Professional Documents
Culture Documents
JUDUL PERCOBAAN
Aluminium dan Senyawanya
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari sifat-sifat logam aluminium dan persenyawaannya.
C. LANDASAN TEORI
Aluminium merupakan unsur logam abu-abu mengkilat, lembek, dan kurang
kuat tetapi ringan. Terdapat di alam dalam pada kerak bumi teruatam sebagai bauksit
yang menjadi sumber utamanya. Logam ini reaktif dan segera bereaksi dengan
oksigen di udara membentuk lapisan oksidanya yang membungkus badan logam
sehingga menghalangi oksidasi selanjutnya dan logam menjadi ahan karat.
Campurannya dengan logam, seperti Ni, Cu, Zn, Si, dan sebagainya menghasilkan
alloy yang ringan dengan kugunaan yang luas, misalnya untuk pesawat terbang,
kapal, blok mesin, alat-alat rumah tangga, kerangka bangunan, dan lain-lain.
Oksidnya sebagai alumina (Al2O3) yang ditemukan di alam antara lain berupa safir
(Mulyono, 2007:14).
Oran-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan alum sebagai cairan
penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. pada tahun 1761 de
Marveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan Lavoisier, pada tahun
1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum ditemukan. Davy
memberika proposal untuk menamakan logam ini alauminium (walau belum
ditemukan saat itu)alau pada akhirnya, setuju untuk menggantinya dengan
aluminium. Nama yang terakhir ini sama dengan nama banyak unsur lainnya yang
berakhir dengan ium. aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di
Amerika sampai tahun 1925 ketika Amerian Chemical Society memutuskan untuk
menggantikannya dengan aluminium (Mohsin, 2006).
Serbuk aluminium terbakar dalam api menghasilkan debu awan aluminium
aksida menurut persamaan reaksi :
4Al (s) + 3O2 (g)
Logam aluminium bersifat amfoterik,
2Al2O 3
bereaksi dengan
asam kuat
2Al(s) + 6H3O+(aq)
2Al3+(aq) + 6H2O(l) + 3H2(g)
2Al(s) + 2OH (aq) + 6H2O(l)
2[Al(OH)4]- + 3H2(g)
Dalam air, ion aluminium terdapat sebagai ion heksaakuoaluminium (III)
[Al(OH)6]3+ , tetapi mengalami reaksi hidrolisis secara bertahap hingga menjadi ion
tetraakuodihidroksoaluminium (III) (Sugiyarto, 2003:126).
Logam aluminium dapat bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat, baik
yang encer maupun yang pekat menghasilkan garamnya. dengan asam nitrat, logam
aluminium tidak bereaksi karena permukaan menjadi pasif, tetapi dalam keadaan
tidak murni akan bereaksi dengan asam nitrat dalam sebarang kepekaan. Larutan
alkali kaustik panas bereaksi dengan aluminium membentuk aluminat dan gas
hidrogen
2Al + 2H2O
2NaAlO2 + 3H2
Persenyawaan logam aluminium yang sudah banyak kita kenal adalah aluminium
hidroksida, Al(OH)3. Senyawa ini dapat diperoleh dengan mereaksikan garam
aluminium dengan larutan amonium hidroksida.
Al3+ + 3NH4OH
Al(OH) 3 + 3NH4+
Senyawa Al(OH) 3 juga dapat diperoleh dengan cara mereaksikan garam
aluminium dengan larutan alkali hidroksida dan pada kelebihan larutan alkali
hidroksida
endapan
aluminium
hidroksida
akan
larut
kembali
dan missile. magnesium digunakan untuk refractory, sebagai batu bara dan lapisan di
tungku pemanasan (Mohsin, 2006).
Logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan
cahaya putih yang cemerlang, membentuk oksida MgO dan beberapa nitrida Mg 3N3.
Logam ini perlahan-lahan terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik didih air
reaksi berlangsung dengan cepat :
Mg + 2H2O
Mg(OH)2 +H2
Magnesium hidroksida, jika tidak ada garam amonium, praktis tak larut. Magnesium
larut dengan mudah dalam asam :
Mg + 2H+
Mg2+ + H2
Magnesium membentuk kation bivalen Mg2+. Oksida, hidroksida, karbonat, dan
fosfatnya tak larut. Rasanya pahit. Beberapa dari garam-garam ini adalah hidroskopis
(Svehla, 1985: 304).
D.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
Metil Violet
Kertas saring
Tissue
Korek Api
E. PROSEDUR KERJA
1. Sifat Aluminium Oksida
a. Memasukkan 2ml larutan garam aluminium ke dalam tabung reaksi kemudian
menambahkan beberapa tetes amonia. Mengamati apa yang terjadi. Setelah itu
menambahkan amonia hingga berlebih dan mengamati perubahan yang terjadi.
b. Memasukkan 2ml larutan garam aluminium ke dalam tabung reaksi kemudian
menambahkan beberapa tetes NaOH. Membagi dua endapan yang terbentuk.
meneruskan penambahan NaOH hingga berlebih pada bagian pertama dan
menambahkan HCl pada bagian kedua kemudian mengamati apa yang terjadi.
c. menyediakan endpan aluminium hidroksida dengan cara mereaksikan larutan
garam aluminium dengan larutan NaOH encer. menyaring endapan yang
terbentuk kemudian mencucui endapan yang ada di kertas saring dengan aquades
kemudian menambahkan larutan berwarna seperti metil violet dan mengamatiapa
yang terjadi.
2. Membandingkan Aluminium Klorida dan Magnesium Klorida
a. memanaskan aluminium klorida anhidrat dalam tabung reaksi. Mengamati apa
yang terjadi. Setelah itu mengulangi percobaan dengan menggunakan magnesium
klorida anhidrat sebagai pengganti aluminium klorida anhidrat kemudian
mengamati apa yang terjadi.
b. memasukkan 1 sendok aluminium klorida anhidrat ke dalam tabung raeksi
kemudian menambahkan air setetes demi setetes. Mengamati dan mengukur pHnya dengan menggunakan indikator universal. Mengulangi percobaan dengan
menggunakan magnesium klorida anhidrat.
3. Membandingkan sifat Asam-Basa Al2O3 dan MgO
a. Memasukkan 0,1 gram Al2O3 dan 0,1 gram MgO ke dalam tabung reaksi yang
berbeda kemudian menambahkan 3ml aquades dan mengocoknya. Mengamati
apa yang terjadi dan mengukur pH-nya.
b. Memasukkan kuran lebih 0,1 gram Al2O3 dan 0,1 gram MgO ke dalam tabung
reaksi yang berbeda kemudian menambahkan 3ml HCl encer. Mengamati apa
tyang terjadi dan mengukur pH-nya. Setelah itu mengulangi perobaan di atas
dengan menggunakan NaOH sebagai pengganti HCl encer.
4. Membandingkan Sifat Basa Ion Aluminium dan Ion Magnesium
a. Memasukkan 3 ml larutan AlCl3 0,1M ke dalam tabung reaksi dan 3 ml larutan
MgCl2 0,1M ke dalam tabung reaksi yang lain. Kemudian memeriksa pH setiap
larutan dengan indikator universal.
b. Menambahkan larutan NaOH encer pada 3 ml larutan garam aluminium 0,1M
hingga endapan yang terbentuk larut lagi.
c. Mengulangi percobaan di atas dengan mengganti larutan garam magnesium 0,1M
F.
1.
a.
b.
disaring
dikocok
pH = 10 (basa)
endapan
ukur pH
endapan
dikocok
dikocok
pH= 13 (basa)
endapan
pH = 10 (basa)
dikocok
pH= 1 (asam)
endapan
pH= 7 (netral)
dikocok
ukur pH
dikocok
pH = 13 (basa)
a. 3 mL AlCl3 0,1M
pH= 4 + 3mL NaOH 0,1M
(asam)
b. 3mL MgCl2 0,1M
(basa)
ukur pH
ukur pH
pH= 4
pH= 10
G. PEMBAHASAN
1. Sifat Aluminium Hidroksida
Percobaan ini dilakukan dengan tiga cara, pertama, penambahan beberapa
tetes NH4OH pada larutan AlCl3 belum terbentuk endapan yang berwarna putih
keruh. Saat penambahan NH4OH berlebih, endapan yang terbentuk menjadi lebih
keruh. Hal ini menunjukkan bahwa Al(OH)3 masih terbentuk. Hasil ynag diperoleh
ini telahsesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika garam aluminium
direaksikan dengan amonia maka akan membentuk endapan Al(OH)3 yang jika
ditambahkan berlebih akan terjadi pengendapan sempurna. adapaun reaksinya, yaitu:
AlCl3 + 3 NH4OH
Al(OH)3 + 3 NH4Cl
Al(OH)3 + NH4OH
NH4+ + Al(OH)4Pada percobaan kedua, ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH pada
larutan AlCl3 akan menghaslkan endapan yang berwarna putih keruh berbentuk gel.
Kemudian endapan yang terbentuk dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama
ditambahkan NaOH berlebih yang menyebabkan larutan menjadi bening, bagian
kedua juga menjadi bening setelah ditambahakan HCl encer. Hal ini sudah sesuia
teori yang menyatakan bahwa jika garam aluminium ditambahakan dengan basa
(alkali hidroksida) mka akan terbentuk endapan Al(OH)3 yang jika ditambahkan asam
atau basa berlebih menyebabkan hidroksida yang terbentuk melarut kembali.
Reaksinya yaitu :
AlCl3 + NaOH
Al(OH)3 + NaOH
Al(OH)3 + 3NaCl
Na[Al(OH)4]
Al(OH)3 + 3HCl
AlCl3 + 3H3O
pada percobaan ketiga, penambahan NaOh pada larutan AlCl 3 menghasilkan
endapan Al(OH)3 yang kemudian disaring. Setelah itu dicuci dengan aquades dan
ditambah dengan metil violet menghasilkan warna ungu.
2. Membandingkan Aluminium Klorida dengan Magnesium Klorida
Pada percobaan ini, AlCl3 anhidrat dipanaskan membentuk serbuk putih.
Sedangkan MgCl2 anhidrat setelah dipanaskan menghasilkan larutan bening. Serbuk
MgCl2 dapat membentuk larutan dengan cepat dibandingkan AlCl3 karena ikatan
AlCl3 lebih kuat daripada MgCl2 sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam
proses tersebut.
Al(OH)3 + 3NaCl
Mg(OH)2 + 2NaCl
DAFTAR PUSTAKA
Mohsin, Yulianto. 2006. Aluminium. http://www.chem-is-try.org/. Diakses pada
tanggal 5 Mei 2012. Makassar.
Mohsin, Yulianto. 2006. Magnesium. http://www.chem-is-try.org/. Diakses pada
tanggal 5 Mei 2012. Makassar.
Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sugiyarto, Kristian H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: JICA.
Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.
Kalman Media Pustaka.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.
Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Wikipedia. 2012. Aluminium. http://www.wikipedia.id/. Diakses pada tanggal 5 Mei
2012. Makassar.
LEMBAR PENGESAHAN
Fandi Ahmad,S.Pd