Professional Documents
Culture Documents
FISIKA TERAPAN
Disusun oleh :
1.Dicky Syahputra
(061440411722)
(061440411723)
3.Indah Amalia
(061440411725)
(061440411729)
(061440411733)
(061440411735)
Instruktur
Judul Percobaan
: Panas Pelarutan
Jurusan/Prodi
Kelas
: 1 EGD
PANAS PELARUTAN
I. TUJUAN
1. Dapat menentukan panas pelarutan CuSO4.5H2O dan CuSO4
2. Dapat menghitung panas reaksi dengan menggunakan hokum Hess
II. ALAT dan BAHAN
ALAT
Kalorimeter
Mortar
Termometer 100oC
Gelas Ukur 100 ml
Stopwatch
Pipet ukur 10 ml, 25 ml
Bola Karet
Kaca Arloji
Spatula
Batang Pengaduk
Botol Aquadest
BAHAN
CuSO4.5H2O
Air Aquadest
Panas hidrasi, khususnya dalam sistem berair biasanya negative dan relatif besar.
Perubahan entalpi pada pelarutan sua
perbandingan harga :
AB/BC = (QA - QB)/(tC-tB)
Jumlah panas yang hilang tiap satuan waktu dapat dinyatakan dengan :
Untuk membangun sistem tertutup bukan hal yang mudah, metode pendingin
Newton secara teori mengantisipasi hal ini dengan memperhitungkan jumlah kalor
yang hilang ketika kedua sistem akan mencapai temperatur tertinggi dan jumlah
kalor yang hilang ketika kedua sistem akan mencapai temperatur tertinggi dan
jumlah kalor yang hilang selama kedua sistem menuju kesetimbangan. Perhatikan
gambar 10.1.
p=q
Perbandingan
banyaknya
kalor
yang
diperlukan
benda
sehingga
temperaturnya naik sebesar T dinamakan kapasitas kalor C dari benda itu, maka
kapasitas kalor bermakna tenaga dalam bentuk kalor yang diberikan pada benda
sehingga temperatur benda naik sebesar 1oC. Hal yang lebih khusus mengarah
pada karakteristik bahan pembentuk dinyatakan sebagai kalor jenis zat. Kalor
jenis C adalah kapasitas kalor persatuan massa benda, yaitu kalor yang harus
diberikan kepada benda bermassa m yang memiliki kalor jenis C, untuk
menaikkan temperatur benda dari T1 menjadi T2 dimana T1 > T2 adalah . Bila
kapasitas dari kalorimeter diketahui, maka kalorimeter dapat digunakan untuk
menentukan kalor jenis suatu zat. Metode yang digunakan dikenal dengan metode
pencampuran, yaitu benda yang ingin diketahui kalor jenisnya dipanasi sampai
temperatur t2, kemudian dimasukkan dalam kalorimeter berisi air yang berada
dalam kesetimbangan temperatur t1. Pencampuran dua sistem bertemperatur
berbeda tersebut akan menghasilkan kesetimbangan temperatur t3. Faktor
terpenting
yang
harus dipertimbangkan
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor yang
dibebaskan/ diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
Bentuk Kalorimeter
1. Beker alumunium dan gelas plastik jenis polistrin (busa) dapat digunakan
sebagai kalorimeter sederhana dengan thermometer sebagai pengaduk.
keuntungan menggunakan gelas plastik sebagai kalorimeter adalah murah
harganya dan setelah dipakai dapat dibuang.
2. Kalorimeter yang biasa digunakan di laboratorium fisika sekolah berbentuk
bejana biasanya silinder dan terbuat dari logam. Misalnya tembaga atau
aluminium dengan ukuran 75 mm x 50 mm (garis tengah). Bejana ini
dilengkapi dengan alat pengaduk dan diletakkan didalam bejana yang lebih
besar yang disebut mantel. Mantel tersebut berguna untuk mengurangi
hilangnya kalor karena konveksi dan konduksi.
2.
3.
4.
5.
Setelah sistem telah setimbang, menimbang massanya m3, massa air panas
menjadi mp = m3 m2.
6.
7.
8.
9.
V. DATA PENGAMATAN
Suhu
12
15
18
21
24
27
56o
52o
50o
48o
47o
46o
45o
44o
44o
44o
Suhu
12
15
18
21
24
27
57o
54o
52o
50o
49o
48o
47o
45o
45o
45o
VI. PERHITUNGAN
= Qserap
16200 225 Tc
= 105 Tc 3150
= 19350
Tc = 58, 63oC
Tc praktek
= 44oC
% kesalahan =
=
= 24,95 %
Qlepas
Mp (C (T2 T3))
Qserap
225 gr . 4,2 J/groC . (72oC 44oC) = 105 gr . 4,2 J/groC (44 - 30)+270 .C.(44 - 30)
225 gr . 4,2 J/groC . 28oC
26460 J/groC
3780 C
= 5,36 J/groC
Qserap
mp . C . (T2 Tc)
= md . C . (Tc T1)
16650 225 Tc
= 105 Tc 3150
-225 Tc 105 Tc
= -16650 3150
330 Tc
= 19800
Tc
= 60oC
Tc Praktek = 45oC
% kesalahan
=
= 25 %
Qlepas
Qserap
225gr . 4,2 J/groC . (74oC 45oC) = 105gr . 4,2 J/groC (45 - 31)+270gr.C.(45 - 31)
225 gr . 4,2 J/groC . 29oC
27405 J/groC
3780 C
= 5,61 J/groC
Pada percobaan ini, kami menggunakan air sebagai bahan dari percobaan
praktikum kalorimeter, percobaan dilakukan dengan pencampuran antara air yang
dipanaskan dan tidak dipanaskan. Dalam percobaan pertama yaitu tanpa
pengadukan, dari hasil pengamatan, terlihat bahwa semakin lama pencampuran
maka suhu akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan air tersebut melepaskan
kalor dari sistem ke lingkungan. Pada menit terakhir, suhu tidak berubah. Ini
membuktikan sifat kalorimeter yaitu menjaga suhu dan tidak ada pengaruh dari
lingkungan. Hasil dari percobaan kedua yaitu dengan pengadukan juga tidak
berbeda.
Pada percobaan pertama menggunakan kalorimeter tanpa pengaduk,
didapatkan suhu konstan yaitu 44oC. kami menganalisa pada percobaan pertama
suhu awal yaitu 56oC, pada percobaan kedua suhu awal yaitu 57oC. Hal ini
diakibatkan faktor eksternal yaitu dari pengaduk maupun udara dari luar. Itulah
yang menyebabkan suhu awal dapat berbeda.
Pada percobaan kedua menggunakan kalorimeter dengan pengaduk dan
termometer, ketika ditimbang pengaduk dan termometer juga ikut ditimbang,
setelah air panas mendidih dengan suhu 71oC dimasukkan ke dalam kalorimeter
yang berisi air sebanyak 100 ml, dari percobaan data yang didapatkan setiap satu
menit suhu turun 1oC hingga 0,5oC sampai suhu konstan yaitu 45o.
Penurunan suhu pada percobaan pertama pada menit ke 3 sampai 9 suhu
turun 7oC per tiga menitnya, menit ke 9 sampai 21 suhu turun 1 oC per tiga
menitnya. Kemudian pada menit ke 21 sampai 27 suhu menjadi konstan yaitu
44oC. Pada percobaan kedua didapatkan pada menit ke 3 sampai 12 suhu turun
7oC per 3 menit, pada menit ke 12 sampai 18 suhu turun 1 oC per tiga menitnya
dan pada menit ke 21 sampai 27 suhu konstan yaitu pada suhu 45oC.
VIII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR ALAT
Gambar 1. Kalorimeter
dan Pengaduk
Gambar 2. Termometer
Gambar 5. Aquadest