Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya hiperemisis gravidarum biasanya di awali dengan morning
sicness normal yang umum di alami wanita hamil karena intensitasnya
melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama
kehamilan. sehubungan dengan adanya ketonemia, penurunan berat badan,
dan dehidrasi, hiperemisis gravidarum dapat terjadi di setiap trimester,
biasanya diawali pada trimester pertama dan menetap selama
kehamilan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Teori (hiperemisis gravidarum)
2.1.1. Pegertian
Hiperemisis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
selama masa hamil. (Helen Varney)
Hiperemisis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan
umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.(Prof. Dr. Rustam
Mochtar,MPH).
2.1.2. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor faktor predisposisi yang di kemukakan:
a)
b)
Faktor
organik,
Faktor
psikologik,keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab
dan sebagainya.
d)
Faktor
endokrin
Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil
wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping
pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah
menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual,
akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton dalam
darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena
muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula
khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan
jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah
frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi
dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (Sindrom Mallory-Weiss), dengan
akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan
dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan
transfusi atau tindakan operatif.
2.1.5. Gejala dan Tingkatan
Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih
fisiologik dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi
muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan
a)
Tingkatan I. Ringan
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang
lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadangkadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata
cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton
dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang
khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
c)
2.1.6.
Diagnosis
Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan
dokter saja yang boleh masuk. Kadang kala hal ini saja, tanpa
pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah.
Pada bebeerapa kasus dan bila terapi tidakk dapat dengan cepat
memperbaiki keadaan umum penderite, dapat dipertimbangkan
suatu abortus buatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY R
DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER I DNG HIPEREMISIS GRAVIDARUM
TINGKAT I
DI POLI HAMIL RSU PROVINSI NTB
TANGGAL 19 JANUARI 2010
Waktu
Tempat
Data Subyektif
1.
Identitas/Biodata
Nama
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
RM
2.
Istri
Ny "R"
20 Thn
Sasak/ Indonesia
Islam
SMA
Tidak Bekerja
Bayan
101334
Suami
Tn "S"
22 Thn
Sasak/ Indonesia
Islam
SMA
Swasta
Bayan
Keluahn utama : Ibu hamil 2 bulan mengeluh pusing dan mual muntah
terus-menerus.
3.
4.
Riwayat menstruasi
a. Menarce
14 thun
b. Siklus
30 hari
c. Lama
7 hari
d. Warna
Merah tua
e. Jumlah
f. Flour albus
Tidak ada
g. Disminorea
Tidak
b. Umur kehamilan
c. HPHT
: 10-11-2009
d. HTP
: 17-08-2010
e. ANC
: 1 kali di posyandu
f. Imunisasi TT
: Belum
g. Gerakan Janin
: Ibu
mengatakan
belum
merasakan
gerakan janinnya
h. Keluhan umum
Ham
Usia
Jenis
Penolo
il
keham
Persali
ng dan
ke
ilan
nana
Tempat
Komplikasi
Hamil Bersalin Nifas
BBL
Hidup/
(gram)
mati
JK
Usia
Anak
Ket
Persali
ini
6.
nan
-
: Tidak pernah
b. Penyakit Hipertensi
: Tidak pernah
c. Penyakit Diabetes
: Tidak pernah
d. Penyakit Malaria
: Tidak pernah
:Tidak
pernah
dilakukan
pemeriksaan
f.
Penyakit Hepatitis
:Tidak
pernah
dilakukan
pemeriksaan
g. Penyakit Campak
: Tidak pernah
h. Penyakit Tuberkulosis
: Tidak pernah
i.
: Tidak pernah
j.
Penyakit Ginjal
:Tidak
pernah
dilakukan
pemeriksaan
7.
: Tidak pernah
l.
: Tidak pernah
Penyakit Asma
m. Riwayat Kembar
: Tidak ada
n. Lainnya
: Tidak ada
Status perkawinan
bulan
b.
Riwayat KB
: tidak pernah
Rencana KB
: belum direncanakan
d.
Dukungna keluarga
f.
Sebelum hamil
Selama hamil
1 piring
2-3 sendok
Nasi, lauk, sayur, Nasi, lauk, sayur,
kadang kadang kue, buah
buah
Frekuensi
3 kali sehari
Makanan pantangan Tidak ada
2 kali sehari
Tidak ada
Minum
Porsi
Komposisi
Frekuensi
Minuman
Sebelum hamil
1 gelas
Air putih
6-7 kali sehari
Tidak ada
Selama hamil
1 gelas
Air putih
7-8 kali sehari
Tidak ada
BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Penyulit
Sebelum hamil
1x sehari
Lembek
Kuning
Tidak ada
Selama hamil
1x sehari
Lembek
Kuning
Tidak ada
BAK
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Penyulit
Sebelum hamil
4-5x sehari
Cair
Kuning jernih
Tidak ada
Selama hamil
>8x sehari
Cair
Kuning jernih
Tidak ada
Sebelum hamil
Selama hamil
pantangan
g.
h.
Eliminasi
Personal hygiene
10
Mandi
Gosok gigi
Cuci rambut
Ganti pakaian
i.
2 kali sehari
2 kali sehari
2-3 kali semiggu
1 kali sehari
Sebelum hamil
2 jam
7-8 jam
Tidak ada
Selama hamil
1 jam
5-6 jam
Ada
j.
2 kali sehari
2 kali sehari
2-3 kali seminggu
1 kali sehari
ibu
tidak
pernah
minum-minuman
keras
dan
l.
: Lemah
2. Kesadaran
: Composmentis
3. Emosi
: Stabil
4. BB
: 48 kg ( sebelum hamil 50 kg ).
5. Tinggi Badan
: 156 cm
6. LILA
: 24cm
7. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah
: 100/60 mmHg
Respirasi
: 20 x/menit
Nadi
: 100 x/menit
11
Suhu
: 36,5 C
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan Leher
a. Kepala dan Rambut
Bersih, warna rambut hitam dengan distribusi merata, tidak ada
benjolan dan lesi
b. Muka
Simetris, pucat, cloasma gravidarum (-), tidak ada oedema
c. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus
d. Mulut dan gigi
Bibir tidak pucat, mulut bersih, gusi tidak berdarah, tidak ada
caries
e. Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan thyroid
2. Payudara
Bentuk simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi pada areola, tidak
ada luka/ lesi, tidak ada retraksi atau dimpling, tidak ada benjolan/
massa, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan,
terdapat pengeluaran kolostrum (-)
3. Abdomen
Inspeksi :
Tidak ada bekas luka operasi, terlihat linea nigra, strie livide (-)
Palpasi
Leopold I
: tidak teraba.
Leopold II
:-
Leopold III
:-
12
: Tidak ada
Oedema
: Tidak ada
Varises
: Tidak ada
Refleks patella
: (+/+)
C. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
3.2 INTERPRESTASI DATA DASAR
A. Diagnosa
G1P0A0H0, usia kehamilan 9 minggu, K/U ibu lemah dengan hiperemisis
gravidarum tingkat I.
Dasar:
Subjektif :
-
Obyektif :
-
B. Masalah
Dasar
Nadi
: 100x/ menit
Respirasi
: 20x/ menit
Suhu
: 36,5 C
BB/TB
: 48 kg / 156 cm
LILA 24 cm
13
C. Kebutuhan
: KIE
Kolaborasi
: Tidak ada
Rujukan
: Tidak ada
14
DAFTAR PUSTAKA
-
15
TUGAS ASKEB IV
(HIPEREMISIS GRAVIDARUM)
16
OLEH
AM N AH
02 STYE/ BID 07
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
17
2.1.1 Pengertian..............................................................................
2.1.2 Etiologi..................................................................................
2.1.3 Patologi..................................................................................
2.1.6 Diagnosis...............................................................................
2.1.7 Pencegahan............................................................................
12
14
14
14
14
15
3.7 Evaluasi...........................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
18