Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu fondasi inti dari
masyarakat yang sehat, sejahtera dan damai. Hampir 50 persen rumah tangga di wilayah
perkotaan dan pedesaan di Indonesia kekurangan layanan-layanan dasar seperti ini. Sistem air
bersih dari sanitasi yang baik akan menghasilkan manfaat ekonomi, melindungi lingkungan
hidup dan vital bagi kesehatan manusia.
Masyarakat tidak selalu menyadari pentingnya kebersihan. Praktik-praktik kebersihan
yang ada seringkali tidak kondusif bagi kesehatan yang baik. Tingginya angka kejadian diare,
penyakit kulit, penyakit usus dan penyakit-penyakit lain yang berasal dari air dikalangan
masyarakat berpenghasilan rendah tetap menjadi halangan yang seringkali terjadi dalam
upaya meningkatkan kesehatan secara umum. Selain akses yang buruk terhadapa air bersih,
kegagalan untuk mendorong perubahan perilaku - khususnya dikalangan keluarga
berpenghasilan rendah dan penduduk di daerah kumuh telah memperburuk situasi air bersih
dan sanitasi di Indonesia. Sanitasi yang buruk juga menjadi penyumbang signifikan dari
polusi air-yang menambah biaya air yang aman bagi rumah tangga.
Permasalahan
Banyak penyakit yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi air yang mengandung
banyak bakteri terutama bakteri E-coli , dari sakit perut ringan hingga diare, disentri,kolera,
penyakit kulit seperti jerawat, gatal-gatal yang disebabkan air yang tidak bersih.Banyak kasus
kematian yang diakibatkan mengkonsumsi air yang tidak bersih, terutama pada bayi , anakanak dan para ibu.Dalam simposium internasional "Safe Dringking in Indonesia-Challanges
for 21th Century" , dinyatakan bahwa penyakit yang disebarkan melalui air menempati
peringkat ke tiga menurut statistik kesehatan. Hal itu terjadi karena kualitas air minum yang
masih buruk.Tercatat, 39 persen air minum perkotaan tercemar bakteri coli tinja. Akibatnya,
setiap tahun dilaporkan 100 ribu kejadian akibat penyakit yang disebabkan bakteri dan kuman
air. Apalagi, suhu udara di Indonesia yang relatif tinggi menyebabkan pertumbuhan bakteri
lebih cepat dibanding daerah dengan iklim sedang.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Bentuk kegiatan
: Penyuluhan
Tema
Sasaran
Tujuan
Pelaksanaan
Bentuk kegiatan
: Penyuluhan
Tema
Hari/Tanggal
Waktu
Jumlah peserta
: 15 peserta
Pendamping
(dr. Suryadi)
LAPORAN PENYULUHAN
Nama Peserta
Tanda tangan :
Nama Pendamping
: dr. Suryadi
Tanda tangan :
Nama Wahana
: Puskesmas Karanganyar
Tema Penyuluhan
Tujuan Penyuluhan
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
Jumlah Peserta
: 15 peserta
Dokumentasi Kegiatan: