You are on page 1of 16

FILUM ARTHROPODA

di 09:52 Diposkan oleh Amin Tabin 2 komentar


Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti
kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong
filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang
saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di
darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai
kedalaman 10.000 meter.
1) Ciri-ciri filum Arthropoda
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh
telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda
dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik,
belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari
60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun
beragam.
Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan
tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar
(eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya.
Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu
serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan.
Kutikula berfungsi melindungi tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh serangga
dan dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang berhubungan dengan alat gerak.
Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya sangat kompleks. Otot ini
diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat.
Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang
bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu membentuk
sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala, toraks, dan
abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang dilengkapi alat gerak
dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak.
Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata,
penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat
perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Sitem peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran darahnya
merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah. Jantung
berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Hewan arthropoda yang hidup di air ada
yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada
beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi.
Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang
memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf trepi dihubungkan oleh saraf melintang sehingga
merupakan tangga tali. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada
yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada
nyamuk, serta menggigit seperti pada semut.
Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilisasi
arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang tertutup oleh
cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna, metemorfosis
tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis.
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara

aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru


tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ
reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet
pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa
telur.
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau
simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat,
semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan
padang rumput.
2) Klasifikasi filum Arthropoda
Filum arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan
Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda).
a. Kelas Crustcea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta= kulit) memiliki kulit yang keras. Udang, lobster,
dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan
akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.
Hewan ini memiliki ciri khas, yaitu rangka luar dari kitin yang keras. Rangka luar ini keras
karena mengandung zat kapur. Hewan yang tergolong kelas Crustcea kebanyakan hidup di
laut, sperti kutu air, udang karang, dan kepiting. Selain itu ada pula yang hidup di air tawar
atau di darat pada tanah yang lembab.

Gambar : Struktur morfologi hewan Crustacea


Tubuh hewan kelas ini terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Pada kepala terdapat sepasang
mandibula dan dua pasang maksila. Pada toraks udang dan kepiting terdapat lima pasang kaki
yang terdiri atas satu pasang kaki ginting dan empat pasang kaki jalan. Kaki gunting
berfungsi untuk menjepit mangsanya. Pada setiap abdomen terdapat kaki renang. Pada ujung
abdomen terdapat kaki daun (uropod). Uropod terletak diantara sisi ekor yang mendatar
(telson).
Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca
dan Malacostraca. Beberapa Crustacea kecil hidup melayang-layang di laut, bersama
binatang kecilainnya membentuk zooplankton. Zooplankton Crustacea memiliki antenna
panjang dan bulu sikat yang dapat membantu memperluas bidang permukaan tubuhnya dan

mencegah supaya zooplankton tidak dapat tenggelam.


Selain spesies Crustacea yang hidup di air laut, terdapat juga beberapa Crustacea yang hidup
di air tawar. Contoh Crustacea kecil yang hidup di air tawar adalah Daphania pulex dan
cyclop. Daphania pulex memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil dan cyclop pun memiliki
ukuran yang sangat kecil juga.
Entomostraca umunya sebagai zooplankton untuk memakan ikan. Spesies udang tingkat
rendah, seperti cyclop yang bermata satu dan kutu ikan (Argulus indicus) merupakan parasit
pada beberapa spesies ikan dan kepiting. Malacostraca merupakan
Crustacea tingkat tinggi dan merupakan bagian terbesar dari kelas Crustacea. Semua anggota
kelompok ini bersifat makroskopis.
Malacostraca ada yang hidup di laut dan ada pula yang hidup di air tawar. Malacostraca
memiliki mata faset dan memiliki pembungkus sefalotoraks yang dinamakan karapaks.
Pernapasan menggunakan insang yang terdapat di bawah karapaks. System pencernaan terdiri
atas mulut yang dilengkapi gigi yang kuat, esophagus, lambung, usus halus, kelenjar
pencernaan, dan anus.
System peredaran darah pada Malacostraca merupakan system peredaran darah terbuka.
Jantung merupakan organ pada system peredaran darah Malacostraca. System ekskresi
memiliki alat yang dinamakan kelenjar hijau (green glands) yang berfungsi membuang zatzat yang bersifat sampah dari darah. Hewan ini memiliki system saraf tangga tali. Organ
sensoris telah berkembang dengan baik, seperti mata faset, antenna, dan alat keseimbangan
pada dasar antenna yang dinamakan statocyst.
Udang, lobster,dan kepiting merupakan hewan yang termasuk Malacostraca. Hewan-hewan
tersebut merupakan sepertiga dari keseluruhhan Crustacea. Udang, lobster,dan kepiting
dikelompokan di dalam ordo Decapoda, yaitu hewan yang memiliki sepuluh kaki. Jenis
Malacostraca diantaranya udang karang (Panulirus sp), udang yuyu (Paratelphusa convexa),
kepiting (Astracus cancer), udang belalang (Squilla sp), kutu kayu di laut (Lymnirua sp), dan
lobster (Honarus americanus).
b. Kelas Arachnida
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba,
meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas
Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada
yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan
terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas
bersifat karnivora. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks, abdomen, dan 4 pasang kaki. Tidak
memiliki mandibula.
System pencernaan terdiri atas mulut, tenggorokan, lambung, usus halus, anus, dan kelenjar
racun untuk mematikan mangsanya. Respirasi dilakukan dengan paru-paru buku dan trakea.
System ekskresi memiliki saluran Malphigi. System sarafnya adalah system saraf tangga tali.
Hewan ini memiliki mata tunggal,tubuhnya berbuku dan dapat dibedakan menjadi hewan
jantan dan hewan betina. Fertilisasi terjadi secara internal dan tidak mengalami metamorfosis.
Pada bagian sefalotoraks dapat dibedakan menjadi dua bagian. Kedua bagian tersebut
dihubungkan oleh pedunkulus. Bagian kepala memiliki kelisera yang berfungsi
menghancurkan mangsanya. Kelisera ini berhubungan dengan kelenjar racun yang terletak di
daerah kepala. Selain itu, terdapat pedipalpus yang bentuknya menyerupai kaki dengan ujung
bercakar. Pedipalpus memiliki fungsi yang bermacam-macam bergantung pada spesiesnya.
Pada kalajengking, pedipalpus memiliki fungsi sebagai penangkap dan pemegang mangsa.
Pada laba-laba jantan, pedipalpus digunakan untuk menyalurkan sperma.

Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.
Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan
ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).
Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat
sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba
kemlandingan (Nephila maculata).
Ordo Arcarina adalah kelompok hewan tungau. Anggota ordo ini memiliki tubuh berbentuk
bulat telur tau bundar. Banyak spesies tungau merusak tumbuh-tumbuhan atau menjadi
parasit pada binatang dan manusia. Contoh kelompok ini adalah tungau kudis (Sarcoptes
scabei) dan tungau unggas (Argus sp).
c. Kelas Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai
disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik,
belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu
pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar,
laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat
terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Insecta sering disebut
serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos
berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari
900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi
dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput
memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata
faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang
memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki
anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju
tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat
tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem
sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.

Gambar : Struktur morfologi dan anatomi belalang


Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :
Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa
perubahan wujud. Contohnya kutu buku (lepisma saccharina)
Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta
muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya
sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut
nimfa. Ringkasan skemanya adalah telurnimfa (larva) dewasa (imago). Contoh Insecta ini
adalah belalang, kecoa (Periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp), dan walang sangit
(leptocorisa acuta).
Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan
wujud yang sangat berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut ; telurlarvapupa
dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu
larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa. Pupa
berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ
lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari
pupa. Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
Berdasarkan sayap, Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :
Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki
antena panjang. Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan kelas ini adalah
kutu buku.
Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar
dinding tubuh yang disebut Eksopterigota. Kelompok lain yang sayapnya berasal dari
tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan
metamorfosisnya. :

Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Misalnya kecoa,
jangkrik, dan gansir.

Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang. Contohnya walang sangit
(leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus).

Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat


(Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus)

Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya capung (pantala).

Endopterigota dibedakan menjadi :


Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal. Misalnya
kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica).

Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih
besar daripada sayap belakang. Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut
hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes).

Diptera hanya memiliki sepasang sayap. Misalnya nyamuk (Culex sp.), nyamuk malaria
(Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica),
lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis).

Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap.
Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos)

d. Kelas Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda


Dalam system klasifikasi dapat berbeda antara satu system dan yang lainnya. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan pendapat antara ilmuan di dunia pada system klasifikasi tertentu
Diplopoda dan Chilopoda merupakan tingkat kelas, sedangkan pada system lain Diplopoda
dan Chilopoda dikelompokkan dalam kelas Myriapoda
Ciri-ciri ordo Diplopod
Tubuh Diplopoda berbentuk bulat memanjang, memiliki banyak segmen. Tubuhnya ditutupi
lapisan yang mengandung garam kalsium dan warna tubuhnya mengkilap. Kepala memiliki
dua mata tunggal, sepasang antenna pendek, dan sepasang mandibula. Toraksnya pendek
terdiri ats 4 segmen. Setiap segmen memiliki sepasang kaki, kecuali segmen pertama. Hewan
kelompok ini memiliki abdomen panjang, tersusun atas 25 hingga lebih dari 100 segmen,
bergantung pada spesiesnya. Setiap segmen memiliki 2 pasang spirakel, ostia (lubang),
ganglion saraf, dan 2 pasang kaki yang terdiri atas tujuh ruas
Hewan yang tergolong Diplopoda tidak memiliki system pencernaan yang lengkap. System
pencernaanya disusun oleh sustu saluran lurus dengan 2 atau 3 pasang kelenjar ludah. Di
daerah ujungnya terdapat 2 saluran Malphigi panjang untuk ekskresi. System peredaran dara
pada Diplopoda merupakan system peredaran darah terbuka. Alat reproduksinya dinamakan
gonopod, berada pada segmen yang ke-7. fertilisasi pada Diplopoda terjadi secara internal.
Hewan betina ordo ini membuat sarang untuk menyimpan telur
Hewan ordo Diplopoda hidup di tempat gelap yang lembab, misalnya di bawah batu atau
kayu yang terlindungi dari matahari. Memiliki antenna yang digunakan untuk menunjukkan
arah gerak. Kakinya bergerak seperti gelombang sehingga pergerakkannya sangat lambat.
Makanan ordo Diplopoda adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah mengalami
pembusukkan
Jika ada bahaya, tubuhnya menggulung seperti benda mati sebagai upaya untuk
mempertahankan diri. Ordo ini memiliki kelenjar yang dapat menyemprotkan cairan yang
mengandung sianida dan iodium untuk mengusir musuhnya. Contoh ordo ini adalah kaki
seribu (Spirobolus sp)

Gambar : Kaki serib


Kaki seribu memiliki kaki yang banyak. Hewan ini mempunyai antenna dan sepasang mata.
Tubuhg kaki seribu terbagi atas segmen-segmen mirip cincin

Ciri-ciri ordo Chilopoda


Ordo Chilopoda biasa hidup di tempat yang lembab, di bawah timbunan sampah atau daundaun yang membusuk. Chilopoda berkembang biak secara kawin dan pembuahannya internal.

Gambar : kelabang
Tubuh chilopoda berbentuk pipih memanjang dan berbuku-buku. Pada kepala terdapat
antenna yang beruas-ruas. Alat respirasinya adalah trakea yang bercabang-cabang ke seluruh
bagiab tubuhnya. Contoh hewan ini adalah lipan. Lipan dapat menaklukkan mangsanya
dengan racun yang berasal dari sepasang kaki pertamanya yang disebut cakar racun. Pada
setiap segmen terdapat sepasang kaki.

You might also like