Professional Documents
Culture Documents
Salah satu contoh cara kerja dari sistem ini yaitu menggunakan air dingin
dari kolam atap untuk disemprotkan melalui menara pendingin, kemudian udara
panas dari dalam ruangan dialirkan ke menara dengan ditarik kipas dan udara
dingin keluaran dari menara dialirkan ke dalam ruangan. Hal ini dilakukan untuk
menghilangkan field heat. Di Indonesia, pernah dilakukan suatu percobaan
tentang pendinginan ini. Hal ini dilakukan oleh Trisasiwi. Hasil dari uji ocba
menunjukkan bahwa hasil kisaran pendinginan air sebesar 0,510C dengan
menggunakan model cooling tower tipe counter flow menggunakan sirip-sirip
kayu sebagai baffle pengganti packing dari cooling tower. Adapun hal yang
menjadi perhatian khusus dalam uji coba ini yaitu mengoptimalkan kerja dari
kipas, pompa air, nozzle, dan memperbaiki sistem isolasi dinding untuk
meningkatkan kerja dari sistem tersebut.
Pada percobaan yang dilakukan di daerah Bogor ini digunakan fiber glass
sebagai packing yang berfungsi untuk memperbesar luas bidang basah agar
kontak antara udara dan air menjadi lebih lama sehingga penurunan suhu air
menjadi lebih besar. Hasil yang didapat masih tergolong kurang memuaskan
karena penurunan suhu yang terjadi hanya mencapai 10C. Percobaan berikutnya
dilakukan di daerah Batu, Malang. Pada percobaan ini digunakan batu apung
sebagai packing menara pendinginnya. Namun, hasil yang didapat lebih kecil ytiu
0,90C. Sebagai tindak lanjut dari percobaan yang telah dilakukan oleh Trisasiwi,
dilakukan percobaan lagi oleh Wahyunissa yang bertempat di Bogor dengan
menggunakan batu apung sebagai ganti dari fiber glass untuk pengganti dari
packing menara pendinginnya. Penggunaan batu apung ini bertujuan untuk
memperluas bidang basah untuk memperlama waktu kontak antara udara dan air.
Hasil dari penelitian ini mendapat nilai maksimum 80C dan nilai approach 0,10C.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara detail karakteristik dari bahan
pengisi cooling tower dari bahan batu apung dan spons. Penelitian ini
menggunakan prototype menara pendingin tipe induced counter flow dengan
menggunakan packing dari pecahan batu apung dan bahan pengisi alternatifnya
berupa spons yang disusun dalam kawat kasa. Hal ini bertujuan untuk
memperlama waktu kontak antara udara dan air serta mempertahankan agar udara
dapat mengalir lancar dan menyentuh atau mengenai seluruh permukaan bidang
kontak. Di samping itu, design dari cooling water ini dibuat berdimensi kecil agar
dapat dimasukkan ke dalam suatu ruangan tertutup yang dapat dikontrol suhu dan
kelembabannya sebagai usaha untuk memperkecil ragam variabel yang
mempengaruhi kerja dari sistem tersebut.
Tipe dari menara pendingin yang diteliti adalah induced counter flow. Pada
sistem ini kipas berada di bagian atas menara yang berfungsi untuk menarik udara
dari bawah. Aliran udara dan air sejajar dengan penampang membujur menara.
Pada packing menara pendingin yang terbuat dari fiber glass, lubang udara ditutup
dengan gerai yang terbuat ari lembaran karet. Di bagian atas menara dipasang
kipas aksial. Untuk mengukur debit air digunakan flowmeter dan air dihamburkan
atau disemprotkan menjadi partikel-partikel kecil melalui shower.
Parameter yang digunakan saat pengujian ini yaitu suhu air masuk dan
keluar dari cooling water, suhu bola basah dan suhu bola kering udara masuk
cooling tower, suhu bola kering udara keluar cooling tower, suhu bola basah dan
bola kering lingkungan, suhu udara di dalam cooling tower pada lapisan atas,
tengah dan bawah, suhu packing pada lapisan atas, tengah dan bawah, kecepatan
dan debit aliran udara maupun air. Adapun debit udara di dalam cooling tower
diukur di tempat udara masuk dan udara keluar ari cooling tower kemudian dirataratakan. Debit air diukur pada pipa air sebelum melewati shower.
Menurut Treyball, air yang telah dipanaskan setelah melewati heat
exchanger, kondensor, dan lainnya, harus didinginkan terlebih dahulu sebelum
digunakan ulang dengan cara mengkontakkannya dnegan udara lingkungan atau
udara atmosfer. Panas laten pada air tergolong besar sehingga hanya sedikit
penguapan yang dihasilkan oleh efek pendinginan yang besar. Oleh karena
perpindahan massa rata-rata kecil maka tingkat suhu secara umum rendah. Hasil
dari pengukuran digunakan dalam menganalisis sistem kerja cooling water
digunakan untuk mengetahui kisaran dan approach dari cooling tower pada dua
jenis bahan pengisi yang berbeda yaitu batu apung dan spons. Tujuan lain dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik dari cooling tower yang
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Wibisono, Yusuf. 2005. Perbandingan unjuk kerja antar bahan pengisi pada
menara pendingin tipe induced counter flow. Jurnal Teknologi Pertanian,
6(3), 152-162.