You are on page 1of 9

BAB V

PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH


DENGAN ALAT SONDIR
IV.1 Lingkup Pekerjaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan
penetrasi konus dan hambatan lekat tanah. Perlawanan penetrasi konus
adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam
gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser dengan
perlekatan tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan
panjang.
IV.2 Peralatan
IV.2.1. Konus

Konus yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai


berikut (lihat Gambar 1):

a) keadaan tertekan

b) keadaan terbentang

Gambar IV.1 Rincian konus ganda


1) ujung konus bersusut 600 50 ;
2) ukuran diameter konus adalah 35,7 mm 0,4 mm atau luas proyeksi
konus = 10 cm2;
3) bagian runcing ujung konus berjari-jari kurang dari 3 mm. Konus
ganda harus terbuat dari baja dengan tipe dan kekerasan yang cocok
untuk menahan abrasi dari tanah

IV.2.2. Selimut (bidang) geser


Selimut (bidang) geser yang digunakan harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut:
a) Ukuran diameter luar selimut geser adalah 35,7 mm ditambah
dengan 0 mm s.d 0,5 mm;
b) Proyeksi ujung alat ukur penetrasi tidak boleh melebihi diameter
selimut geser;
c) Luas permukaan selimut geser adalah 150 cm2 3 cm2;
d) Sambungan-sambungan harus didesain aman terhadap masuknya
tanah.
e) Selimut geser pipa harus mempunyai kekasaran sebesar 0,5 m
AA 50 %.
IV.2.3. Pipa dorong
Batang-batang yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Pipa terbuat dari bahan baja dengan panjang 1,00 m;
b) Pipa harus menerus sampai konus ganda agar penampang pipa
tidak tertekuk jika disondir/didorong;
c) Ukuran diameter luar pipa tidak boleh lebih besar daripada
diameter dasar konus ganda untuk jarak minimum 0,3 m di atas
puncak selimut geser;
d) Setiap pipa sondir harus mempunyai diameter dalam yang tetap;
e) Pipa-pipa

tersambung

satu

dengan

yang

lainnya

dengan

penyekrupan sehingga terbentuk rangkaian pipa kaku yang lurus;


f) Pipa bagian dalam harus dilumasi untuk mencegah korosi.
IV.2.4. Batang dalam
Batang-batang dalam yang digunakan harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut:

a) Batang dalam terbuat dari bahan baja dan terletak di dalam pipa
dorong;
b) Batang-batang dalam harus mempunyai diameter luar yang
konstan;
c) Panjang batang-batang dalam sama dengan panjang pipa-pipa
dorong dengan perbedaan kira-kira 0,1 mm;
d) Batang dalam mempunyai penampang melintang yang dapat
menyalurkan perlawanan konus tanpa mengalami tekuk atau
kerusakan lain;
e) Jarak ruangan antara batang dalam dan pipa dorong harus berkisar
antara 0,5 mm dan 1,0 mm;
f) Pipa dorong dan batang dalam harus dilumasi dengan minyak
pelumas untuk mencegah korosi;
g) Pipa dorong dan batang dalam harus bersih dari butiran-butiran
untuk
mencegah gesekan antara batang dalam dan pipa dorong.
IV.2.5. Mesin pembeban hidraulik
Mesin pembeban yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut (lihat Gambar 2 dan Gambar 3):
a) Rangka mesin pembeban harus dijepit oleh 2 buah batang penjepit
yang diletakkan pada masing-masing jangkar helikoidal agar tidak
bergerak pada waktu pengujian;
b) Rangka mesin pembeban berfungsi sebagai dudukan sistem
penekan hidraulik yang dapat digerakkan naik/turun;
c) Sistem penekan hidraulik terdiri atas engkol pemutar, rantai, roda
gigi, gerigi dorong dan penekan hidraulik yang berfungsi untuk
mendorong/menarik batang dalam dan pipa dorong;
d) Pada penekan hidraulik terpasang 2 buah manometer yang
digunakan untuk membaca tekanan hidraulik yang terjadi pada
waktu penekanan batang dalam, pipa dorong dan konus (tunggal

atau ganda). Untuk pembacaan tekanan rendah disarankan


menggunakan manometer berkapasitas 0 Mpa s.d 2 MPa dengan
ketelitian 0,05 Mpa. Untuk pembacaan tekanan menengah
digunakan manometer berkapasitas 0 MPa s.d 5 MPa dengan
ketelitian 0,05 MPa, dan untuk pembacaan tekanan tinggi
digunakan manometer berkapasitas 0 MPa s.d 25 MPa dengan
ketelitian 0,1 MPa.

Gambar IV.2 Rangkaian ala penetrasi konus ( sondir Belanda )

Gambar IV.3 Rincian penekanan hidrolik


IV.3

Prosedur Pemeriksaan
IV.3.1. Pasang dan aturlah agar mesin sondir vertikal di tempat yang akan
diperiksa dengan menggunakan angker yang dimasukkan secara
kuat kedalam tanah. Pengisisan minyak hidrolik harus bebas dari
gelembung udara.
IV.3.2. Pasang konus atau bikonus sesuai kebutuhan pada pipa pertama.
IV.3.3. Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut pada mesin
sondir.
IV.3.4. Tekanlah pipa untuk memasukkan konus dan bikonus sampai
kedalaman tertentu, umumnya setiap 20 cm.
IV.3.5. Tekanlah batang :
IV.3.5.1 Apabila digunakan bikunus maka penetrasi ini
pertama-tama akan menggerakaan ujung konus kebawah
sedalam 4cm, dan bacalah manometer sebagai perlawanan
penetrasi konus ( PK). Penekanan selanjutnya akan

menggerakkan konus beserta selubung ke bawah sedalam


8 cm. Bacalah menometer sebagai hasil jumlah
perrlawanan (JP), yaitu perlawanan penetrasi konus (PK)
dan hambatan lekat (HL)
IV.3.5.2 Apabila digunakan konus maka pembacaan manometer
hanya dilakukan pada penetrasi pertama ( PK ).
IV.3.6. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang
akan diukur. Biasanya pembacaan dilakukan pada setiap penekanan
pipa sedalam 20 cm.
IV.4.

Perhitungan
IV.4.1. Perlawanan konus (qc)
Nilai perlawanan konus (qc) dengan ujung konus saja yang
terdorong, dihitung dengan menggunakan persamaan :
Pkonus = P piston ........................................................................... (IV.1)
qc x Ac = Cw x Api ........................................................................ (IV.2)
qc = Cw x Api / Ac ......................................................................... (IV.3)
Api = (Dpi )2 / 4 .......................................................................... (IV.4)
Ac = (Dc)2 / 4 .............................................................................. (IV.5)
IV.4.2 Perlawanan geser (fs)
Nilai perlawanan geser lokal diperoleh bila ujung konus dan bidang
geser terdorong bersamaan, dan dihitung dengan menggunakan
persamaan :
Pkonus + Pgeser = Ppiston .............................................................. (IV.6)
(qc x Ac) + (fs x As) = Tw x Api .................................................... (IV.7)
(Cw x Api) + (fs x As) = Tw x Api ................................................. (IV.8)
fs = Kw x Api / As .......................................................................... (IV.9)
As = Ds Ls ................................................................................... (IV.10)

Kw = (Tw - Cw ) .............................................................................. (IV.11)


IV.4.3 Angka banding geser (Rf)
Angka banding geser diperoleh dari hasil perbandingan antara nilai
perlawanan geser lokal (fs) dengan perlawanan konus (qs), dan dihitung
dengan menggunakan persamaan:
Rf = (fs / qs ) x 100 .......................................................................... (IV.12)
IV.4.4 Geseran total (Tf)
Nilai geseran total (Tf) diperoleh dengan menjumlahkan nilai
perlawanan geser lokal (fs) yang dikalikan dengan interval pembacaan,
dan dihitung dengan menggunakan persamaan :
Tf = (fs x interval pembacaan) .......................................................... (10)
dengan :
Cw : pembacaan manometer untuk nilai perlawanan konus (kPa);
Tw : pembacaan manometer untuk nilai perlawanan konus dan geser
(kPa);
Kw : selisih dengan (kPa);
Pkonus : gaya pada ujung konus (kN);
Ppiston : gaya pada piston (kN);
qc : perlawanan konus (kPa);
fs : perlawanan geser lokal (kPa);
Rf : angka banding geser (%);
Tf : geseran total (kPa);
Api : luas penampang piston (cm2);
Dpi : diameter piston (cm);
Ac : luas penampang konus (cm2);
Dc = Ds : diameter konus sama dengan diameter selimut geser (cm);
As : luas selimut geser (cm2);

Ds : diameter selimut geser (cm);


Ls : panjang selimut geser (cm)

You might also like