Professional Documents
Culture Documents
240210120028
V.
dua komponen, yaitu komponen intrasel dan komponen ekstrasel dalam sayuran dan
produk hewani, sebagai medium pendispersi atau pelarut dalam berbagai produk,
sebagai fase terdispersi dalam beberapa produk yang diemulsi seperti mentega atau
margarine, dan sebagai komponen tambahan dalam makanan lain.
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability,
kesegaran dan daya tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu bahan
makanan, air merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alatalat yang digunakan dalam pengolahannya. Sebagian besar dari perubahan-perubahan
bahan makanan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau yang berasal dari
bahan itu sendiri (Winarno, 1991).
Praktikum ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam suatu
sampel. Penetapan kadar air dalam sampel-sampel tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode thermogravimetri (cara pengeringan) dan metode destilasi
dengan sampel yang berbeda. Penentuan kadar air dengan menggunakan metode
thermogravimetri yang mana prinsip dari metode ini dengan menguapkan air yang
ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat
konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Bahan-bahan yang mempunyai kadar
gula tinggi, pemanasan suhu 100oC dapat mengakibatkan terjadinya pergerakan
pada permukaan bahan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah
banyaknya air yang diuapkan (kadar air).
Praktikum kali ini adalah penentuan
kadar
air
dengan
metode
thermogravimetri digunakan yaitu antara lain apel, kacang tanah, tepung tapioca, sawi
dan ikan asin. Sampel tersebut dihaluskan terlebih dahulu untuk memperluas
permukaan agar mudah dalam penguapan.
Sampel
W1
P1
P2
W2
W3
wb
db
total
1
2
3
4
5
Apel
Kacang
tanah
tepung
tapioka
sawi
ikan
asin
cawan
4.69
3.02
5.6753
5.073
0.9853
2.6369
87.31
688.3
solid
12.68
4.93
3.07
7.7699
7.7632
2.8399
0.2301
7.49
8.102
92.3
4.6
3.07
7.2988
7.2924
2.6924
0.3376
12.3
14
84.7
4.46
3.02
4.6286
4.6284
0.1684
2.8516
94.42
1691.2
3.64
4.66
3.03
6.402
6.4048
1.7448
1.258
42.51
73.93
57.58
Kandungan kadar air suatu bahan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu
berdasarkan bahan basah (wet basis) dan berdasarkan bahan kering (dry basis). Kadar
air kering (dry basis) adalah jumlah air yang diuapkan per berat bahan setelah
pengeringan. Jumlah air yang diuapkan adalah berat bahan sebelum pengeringan
dikurangi berat bahan setelah pengeringan. Kadar air kering sering digunakan dalam
penelitian untuk mengetahui salah satu faktor dan gangguan yang lain dapat lebih
diminimalisir. Sedangkan kadar air basah (wet basis) dinyatakan sebagai jumlah air
yang diuapkan per berat bahan sebelum pengeringan. Kadar air basah sering
digunakan sebagai informasi deskriptif umum kepada orang.
Rumus penentuan kadar air terbagi menjadi 2 yaitu :
Berat sampel ( gram ) = W1
Berat sampel setelah dikeringkan ( gram ) = W2
Kehilangan berat ( gram ) = W3
Persen kadar air ( dry basis ) =
Sifat dari
analisa
air )dengan
menggunakan metode oven
metode
Persen kadar
air (kadar
wet basis
=
berdasarkan pada thermogravimetri, yaitu berdasarkan pada selisih berat sebelum
Total solid
=
pemanasan dan setelah
pemanasan.
Sehingga sebelum dilakukan analisa, terlebih
dahulu dilakukan penimbangan cawan yang akan dipergunakan untuk mengeringkan
sampel. Suhu yang digunakan dalam metode ini adalah 105oC. Bila suhu yang
digunakan terlalu panas makan bahan akan mengalami pengerasan pada permukaan
luar namun bagian dalam bahan masih belum matang atau lunak sehingga air dalam
Cawan yang
sebenarnya.
Metode Destilasi
Pengamatan penentuan kadar air dengan metode destilasi, sampel yang
dipergunakan adalah margarin, kemiri, tepung tapoka, susu kental manis dan bawang
merah. Analisa kadar air dengan menggunakan metode destilasi ini berdasarkan pada
pengukuran secara volumetri. Sehingga prosedur pengkonstanan tidak perlu
dilakukan. Setelah sampel ditimbang dalam labu didih kemudian sampel ditambahkan
pelarut. Pelarut yang ditambahkan ini berfungsi untuk membawa uap air dalam bahan
dan berbarengan masuk ke dalam kondensor dan diembunkan dan ditampung dalam
tabung penampung. Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke
wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi
ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap
dikompresi (tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari
pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut
kondensat. Sebuah alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan
disebut kondenser. Kondenser umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas
yang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi, dan
Sampel
W sampel V awal V akhir
Margarin 2
5.0579
0
0.7
Kemiri
5.079
0.5
0.75
Tapioka 1
5.0992
0
0.4
Tapioka 2
5.0175
0.1
0.6
Susu Kental Manis
5.47
1
2.3
Bawang Merah
5.0701
0.9
4.8
V air
0.7
0.25
0.4
0.5
1.3
3.9
Dari hasil pengamatan, maka dapat diketahui bahwa kadar air dalam sampel
margarin kelompok 1 dan kelompok 6 adalah 13.84%. Untuk hasil pengukuran yang
VI.
6.1
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan diantaranya:
Sifat dari bahan pangan menentukan metode yang dapat dilakukan dalam
menentukan kadar air
Suhu yang digunakan dalam metode oven harus disesuaikan dengan bahan
agar bahan selain tidak ikut menguap.
Metode destilasi dapat digunakan untuk bahan pangan yang berkadar air
rendah dan mengandung senyawa-senyawa volatile serta kadar lemak yang
tinggi
6.2
Saran
Hendaknya berhati hati dalam penggunaan alat destilasi dalam menganalisis
kadar air
Ketelitian dalam melakukan praktikum diperlukan dalam menentukan hasil
dari analisis kadar air tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi, FG. Winarno, dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi
Pangan. Jakarta : Gramedia
Guenther E. 1987. Minyak Atsiri Jilid 1. Terjemahan: S. Keteren. Jakarta: UI Pr.
Mahmud, M., dkk. 2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). Jakarta : PT
Elex Media Komputindo.
Sudarmadji, Slamet, Suhardi dan Bambang Haryono. 1989. Analisis Bahan Makanan
dan Pertanian. Yogyakarta : Liberti Yogyakarta
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit : Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta