You are on page 1of 6

DIFFERENTIAL DIAGNOSE

ATRESIA DUODENI
Pengertian
Atresia duodeni adalah Suatu kondisi dimana duodenum (bagian pertama dari usus halus)
tidak berkembang dengan baik, sehingga tidak berupa saluran terbuka dari lambung yang
tidak memungkinkan perjalanan makanan dari lambung ke usus.
Patofisiologi
Gangguan perkembangan duodenum terjadi akibat proliferasi endodermal yang tidak adekuat
(elongasi saluran cerna melebihi proliferasinya) atau kegagalan rekanalisasi pita padat
epithelial (kegagalan proses vakuolisasi). Banyak peneliti telah menunjukkan bahwa epitel
duodenum berproliferasi dalam usia kehamilan 30-60 hari lalu akan terhubung ke lumen
duodenal secara sempurna.
Proses selanjutnya yang dinamakan vakuolisasi terjadi saat duodenum padat mengalami
rekanalisasi. Vakuolisasi dipercaya terjadi melalui proses apoptosis atau kematian sel
terprogram, yang timbul selama perkembangan normal di antara lumen duodenum. Kadangkadang, atresia duodenum berkaitan dengan pankreas anular (jaringan pankreatik yang
mengelilingi sekeliling duodenum). Hal ini sepertinya lebih akibat gangguan perkembangan
duodenal daripada suatu perkembangan dan atau berlebihan dari pancreatic buds.
Pada tingkat seluler, traktus digestivus berkembang dari embryonic gut, yang tersusun atas
epitel yang merupakan perkembangan dari endoderm, dikelilingi sel yang berasal dari
mesoderm. Pensinyalan sel antara kedua lapisan embrionik ini tampaknya memainkan
peranan sangat penting dalam mengkoordinasikan pembentukan pola dan organogenesis dari
duodenum.
Tanda dan gejala
- Pembengkakan abdomen Pada bagian atas
- Muntah terus-menerus, meskipun bayi dipuasakan selama beberapa jam
- Tidak memproduksi urine setelah beberapa kali buang air kecil
- Muntah banyak segera setelah lahir & berwarna hijau karena empedu
- Hilangnya bising usus setelah beberapa kali buang air besar
Tanda dan gejala yang ada adalah akibat dari obstruksi intestinal tinggi. Atresia duodenum
ditandai dengan onset muntah dalam beberapa jam pertama setelah lahir. Seringkali muntahan

tampak biliosa, namun dapat pula non-biliosa karena 15% kelainan ini terjadi proksimal dari
ampula Vaterii. Jarang sekali, bayi dengan stenosis duodenum melewati deteksi abnormalitas
saluran cerna dan bertumbuh hingga anak-anak, atau lebih jarang lagi hingga dewasa tanpa
diketahui mengalami obstruksi parsial. Sebaiknya pada anak yang muntah dengan tampilan
biliosa harus dianggap mengalami obstruksi saluran cerna proksimal hingga terbukti
sebaliknya, dan harus segera dilakukan pemeriksaan menyeluruh.
Setelah dilahirkan, bayi dengan atresia duodenal khas memiliki abdomen skafoid. Kadang
dapat dijumpai epigastrik yang penuh akibat dari dilatasi lambung dan duodenum
proksimal. Pengeluaran mekonium dalam 24 jam pertama kehidupan biasanya tidak
terganggu. Dehidrasi, penurunan berat badan, ketidakseimbangan elektrolit segera terjadi
kecuali kehilangan cairan dan elektrolit yang terjadi segera diganti. Jika hidrasi intravena
belum dimulai, maka timbullah alkalosis metabolik hipokalemi/hipokloremi dengan asiduria
paradoksikal, sama seperti pada obstruksi gastrointestinal tinggi lainnya. Tuba orogastrik
pada bayi dengan suspek obstruksi duodenal khas mengalirkan cairan berwarna empedu
(biliosa) dalam jumlah bermakna.
Radiografi polos yang menunjukkan gambaran double-bubble tanpa gas pada distalnya
adalah gambaran khas atresia duodenal.
Adanya gas pada usus distal mengindikasikan stenosis duodenum, web duodenum, atau
anomali duktus hepatopankreas. Kadang kala perlu dilakukan pengambilan radiograf dengan
posisi pasien tegak atau posisi dekubitus. Jika dijumpai kombinasi atresia esofageal dan
atresia duodenum, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Penatalaksanaan
- Pemasangan tuba orogastrik untuk mendekompresi lambung
- Memberikan cairan elektrolit melalui intravena (mengoreksi dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit)
- Mengatasi sindrom down
- Pembedahan untuk mengoreksi kebuntuan duodenum perlu dilakukan namun tidak darurat.
Pendekatan bedah tergantung pada sifat abnormalitas. Prosedur operatif standar saat ini
berupa duodenoduodenostomi melalui insisi pada kuadran kanan atas, meskipun dengan
perkembangan yang ada telah dimungkinkan untuk melakukan koreksi atresia duodenum
dengan cara yang minimal invasive.
Komplikasi

Dapat ditemukan kelainan kongenital lainnya. Mudah terjadi dehidrasi, terutama bila tidak
terpasang line intravena. Setelah pembedahan, dapat terjadi komplikasi lanjut seperti
pembengkakan duodenum (megaduodenum), gangguan motilitas usus, atau refluks
gastroesofageal.
ILEUS PARALITIK
-

Definisi
o Ileus paralitik adalah ketidakmampuan atau kegagalan usus dalam melakukan
kontraksi peristaltik untuk menyalurkan/meneruskan isinya.

Gejala/Tanda
o perut kembung (abdominal distension)
o selera makan menurun (anorexia)
o mual
o obstipasi (sembelit)
o perasaan tidak enak pada perutnya

Diagnosa
o Perut kembung (distensi), bising usus menurun dan menghilang
o Muntah, bisa disertai diare, tak bisa buang air besar
o Dapat disertai demam
o Keadaan umum pasien sakit ringan sampai berat, bisa disertai penurunan.
kesadaran, syok
o Pada colok dubur: rektum tidak kolaps, tidak ada kontraksi
o Adanya penyakit yang meningkatkan risiko: batu empedu. trauma, tindakan
bedah di abdomen, DM, hipokalemia. obat spasmolitik. pankreatitis akut.
pneumonia, dan semua jenis infeksi tubuh.
Pada pemeriksaan dengan stetoskop, suara bising usus berkurang atau hilang
sama sekali.
Foto rontgen perut menunjukkan lingkaran usus yang menggembung. Kadang
dilakukan pemeriksaan kolonoskopi (pemeriksaan usus besar) untuk mengevaluasi
keadaan.
Pemeriksaan fisik : Keadaan umum pasien sakit ringan sampai berat, bisa disertai

penurunan kesadaran, demam, tanda dehidrasi, syok. Pada pemeriksaan abdomen


didapatkan distensi. bising usus yang menurun sampai hilang.
-

Penatalaksanaan
o dekompresi, dengan memasang pipa nasogastrik (bila perlu dipasang juga
rectal tube)
o menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
o pemberian nutrisi (parenteral)
o metoklopramid untuk mengatasi gastroparesis
o sisaprid untuk mengatasi ileus paralitik paskaoperasi.
o klonidin untuk mengatasi ileus paralitik karena obat-obatan.
Konservatif
Laparatomi Adanya strangulasi ditandai dengan adanya lokal peritonitis seperti
takikardia, pireksia (demam), lokal tenderness dan guarding, rebound tenderness.
Nyeri lokal, hilangnya suara usus lokal, untuk mengetahui secara pasti hanya dengan
tindakan laparatomi.

ILEUS OBSTRUKTIF
-

DEFINISI
o Ileus Obstruktif : ileus yang disebabkan adanya sumbatan saluran pencernaan.

PENATALAKSANAAN
o Resusitasi cairan dan elektrolit
o Pemasangan selang nasogastrik dan kateter urine
o Antibiotik
o Pembedahan, tergantung kausa

PENYAKIT HIRSCHPRUNG
-

Definisi

o Kelainan bawaan berupa agangglionosis ususm mulai dari sfingter anal


internal ke arah proximal dengan panjang segmen tertentum tetapi selalu
termasuk anus dan setidak-tidaknya sebagian rectum.
-

Manifestasi
o Gangguan pasase gastrointestinal
o Tidak ada mekonium 24 jam pertama kelahiran
o Distensi abdomen
o Muntah hijau/fekal

Pemeriksaan Penunjang
o Foto polos abdomen tanda obstruksi usus letak rendah
o Barium enema

Abrupt = Perubahan mendadak (Segmen sempit ke segmen dilatasi)

Cone = Seperti kerucut

Funnel = Seperti cerobong

o Retensi Barium

Tidak ditemukan tanda khas Hirschprung pada foto enema

Barium tampak membaur dengan feses ke arah proximal di dalam


kolon yang normal

o Biopsi Isap Rectum

Tidak ditemukan sel gangglion meissner

Ditemukan penebalan serabut saraf

o Elektromanometri

Segmen dilatasi = hiperaktifitas dengan aktifitas propulsif yang normal

Segmen aganglion = Kontraksi dan gelombang peristaltik yang tidak


terkoordinasi

Refleks inhibisi rectum dan sfingter ani interna tidak berkembang


relaksasi spontan tidak terjadi

Terapi
o Bedah sementara

Tindakan dekompresi pembuatan kolostomi di bagian distal kolon


normal

o Bedah definitif

Prosedur Swenson (Rektosigmoidektomi dilanjutkan dengan pullthrough abdominoperineal)

Prosedur Duhamel

You might also like