You are on page 1of 7

Frozen Shoulder ( adhesive capsulitis)

Istilah frozen shoulder merupakan semua gangguan sendi bahu dengan pembatasan
lingkup gerak. Biasanya hanya dapat abduksi kurang dari 80 derajat sedangkan rotasi
interna dan eksterna kurang dari 70 derajat. Istilah lainnya adalah: periartritis
humerokapsularis, penyakit duplay, beusitis adhesive dan lain dari penyakit tersebut dapat
mengenai salah satu atau kedua bahu. Sering kali dijumpai bersamaan dengan penyakit
kardiovaskuler. Jarang dijumpai pada usai di bawah 40 tahun, kebanyakan pada wanita.
Resiko penyakit ini meningkat dengan adanya cidera, miokard infark stroke dengan
hemiplegia, infeksi paru. Yang palinhg menonjol adalah rasa nyeri atau gerakan yang
terbatas pada kedua-duanya.
Dikenal 3 stadium :
1. Painful Freezing Phase (Stadium I) :
Berlangsung 10-36 minggu dengan nyeri yang makiin bertambah setiap harinya sehingga
mencapai puncaknya, serta kekakuan yang semakin bertambah setiap harinya. Nyeri tersebut
setiap kali mengganggu tidur penderita, terutama pada pagi hari.
2.Adhesive Phase (Stadium II) :
Berlangsung 4-12 bulan. Pada stadium ini terasa linu disertai kekakuan yang makin bertambah
sampai mencapai kekakuan total.
3.Resolution Phase (Stadium III) :
Berlangsung 5-24 bulan. Pada stadium in rasa linunya berkurang disertai dengan lenyapnya
kekauan secara perlahan-lahan. Yang biasa dikeluhkan adalah kesulitan memakai baju.kemudian
terjadi gangguan pada elevasi. Nyerinya terasa di bagian antero-lateral dari bahu dan lengan atas
serta bagian fleksor pada lengan bagian bawah.kadang-kadang menjalar pada dinding
thoraks.bila tidak dapat pengobatan, lingkup geraknya tidak akan kembali normal walaupun rasa
nyerinya berkurang.
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan dijumpai lingkup gerakan yang terbatas baik aktif maupun pasif. Pada
permulaan hanya elevasi dan rotasi endorotasi yang terganggu, kemudian seluruh lingkup
geraknya yang terganggu kecuali ekstensi ke depan. Nyeri akan bertambah pada penekanan dari
tendon yang membentuk muskulotendineus rotator cuff. Pada perabaan kaput humeri terasa

letaknya lebih tinggi dalam sendi bahu, mendekati akromion bila dibandingkan dengan sisi yang
sehat. Bila gangguan tersebut berkelanjutan akan terjadi atrofi dari otot-otot bahu.
Etilogi
Adapun beberapa teori yang dikemukakan AAOS tahun 2007 mengenai frozen shoulder, teori
tersebut adalah :
a.

Teori hormonal.
Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita bersamaan dengan datangnya
menopause.

b.

Teori genetik.
Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari frozen shoulder, contohnya ada
beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat yang sama.

c.

Teori auto immuno.


Diduga penyakit ini merupakan respon auto immuno terhadap hasil-hasil rusaknya
jaringan lokal.

d.

Teori postur.
Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap menyebabkan
pemendekan pada salah satu ligamen bahu.
Patologi
Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalamnya terbentuk dari
jaringan penyambung berpembuluh darah banyak dan sinovium, yang berbentuk suatu kantong
yang melapisi seluruh sendi, dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, sinovium
tidak meluas mengelilingi permukaan sendi tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan
secara penuh. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan
sendi. Cairan sinovium normalnya bening, tidak membeku, tidak berwarna. Jumlah yang di
permukaan sendi relative kecil (1-3 ml). Cairan sinovium juga bertindak sebagai sumber nutrisi
bagi tulang rawan sendi. Capsulitis adhesiva merupakan kelanjutan dari lesi rotator cuff, karena
terjadi peradangan atau degenerasi yang meluas ke sekitar dan ke dalam kapsul sendi dan
mengakibatkan terjadinya reaksi fibrous. Adanya reaksi fibrous dapat diperburuk akibat terlalu
lama membiarkan lengan dalam posisi impingement yang terlalu lama

GAMBARAN KLINIS
Penderita datang dengan keluhan nyeri dan ngilu pada sendi serta gerakan sendi bahu
yang terbatas kesegala arah ,terutama gerakan abduksi dan elevasi, sehingga mengganggu
lingkup gerak sendi bahu. Rasa nyeri akan meningkat intensitasnya dari hari kehari. Bersamaan
dengan hal itu terjadi gangguan lingkup gerak sendi bahu. Penyembuhan terjadi lebih kurang
selama 6 12 bulan, dimana lingkup gerak sendi bahu akan meningkat dan akhir bulan ke 18
hanya sedikit terjadi keterbatasan gerak sendi bahu
DIAGNOSIS
1. Anamnesis : Pada penderita frozen shoulder didapatkan keluhan nyeri di bagian depan
dan samping bahu ,sehingga penderita tidak dapat menyisir rambut maupun keluhan
keterbatasan gerak lainnya.
2. Pemeriksaan fisik : Frozen shoulder merupakan gangguan pada kapsul sendi ,maka
gerakan aktif maupun pasif terbatas dan nyeri. Nyeri dapat menjalar ke leher , lengan atas dan
punggung, perlu dilihat faktor pencetus timbulnya nyeri . Gerakan pasif dan aktif terbatas,
pertama tama pada gerakan elevasi dan rotasi interna lengan, tetapi kemudian untuk semua
gerakan sendi bahu .
Tes Appley scratch merupakan tes tercepat untuk mengevaluasi lingkup gerak sendi aktif
pasien. Pasien diminta menggaruk daerah angulus medialis skapula dengan tangan sisi kontra
lateral melewati belakang kepala ( gambar 4). Pada frozen shoulder pasien tidak dapat
melakukan gerakan ini. Bila sendi dapat bergerak penuh pada bidang geraknya secara pasif,
tetapi terbatas pada gerak aktif, maka kemungkinan kelemahan otot bahu sebagai penyebab
keterbatasan.
Nyeri akan bertambah pada penekanan dari tendon yang membentuk muskulotendineus rotator
cuff . Bila gangguan berkelanjutan akan terlihat bahu yang terkena reliefnya mendatar, bahkan
kempis, karena atrofi otot deltoid, supraspinatus dan otot rotator cuff lainnya

Tes Appley scracth.


Tanda dan gejala
a. Nyeri
Pasien berumur 40-60 tahun, dapat memiliki riwayat trauma, seringkali ringan, diikuti
sakit pada bahu dan lengan nyeri secara berangsur-angsur bertambah berat dan pasien sering
tidak dapat tidur pada sisi yang terkena. Setelah beberapa lama nyeri berkurang, tetapi sementara
itu kekakuan semakin terjadi, berlanjut terus selama 6-12 bulan setelah nyeri menghilang. Secara
berangsur-angsur pasien dapat bergerak kembali, tetapi tidak lagi normal.
b. Keterbatasan Lingkup gerak sendi
Capsulitis adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi glenohumeral
yang nyata, baik gerakan aktif maupun pasif. Ini adalah suatu gambaran klinis yang dapat
menyertai tendinitis, infark myokard, diabetes melitus, fraktur immobilisasi berkepanjangan atau
redikulitis cervicalis. Keadaan ini biasanya unilateral, terjadi pada usia antara 4560 tahun dan
lebih sering pada wanita.
Nyeri dirasakan pada daerah otot deltoideus. Bila terjadi pada malam hari sering sampai
mengganggu tidur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya kesukaran penderita dalam
mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan melakukan dengan mengangkat
bahunya (srugging)

c. Penurunan Kekuatan otot dan Atropi otot


Pada pemeriksaan fisik didsapat adanya kesukaran penderita dalam mengangkat
lengannya (abduksi) karena penurunan kekuatan otot. Nyeri dirasakan pada daerah otot
deltoideus, bila terjadi pada malam hari sering menggangu tidur. Pada pemeriksaan didapatkan
adanya kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan
melakukandengan mengangkat bahunya (srugging). Juga dapat dijumpai adanya atropi bahu
(dalam berbagaoi tingkatan). Sedangkan pemeriksaan neurologik biasanya dalam batas normal
(Heru P Kuntono, 2004).
d. Gangguan aktifitas fungsional
Dengan adanya beberapa tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada penderita frozen shoulder
akibat capsulitis adhesiva seperti adanya nyeri, keterbatasan LGS, penurunan kekuatan otot dan
atropi maka secara langsung akan mempengaruhi (mengganggu) aktifitas fungsional yang
dijalaninya.
Pemeriksaaan penunjang
Perlu dilakukan pemeriksaan laju endap darah dan gula darah karena pada stadium awal dari
stadium awal dari adhesive kapsulitis laju endap darahnya meningkat, serta untuk menentukan
adanya diabetes mellitus. Bila LED lebih tinggi dari 70mm/jam pertama dan tanda-tanda sero
positif ada, maka perlu dipikirkan adanya polimialgia reumatika dan artritis sel raksasa.
Pengobatan
Pasien perlu di beri tahu bahwa akan dapat bergerak kembali tanpa rasa nyeri tetapi
memerlukan waktu beberapa bulan. Penggunaan lengan secara aktif yang berlebihan harus di
cegah untuk menghindari bertambahnya rasa nyeri, sampai penderita benar-benar sembuh.
Program latihan harus progresif, dimulai dari latihan bandul, dilanjutkan dengan wand
manipulation dan akhirnya dengan latihan menarik katrol. Sebelum melakukan program latihan
otot bahu harus direlaksasikan terlebih dahulu.
Banyak menganjurkan penyuntikan kortikosteroid pada rotator cuff dan intra artikular untuk
menghilangkan nyeri secara cepat. Digunakan campuran kristalin kortikosteroid non aqueous
dengan anestesi local (lidocain/xilocain). Disuntikan beberapa insersi tendon supraspinatus bursa
subakromial dibagian anterolateral, selaput tendon dari biseps dan pada kapsul sendi bagian
posterior daerah teres minor. Biasanya digunakan kortikostroid long acting misalnya
triamcinolone

acetonide 40 mg dicampur dengan lidokain atau xilakoin 1% menjadi 5cc

kemudian di infiltrasikan di tempat tersebut diatas. Biasanya pada fase akut perlu ditambahkan
analgesic kuat misalnya asam mefenamik 500mg di samping NSAID,kemudian di lanjutkan
dengan latian.bila tidak berhasil dan tendinitisnya kronik, baru diberikan kortikosteroid. Maka
suntikan tidak boleh diberikan lebih dari 2 kali dalam 1 tahun.
Latihan Codman ( Pendulum ) :
Gravitasi menyebabkan traksi pada sendi dan tendo dari otot lengan. Codman
memperkenalkan latihan untuk sendi bahu dengan menggunakan gravitasi . Bila penderita
melakukan gerak abduksi pada saat berdiri tegak akan timbul rasa nyeri hebat. Tetapi bila
dilakukan dengan pengaruh dari gravitasi dan otot supraspinatus relaksasi, maka gerakan tersebut
terjadi tanpa disertai rasa nyeri . Pada gerakan pendulum penderita membungkuk kedepan,
lengan yang terkena tergantung bebas tanpa atau dengan beban. Tubuh dapat ditopang dengan
meletakkan lengan satunya diatas meja atau bangku, lengan digerakkan ke depan dan ke
belakang pada bidang sagital ( fleksi ekstensi ). Makin lama makin jauh gerakannya, kemudian
gerakan kesamping, dilanjutkan gerakan lingkar ( sirkuler ) searah maupun berlawanan arah
dengan jarum jam. Pemberian beban pada latihan pendulum akan menyebabkan otot memanjang
dan dapat menimbulkan relaksasi pada otot bahu.

Latihan dengan menggunakan tongkat.


Latihan dengan tongkat dapat berupa gerakan fleksi, abduksi, adduksi, dan rotasi.
Gerakan dapat dilakukan dalam posisi berdiri, duduk ataupun berbaring. Cara latihan : tongkat
dipegang dengan kedua tangan di depan tubuh. Untuk fleksi bahu posisi tongkat seperti pada
gambar 6a dan 6b. Untuk horizontal abduksi dan adduksi, tongkat diangkat sampai sendi bahu

fleksi 90

. Siku tetap ekstensi, tangan yang sehat dipakai untuk mendorong sisi yang sakit

selebar mungkin secara perlahan lahan. Dengan tongkat diletakkan dibelakang punggung dapat
dilaksanakan rotasi eksternal atau rotasi internal. Pada saat terasa peregangan, posisi
dipertahankan selama 3 hitungan, dan peregangan dapat diulang 3 sampai 5 kali.

Latihan finger ladder .


Finger ladder adalah alat bantu yang dapat memberikan bantuan secara obyektif sehingga
penderita mempunyai motivasi yang kuat untuk melakukan latihan lingkup gerak sendi dengan
penuh. Perlu diperhatikan agar penderita berlatih dengan posisi yang benar, jangan sampai
penderita memiringkan tubuhnya, berjinjit maupun melakukan elevasi skapula. Gerakan yang
dapat dilakukan adalah fleksi dan abduksi. Penderita berdiri menghadap dinding dengan ujung
jari jari tangan sisi yang terkena menyentuh dinding. Lengan bergerak keatas dengan
menggerakkan jari jari tersebut ( untuk fleksi bahu ). Untuk gerakan abduksi dikerjakan dengan
samping badan menghadap dinding.

You might also like