You are on page 1of 25

2014

BAB I
PENDAHULUAN
I.1.

Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak setiap warga Negara. Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 28 H telah menjamin hak tersebut sehingga upaya
pemenuhan hak menndapatkan kesehatan merupakan prinsip dasar
dari pembangunan kesehatan.
Pembangunan

kesehatan

sebagai

bagian

integral

dari

pembangunan nasional dilaksanakan secara serasi dan seimbang


dengan pembangunan di bidang lain. Karenanya pembangunan
kesehatan menyangkut seluruh segi kehidupan, baik fisik, mental dan
sosial

budaya.

kesehatan
jaringan

Dalam

lebih
dalam

beberapa

diarahkan

pada

penyelenggaraan

decade

terakhir

pengembangan
upaya

pembangunan
dan

pelayanan

perluasan
kesehatan.

Perubahan pola penyakit menimbulkan permasalahan kesehatan yang


ada semakin kompleks dan menimbulkan beban baru jika tidak diiringi
dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan.
Upaya kesehatan lebih diarahkan pada kegiatan promotif dan
preventif dengan melibatkan peran serta masyarakat yang bersifat
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan yang diharapkan
adalah pelayanan yang bermutu, adil dan merata sesuai standar dan
etika profesi serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dan
memberi kepuasan kepada pelanggan serta dapat diakses seluruh
penduduk.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan sebuah Sistem
Informasi Kesehatan yang menjadi tulang punggung bagi pelaksanaan
pembangunan kesehatan melalui penyediaan data dan informasi untuk
perencanaan

dan

analisis

yang

mendukung

penganggaran

dan

pengembangan sumber daya. Salah satu produk penting dari sistem


kesehatan di puskesmas adalah Profil Kesehatan Puskesmas. Profil
Kesehatan Puskesmas merupakan sarana penyedia data dalam rangka
evaluasi pencapaian kegiatan pelayanan sesuai Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang telah ditetapkan Kementrian Kesehatan RI selama

tahun

yang

bersangkutan

dan

sebagai

sarana

penyebarluasan

informasi hasil pembangunan sektor kesehatan kepada masyarakat.


Profil kesehatan menyajikan data dan informasi yang dikemas
dalam bentuk narasi disertai tabel untuk menjelaskan detil-detil
tertentu. Data
puskesmas,

yang dikumpulkan berasal dari Laporan bulanan

Badan

Pusat

Statistik,

dan

data-data

lain

yang

dikumpulkan oleh puskesmas.


I.2.

TUJUAN

I.2.1. Tujuan Umum


Untuk memberikan gambaran pelayanan kesehatan khususnya
di wilayah kerja Puskesmas Pamolokan Kecamatan Kota Sumenep.
I.2.2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya

data

umum

dan

lingkungan

di

wilayah

kerja

Puskesmas Pamolokan.
b. Diperolehnya data upaya kesehatan di Puskesmas Pamolokan.
c. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan programprogram kesehatan di Puskesmas Pamolokan.
d. Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat
kabupaten.
e. Memberikan

data

dan

informasi

dalam

penyusunan

rencana

pembangunan kesehatan khususnya di wilayah kerja Puskesmas


Pamolokan.
f. Memberikan analisa yang mendukung penyediaan dana atau
anggaran untuk pembiayaan kesehatan.
g. Memberikan data dan informasi sebagai landasan pengembangan
sumber daya di puskesmas.
I.2.3.Visi Misi Motto dan Kebijakan Mutu
Visi :
Dengan pelayanan kesehatan prima menuju wilayah Puskesmas
Pamolokan Sehat 2015

Misi :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan
sehat
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Motto

Melayani dengan ikhlas dan sepenuh hati


Kebijakan Mutu :
UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep berkomitmen untuk
selalu melakukan peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara
berkelanjutan dengan berpijak pada kode etik profesi dan peraturan
perundang-undangan

yang

berlaku,

mengutamakan

keselamatan

pasien dan kepuasan pelanggan, dengan cara :


1. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan
masyarakat.
3. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana sesuai standar.
4. Mengupayakan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat dengan peningkatan program PHBS.

BAB II
SITUASI UMUM DAN LINGKUNGAN

II.1. Luas Wilayah


UPT Puskesmas Pamolokan merupakan puskesmas di lingkungan
perkotaan, berlokasi di Jalan K.H. Agus Salim no. 25 Pamolokan yang
berada kurang lebih 1 km dari ibu kota kabupaten, berdekatan dengan
kantor Kecamatan Kota Sumenep. Luas wilayah kerja UPT Puskesmas
Pamolokan 18,74 km2 yang terbagi dalam wilayah dataran tinggi di
sebelah utara dan dataran rendah di bagian selatan, dengan batasbatas wilayah sebagai berikut :
-

Sebelah
Sebelah
Sebelah
Sebelah

Selatan
Timur
Utara
Barat

:
:
:
:

desa Kolor Kecamatan Kota Sumenep


desa Marengan Laok Kecamatan Kalianget
desa Tenonan Kecamatan Manding
Kelurahan Kepanjin Kecamatan Kota Sumenep

II.2. Jumlah Desa


Wilayah kerja UPT Puskesmas Pamolokan meliputi 8 desa dan 1
kelurahan yang terbagi dalam 27 dusun, 148 RT dan 54 RW dengan
rincian :
Tabel II.2. Nama Desa, Jumlah Dusun, RT dan RW
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Nama
Desa/Kelurahan
Pajagalan
Pangarangan
Pabian
Kacongan
Bangkal
Parsanga
Marengan Daya
Paberasan
Pamolokan

Jumlah
Dusun
2
2
3
3
3
3
3
4
4

Jumlah RT

Jumlah RW

12
15
23
7
10
26
11
13
31

5
5
6
3
5
9
4
6
11

Jumlah

27

148

54

Semua desa yang ada di wilayah kerja puskesmas dapat dilalui


dengan sarana transportasi darat kendaraan roda dua dan atau roda
empat.

II.3. Jumlah Penduduk


Keadaan penduduk wilayah kerja Puskesmas Pamolokan pada
tahun 2014 sebanyak 39.639 jiwa terdiri dari 19.570 jiwa laki-laki dan
20.069 jiwa perempuan.
Tabel II.3. Jumlah Penduduk Per Desa
No.

Desa

Laki-Laki

Perempua

Jumlah

n
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pajagalan
Pamolokan
Pangarangan
Pabian
Kacongan
Bangkal
Parsanga
Paberasan
Marengan Daya
JUMLAH

2.151
3.961
2.861
2.737
789
1.296
2.645
2.069
1.061

2.205
4.062
2.933
2.807
809
1.329
2.712
2.122
1.090

4.356
8.023
5.794
5.544
1.598
2.625
5.357
4.191
2.151

19.570

20.069

39.639

II.4. Pemberdayaan Masyarakat


Wilayah kerja Puskesmas Pamolokan dengan jumlah penduduk
pada tahun 2014 sebesar 39.639 jiwa mempunyai jumlah peserta BPJS
sebanyak

11.353 jiwa (28,64%) . Jamkesda 28.286 jiwa (71,36%).

Peserta BPJS meliputi Polri, TNI, PNS, Pensiunan Polri, Pensiunan TNI,
Pensiunan

PNS,

Jamsostek

dan

peserta

Jamkesmas

sedangkan

pemegang kartu Jamkesda adalah masyarakat miskin yang mendapat


subsidi dari

Pemerintah Daerah untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan secara gratis di Puskesmas maupun di Rumah Sakit.


Keberhasilan

pembangunan

kesehatan

di

wilja

Puskesmas

Pamolokan tidak terlepas dari peran serta masyarakat. Untuk itu

berbagai

bentuk

upaya

kesehatan

berbasis

masyarakat

ditumbuhkembangkan, antara lain adalah posyandu balita yang


berjumlah 48 buah, 6 posyandu lansia, 8 polindes, 4 ponkesdes dan 1
puskesmas pembantu sebagai kepanjangan tangan dari puskesmas.
II.5. Data Sasaran Ibu dan Anak
1. Ibu hamil
2. Ibu Hamil Resiko Tinggi

: 621
(Risti)

: 124

3. Ibu Bersalin/Ibu Nifas


4. Bayi baru lahir (0 1 th)
5. Neonatal Resiko Tinggi

: 593
: 542
: 82

6. Anak Balita

: 2754

7. APRAS (Anak Pra Sekolah)

: 1177

8. Balita (0 5 th)
9. Sasaran PUS
10.

Sasaran Peserta KB Aktif

: 2754
: 16474
: 11172

BAB III
REALISASI KEGIATAN

III.1. Kunjungan Puskesmas


Jumlah kunjungan puskesmas pada UPT Puskesmas Pamolokan
pada tahun 2014 mencapai 19.417 kunjungan yang terdiri dari
kunjungan rawat jalan baru sebesar 4.162 kunjungan (21,44%),
kunjungan rawat jalan lama sebesar 15.082 kunjungan (77,67%) dan
Rawat Inap 173(0,89%).
Tabel III.1.1. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Tahun
2014
No.

Kunjungan Rawat Jalan

Jumlah

Prosentase

1.

Baru

4.162

21,44%

2.

Lama

15.082

77,67%

3.

Rawat Inap

173

0,89%

19.417

100 %

TOTAL

Grafik III.1.2.
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Tahun 2014

Adapun jika dilihat dari jenis pengunjung puskesmas maka dari


jumlah

Adapun jika dilihat dari jenis pengunjung puskesmas maka dari


jumlah kunjungan sebesar 19.417 tersebut, 4.193 (21,60%) merupakan
pengunjung

peserta

BPJS,

14.979

(77,14%)

pemegang

kartu

Jamkesda, 72 (0,37%) merupakan pengunjung Umum dan 173 (0,89%)


merupakan pengunjung Rawat Inap.
. Disini terlihat bahwa pengunjung Jamkesda masih merupakan
pengguna layanan puskesmas yang terbanyak di UPT Puskesmas
Pamolokan.
Tabel III.1.2.Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Menurut Jenis
Pengunjung

No.

Jenis Pengunjung

1.

Pesrta BPJS

2.

Peserta Jamkesda

3.

Peserta Umum

4.

Peserta Rawat Inap


Total

Jumlah

Prosentase

4.193

21,60 %

14.979

77,14 %

72

0,37 %

173

0,89 %

19.417

100%

Grafik III.1.2. belum


Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Menurut Jenis Pengunjung

III.2. Pelayanan

Kesehatan

Ibu

dan

Anak

(KIA)

dan

Keluarga

Berencana (KB)
Pada kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) tercapai
hasil cakupan Kunjungan pertama ibu hamil
97,58%

(target

621

orang

tercapai

606).

(K1 Murni) sebesar


Sedangkan

cakupan

kunjungan pertama ibu hamil tanpa melihat usia kehamilan (K1 Akses)
tercapai 97,58% (target 621 orang tercapai 606). Jika dibandingkan
dengan target SPM Kabupaten untuk tahun 2014 sebesar 94% berarti
hasil

kegiatan

K1

sudah

mencapai

target.

Hal

ini

merupakan

peningkatan dari tahun sebelumnya dimana capaian kegiatan K1


belum mencapai target SPM.
Dari kegiatan pelayanan ibu hamil K4 (pelayanan ibu hamil
paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester 1,
satu kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3) tercapai hasil
96,3% (target 621 orang tercapai 598) sedangkan target SPM adalah
sebesar 94%. Berarti bahwa hasil kegiatan K4 bumil sudah mencapai
target yang diharapkan.
Dari kegiatan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi (pelayanan linakes) tercapai 96,46% (target
593 orang tercapai 572) dimana target SPM adalah sebesar 95%, jadi
hasil kegiatan linakes juga sudah mencapai target. Diharapkan pada
tahun-tahun mendatang semua ibu bersalin ditolong oleh tenaga
kesehatan dan dikerjakan di fasilitas kesehatan agar jika proses
persalinan mengalami kesulitan tidak terjadi keterlambatan rujukan
dan kesulitan pada minimnya peralatan kesehatan serta obat-obatan.
Dari ketiga kegiatan pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
dan ibu bersalin (K1, K4 dan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten) ternyata terdapat peningkatan cakupan
pelayanan yang cukup bermakna dibandingkan tahun 2013. Selain itu
sosialisasi kepada masyarakat juga sudah semakin meluas.
Dari kegiatan penanganan komplikasi kebidanan oleh tenaga
kesehatan diperoleh hasil 52% (target 124 orang tercapai 64). Hal ini
masih sangat jauh dari target SPM sebesar 80%. Ada beberapa
kemungkinan yang menjadi penyebab kegiatan ini masih belum

mencapai target. Yang pertama, kemungkinan petugas kesehatan


khususnya bidan sebetulnya sudah melaksanakan kegiatan tersebut
namun tidak tercatat dan terlaporkan sehingga pada akhirnya cakupan
program rendah. Pencatatan dan pelaporan yang kurang akurat ini bisa
disebabkan karena bidan kurang memahami definisi operasional dari
komplikasi

kebidanan

dan

apa

saja

yang

termasuk

dalam

penanganannya; sehingga hasil kerja bidan tidak dianggap sebagai


penanganan

komplikasi

kebidanan

dan

akhirnya

tidak

dicatat/dilaporkan. Kemungkinan kedua, petugas kesehatan memang


betul-betul tidak menemukan kasus komplikasi kebidanan (kasusnya
jarang) sehingga cakupannya rendah. Oleh karena itu, dari dua
kemungkinan tersebut Kepala Puskesmas telah memberikan arahan
dan penyegaran tentang apa yang dimaksud dengan komplikasi
kebidanan dan bagaimana penanganannya. Penanganan komplikasi
kebidanan sangat berpengaruh pada keselamatan persalinan dan pada
gilirannya akan berperan dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI).
Juga dengan adanya program P4K (Program Perencanan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi) penanganan komplikasi kebidanan diharapkan
akan meningkat sehingga ibu bersalin dapat melahirkan dengan aman
dan selamat.
Dari kegiatan kunjungan neonatus lengkap (KN Lengkap) tercapai
105,72% (target 542 bayi tercapai 573) sedangkan target SPM adalah
90%. Jadi kegiatan pelayanan KN Lengkap sudah mencapai target.
Sedangkan kegiatan kunjungan bayi paripurna didapat hasil sebesar
95,0% (target 542 bayi tercapai 515) sedangkan target SPM adalah
90% ; dengan kata lain sudah mencapai target. Dari kedua hasil
kegiatan tersebut (KN Lengkap dan Kunjungan bayi paripurna) dapat
disimpulkan bahwa walaupun cakupan kegiatan sudah mencapai target
namun belum semua bayi setelah berumur 1 bulan atau lebih
mendapatkan pelayanan kesehatan yang lengkap yang meliputi
pemberian imunisasi dasar, stimulasi deteksi dini tumbuh kembang
bayi

dan

penyuluhan

perawatan

kesehatan

bayi.

Indikator

ini

mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi


bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan
kesehatan.
Pada tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Pamolokan tidak
terjadi kematian ibu maternal dari seluruh persalinan yang ditolong

petugas

kesehatan

di

puskesmas.

Keadaan

ini

berarti

mempertahankan keadaan pada tahun 2013 dimana tahun 2013 juga


tidak terjadi kematian maternal. Namun terdapat 2 (dua) kematian
bayi baru lahir, yaitu di Desa Pangarangan dan desa Bangkal.
Penyebab kematian bayi baru lahir tersebut adalah IUFD (Intra Uterine
Fetal Death) karena prematurity dan IUFD dengan Preeklampsia atau
Eklampsia. Sedangkan tempat kematian adalah di Rumah Sakit atau di
Klinik Bersalin.
Seluruh kegiatan yang diuraikan di atas, yaitu pelayanan K1, K4,
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten, penanganan
komplikasi kebidanan, KN Lengkap, maupun kunjungan bayi paripurna
secara simultan akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan ibu dan
anak yang salah satu indikatornya adalah Angka Kematian Ibu
Maternal (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dan peningkatan
derajat

kesehatan

Ibu

serta

penurunan

Angka

Kematian

Bayi

merupakan tujuan / goal ke-4 dan ke-5 dari Millenium Development


Goals (MDGs) yang ingin dicapai pada tahun 2015.
Pada kegiatan pelayanan Keluarga Berencana (KB) didapat hasil
untuk pencapaian jumlah peserta KB Aktif sebesar 25,47% dari target
SPM sebesar 70% (target 11172 peserta baru tercapai 2846). Ini
merupakan penurunan cakupan yang cukup besar dibandingkan tahun
sebelumnya (2013) dimana tercapai 86,46%. Jika jumlah peserta KB
Aktif belum sesuai dengan yang diharapkan maka akan berpengaruh
pada

keberhasilan

program

KB

dan

selanjutnya

dikhawatirkan

pertumbuhan jumlah penduduk akan sulit dikendalikan.


III.3. Pelayanan Gizi
Dari jumlah sasaran bayi dan balita yang ada sebanyak 2754
orang (S = 2587 orang) didapat hasil kegiatan jumlah yang ditimbang
(D) rata-rata setiap bulannya sebanyak 2.229 orang atau 86,16%.
Indikator D/S ini menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat
terhadap program penimbangan balita di posyandu/sarana kesehatan.
Sedangkan balita yang naik berat badannya saat ditimbang (N)
sebesar 1.805 orang. Jika dilihat balita yang naik berat badannya
dibandingkan dengan balita yang ditimbang (N/D) pencapaiannya
sebesar 80,98%, sedangkan target SPM adalah 80%. Dengan kata lain

kegiatan N/D melebihi target. Indikator N/D adalah indikator yang


mencerminkan tingkat pertumbuhan balita.
Selanjutnya dari jumlah balita yang ada didapatkan 17 orang
berat badannya dibawah garis merah (balita BGM) atau 0,62%. Balita
BGM

adalah

sasaran

yang

harus

mendapatkan

penanganan

secepatnya oleh petugas kesehatan agar tidak sampai berlanjut


menjadi

kasus

melakukan

Gizi

Buruk.

intervensi

Oleh

dengan

karenanya

petugas

kesehatan

memberikan

bantuan

makanan

pendamping ASI (MP-ASI) untuk membantu memulihkan kesehatan


bayi/balita tersebut bagi bayi/balita yang termasuk keluarga miskin,
maupun

intervensi

dengan

cara

pemantauan/kunjungan

rumah,

konseling, memberikan tambahan pengetahuan dan motivasi kepada


orang tua atau pengasuh bayi/balita yang bukan termasuk keluarga
miskin. Menurut target SPM semua bayi balita BGM yang berasal dari
keluarga miskin harus

mendapatkan

makanan tambahan (MP- ASI)

dan jumlah bayi/balita BGM tidak boleh lebih dari 13%. (BELUM)
Dari kegiatan pemberian kapsul Vitamin A 2 kali setahun pada
anak balita didapat hasil cakupan sebesar 90,8% (target 2087 tercapai
1895 anak) atau belum

mencapai target SPM sebesar 92%.

Sedangkan dari kegiatan pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu
hamil sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan didapat hasil
cakupan 96,97% (target 561% tercapai 544), hasil ini melebihi target
SPM sebesar 92%.
III.4. Pelayanan Imunisasi
Dari

kegiatan

imunisasi

secara

keseluruhan

hasilnya

menunjukkan angka yang cukup baik (memenuhi target) dengan


rincian sebagai berikut :
1. Cakupan HB0, BCG, Polio-1 dan DPT/HB-1
Cakupan HB0 adalah 103,14% (target 542 bayi tercapai 559),
cakupan BCG sebesar 87,64% (target 542 tercapai 475), cakupan
Polio-1 sebesar 104,24% (target 542 tercapai 565), dan DPT/HB-1
sebesar 87,27% (target 542 tercapai 473). Cakupan HB0, BCG,
Polio-1

dan

DPT/HB-1

merupakan

indikator

kontak

pertama

pelayanan imunisasi atau akses masyarakat terhadap pelayanan


imunisasi dimana targetnya adalah 95%.

2. Cakupan Polio-2 dan DPT/HB-2


Cakupan pelayanan imunisasi Polio-2 dan DPT/HB-2 masing-masing
sebesar 103,51% (target 542 tercapai 561) dan 111,99% (target
542 tercapai 607) atau sudah mencapai target minimal yaitu 95%.
3. Cakupan Polio-3 dan DPT/HB-3
Cakupan pelayanan Polio-3 dan DPT/HB-3 masing-masing sebesar
111,07% (target 542 tercapai 602) dan 86,35% (target 542 tercapai
468) atau sudah di atas target minimal yaitu 95%.

4. Cakupan Polio-4 dan Campak


Cakupan pelayanan Polio-4 dan Campak masing-masing sebesar
103,88% (target 542 tercapai 563) dan 100,74% (target 542
tercapai 546) atau sudah melebihi target minimal yaitu 95%.
(BAWAH BLUM)
Dari hasil capaian

program imunisasi ini terdapat 6 desa di

wilayah kerja Puskesmas Pamolokan yang telah mencapai target yang


ditetapkan (desa UCI) yaitu Kelurahan Pajagalan, desa Pamolokan,
desa Marengan Daya, desa Paberasan, desa Parsanga dan desa
Kacongan sedangkan 3 desa di wilja Puskesmas Pamolokan masih
belum mencapai UCI yaitu desa Pangarangan, desa Pabian, dan desa
Bangkal. Diharapkan dengan cakupan imunisasi yang tinggi semua
anak dapat terlindungi dari ancaman penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I), yaitu penyakit TBC, Polio, Hepatitis B, Difteri,
Pertusis, Tetanus, dan Campak. Namun pada kenyataannya, pada
tahun 2014 masih terdapat 1 kasus penyakit Difteri di desa Pamolokan.
Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor, misalnya anak yang
bersangkutan tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap atau
potensi vaksin yang ada kurang adekuat sehingga anak masih dapat
terjangkit penyakit.

III.5. Upaya Pengendalian Masalah Kesehatan

Yang termasuk dalam upaya pengendalian masalah kesehatan


antara lain adalah penemuan dan pengobatan penyakit TBC, Kusta,
Pneumonia,

Diare,

Demam

Berdarah

Dengue

(DBD),

kegiatan

surveilans, penanganan desa/kelurahan yang mengalami KLB dan lainlain.


Pada tahun 2014 tercatat jumlah total penderita TB yang diobati
sebanyak 62 orang yang terdiri dari penderita BTA (+) positif 20 orang,
penderita BTA (negatif) Rontgen (positif) 27 orang dan penderita TB
BTA

(+)

yang

kambuh

sebanyak

orang.

Sedangkan

target

pengobatan penderita TB BTA (+) baru adalah 38 orang atau


mencapai 52,63% (target 38 tercapai 20). Angka cakupan tersangka
TB (Suspect) yang diperiksa mencapai 124 orang atau 32,38% dari
sasaran 383 orang. Keadaan ini berarti juga belum mencapai target.
Pada tahun 2014 dijumpai jumlah penderita kambuh yang diobati
dengan OAT Kategori 2 yaitu dari 1 orang penderita. Hal ini ada
beberpa kemungkinan; yang pertama dengan adanya peningkatan
kinerja petugas dalam mencari, menemukan dan mengobati penderita
TB kategori 2. Kemungkinan kedua, adalah bertambahnya jumlah
penderita TB yang mengalami kekambuhan. Jika kemungkinan kedua
ini yng terjadi, maka harus diwaspadai adanya kemungkinan semakin
banyaknya kasus resisten/kebal (Multi Drug Resistance = MDR) pada
penderita TB Paru. Bertambahnya kasus MDR berarti akan menambah
faktor penyulit dan biaya dalam pengobatan penyakit TBC. Selain itu
penderita TB yang MDR merupakan sumber penularan yang sangat
berbahaya karena berpotensi menularkan kuman TBC yang resisten
terhadap pengobatan. Oleh karenanya kasus MDR harus dicegah
seminimal mungkin dengan berbagai macam cara, antara lain promosi
dan sosialisasi tentang penyakit TBC pada masyarakat luas, pola hidup
PHBS,

mencegah

kekambuhan

dan

drop

out

(mangkir)

pada

penderita TB yang berobat ke Puskesmas dengan mengawasi secara


ketat keteraturan berobat dan kelengkapan waktu berobat.
Tabel III.5. Jumlah Penderita TB Menurut Hasil Pemeriksaan
Dahak
Tahun 2014
No.
1.

Hasil Pemeriksaan Dahak


BTA (+) Positif

Jumlah
Penderita
21

Prosentase (%)

2.

BTA (-) Negatif Rontgen


Positif

27

3.

BTA (+) Positif Kambuh

4.

TB Extra Paru

13

TOTAL

62

1
100

Grafik III.5. Jumlah Penderita TB Menurut Hasil Pemeriksaan


Dahak
Tahun 2014

Kabupaten Sumenep merupakan salah satu kabupaten di Jawa


Timur yang mempunyai angka prevalensi penderita kusta tinggi.
Namun di wilja Puskesmas Pamolokan jumlah penderita kusta yang
ditemukan dan diobati sepanjang tahun 2014 hanya sebanyak 1 orang
di desa Pabian yang merupakan penderita kusta tipe MB (basah). Hal
ini dapat disebabkan karena kegiatan penemuan yang masih kurang
atau memang jumlah penderita kusta di wilja Puskesmas Pamolokan
hanya sedikit. Untuk menambah penemuan penderita, pada tahun
2014 telah dilaksanakan kegiatan Rapid Village Survey (RVS) dimana
dalam

kegiatan

ini

petugas

kesehatan

berusaha

mencari

dan

menemukan penderita kusta dengan terjun langsung ke desa-desa,


dengan dibantu oleh tenaga kader kesehatan. Orang-orang yang
mempunyai bercak di kulit yang mati rasa dikumpulkan dan diperiksa
langsung oleh petugas kesehatan. Jika hasil pemeriksaan ternyata
kusta maka penderita langsung ditangani dan diberi pengobatan.
Dari kegiatan penemuan dan pengobatan Diare

dicapai hasil

946 orang yang ditangani atau 37,50% (sasaran 3889 tercapai 946).
Perkiraan jumlah penderita diare dalam populasi adalah 10% x angka

kesakitan x jumlah penduduk atau sejumlah 3889 orang. Jadi


pelayanan diare belum mencapai target yang ditentukan yaitu 80%.
Sepanjang tahun 2014 tercatat 20 orang penderita Demam
Berdarah Dengue yang ditemukan dan ditangani oleh Puskesmas atau
cakupan 100%. Dibandingkan dengan tahun 2013, kasus DBD yang
terjadi pada tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup bermakna
dimana pada tahun 2013 terjadi 36 kasus DBD yang ditemukan dan
ditangani. Selama ini kasus DBD memang masih banyak terjadi di wilja
Puskesmas Pamolokan. Hal ini dapat disebabkan karena Puskesmas
Pamolokan merupakan puskesmas yang terletak di wilayah perkotaan
yang merupakan habitat alamiah dari nyamuk penyebab DBD. Selain
itu penduduk di wilayah perkotaan umumnya memiliki mobilitas yang
tinggi yang mempermudah penularan penyakit ini. Secara umum, di
Kabupaten Sumenep terjadi peningkatan jumlah penderita DBD
sepanjang tahun 2014. Upaya promotif dan preventif yang telah
dilakukan Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk mengendalikan
penyebaran penyakit DBD ini adalah mengadakan pertemuan kader
Jumantik

di

Puskesmas;

yang

kemudian

ditindaklanjuti

dengan

kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) oleh kader Jumantik dan


petugas Puskesmas. Selain itu Puskesmas juga terus menghimbau
masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di
lingkungan masing-masing secara teratur minimal setiap minggu
sekali. Upaya preventif lainnya adalah melakukan fogging fokus pada
daerah terjangkit dalam radius 100 meter.
Pada tahun 2014 masih terjadi 1 kasus penyakit yang berpotensi
KLB/Wabah yaitu penyakit Difteri di desa Pamolokan. Adanya kasus
berpotensi KLB harus segera mendapat penanganan dalam waktu
kurang dari 24 jam dan petugas puskesmas telah melakukan langkahlangkah penanganan agar kasus tersebut tidak menyebar ke daerah
yang lebih luas, antara lain adalah dengan melakukan kegiatan
pelacakan

dan

penderita,

penanganan/rujukan

pengambilan

laboratorium,

pemberian

bahan

kasus,
sampel

antibiotika

penelusuran
untuk

profilaksis

kontak

pemeriksaan

kepada

kontak

penderita, pencatatan dan pelaporan dan pengiriman sampel ke


Surabaya. Selain itu melalui koordinasi dengan petugas promosi
kesehatan diadakan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungan
sekitar kasus.

III.6. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Upaya

promosi

kesehatan

dan

pemberdayaan

masyarakat

merupakan salah satu bagian dari kegiatan promotif dan preventif


yang dilaksanakan oleh puskesmas. Ini merupakan salah satu indikator
pencapaian SPM Bidang Kesehatan yang ditunjukkan dengan cakupan
desa siaga aktif sebesar 70%. Seluruh desa di wilja Puskesmas
Pamolokan telah berbentuk desa siaga dalam tahap Tumbuh termasuk
kategori desa siaga aktif. Diharapkan pada tahun yang akan datang
ada peningkatan jumlah desa siaga aktif sesuai target SPM yaitu 80%.
Terkait dengan tujuan ke-7 MDGs, yaitu kelestarian lingkungan
hidup, Puskesmas Pamolokan terus berusaha melakukan sosialisasi dan
mengembangkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada
masyarakat, khususnya di tatanan Rumah Tangga, Tempat Kerja,
Tempat-Tempat Umum, maupun di tatanan-tatanan lainnya.
III.7. Upaya Kegiatan Inovatif (BELUM)
Pada tahun 2014 Puskesmas Pamolokan mendapat kesempatan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan melakukan proses
untuk mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :
2008. Hal ini tentunya bukan merupakan sebuah proses yang mudah
karena memerlukan banyak hal diantaranya adalah yang menyangkut
3 M (Man, Money, Material). Rangkaian kegiatan dalam proses ISO
tersebut secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Penunjukan Puskesmas Pamolokan menjadi Puskemas ISO 9001 :
2008 oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep.
Berdasarkan surat Kepala Dinas Kesehatan Kab. Sumenep nomor :
188/1011/KEP/435.013/2011
Pamolokan

menjadi

tentang

Puskesmas

ISO

Penetapan
9001

maka

Puskesmas
Puskesmas

Pamolokan mulai melakukan persiapan-persiapan yang dibutuhkan.


2. Melakukan sosialisasi kepada seluruh staf puskesmas tentang ISO
9001 : 2008 untuk mendapatkan dukungan dan komitmen dari
seluruh staf.
3. Pelatihan Perancangan dan Pengembangan Sistem Manajemen
Mutu (SMM) ISO 9001 : 2008 untuk seluruh staf di Puskesmas
Pamolokan. Pelatihan ini diadakan oleh Badan Worldwide Quality

Assurance (WQA) Indonesia sebagai konsultan/pendamping yang


ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Kab. Sumenep.
4. Pembentukan Tim ISO 9001 : 2008 di Puskesmas.
Melalui surat Kepala Puskesmas Pamolokan tanggal 28 September
2011 nomor: 188/210/KEP/435.102.102/2011 tentang Pembentukan
Tim Manajemen Mutu Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep,
ditetapkan susunan Tim ISO di Puskesmas; dimana sebagai Ketua
Tim (Management ssurance (Representative) adalah Sdr. Baharudin
Mutheri, Skep. Ns dan Penanggung Jawab (Top Management) adalah
Kepala Puskesmas Pamolokan.
5. Perancangan dan Pengembangan SMM ISO 9001 : 2008 :
a. Penetapan Visi Misi Kebijakan Mutu
b. Pembuatan Manual Mutu
c. Penetapan Sasaran Mutu
d. Pembuatan Prosedur Kerja
e. Pengesahan dan Distribusi
6. Penerapan SMM ISO 9001 : 2008 di Puskesmas.
Penerapan di Puskesmas ini mulai dilaksanakan sejak tanggal 10
Oktober 2011 sebagai starting point.
7. Pelatihan dan Penerapan Audit Internal ISO
Sebelum dilaksanakan pelatihan, Kepala Puskesmas sebagai Top
Management membentuk Tim Auditor Internal, yaitu dengan Surat
Keputusan

Kepala

Puskesmas

Pamolokan

nomor:

188/211/435.102.102/2011 tanggal 2 November 2011 tentang Tim


Auditor Internal ISO 9001 : 2008. Tim ini selanjutnya dilatih di
Puskesmas oleh PT. Surveyor Indonesia pada tanggal 1-2 November
2011.
8. Pelaksanaan Audit Internal
Pada hari Senin tanggal 28 November 2011 Tim Audit Internal
melakukan Audit di masing-masing Pokja sesuai dengan pembagian
tugas yang telah ditentukan. Hasil dari Audit Internal ini kemudian
dipresentasikan untuk mendapat tanggapan dari Auditee (yang
diaudit) dan langkah-langkah perbaikan selanjutnya.
9. Tinjauan Manajemen
10. Audit Sertifikasi

Audit Sertifikasi dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2012 oleh


Worldwide

Quality Assurance (WQA) Indonesia, menghasilkan

beberapa temuan audit yang harus segera ditindaklanjuti dan


diperbaiki agar sertifikat ISO dapat diterbitkan.
11. Penerbitan Sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk Puskesmas Pamolokan
Puskesmas Pamolokan akhirnya berhasil mendapatkan Sertifikat
ISO 9001 : 2008 pada tanggal 11 Januari 2012. Sertifikat ini berlaku
selama 3 tahun, namun setiap tahunnya akan selalu ditinjau
melalui kegiatan Surveilance ISO sehingga Puskesmas senantiasa
dituntut untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanannya

dan

Dinas

Kesehatan

diharapkan

untuk

dapat

terus

Puskesmas,

terutama

pemenuhan

sarana

yang

Sumenep

memberikan

terkait

prasarana,

Kab.

dengan

sumber

sangat

dukungan

peningkatan

daya

manusia

ke
dan

yang

kompeten serta bimbingan teknis.

BAB IV
SUMBER DAYA KESEHATAN
IV.1. Sumber Daya Manusia
Jumlah

tenaga

kesehatan

yang

bertugas

di

Puskesmas

Pamolokan dan jaringannya pada tahun 2014 sebanyak 56 orang


dengan rincian sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dokter Umum
Dokter Gigi
Bidan Induk
Bidan Desa
Perawat Puskesmas
Perawat Pustu
Perawat Ponkesdes
Perawat Gigi
Pelaksana Gizi

:
:
:
:
:
:
:
:

1
1
4
10
7
2
4
1
:2

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Analis Laboratorium
Ass Apoteker
Juru Imunisasi
Petugas Promosi Kesehatan
Petugas Sanitarian
Tenaga Administrasi
Penjaga/juru layan

:
:
:
:
:
:
:

1
1
2
2
1
16
1

Dari seluruh tenaga yang ada tersebut, apabila dibandingkan


dengan

Standar

Ketenagaan

sesuai

Buku

Pedoman

Standar

Puskesmas Provinsi Jawa Timur tahun 2010 ternyata masih terdapat


beberapa kesenjangan, baik dalam hal jumlah tenaga maupun standar
kompetensi jabatan. Misalnya :
a.

Puskesmas Pamolokan belum memiliki seorang tenaga Sanitarian


dengan latar belakang pendidikan DIII Kesehatan Lingkungan,
sedangkan upaya Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu
dari upaya pelayanan kesehatan yang bersifat wajib; sehingga
keberadaan seorang tenaga Sanitarian sesungguhnya mutlak
diperlukan. Saat ini upaya kesehatan lingkungan dilaksanakan
oleh seorang staf puskesmas yang bertugas rangkap sebagai
tenaga Promosi Kesehatan dengan latar belakang pendidikan
SMA yang sudah mendapat pelatihan fungsional tenaga Promkes.

b.

Jumlah tenaga perawat di Puskesmas belum memenuhi standar


untuk Puskesmas dengan Rawat Inap. Hal ini menimbulkan
kesulitan dalam mengatur tugas jaga perawat untuk Rawat Inap
di Puskesmas.
Berdasarkan data jumlah dan kompetensi tenaga tersebut,

Kepala Puskesmas telah melakukan analisa dan usulan kebutuhan


tenaga sesuai dengan Buku Pedoman Standar Puskesmas Provinsi Jawa
Timur tahun 2010 kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep
sebagai berikut :
ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA (SDM)
UPT PUSKEMAS PAMOLOKAN TAHUN 2014
NO
.
1.
2.
3.

JENIS PEKERJAAN
Ka. Puskesmas
Ka. Tata Usaha
Perencanaan/RR/Evalua
si

STANDAR

YANG ADA

KOMPETENSI
S1 Kesehatan
S1

JUMLAH
1
1

1, S1 Kes
1, SMA

D3 Kesehatan

1, SKM

USULAN
KEBUTUHAN /
KETERANGAN
Peningkatan
kompetensi,
pelatihan
-

4.

Bendahara
Umum

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

&

Urusan

SMEA/SMK/
SMA

Asuransi Kesehatan
Sopir
Penjaga Puskesmas
Petugas Kebersihan
Promosi Kesehatan

D3
SMA
SMP
SMP
D3 Kesehatan

1
1
1
1
1

D3 Kesling
D3 Kesehatan

1
1

12.

Kesehatan Lingkungan
Pencegahan
Pemberantasan
Penyakit
Imunisasi

13.

Surveilance

D3
Perawat/Bidan
D3
Perawat/Bidan

14.
15.
16.

KIA
Gizi
Poli Umum

D3 Kebidanan
D3 Gizi
Dr. Umum
Perawat

1
1
1
2

17.

Poli Gigi

18.
19.

Poli KIA
UGD

Dr. Gigi
Perawat Gigi
D3 Kebidanan
Koordinator
D3 Perawat

1
1
1
1
8

20.

Kamar obat

D3 Farmasi
SMA

1
1

21.

Laboratorium

22.

Loket

D3
Medis
D3

23.

Rawat Inap

(tugas
rangkap)
1
1, SMA
1 (D1 Kesling)
(tugas
rangkap)
2, SMA
(tugas
rangkap)
1
2
1
7 (tugas
rangkap)

1
1
1
1
1
Peningkatan
kompetensi,
pelatihan
1
Peningkatan
kompetensi
1
-

1 (Kapus)
1
4
1
6
(tugas
rangkap)
1
(Asist.
Apotkr)
2
1

2, SMA

Dokter Umum

Koord.
Perawat
Staf Perawat

1
8

-1
(merangkap
Poli Umum)
1
6

Peningkatan
kompetensi
-

45

46

JUMLAH STANDAR

Analis

IV.2. Sarana Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat


Sarana kesehatan dan peran serta masyarakat yang dapat
mendukung pelaksanaan kegiatan di Puskesmas adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Polindes
Ponkesdes
Praktek Bidan Swasta
Praktek Dokter Swasta

:1
:1
:8
:4
: 11
: 10

7. Posyandu Balita
8. Posyandu Lansia
9. Kader Kesehatan
10. Dukun Bayi
11. Kader Lansia

: 48
:6
: 185
: ....
: 15

BAB V
KESIMPULAN
Dari seluruh paparan yang telah diuraikan pada bagian terdahulu
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Berbagai

upaya

pelayanan

kesehatan

yang

dilaksanakan

oleh

Puskesmas pada hakekatnya adalah kesatuan dari upaya promotif,


preventif, kuratif dan rehabilitatif yang saling berkaitan, saling
mempengaruhi dan saling mendukung dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
2. Keberhasilan yang telah diraih oleh Puskesmas Pamolokan pada tahun
2014 antara lain adalah :
a. Pencapaian target KIA dan KB (K1, K4, persalinan nakes, Cakupan
Bayi, Nifas) sesuai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun
2014
b. Pencapaian target program imunisasi sebesar lebih dari 90% untuk
semua Antigen

c. Penanganan desa/kelurahan terjangkit KLB dalam waktu kurang dari


24 jam sebesar 100% sesuai target SPM
d. Dapat mempertahankan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001 : 2008
e. Peringkat I pada Evaluasi Kinerja Aparatur di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk kategori UPT Puskesmas.
3. Selain keberhasilan yang telah dicapai, masih terdapat beberapa hal
yang perlu mendapat perhatian dan pembenahan yaitu :
a. Pencapaian

hasil

kegiatan

Pencegahan

dan

Pemberantasan

Penyakit, khususnya Pengobatan TB dan Kusta masih belum


mencapai target sesuai SPM.
b. Masih terjadi kasus penyakit yang berpotensi KLB/Wabah yaitu
difteri di wilja Puskesmas Pamolokan.
c. Diperlukan kerja keras dan upaya yang terus menerus untuk
akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) dan Angka
Kematian

Bayi

(AKB)

demi

tercapainya

peningkatan

derajat

kesehatan ibu dan anak sesuai tujuan Millenium Development Goals


(MDGs) pada tahun 2015.

d. Sumber daya yang ada di puskesmas yang berupa sumber daya


manusia,

sarana

dan

prasarana

puskesmas

masih

belum

sepenuhnya sesuai dengan standar yang diharapkan, baik dari segi


kualitas maupun kuantitasnya.

Sumenep, 25 Januari 2015


Mengetahui
Kepala

UPT

Puskesmas

Pamolokan
Kec. Kota Sumenep

Drg. DELA MAULANA A,M


Si

Penata TK I
NIP. 19790101 200604 1 033

You might also like