalkan/ atau dikontrol dan mencari pertolongan medis dengan tepat.
No
1.
2.
3.

Intervensi
Rasional
Kaji
secara
terus-menerus Data dasar terbaru untuk merencanakan
ketidaknyamanan klien dan perawatan.
metoda untuk mengatasinya.
Kaji satatus pernapasan klien.
Penurunan kapasitas pernapasan saat
uterus menekan diafragma, mengakibatkan
dispnea.
Perhatikan
adanya
keluhan Lordosis dan regangan otot disebabkan
ketegangan pada punggung dan oleh
pengaruh
hormon
(relaksin,
perubahan cara jalan. Anjurkan progesteron) pada sambungan pelvis dan
penggunaan sepatu hak rendah, perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan
latihan
pelvicrock,
girdle perbesaran uterus. Intervensi multipel
maternitas, penggunaan kompres biasanya membantu untuk menghilangkan
panas, sentuhan terapeutik atau ketidaknyamanan.

4.

5.

6.
7.
8.
9.

10.

stimulasi
saraf
elektrikal
transkutan dengan tepat.
Perhatikan adanya kram pada
kaki. Anjurkan klien untuk
meluruskan
kaki
dan
mengangkat telapak kaki bagian
dalam keposisi dorsofleksi,
menurunkan masukan susu,
sering mengganti posisi, dan
menghindari berdiri atau duduk
lama.
Kaji ada atau tidak adanya
frekuensi kontraksi braxton
Hick.
Berikan
informasi
mengenai fisiologi aktifitas
uterus.
Perhatikan keluhan aktifitas
BAK dan tekanan pada kandung
kemih.
Kaji adanya konstipasi dan
hemoroid.
Kaji adanya pirosis (nyeri ulu
hati). Tinjau pembatasan diet.
Perhatikan adanya leukorea dan
pruritus. Anjurkan klien untuk
sering mandi, menggunakan
celana dalam katun, pakaian
longgar dan menghindari duduk
untuk waktu yang lama.
Berikan
suplemen
kalsium
dengan
tepat.
Anjurkan
penggunaan
jel
aluminium
hidroksida sesuai kebutuhan.

Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan


dengan
perubahan
kadar
kalsium/
ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau
karena tekanan dari pembesaran uterus
pada saraf yang mensuplai ekstremitas
bawah.

Kontraksi
ini
dapat
menciptakan
ketidaknyamanan pada multigrafida pada
trimester kedua. Primigrafida biasanya
tidak mengalami ketidaknyamanan ini
sampai trimester akhir.
pembesaran uterus trimester ketiga
menurunkan kapasitas kandung kemih,
mengakibatkan sering berkemih.
peningkatan pemindahan posisi uterus
memperberat masalah eliminasi.
Masalah sering terjadi pada trimester
kedua dan dapat berlanjut, khususnya bila
diet tidak dimodifikasi.
Saat kadar estrogen tinggi, sekresi
kelenjar servikal menghasilkan media
asam yang mendorong proliferasi
organisme.
Penambahan produk susu bila intoleransi
dapat menjadi masalah. Jeli dapat
menurunkan
kadar
fosfor
dan
memperbaiki ketidak seimbangan kalsiumfosfor.

4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat


aktifitas, stres, psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak
mengalami gangguan pola tidur.

Kriteria hasil : melaporkan perbaikan istirahat dan melaporkan


peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar
No.
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Intervensi
Rasional
Tinjau
ulang
kebutuhan Membantu mengidentifikasi kebutuhan
perubahan
tidur
normal untuk menetapkan pola tidur yang berbeda.
berkenaan dengan kehamilan.
Tentukan pola tidur saat ini.
Evaluasi tingkat kelelahan.
Peningkatan retensi cairan, penambzahan
berat badan, dan pertumbuhan janin,
semua memperberat perasaan lelah,
khususnya pada multipara.
Kaji terhadap kejadian insomnia Ansietas yang berlebihan, kegembiraan,
dan respons klien terhadap ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan
penurunan tidur. Anjurkan alat aktifitas janin dapat mempersulit tidur.
bantu untuk tidur, seperti teknik
relaksasi, membaca, mandi air
hangat,dan penurunan aktifitas
sebelum istirahat.
Perhatikan keuslitan bernafas Pada posisi rekumben, pembesaran
karena posisi. Anjurkan tidur uterusserta organ abdomen menekan
pada posisi semi fowler.
diafragma, sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi semifowler
memugnkinkan
diafragma
menurun,
membantu mengembangkanekspansi paru
optimal.
Dapatkan sel darah merah Anemia dan penurunan kadar Hb/SDM,
(SDM) dan kadar Hb.
mengakibatkan penurunan oksigenasi
jaringan serta mempengaruhi perasaan
letih berlebihan.
Rujuk klien untuk konseling bila mungkin perlu bagi klien menghadapi
kurang tidur atau kelelahan perubahan
siklus
tidur-terjaga,
mempengaruhi
aktifitas mengidentifikasi prioritas yang tepat dan
kehidupan sehari-hari
memodifikasi komitmen

You might also like