Professional Documents
Culture Documents
KANKER PARU
Sahal Fatah SpB,SpBTKV.
Pendahuluan
Di USA :
Penyebab utama kematian kanker
5 YSR 10-13%
Pembedahan mempunyai harapan yang sangat
baik
Tidak Semua kanker dapat di lakukan
Pembedahan
Memilih yang dapat Pembedahan
Definisi
Arti luas :
Semua penyakit keganasan di paru, mencakup
keganasan yang berasal dari paru sendiri dan
keganasan dari luar paru.
Arti khusus :
Tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus,
yaitu karsinoma bronkus (brochogenic
carcinoma)
Klasifikasi histologis
(WHO tahun
1980)
Etiologi
Banyak faktor risiko yang menjadi penyebab
Anatomi
Aliran Kelenjar Getah Bening
Diagnosis
Gejala klinik
Gejala umum :
Pertumbuhan tumor / iritasi batuk dan
obstruksi.
Penekanan/infiltrasi misal sindroma vena
cava superior, suara serak.
Gejala yang ditimbulkan karena metastasis.
Diagnosis (lanjutan)
Gejala klinik (lanjutan)
Diagnosis (lanjutan)
Menentukan lokasi tumor
Radiologi :
Foto-foto AP/Lateral/Oblique
Tomogram/CT Scanning
Bronkhograf
Fluoroskopi
Endoskopi :
Bronkhoskopi
Torakoskopi .
Diagnosis (lanjutan)
Menentukan keganasan
Pemeriksaan sitologi :
Sputum, bilasan bronkhus, cairan pleura
Pemeriksaan histopatologi/biopsi :
Biopsi transbronkhial
Biopsi transtorakal
Biopsi mediastinal/mediastinoskopi
Biopsi melalui torakoskopi
Biopsi melalui mini torakotomi
Biopsi torakotomi eksplorasi
Diagnosis (lanjutan)
Menentukan metastasis kelenjar (N)
Non invasif :
Tomogram
CT Scanning
Invasif :
Mediastinoskopi.
Torakoskopi.
Diagnosis (lanjutan)
Menentukan metastasis organ lain
Hepar
:USG/liver scanning.
Tulang :Bone survey/Bone scanning.
Otak
:rain scanning.
Operabilitas Tumor
Jenis Histologi
Karakteristik tumor primer Derajat invasi
Staging
Performance penderita
Diagnostik
Bronchial washing
Bronchial brushing
Transbronchial needle aspirasi
Transthoracal biopsi dengan bantuan CT
Sitologi cairan pleura
Supra clavicula biopsi
Thoracoscopy
Diagnosis (lanjutan)
Menentukan stagging
T = Tumor Primer
Tx : Sel Ganas + pada sekret bronkhopulmonum, rontgen
Tis :Tumor in situ
T1 : Tumor soliter diameter kurang dari 3 cm, dikelilingi jaringan
paru
T2 : Tumor diameter lebih dari 3 cm, meluas ke daerah hilus
disertai atelektasis atau pneumanitis obstruktif
T3 : Tumor menembus pleura visceralis dan jaraknya dari karina
kurang dari 2 cm
T4 : Tumor yang sangat luas, mengenai ekstrapulmonal / intratorakal, mengenai nervus, pembuluh darah jantung, vertebra,
dinding dada, dan organ dalam mediastinum
Diagnosis (lanjutan)
Menentukan stagging
T = Tumor Primer
Diagnosis (lanjutan)
Menentukan stagging (lanjutan)
N = Klenjar Getah Bening (KGB) regional
N0 : Tidak terlihat penyebaran KGB
N1 : Penyebaran KGB hilus sisi yang sama
N2 : Penyebaran KGB sub bronkhial/trakheobronkhial
N3 : Penyebaran KGB supraklavikuler atau kelenjar
skalenus
Diagnosis (lanjutan)
Diagnosis (lanjutan)
Menentukan stagging (lanjutan)
M = Metastase
M0 : Tidak ditemukan metastase
M1 : Metastase pada bagian tertentu yang termasuk juga
dalam
golongan penyebaran KGB cervical, axilla, maupun abdominal
M2 : Metastase mengenai satu alat atau bagian anatomi
misalnya
paru, tulang belakang, hepar.
M3 : Metastase jauh pada berbagai organ
Diagnosis (lanjutan)
Menentukan stagging (lanjutan)
M = Metastase
Staging Continued
Stage IA
Stage IB
- T1 N0 M0
- T2 N0 M0 (T > 3cm)
5 YSR 50 -85%
5 RR 60%
Staging Continued
Stage IIA - T1 N1 M0
Stage IIB - T2 N1 M0
T3 N0 M0
5YSR 39%
5 RR 55%
Staging Continued
Stage IIIA - T3 N1 M0
T1-3 N2 M0
Stage IIIB - Any T N3 M0
T4 Any N M0
5 YSR 26 40%
Staging Continued
Stage IV - Any T Any N M1
5 YSR 7 %
Terapi
Thoracotomy
Video Assisted
Thorascopic
Video Assisted
Thorascopic
TERIMA KASIH