Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
ANGGUN SAMBEGANARKO
A00400060
RINGKASAN
ANGGUN SAMBEGANARKO, Pengaruh Aplikasi KMnO4, Ethylene Block,
Larutan CaCl2 dan CaO terhadap Kualitas dan Umur Simpan Pisang (Musa
paradisiacal L) varietas Raja Bulu. Dibimbing oleh SRI SETYATI HARJADI
Penelitian in dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan KMnO4,
Ethylene Block, larutan CaCl2 dan CaO terhadap kualitas dan umur simpan pisang
(Musa paradisiaca) varietas Raja Bulu . Penelitian ini telah dilaksanakan pada 19
Juni-4 Juli 2007 di Laboratorium Pusat Kajian Buah Tropika IPB Bogor
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu
faktor yaitu perlakuan penghambat pematangan dengan penyerap etilen (KMnO4
dan Ethylene Block), pemberian kalsium (CaCl2 dan CaO) dan kontrol. Setiap
perlakuan menggunakan setengah sisir pisang (6-7 jari pisang) dan dikemas
dengan mengunakan kantong plastik transparan dan disimpan dalam ruangan
bersuhu kamar (25-27C). Setiap perlakuan diulang tiga kali, sampel yang akan
diamati diambil secara destruktif yang dilakukan pada hari ke-3, 6, 9, 12 dan 15.
Total percobaan sebanyak 75 satuan. Sebagai pembanding digunakan Cek yaitu
pisang yang disimpan dalam ruangan dengan suhu kamar tanpa perlakuan dan
sistem kemas.
Pengamatan meliputi sifat fisik dan kimia buah pisang yang meliputi
indeks skala warna, susut bobot, padatan terlarut total, asam tertirasi total,
kekerasan, serta rasio daging dan kulit buah. Pengujian terhadap mutu dilakukan
pada hari ke-6, 9, 12 dan 15 dengan jumlah panelis sebanyak 10 orang. Uji
organoleptik ini bertujuan untuk mengetahui respon panelis terhadap produk yang
dikeluarkan berdasarkan aspek warna kulit, warna daging buah, tekstur, aroma,
rasa dan tingkat kesukaan secara keseluruhan.
Hasil penelitian menujukkan bahwa selama 15 hari penyimpanan,
perlakuan penghambat pematangan dengan menggunakan KMnO4 (zeolit) lebih
mampu mempertahankan kekerasan buah pisang dibandingkan perlakuan lainnya.
Perlakuan penyerap etilen KMnO4 dan Ethylene Block, menahan peningkatan
padatan terlarut total dan asam tertitrasi total serta mampu mempertahankan
warna hijau pada buah pisang. Perlakuan pemberian kalsium CaCl2 mampu
mempertahankan kekerasan buah, warna kulit buah yang diberi perlakuan CaO
tetap berwana hijau. Pisang yang dikemas hanya dengan plastik (kontrol) mampu
mempertahankan nilai susut bobot tetap rendah selama 15 hari penyimpanan..
Secara umum bahan penyerap etilen KMnO4 (zeolit) dan Ethylene Block
dapat menghambat proses pematangan pisang Raja Bulu selama 15 hari
penyimpanan di ruangan bersuhu kamar dengan dapat dipertahankannya warna
kulit hijau, daging buah berwarna kuning pucat, tekstur daging keras, tidak harum
dan rasanya yang sepat buah. Kondisi pisang yang dijadikan cek mencapai kuning
penuh pada hari ke-9 dan dihari ke-15 telah mencapai warna kulit kuning penuh
dengan bercak coklat diseluruh permukaan (indeks skala 8) serta mengalami
kerusakan fisik yaitu pengriputan. Diakhir penyimpanan, susut bobot mencapai
nilai 42%, padatan terlarut total 26,45 Brix, asam tertitrasi total 17,36,
kekerasan 2,03 Kg/detik, rasio daging dan kulit adalah 2,35. Keadaan ini
menyebabkan pisang tersebut tidak layak untuk dikonsumsi
Berdasarkan uji organoleptik tingkat kesukaan, batas penerimaan panelis
untuk perlakuan KMnO4 dan kontrol hanya sampai hari ke-9. Panelis masih dapat
menerima kondisi buah hingga hari ke-12 penyimpanan untuk perlakuan Ethylene
Block dan CaO. Untuk perlakuan CaCl2 , panelis dapat menerima kondisi buah
hingga akhir penyimpanan hari ke-15. Buah yang telah mengalami perlakuaan
penundaan pematangan dapat dimatangkan dengan sempurna selama 3-4 hari
apabila disimpan di ruang dengan suhu kamar (25-27C).
Oleh :
ANGGUN SAMBEGANARKO
A00400060
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
Pengaruh Aplikasi KMnO4, Ethylene Block, Larutan CaCl2,dan CaO terhadap
Kualitas dan Daya Simpan Pisang (Musa paradisiaca L) varietas Raja Bulu.
Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan
bantuan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada
1. Prof.. Dr. Ir. Sri Setyati Harjadi, MSc sebagai dosen pembimbing skripsi
atas kebaikan hati, kesabaran, motivasi, arahan dan bimbingan yang
diberikan selama menjadi pembimbing.
2. Pusat Kajian Buah Tropika-IPB atas bantuan dan fasilitas selama
dilakukannya penelitian ini.
3. Dr. Ir. Sobir, MS selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya
selama penulis menjadi mahasiswa program studi Hortikultura-IPB
4. Dosen penguji, Dr. Ir. Darda Efendi, MS dan Dr. Ir. Winarso, MS atas
arahan dan masukan untuk perbaikan skripsi ini
5. Dr. Ir. Eny Widjayanti, MS atas bantuan, arahan dan dukungan yang telah
diberikan.
6. Bapak dan Ibu atas doa yang tidak pernah henti dipanjatkan dan
dukungan yang tidak bosan-bosannya diberikan selama ini baik moril
maupun materil. Bu, pak, akhirnya saya jadi sarjana
7. Sajn, Reichan, Kharish dan Khrisna, atas doa, kesetiaan, kesabaran,
dukungan secara moril. Nice to have you beside me.
8. Mas Tri, mba Juari, mas Hendri, mas Hendra, mba Dyah atas doa dan
dukungan yang diberikan selama ini serta para malaikat dan bidadari
cantik atas senyum, canda dan tawa cerianya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................................i
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................................1
Tujuan ...............................................................................................................3
Hipotesa ............................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Manfaat Pisang...............................................................................4
Perubahan Selama Proses Pematangan.............................................................5
Bahan-bahan Penghambat Pematangan............................................................7
Kemasan dengan Plastik ...................................................................................9
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................10
Bahan dan Alat .................................................................................................10
Metode Penelitian .............................................................................................10
Pelaksanaan ......................................................................................................11
Pengamatan.......................................................................................................12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Penelitian................................................................................15
Perubahan Kondisi Visual Buah
Warna .......................................................................................................17
Kekerasan Buah .......................................................................................19
Perubahan Mutu
Susut Bobot ..............................................................................................21
Rasio Daging dan Kulit............................................................................22
Padatan Terlarut Total..............................................................................22
Asam Tertitrasi Tertirasi ..........................................................................23
Halaman
Organoleptik Kesukaan (Umum) .............................................................25
DAFTAR TABEL
Halaman
Teks
Tabel 1. Indeks Skala Warna Kulit Buah Pisang .......................................................13
Tabel 2. Rekapitulasi Sidik Ragam Perlakuan Bahan Penyerap Etilen
KMnO4, Ethylen Block, CaCl2 dan CaO dan Uji Organoleptik
pada Pisang Raja Bulu. ..................................................................................16
Lampiran
Format Uji Organoleptik ............................................................................................31
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Teks
Grafik 1. Perubahan indeks skala warna pisang Raja Bulu selama penyimpanan......... .17
Grafik 2. Uji organoleptik warna kulit pisang Raja Bulu selama penyimpanan............. 18
Grafik 3. Uji organoleptik warna daging buah pisang Raja Bulu selama
penyimpanan ................................................................................................................... 19
Grafik 4. Perubahan kekerasan buah pisang Raja Bulu selama penyimpanan .............. 20
Grafik 5. Uji organoleptik tekstur daging buah pisang Raja Bulu selama
penyimpanan 20
Grafik 6. Perubahan susut bobot pisang Raja Bulu selama penyimpanan...................... 21
Grafik 7. Perubahan rasio daging/kulit pisang Raja Bulu selama penyimpanan ............ 22
Grafik 8 Perubahan padatan terlarut total pisang Raja Bulu selama penyimpanan ........ 23
Grafik 9. Perubahan asam tertitrasi total pisang Raja Bulu selama penyimpanan.......... 24
Grafik 10. Uji organoleptik rasa buah pisang Raja Bulu selama penyimpanan.............. 24
Grafik 11. Uji organoleptik aroma buah pisang Raja Bulu selama penyimpan......... .... 29
Grafik 12. Uji organoleptik tingkat kesukaan pisang Raja Bulu selama
penyimpanan ................................................................................................................... 30
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Lampiran
Gambar 1. Sampel Pisang Raja Bulu yang akan diberi perlakuan. ........................... .... 39
Gambar 2. Penyimpanan buah pisang dalam rak penyimpanan pada suhu kamar. .. .... 39
Gambar 3. Kondisi pisang cek setelah 15 hari penyimpanan .................................... .... 39
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pisang (Musa sp) merupakan salah satu komoditas asli Asia Tenggara dan
termasuk jenis buah-buahan penting terutama di kawasan Filipina, Malaysia dan
Indonesia, baik ditinjau dari luas lahan maupun produksinya. Simmonds (1966)
menyatakan bahwa pisang berasal dari kawasan Asia Tenggara yang
penyebarannya meluas hingga ke seluruh belahan dunia yang meliputi daerah
tropik dan sub-tropik karena itu buah pisang merupakan salah satu jenis buah
yang memiliki peranan penting di dunia. Berdasarkan data Departemen Pertanian
(2004), produksi pisang Indonesia dari tahun 1997-2004 menempati urutan
pertama diantara produksi buah-buahan lainnya, meski mengalami kenaikan yang
tidak stabil, produksi tahun 2004 merupakan yang tertinggi dibandingkan tahuntahun sebelumnya yakni sebesar 4,5 juta ton. Ekspor pisang Indonesia ke luar
negeri dari tahun 1998 mencapai 77,47 juta ton dengan nilai US$14 juta. Namun
pada kurun waktu tahun 2000 hingga 2003, volume ekspor menurun drastis
hingga mencapai angka 0,24 juta ton dengan nilai sebesar US$ 510.000.
Penurunan ini terkait erat dengan terjadinya krisis moneter pada tahun 1998
sehingga menyebabkan para eksportir Indonesia kewalahan dan gulung tikar
(Departemen Pertanian, 2004).
Buah pisang merupakan buah yang selalu tersedia dipasar, tidak
bergantung pada musim dan produksinya cukup melimpah. Masih terbuka
peluang untuk pasar luar negeri karena itu produk harus mengarah kepada
kualitas. Salah satu jenis pisang yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan
berpotensi ekspor adalah pisang Raja Bulu. Pisang ini merupakan salah satu jenis
pisang yang dapat dimakan langsung (pencuci mulut) ataupun diolah terlebih
dahulu, ukurannya sedang dan gemuk, kulit tebal berwarna kuning berbintik
coklat. Daging buahnya sangat manis, berwarna kuning kemerahan, bertekstur
lembut dan tidak berbiji, serta daya simpan yang lebih lama. Masalah terbesar
yang dihadapi pisang Raja Bulu adalah sifatnya yang mudah rusak (perishable)
dan mudah busuk sebagai akibat dari proses metabolisme yang tetap berlangsung
setelah pemanenan sehingga kualitas buah akan menurun selama penyimpanan.
Berdasarkan hasil penelitian Nurhasanah (2006), daya simpan pisang Raja Bulu
yang berasal dari enam pasar hanya mencapai 5-8 hari setelah berada di tangan
konsumen dan disimpan dalam ruangan dengan suhu kamar (27 C).
Penanganan pasca panen pisang Raja yang dilakukan oleh pedagang masih
sangat sederhana. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Nurhasanah
(2006), para pedagang pisang mengalami kesulitan untuk penanganan dengan cara
yang lebih baik karena kurangnya dana. Ditambahkan lagi, panjangnya rantai
pemasaran pisang Raja dari petani sampai konsumen di beberapa pasar
mengakibatkan semakin tingginya resiko kerusakan pisang. Karena itu, metode
pasca panen yang mudah, murah, tepat guna dan efektif perlu diupayakan untuk
mengurangi kerugian karena kehilangan hasil dan mutu akan tetap terjaga sampai
ke tangan konsumen. Berbagai upaya dilakukan untuk menghambat proses
pematangan dan mempertahankan kualitas buah. Salah satunya adalah dengan
pemberian bahan-bahan kimia secara eksogen. Penggunaan KMnO4 dan Ethylene
Block mampu menyerap gas etilen yang keluar dari jaringan buah. Menurut
Sholihati (2004), secara umum perlakuan bahan penyerap etilen kalium
permanganat memberikan pengaruh terhadap penghambatan pematangan dengan
ditekannya produksi etilen dan dapat dipertahankannya warna hijau, tekstur serta
aroma pisang Raja selama 15 hari pada suhu 28C dan 45 hari pada suhu 13 C.
Berdasarkan penelitian Anggreayani (2005), KMnO4 dan Ethylene Block mampu
mempertahankan kondisi pisang Mas selama masa penyimpanan dengan menekan
perubahan susut bobot, PTT, pH dan kelunakan kulit buah.
Menurut Kerbel dan Njoroge (1993), kalsium dapat menghambat proses
pematangan dan memperpanjang masa simpan buah tomat dengan menghambat
produksi etilen tanpa mempengaruhi pH, padatan total terlarut maupun warna
buah. Penelitian Sari et al (2004) menyatakan bahwa perendaman buah mangga
dalam larutan CaCl2 berkadar 4 dan 8% selama 60, 90 dan 120 menit dapat
memperlambat pematangan 1-3,6 hari. Agar aplikasi pada pasca panen buah lebih
efektif, kalsium klorida yang diberikan harus mengalami kontak langsung dengan
buah (Wills et al, 1981). Selain CaCl2, CaO (kalsium oksida/kapur sirih)
merupakan bentuk lain dari usaha pemanfaatan kalsium untuk memperpanjang
daya simpan buah. Masyarakat awam sering memanfaatkan kapur sirih untuk
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas perlakuan penyerap etilen
KMnO4 dan Ethylene Block; dan pengaruh perlakuan. Larutan CaCl2 dan CaO
terhadap kualitas dan umur simpan pisang (Musa paradisiaca) varietas Raja Bulu
Hipotesis
Perlakuan penyerap etilen KMnO4 dan Ethylene Block serta perlakuan
larutan CaCl2 dan CaO dapat mempertahankan kualitas dan umur simpan pisang
Raja Bulu.
TINJAUAN PUSTAKA
Kalium (Ashari, 1995). Menurut PKBT (2007), kandungan vitamin C satu buah
pisang setara dengan 2 buah apel. Pisang kaya akan mineral Kalsium (Ca)
sehingga mengkonsumsi pisang setelah makan akan membantu menetralisir efek
negatif konsumsi garam dan monosodium glutamat (MSG) yang berlebih. Serta
mengandung kalium (K) yang berfungsi menjaga keseimbangan air tubuh,
kenormalan tekanan darah, fungsi jantung dan kerja otot.
diantaranya jari buah sudah tidak bersiku lagi. Pemanenan awal tersebut bertujuan
agar pisang terhindar dari kerusakan fisik, kimia dan penyakit pasca panen setelah
buah matang. Kegiatan metabolisme yang utama pada buah adalah respirasi yaitu
pemecahan bahan-bahan komplek dalam sel seperti tepung, gula dan asam amino
menjadi molekul sederhana seperti CO2 dan air serta energi dan molekul lainnya
yang dapat digunakan oleh sel untuk reaksi sintesis.
Menurut Mikasari (2004), proses respirasi pada buah berguna sebagai
petunjuk lama penyimpanan buah, semakin rendah laju respirasi memberikan
umur simpan yang semakin panjang dan sebaliknya. Lebih lanjut, laju respirasi
yang tinggi mempercepat batas penyimpanan buah yang ditandai oleh adanya
kerusakan fisik pada buah seperti warna kulit menguning disertai bintik hitam
yang semakin meluas dipermukaan kulit, aroma buah berubah menjadi asam dan
buah menjadi lunak. Reaksi metabolisme akan mengakibatkan berubahnya sifat
fisik dan kimia dari buah tersebut dan secara tidak langsung akan mempengaruhi
kualitas buah. Sifat fisik yang berubah meliputi, warna ukuran, kekerasan dan
rasio daging/kulit buah, sedangkan sifat kimianya yakni kandungan karbohidrat,
gula, asam, rasa, aroma, vitamin.
Pola respirasi buah dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu klimaketrik
dan non klimakterik. Turner (1997) menyatakan bahwa pisang merupakan buah
dengan tipe respirasi klimakterik dimana proses pematangan dikaitkan dengan
terjadinya peningkatan respirasi hingga mencapai puncaknya setelah tiga atau
empat hari dan kemudian mengalami penurunan namun masih tetap tinggi.
Santoso dan Purwoko (1995) menjelaskan bahwa pola klimakterik mempunyai
puncak respirasi yang khas dimana terjadinya peningkatan produksi CO2 dan
penurunan O2..
Beberapa jam sebelum dimulainya repirasi klimakterik, produksi etilen
akan mengalami peningkatan dari 0,005 ml/kg jam saat fase preklimakterik
meningkat menjadi 3 ml/kg jam. Peningkatan etilen mencapai puncaknya saat
proses respirasi meningkat dengan cepat (Turner, 1997). Santoso dan Purwoko
(1995) menyatakan bahwa respirasi dan produksi etilen merupakan dua hal pokok
yang terkait erat untuk menjelaskan mekanisme pematangan (ripening).
Metode Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap satu
faktor. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah Kontrol (yang hanya
dibungkus dengan plastik), KMnO4 (kemasan plastik+ KMnO4), Ethylene Block
(kemasan plastik+ Ethylene Block), CaCl2 (kemasan plastik+larutan CaCl2 ), CaO
(kemasan plastik+ larutan CaO)
Setiap unit percobaan disimpan dalam suhu ruang (25-27 C). Pengambilan
sampel secara destruktif dilakukan setiap tiga hari sekali yakni pada hari ke-3, 6,
Pelaksanaan
Buah pisang yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kebun
petani di daerah Ciapus, Bogor. Buah dipanen satu hari sebelum perlakuan.
Diangkut dengan kendaraan tanpa pendingin ke Laboratorium Pasca panen Pusat
Kajian Buah tropika-IPB, Bogor dan selanjutnya diberi perlakuan.
Untuk
mencegah
agar
buah
tidak
terserang
cendawan
atau
mikroorganisme lainnya. Setelah dipotong menjadi setengah sisir (6-7 jari), buah
pisang direndam dalam larutan clorox 10% (v/v) selama 120 detik dan
dikeringanginkan untuk selanjutnya diberi perlakuan.
plastik transparan berisi sisir pisang, namun diupayakan agar KMnO4 tidak
menyentuh pisang karena itu harus digantung.
Ethylene Block
Bahan penyerap etilen yang digunakan adalah Ethylene Block komersial
dengan bahan aktif permanganat (Selma, C.A.USA). Perlakuan ini diberikan
sebanyak kurang lebih 6,5 gr atau seperempat bungkus Ethylene Block
komersial dan diaplikasikan dengan cara dimasukkan kedalam kemasan.
Pembuatan larutan CaCl2 1,5% (w/v)
CaCl2 sebanyak 1,5 gram dilarutkan kedalam 100 ml air. Untuk merendam 7,5
sisir pisang dibutuhkan wadah baskom dengan kapasitas 6 liter air, sehingga
dibutuhkan 90 gram CaCl2. Perendaman dilakukan selama 120 menit dan
kemudian dikeringanginkan .
Pembuatan larutan CaO 1,5% (w/v)
Kapur sirih (CaO) sebanyak 1,5 gram dilarutkan kedalam 100 ml air. Untuk
merendam 7,5 sisir pisang dibutuhkan wadah baskom dengan kapasitas 6 liter
air, sehingga dibutuhkan 90 gram CaO. Perendaman dilakukan selama 120
menit dan kemudian dikeringanginkan .
Setelah diberi perlakuan, masing-masing satuan percobaan disimpan pada
rak dalam ruangan dengan suhu kamar (26-27C).
Pengamatan
Pengamatan buah dilakukan dengan menggunakan sampel destruktif dan
dilakukan pada hari ke-0 dengan tujuan untuk mendapatkan data awal kondisi
pisang sebelum buah diberi perlakuan dan penyimpanan, dilanjutkan pada hari ke3, 6, 9, 12 dan 15 setelah perlakuan.
Warna
Pengujian untuk mengetahu perubahan warna pada kulit buah pisang
ditentukan berdasarkan indeks skala warna kulit buah pisang. Menurut Turner
(1997), tahapan kematangan pisang berdasarkan pada derajat warna kulit
buah yang nilainya antara 1 sampai dengan 8, nilai tersebut adalah :
Hijau
Hijau kekuningan
Kuning kecoklatan
Kekerasan Buah
Kekekerasan dihitung dengan penetrometer berdasar daya tembus jarum
terhadap buah sebelum dikupas dengan beban maksimum 5 kg. Buah
diletakkan sedimikian rupa sehingga stabil kemudian jarum ditusukkan pada
tiga tempat yaitu ujung, tengah dan pangkal sebanyak dua kali ulangan pada
tiap pengukuran dan kemudian dirata-ratakan. Nilai pengukuran dinyatakan
dalam kg/detik.
Susut Bobot
Sampel pisang terlebih dahulu ditimbang sebelum diberi perlakuan untuk
memperoleh nilai bobot awal
Rumus perhitungan :
Susut Bobot = A B x 100%
A
Keterangan :
A = Bobot awal simpan buah pisang (gram)
B = Bobot akhir buah pisang pada hari pengamatan ke-3, 6, 9, 12 dan 15
(gram)
melintang lalu diambil sarinya dengan menggunakan kertas saring atau kain.
Sari yang telah diperoleh kemudian diteteskan pada lensa refraktometer.
Organoleptik
Uji organoleptik merupakan suatu cara untuk mengukur, menganalisis serta
menginterpretasikan berdasarkan tingkat kesukaan dari karakter suatu produk
pangan yang dirasakan oleh indra perasa, penciuman, penglihatan serta
peraba. Jumlah panelis yang digunakan sebanyak 10 orang dimana bahan
disajikan secara acak dengan memberikan kode. Panelis diminta memberikan
penilaian kriteria kesukaan terhadap warna, tekstur dan aroma berdasarkan
skala mutu hedonik 1 sampai 7 yang dikonversi dalam bentuk angka. .Uji
organoleptik dilakukan terhadap buah yang layak untuk dikonsumsi dan
dilakukan pada hari ke-6, 9, 12 dan 15 setelah perlakuan. Format uji
organoleptik dapat dilihat pada lampiran satu.
ke-9 dan 12 terhadap indeks skala warna dan asam tertitrasi total. Serta
berpengaruh nyata hanya pada hari ke-9 penyimpanan untuk parameter kekerasan
dan padatan terlarut total. Pengujian organoleptik dilakukan untuk mengetahui
kesukaan konsumen terhadap sebuah produk. Sidik ragam respon 10 orang panelis
menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata dihampir semua
penyimpan kecuali pada hari ke-6 untuk parameter warna kulit, warna daging,
tekstur daging, aroma daging dan tingkat kesukaan secara umum. Data yang
ditampilkan pada grafik untuk setiap parameter pengamatan memperlihatkan nilai
yang berfluktuasi hingga akhir penyimpanan. Diduga hal ini dikarenakan pisang
yang dijadikan sampel berasal dari klon dan umur yang berbeda.
Tabel 2. Rekapitulasi Sidik Ragam Perlakuan Bahan Penyerap Etilen KMnO4,
Ethylene Block, CaCl2 dan CaO dan Uji Organoleptik pada Pisang
Raja Bulu.
3
15
Indeks warna
tn
tn
tn
tn
tn
Kekerasan Buah
tn
tn
tn
tn
tn
Susut Bobot
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
Parameter
Organoleptik Kesukaan
(Umum)
tn
Keterangan : tn : tidak berbeda nyata uji F taraf 5 %
* : berbeda nyata uji F taraf 5%
- : tidak dilakukan pengamatan
Skala
6
5
4
3
2
1
0
0
12
15
Ethylene Block
Kontrol
CaCl2
Cek
Grafik 1. Perubahan indeks skala warna pisang Raja Bulu selama penyimpanan.
Uji hedonik warna kulit buah pada Grafik 2 terlihat bahwa perlakuan
penghambat pematangan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada hari
ke-6 dan berada pada nilai 2,22-2,6 (hijau-hijau kekuningan) namun berbeda
nyata pada penyimpanan hari-hari berikutnya. Penilaian panelis selama dilakukan
uji mutu hedonik terhadap skor warna kulit pada hari ke-9 dan 12 selama hari
penyimpanan sebesar 2,25-3,71 (hijau-kuning). Sedangkan pada hari ke-15,
perlakuan KMnO4 menunjukkan perbedaan dibandingkan perlakuan lainnya
dengan tetap mempertahankan kisaran warna hijau kekuningan.
Organoleptik Warna Kulit
4
Skala
3
2
1
0
6
12
15
Ethylene Block
CaCl2
CaO
Kontrol
Grafik 2. Uji organoleptik warna kulit pisang Raja Bulu selama penyimpanan
Skala
3
2
1
0
6
12
15
Ethylene Block
CaCl2
CaO
Kontrol
Grafik 3. Uji organoleptik warna daging buah pisang Raja Bulu selama penyimpanan
Kekerasan Buah
Perlakuan penghambat pematangan memberikan pengaruh nyata hanya
pada hari ke-9 penyimpanan (Grafik 4). Pada dasarnya perlakuan penghambat
pematangan tidak dapat menghambat penurunan kekerasan buah, meskipun
demikian perlakuan KMnO4 mampu menghambat kelunakan lebih baik
dibandingkan perlakuan Ethylene Block dan perlakuan pemberian kalsium yang
ditunjukkan dengan besarnya nilai kekerasan buah diakhir penyimpanan. Etilen
yang diserap KMnO4 berakibat protopektin dalam buah pisang tidak terhidrolisa.
Cek dihari ke-15 penyimpanan lebih keras dibandingkan perlakuan kontrol namun
dengan kondisi kulit berkeriput.
Menurunnya nilai kekerasan buah menandakan bahwa kulit telah
mengalami proses pelunakan. Menurut Muchtadi (1992), kekerasan buah menurun
karena hemiselulosa dan protopektin terdegradasi. Protopektin menurun
jumlahnya karena berubah menjadi pektin yang bersifat larut dalam air. Perlakuan
Ethylene Block, CaCl2 dan CaO memperlihatkan hasil akhir yang seragam,
meskipun memiliki kecenderungan setiap harinya semakin melunak namun CaO
setelah hari ke-12 justru mengalami peningkatan kekerasan. Tucker (1993)
menjelaskan pelunakan buah selama penyimpanan merupakan penentu kualitas
utama yang sering menentukan umur simpan produk. Peningkatan kekerasan
Kg/detik
4
3
2
1
0
0
12
15
Ethylene Block
CaCl2
CaO
Kontrol
Cek
3
2
1
0
6
12
15
Ethylene Block
CaCl2
CaO
Grafik 5. Uji organoleptik tekstur daging buah pisang Raja Bulu selama penyimpanan
Kontrol
Perubahan Mutu
Susut Bobot
Susut bobot merupakan salah satu indikasi penilaian terhadap kesegaran
dan mutu buah. Seiring dengan makin lamanya waktu penyimpanan, susut bobot
akan mengalami peningkatan. Tetap berlangsungnya proses respirasi pada buah
selama waktu penyimpanan menurut Kader (1992) akan mengubah gula
(C6H12O6) menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H2O) kemudian mengalami
penguapan (transpirasi) sehingga susut bobot pun meningkat. Peningkatan susut
bobot diupayakan dapat ditekan dengan menggunakan beberapa bahan pengemas,
bahan penyerap etilen dan atau kemasan plastik.
Susut Bobot
10
8
6
4
2
0
3
12
15
Ethylene Block
CaCl2
CaO
Kontrol
Rasio
KMnO4
Ethylene Block
6
9
Hari Setelah Perlakuan
CaCl2
12
CaO
15
Kontrol
Cek
Block lebih baik dalam menghambat degradasi pati menjadi gula sehingga dapat
mempertahankan PTT pisang Raja Bulu tetap rendah dibandingkan perlakuan
pemberian kalsium dan kontrol. Padatan terlarut total cek pada hari ke-15
menunjukkan nilai tertinggi, hal ini disebabkan enzim amilase tidak mengalami
hambatan dalam mengubah pati menjadi gula
Padatan Terlarut Total
30
25
Brix
20
15
10
5
0
O
12
15
Ethylene Block
CaCl2
CaO
Kontrol
Cek
Grafik 8 Perubahan padatan terlarut total pisang Raja Bulu selama penyimpanan
mg/100gr
12
15
Ethylene Block
CaCl2
CaO
Kontrol
Cek
Grafik 9. Perubahan asam tertitrasi total pisang Raja Bulu selama penyimpanan
proses
respirasi
menjadi
terhambat
yang
menyebabkan
terhambatnya pematangan. Asam tertitrasi total cek memiliki nilai setara dengan
perlakuan CaCl2. Menurut Thompson (1996), walaupun peningkatan rasa manis
penting tetapi cita rasa buah secara keseluruhan juga dipengaruhi oleh asam
organik. Kesetimbangan rasa manis dan asam penting untuk rasa yang
menyenangkan pada buah.
Organoleptik Rasa Daging Buah
4
Rasa
3
2
1
0
12
15
Ethylene Block
CaCl2
CaO
Grafik 10. Uji organoleptik rasa buah pisang Raja Bulu selama penyimpanan
Kontrol
Aroma
3
2
1
0
6
12
15
Ethylene Block
CaCl2
CaO
Kontrol
Grafik 11. Uji organoleptik aroma buah pisang Raja Bulu selama penyimpan
Kesukaan
4
3
2
1
0
6
12
15
Ethylene Block
CaCl2
CaO
Kontrol
Grafik 12. Uji organoleptik tingkat kesukaan pisang Raja Bulu selama penyimpanan
pengaruhnya
pada
parameter
pengamatan
lainnya
dihari
DAFTAR PUSTAKA
Anggreayani, H. 2005. Pengaruh Pengendalian Pematangan Sistem Kemas
Terhadap Kondisi Pisang (Musa paradisiaca L) Varietas Mas Pada
Dua Suhu Simpan. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Ashari, S. 1995. Hortikultura-Aspek Budidaya. UI. Press. Jakarta
Departemen Pertanian. 2004. Statistik Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta
http://www.deptan.go.id
Espino,RRC., Jaaluddin SH., Silayoi B., dan Nasution RE. 1997. Musa L (kultivar
yang Dapat Dimakan). Didalam. (ed) Verheij,EWM., Coronel RE.
Plant Resources of South East Asia No.2: Buah-buahan yang Dapat
Dimakan. Prosea Foundation: Bogor. Hal 285-296.
Juniarti, D. 1999. Pengaruh Beberapa Perlakuan Pasca panen dan Suhu Simpan
Terhadap Kualitas dan Daya Simpan Buah PIsang Cavendish (Musa
paradiasaca L). Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian IPB. Bogor
Kerbel E.L dan C.K. Njoronge. 1993. Effect of Postharvest Calcium Treatment on
Soluble Solid, pH, Firmness and Colour of Stored Tomato Friuts. J. A
fr. Agric. 58(3): 111-116
Mikasari, Wilda. 2004. Kajian Penyimpanan dan Pematangan Buah Pisang Raja
(Musa paradisiaca var Sapientum L.) dengan Metode Pentahapan
Suhu. Tesis. Pasca Sarjana. Bogor.
Muchtadi D. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-buahan. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nurhasanah. 2006. Survei Kondisi dan Daya Simpan Pisang (Musa paradisiaca
L) Kultivar Raja Bulu di Pasar Induk Kramat Jati dan Sekitar Bogor.
Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian,
IPB. Bogor.
Santoso B.B dan B.S. Purwoko. 1995. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen
Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia University Project,
Universitas Mataram. Mataram.
Pengaruh
Kadar
Komoditi :
Analisis ke :
Beri tanda ( ) dalam kotak sesuai dengan penilaian anda
P1
Skor
Warna kulit
U1 U2 U3 U1
1
Hijau
Hijau dengan sedikit
2
kuning
3
Hijau kekuningan
Kuning dengan sedikit
4
hijau
Kuning, ujung dan Pangkal
5
Berwarna hijau
6
Kuning penuh
Kuning penuh dengan
7
bintik kehitaman
2
3
4
5
Tekstur
Sangat lunak
Lunak
Agak lunak
Keras
Sangat keras
Rasa Daging Buah
Sangat tidak manis (sangat
sepet)
Tidak manis (sepet)
Agak manis
Manis
Sangat Manis
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
1
1
2
3
4
5
1
2
3
4
P2
U2
U3
U1
P3
U2
U3
U1
P4
U2
U3
U1
P5
U2
U3
Derajat
Bebas
Perlakuan
Galat
Total
4
10
14
0
0
0
0
0
6 HSP
Perlakuan
Galat
Total
4
10
14
1.067
2.667
3.733
9 HSP
Perlakuan
Galat
Total
4
10
14
12 HSP
Perlakuan
Galat
Pengamatan
3 HSP
Total
15 HSP
Perlakuan
Galat
Total
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
F hitung
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
0 tn
0.267
0.267
0.4516
20.384 tn
1.6
1.3
2.93
0.4
0.13
0.0723
12.44824*
4
8
17.089
3.833
4.272
0.479
8.92
0.048
22.497*
12
20.923
5
5
35
15.667
5.883
3.13
1.66
0.256
37.931 tn
10
50.667
Lampiran 3. Sidik Ragam Uji Organoleptik Indeks Warna Kulit Pisang Raja Bulu.
Pengamatan
6 HSP
9 HSP
12 HSP
15 HSP
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
1.027
0.257
Galat
45
6.526
0.145
Total
49
7.553
Sumber
Perlakuan
Perlakuan
Kuadrat
Tengah
1.623
0.406
Galat
45
4.215
0.093
Total
49
5.838
14.743
3.685
Galat
45
18.832
0.418
Total
49
33.575
Perlakuan
Perlakuan
36.114
9.028
Galat
45
2.871
0.064
Total
49
38.985
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
1.77
0.1515
15.788 tn
4.34
0.0047
10.008*
8.81
0.0001
21.307*
141.51
0.0001
10.063*
F hitung
Lampiran 4. Sidik Ragam Uji Organoleptik Warna Daging Buah Pisang Raja
Bulu.
Pengamatan
6 HSP
9 HSP
12 HSP
15 HSP
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
1.671
0.418
Galat
45
16.852
0.374
Total
49
18.523
3.135
0.784
Galat
45
8.015
0.178
Total
49
11.15
2.331
0.582
Galat
45
8.074
0.179
Total
49
10.405
32.191
8.048
Galat
45
2.793
0.062
Total
49
34.984
Sumber
Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan
Kuadrat
Tengah
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
1.12
0.361
23.942 tn
4.4
0.004
14.543*
3.25
0.0201
17.303*
129.66
0.0001
11.053*
F hitung
6 HSP
9 HSP
12 HSP
15 HSP
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Galat
10
Total
14
5.258
1.314
Galat
10
8.954
0.895
Total
14
14.2126
8.6144
2.1536
0.596
Sumber
Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan
Kuadrat
Tengah
F hitung
Galat
10
5.967
Total
14
14.582
Perlakuan
29.643
7.411
Galat
39.63
4.953
Total
12
69.27
Perlakuan
41.046
10.262
Galat
41.387
8.277
Total
10
82.434
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
0 tn
1.47
0.2829
10.21 tn
3.61
0.0454
11.671 *
1.5
0.2904
39.392 tn
1.24
0.401
52.33 tn
9 HSP
12 HSP
15 HSP
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
0.447
0.112
Galat
45
9.202
0.204
Total
49
9.647
Sumber
Perlakuan
Perlakuan
Kuadrat
Tengah
1.791
0.447
Galat
45
5.678
0.126
Total
49
7.469
22.478
5.619
Galat
45
10.578
0.235
Total
49
33.057
Perlakuan
Perlakuan
20.743
5.186
Galat
45
5.08
0.113
Total
49
25.823
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
0.55
0.703
16.949 tn
3.55
0.0134
13.002*
23.91
0.0001
19.455*
45.94
0.0001
18.221*
F hitung
Sumber
Perlakuan
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
F hitung
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
0.4504
155.345tn
0.002
0.0004
Galat
Total
10
14
0.004
0.006
0.0004
6 HSP
Perlakuan
Galat
Total
4
10
14
0.0023
0.025
0.027
0.00057
0.0025
0.22
0.9185
134.86 tn
9 HSP
Perlakuan
Galat
Total
4
10
14
0.00013
0.0037
0.0039
0.00003
0.0003
0.09
0.9836
41.478 tn
12 HSP
Perlakuan
Galat
4
8
0.001
0.013
0.002
0.0016
0.15
0.9563
60.61 tn
12
0.014
5
5
0.00099
0.00047
0.00016
0.00009
1.74
0.279
30.177 tn
10
0.0136
Total
15 HSP
Perlakuan
Galat
Total
6 HSP
9 HSP
12 HSP
15 HSP
Sumber
Perlakuan
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
0.253
0.063
0.096
Galat
10
0.96
Total
14
26.77
0.147
0.037
Galat
10
0.44
0.044
Total
14
0.588
0.12
0.03
Galat
10
0.31
0.03
Total
14
0.43
Perlakuan
0.0562
0.014
Galat
0.224
0.28
Total
12
0.28
Perlakuan
2.325
0.038
Galat
0.39
0.077
Total
10
2.715
Perlakuan
Perlakuan
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
0.66
0.6333
26.77 tn
0.84
0.5324
21.12 tn
0.97
0.4662
16.7 tn
0.5
0.7367
15.01 tn
0.091
19.99 *
F hitung
Lampiran 9. Sidik Ragam Padatan Terlarut Total (Brix) Pisang Raja Bulu
Pengamatan
3 HSP
6 HSP
9 HSP
Sumber
Perlakuan
Derajat
Bebas
4
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
15.584
3.896
2.978
Galat
10
29.78
Total
14
45.364
57.897
14.474
Galat
10
180.926
18.093
Total
14
238.824
496.491
124.123
Galat
10
244.166
24.42
Total
14
740.657
Perlakuan
Perlakuan
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
1.31
0.3313
18.922tn
0.8
0.552
40.978 tn
5.08
0.0169
34.93 *
F hitung
15 HSP
Sumber
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
Perlakuan
193.72
48.43
Galat
486.82
60.852
Total
12
680.54
Perlakuan
604.481
100.75
Galat
475.501
95.1
Total
10
1079.988
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
0.8
0.56
45.312 tn
1.06
0.489
53.803 tn
F hitung
Lampiran 10. Sidik Ragam Asam Tertitrasi Total (mg/100gr) Pisang Raja Bulu.
Pengamatan
3 HSP
6 HSP
9 HSP
12 HSP
15 HSP
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
18.68
4.67
Galat
10
40.62
4.06
Total
14
59.31
155.46
38.86
Galat
10
443.89
44.39
Total
14
599.35
706.73
176.68
Galat
10
594.29
59.43
Total
14
1301.03
677.7
169.42
63.87
Sumber
Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan
Kuadrat
Tengah
Galat
510.96
Total
12
1188.66
Perlakuan
400.02
100
Galat
260.66
52.13
Total
10
660.68
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
1.15
0.3882
29.27 tn
0.88
0.5118
73.7 tn
2.97
0.0739
46.224 *
2.65
0.112
38.56 *
1.34
0.383
42.17 tn
F hitung
Lampiran 11. Sidik Ragam Uji Organoleptik Rasa Daging Buah Pada Pisang Raja
Bulu.
Pengamatan
6 HSP
9 HSP
12 HSP
15 HSP
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
3.927
0.982
Galat
45
10.031
0.223
Total
49
13.958
2.616
0.654
Galat
45
10.329
0.229
Total
49
12.945
Sumber
Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan
Kuadrat
Tengah
5.096
1.274
Galat
45
8.629
0.192
Total
49
13.725
44.737
11.184
Galat
45
3.067
0.0681
Total
49
47.804
Perlakuan
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
4.4
0.0043
19.366*
2.85
0.0345
16.351*
6.64
0.0003
17.038*
164.1
0.0001
11.582*
F hitung
Lampiran 12 Sidik Ragam dan Uji Lanjut untuk Uji Organoleptik Aroma Daging
Buah Pada Pisang Raja Bulu.
Pengamatan
6 HSP
9 HSP
12 HSP
15 HSP
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
1.411
0.353
Galat
45
8.402
0.187
Total
49
9.813
4.188
1.0472
0.1311
Sumber
Perlakuan
Perlakuan
Kuadrat
Tengah
Galat
45
5.897
Total
49
10.086
3.211
0.803
Galat
45
5.452
0.121
Total
49
8.663
33.587
8.397
0.124
Perlakuan
Perlakuan
Galat
45
5.597
Total
49
39.184
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
1.89
0.1289
17.367 tn
7.99
0.0001
11.978*
6.63
0.0003
14.242*
67.51
0.0001
15.702*
F hitung
Lampiran 13. Sidik Ragam Uji Organoleptik Tingkat Kesukaan Pisang Raja Bulu.
Pengamatan
6 HSP
9 HSP
12 HSP
15 HSP
Sumber
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
Perlakuan
0.88
0.22
Galat
45
11.7
0.26
Total
49
12.58
4.951
1.237
0.204
Perlakuan
Galat
45
9.179
Total
49
14.129
2.799
0.699
Galat
45
4.164
0.092
Total
49
6.963
19.537
4.884
Galat
45
3.17
0.070
Total
49
22.701
Perlakuan
Perlakuan
Probabilitas
Koefisien
Keragaman
0.85
0.503
22.968 tn
6.07
0.0005
18.803*
7.56
0.0001
14.109*
69.34
0.0001
14.615*
F hitung
Gambar 2 Penyimpanan buah pisang dalam rak penyimpanan pada suhu kamar.